EL

Diska terus berjalan menuju halte di sebrang jalan, namun saat hampir tiba di ujung jalan, Diska terkejut karna disana ada El sedang duduk sendirian.

El melihat ke arah Diska dan menghampiri Diska,

"Lama banget sih lo!!" Kata El dengan nada tinggi,

"Lo ngapain disini?" Tanya Diska Heran,

"Nanya lagi, ya nunggu lo lah." Jawab El masih dengan nada tinggi,

"Siapa suruh lo nunggu gue? Gue gak nyuruh lo nungguin gue." Kata Diska dengan nada tinggi juga.

El menghela nafas, "Lo mau balik gak?" Tanya El dengan serius dan mengalihkan pembicaraan,

"Ya balik lah." Jawab Diska cuek.

El meraih pergelangan tangan Diska dan menuntunnya menyebrang ke halte di sebrang.

Hujan mulai turun, angkot pun tak ada yang berhenti karna penuh dengan penumpang.

El melepaskan hoodie nya dan memberikannya pada Diska.

"Pake nih." Kata El sambil memberikan Diska Hoodienya.

"Ntar lo pake apa?" Tanya Diska tak enak.

"Gue cowok, daya tahan tubuh gue dua kali lipat dari cewek." Jawab El dengan datar.

Diska menerimanya, El membantu memegang tas Diska saat Diska memakai hoodie milik El, lalu kembali menyerahkan tas Diska saat Diska sudah memakai hoodie itu.

El memberhentikan angkot, dan ada satu angkot yang berhenti tepat didepan mereka.

"Bang turunin di jalan permata ya." Kata El ke supir angkot yang diangguki oleh sang supir.

"Gue duluan ya, El." Ucap Diska sambil masuk ke dalam angkot dan duduk paling pojok.

Diska memperhatikan El yang kembali menyebrang dengan posisi hujan hujanan dan memberhentikan angkot karna rumah mereka berbeda arah.

Didalam angkot, Diska memikirkan sikap El yang membingungkan baginya. Terkadang sikap El cuek dan galak, terkadang juga penuh perhatian, membuat Diska bingung memikirkannya.

"Buat apa si El nungguin gue di ujung jalan?" Tanya Diska dalam hatinya.

Sampai di rumah, Diska menggantung Hoodie milik El di balik pintu kamarnya, "Wanginya sangat kalem, parfum khas anak remaja cowok." Gumam Diska sesaat sebelum hoodie itu tergantung sempurna.

***

Malam harinya, Airin mengirimkan pesan kepada Diska,

Airin :

"Dis, *b*esok jadikan olah raga di stadion?"

Diska :

"Jadi Rin, sekalian mau ada yang gue ceritain."

Airin :

"Oke Dis, sampe ketemu besok ya."

Diska :

"Sipp"

Keesokan harinya di stadion. Diska menunggu Airin ditempat yang sudah ditentukan. Diska memakai topi berwarna biru muda kesukaanya.

"Disss." panggil Airin,

"Lama banget sih Rin." Omel Diska,

"Susah angkot." Jawab Airin sambil nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Uhh dasar!!" Diska mentoyor kepala Airin.

Mereka berjalan santai mengelilingi putaran stadion sambil ngobrol.

"Lo kemaren sampe rumah jam berapa? dimarahin nyokap gak?" Tanya Airin.

"Nyampe hampir jam lima, Ibu gak marah, kan gue udah bilang main di rumah lo." Jawab Diska.

"Bagus deh, by the way katanya lo mau cerita, mau cerita apa?" Tanya Airin penasaran.

Belum sempat Diska cerita soal kejadian saat pulang dari rumah Airin, tiba tiba ada yang memanggil mereka.

"Airin, Diskaaa." Seru Bima yang sedang bersama Ryan dan Rizky juga.

Diska menatap tajam Airin dan juga Bima. "Kalian janjian?" Tanya Diska sinis.

Airin nyengir dan memainkan ujung rambutnya, memelintir seolah gugup dengan pertanyaan Diska.

Diska menghela nafas, "Lo kalo mau pacaran ya pacaran aja sih, ngapa harus ngajak gue." Gerutu Diska kesal.

"Bukan gitu Dis, dari pada lo bete di rumah, gue ajak kesini." Kata Airin sambil memeluk Diska yang tampak cemberut.

"El mana, biasanya kalian berempat?" Tanya Airin ke Bima karna tak melihat El.

"Sakit si El." Jawab Bima.

"Sakit apa?" Tanya Diska tiba-tiba.

"Ciyeee ada yang khawatir." Ledek Ryan.

"Apa sih Yan?" Jawab Diska sambil cemberut,

"Gak tau, katanya sih lagi pusing, tadi pas telpon suaranya berat, kaya orang lagi flu." Jawab Rizki.

Diska terdiam karna teringat kejadian kemarin sore saat El meminjamkan hoodienya ke Diska sementara El hujan-hujanan.

Mereka duduk duduk di pinggir stadion sambil meluruskan kaki yang pegal karna berjalan mengelilingi stadion sebanyak tiga putaran.

"Kemarin pada pulang jam berapa?" Tanya Diska mencoba bertanya pada Ryan teman sebangku El.

"Sore sebelum jam empat." Jawab Ryan.

"Kalian pulang bareng-bareng?" Tanya Diska dengan hati-hati karna ingin mencari tau alasan El menunggunya di ujung Jalan.

"Bertiga doang, si El katanya ada urusan, jadi kita beda arah." Jawab Ryan.

Diska terdiam,

"Kenapa emangnya Dis?" Tanya Ryan balik.

Diska menggelengkan kepalanya, "Engga, gue cuma nanya doang kok." Jawab Diska singkat.

"Si El sakit, lo gak nengokin?" Tanya Ryan sedikit berbisik seperti ingin mengajak Diska menjenguk El tanpa yang lain tau.

Diska terdiam seolah berfikir,

"Ayolah, bareng gue nanti." Ajak Ryan lagi.

"Yang lain?" Tanya Diska ke Ryan,

"Lo mau yang lain tau kalo lo khawatir sama si El?" Bisik Ryan seolah mengerti perasaan Diska.

"Gimana?" Tanya Ryan mendesak Diska,

"Ntar gue di omel omelin lagi sama si El." Jawab Diska ragu,

"Si El emang begitu, udah sih, mau gak nih? Kalau gak nau gue mau lanjut nongkrong di rumah si Rizki." Kata Ryan lagi.

"Oke, tapi jangan bilang sama yang lain Ya." Jawab Diska pelan.

Ryan tersenyum mengejek, "Cinta tapi gengsi." Jawab Ryan cengengesan.

**

Jam sepuluh pagi mereka bubar, Airin, bima dan Rizki naik satu angkot sementara Ryan dan Diska Naik angkot yang lain menuju rumah El.

"Yang lain gak ada yang curiga kan Yan?" Tanya Diska ke Ryan.

"Engga, kan rumah kita searah, jadi pas naik angkot yang sama." Jawab Ryan.

"Gak kepagian apa Yan kita kerumah El?" Tanya Diska,

"Enggalah." Jawab Ryan singkat.

"El tinggal sama kakek neneknya." Kata Ryan lagi,

"Orang tuanya dimana?" Tanya Diska penasaran.

"Udah cerai, udah punya keluarga masing masing, cerai udah lama juga sih, dari El kelas dua SD." Jawab Ryan,

Diska terkejut mendengar cerita Ryan.

"Tapi lo pura pura gak tau aja ya, gak ada yang tau soal El, cuma gue, Bima sama Rizki yang tau. Bima juga kayaknya gak cerita juga ke Airin." Kata Ryan Lagi.

Diska menganggukan kepalanya, "Lo deket ya sama El?" Tanya Diska,

"Ya deket lah, gue sepupuan sama dia, rumah gue masih satu lingkungan juga sama El." Jawab Ryan.

"Sepupu?" Tanya Diska meyakinkan.

"Iya sepupu, jadi bokap gue tuh kakanya nyokap si El, nah si El ini tinggal sama kakek neneknya yang juga kakek nenek gue juga."

Jawab Ryan menjelaskan.

"Kenapa El gak ikut Ibu atau Ayahnya?" Tanya Diska masih dengan penasaran.

"Ibu nya udah nikah lagi, udah punya anak juga, papa tirinya gak suka sama si El, makanya si El gak diajak tinggal bareng." Jawab Ryan,

"Terus kenapa gak ikut ayahnya?" Tanya Diska mendalam.

"Ayahnya juga udah nikah lagi, padahal Ayahnya baik, ibu tirinya juga baik dan gak punya anak juga, El sering diajak tinggal bareng, tapi El lebih milih tinggal bareng Kakek Nenek" Jawab Ryan.

Diska terdiam.

"Lo harus maklumin ya kalo si El galak, dia dari kecil gak pernah dapat kasih sayang orang tua, dia minder sama orang yang punya keluarga utuh." Kata Ryan lagi.

Diska Tersenyum, pikirannya melayang jauh mengingat semua tentang El.

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

ya kasih perhatian Dhisa samaEL yah kasian dan maklummin kslo dikit" galak nanti juga gak deh

2025-01-30

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Kasihan si El, Lu sabar sabarin ya Dis... ngadepin El...

2024-04-28

2

Sweet Girl

Sweet Girl

Lhaaaa kirain El juga ikut sama Diska...
ternyata cuma setopin angkot.

2024-04-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!