Episode 5– Rencana Liburan

*

*

*

"Itu Bakeneko."

"Eh? Apa itu Bakeneko?" tanya Akihiro heran.

"Kucing yang berhasil hidup lebih dari 100 tahun. Aku pernah baca tentangnya dari buku komik. Em, sebentar, aku ambilkan." Natsuki kembali masuk ke dalam rumah. Ia pergi ke kamarnya untuk mencari buku komik yang ingin ia tunjukkan ke Akihiro.

Di kamarnya memang terdapat rak buku yang penuh dengan komik. Natsuki memang seorang pengoleksi. Tapi ia jarang membaca semua buku-bukunya. Bahkan ada yang dibeli saja, tapi tidak dibaca.

Setelah menemukan buku yang ia cari, ia pun membawa buku itu lalu menunjukkannya pada Akihiro. Setelah menemukan halaman yang terdapat gambar kucing, Natsuki hanya menunjukkan gambar itu saja.

"Ini. Kucingnya kayak gini, kan? Yang dilihat sama Yuka-chan?"

Yuka mengangguk. Tapi tak lama ia menggeleng pelan, lalu menunjuk gambar itu. "Tapi ... kucing yang Yuka liat tadi gak begini. Dia kayak orang gitu."

"Ah, berarti dia sedang menyamar. Sudah aku duga kalau youkai itu masih berkeliaran di desa ini."

"Oh! Jadi kucing itu adalah youkai?" tanya Akihiro. "Aku sering lihat di anime-anime. Apakah makhluk itu beneran nyata?"

"Ini hanya menurut kepercayaan masing-masing. Kami warga Jepang percaya kalau youkai itu benar-benar ada. Hanya saja, tidak semua orang bisa melihat mereka. Tapi sepertinya ... karena Yuka masih kecil. Jadi ia bisa melihat makhluk seperti itu." Jelas Natsuki.

"Apa kamu bisa liat banyak monster kayak youkai gitu?" tanya Akihiro pada Yuka.

Yuka mengangguk pelan. Ia memberitahu seberapa banyak dirinya pernah melihat makhluk-makhluk tersebut. Dari yang paling besar, sampai terkecil. Ia juga menceritakan beberapa bentuknya. Tapi untungnya, makhluk-makhluk yang dilihat Yuka masih termasuk Youkai yang tidak berbahaya dan hanya suka mengusik manusia saja.

Jadi sekarang Akihiro tahu kenapa Yuka sering menangis tanpa sebab sampai anaknya menjadi penakut dan cengeng. Sepertinya kalau sudah begitu, lebih baik Yuka jangan main sendirian, atau bisa berbahaya nantinya.

"Walau mereka baik padamu, kau tetap harus berhati-hati pada youkai, Yuka." Ucap Natsuki. "Karena beberapa youkai ada yang menarik perhatian manusia hingga akhirnya mereka dapat memakan kita. Termasuk Bakeneko itu."

"Emm ..." Akihiro memerhatikan gambar itu dan membaca sedikit isi bukunya. "Tapi di buku ini, nama makhluk kucing ekor dua ini namanya Nekomata, Bang! Bukan Bakeneko."

"Eh? Iya, kah? Habisnya youkai kucing itu banyak jenisnya dan aku nyaris tidak bisa membedakan mereka."

"Hmm ... Intinya yang ekornya dua itu Nekomata aja, haha ...."

"Hmm iya. Makhluk itu masih berkeliaran. Pantas saja akhir-akhir ini banyak ternak manusia yang mati karena dimakan Nekomata yang kelaparan." Jelas Natsuki. "Beberapa orang dewasa sedang memburu youkai itu. Kita juga tidak boleh memelihara mereka."

"Hmm ... ya, kalau memang mengganggu, sebaiknya diusir, sih. Biar ga nambah masalah." Akihiro menimpali.

Lalu tak lama kemudian, Mizuki datang menghampiri. Ia baru selesai berteleponan dengan orang lain dan sekarang sepertinya ia ingin menyampaikan suatu pesan.

"Hei, semuanya! Bentar lagi kita punya tamu, nih! Rumah ini akan ramai, loh." Ujar Mizuki dengan senangnya.

"Eh? Memangnya siapa yang akan datang?" tanya Akihiro.

"Hehe ... siapa lagi kalau bukan teman-teman kita yang dulu, Dian."

"Eh? Maksudnya Dennis dan yang lainnya mau datang?" Setelah mendengarnya, Akihiro juga jadi ikut senang.

"Iya tentu saja mereka. Siapa lagi?"

"Kapan datangnya?" tanya Natsuki.

"Tiga hari kemudian setelah hari ayah. Gitu kata Cahya di telepon tadi." Mizuki menghela napas, lalu berkacak pinggang dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menunjuk Dian, lalu Natsuki secara bergiliran. "Sekarang, kalian harus membantuku beres-beres rumah untuk menyambut mereka!"

"Emm ... bentar, Mizuki. Aku mau petik semangka di kebun."

"Tidak ada alasan, Dian! Kau harus membantuku beres-beres sekarang juga." Mizuki langsung menangkap Akihiro, lalu menarik baju belakangnya.

"Tapi kan aku gak kebagian semangka, tadi, aaaa ..." Akihiro mulai merengek. "Bang Natsu, tolong aku!"

Natsuki hanya tertawa, lalu menyemangati Akihiro. "Hehe ... ganbatte ne!" Setelah itu ia beralasan ingin mengajak Yuka untuk bermain di tempat lain saja agar ia tidak disuruh-suruh oleh Mizuki.

...****************...

 

Kembali ke Indonesia, tempat Dennis tinggal. Saat ini lelaki itu sudah lebih awal menyiapkan barang bawaannya. Mereka juga sudah memesan tiket pesawat secara online. Siapa saja yang akan mereka ajak kali ini?

Tentu tidak banyak. Orang tua Dennis masih sibuk dengan pekerjaan mereka, jadi tidak bisa ikut. Jadi yang akan ikut berlibur ke Jepang adalah Dennis, Cahya, Adel, Yuni, Brian dan Rei saja.

Seharusnya hanya 6 orang saja. Tapi setelah berteleponnan dengan Mizuki, Cahya mendapat telepon lagi dari si kembar Rashino dan Nashira. Ternyata si kembar ingin diberi rekomendasi tempat wisata luar negeri karena si kembar ingin pergi berlibur mumpung habis mendapatkan rezeki yang cukup dan pekerjaan mereka diliburkan.

Karena si kembar minta rekomendasi, pastinya Cahya mengajak si kembar untuk ikut dengan liburan keluarganya saja sekalian berkunjung ke kampung Mizuki.

Si kembar pun mau ikut. Cahya akan memesankan tiket lagi untuk si kembar, tapi mereka menolak karena kedua adik kakak itu bisa membayar tour liburannya sendiri.

Jadi sudah diputuskan, si kembar akan bergabung dengan liburan keluarga Dennis. Lebih tepatnya bukan liburan, tapi bulan madunya Dennis dan Cahya. Karena kedua pasangan itu memutuskan untuk bulan madu setelah anak mereka lahir dan cukup umur agar bisa diajak sekalian.

"Dennis, kita akan pergi bareng si kembar nanti." Ujar Cahya setelah ia menutup telepon dan kembali ke kamarnya. Kebetulan di sana juga ada Dennis sedang beberes.

"Maksudmu Rashino dan Nashira?"

"Iya. Mereka sebenarnya juga ingin pergi ke Jepang. Jadi kita ajak aja biar bareng jalannya."

"Itu bagus. Makin ramai, makin seru." Dennis tersenyum, lalu menutup kopernya dan meletakannya di atas kasur. Ia sedikit menunduk, lalu bergumam, "Semoga saja, bisa menyenangkan."

Ia masih khawatir dengan anaknya, Brian. Dennis sangat menyayangi Brian, tapi tidak dengan anaknya. Yang Dennis inginkan, saat di sana ia bisa bersenang-senang dengan Brian seperti ayah dan anak yang bahagia.

"Hmm ... sebentar lagi Brian pulang sekolah." Cahya menatap jam dinding, lalu kembali mendekati pintu kamar. "Aku akan menyiapkan makan malam untuknya. Kayaknya dia gak bawa bekal tadi."

"Eh, Cahya." Dennis menahan pergerakan Cahya dengan menarik tangannya. Setelah Cahya menoleh kembali menatapnya, Dennis bertanya, "Boleh aku yang masak untuk hari ini?"

"Eh? Apa kau bisa masak?" tanya Cahya.

"Bisa, kok! Aku kan ayah yang hebat." Dennis berdiri dari tempat tidur. "Tapi tetep ajarin aku sedikit-sedikit, ya?"

"Ooh ... oke deh!"

"Brian pasti akan senang kalau aku yang memasak makanan khusus untuknya selagi dia lapar setelah pulang sekolah." Batin Dennis girang. Ia tidak sabar melihat sikap Brian yang terkagum padanya. Sama seperti Brian pada Rei.

...****************...

 

Saat pulang sekolah, Brian mengelus-elus perutnya untuk menenangkan salah satu organ dalam dan anggota tubuhnya itu agar tidak berbunyi terus. Tentu ia lapar karena hari ini lupa membawa bekal ke sekolah. Makan di kantin juga cuma sedikit tadi.

Jadi tanpa berlama-lama lagi, Brian langsung pulang lewat gerbang belakang sekolahnya saja karena lebih cepat. Jarak rumahnya dari sekolah tidak terlalu jauh dan ia sudah biasa jalan kaki.

Namun setelah keluar dari gerbang, tak sengaja telinga Brian mendengar sesuatu. Yaitu sebuah teriakan yang terdengar samar dari halaman belakang sekolah dekat gudang.

Langsung saja, Brian menunda kepulangannya lagi dan memutuskan untuk memeriksa asal dari suara teriakan tadi. Sampai akhirnya, Brian tiba di tempat itu dan pemandangan baru yang membuatnya jengkel pun diperlihatkan.

Ada tiga orang perempuan seumurannya sedang membully satu gadis cantik yang umurnya kurang satu tahun dengan mereka sepertinya. Intinya gadis itu terlihat kecil dan lemah. Dia bahkan diam saja dan mau menurut apa yang disuruh oleh pembullynya.

Sekarang roti yang menjadi bekalnya hari ini pun diinjak-injak oleh salah satu pembully tersebut. Lalu setelah itu, sampingnya meminta gadis malang itu untuk merangkak, lalu mengeluarkan suara seperti anjing dan memakan roti yang baru saja diinjak. Sementara salah satu dari mereka sudah menyiapkan ponsel untuk merekam.

Brian yang sudah terbiasa melihat tindakan orang-orang di sekolahnya itu pun langsung menghampiri ketiga orang pembully tersebut. Di belakang mereka, ia berkacak pinggang, lalu bertanya, "Gak bosan apa melakukan hal seperti ini mulu?"

Sontak ketiga perempuan itu pun terkejut dan langsung berbalik badan menyebut nama Brian. Mereka juga bosan aksinya selalu digagalkan oleh Brian terus. Tapi untuk kali ini, sepertinya mereka tidak akan kabur dan malah terlihat lebih santai.

"Kami tidak akan berhenti sebelum anak ini pindah sekolah. Ya ... karena dia kan bapaknya suka mencuri, eh masuk penjara, deh! Dia gak punya bapak lagi. Trus tinggalnya di rumah kecil. Dih, gak level! Seharusnya jangan sekolah di tempat elite seperti ini." Jelas salah satu dari mereka yang gayanya sok sok orang kaya.

"Ah, sudahlah. Aku gak mau dengar alasan itu lagi. Semua orang bebas sekolah di sini karena umum. Jadi ya ... ah sudahlah! Percuma bicara dengan kalian tidak akan pernah jera." Brian malas menjelaskannya lagi karena ia sudah sering menasihati ketiga perempuan itu.

Ia pun mengibaskan tangan kanannya untuk mengusir ketiga anak perempuan tersebut agar pergi dan membebaskan si gadis malang. "Ini peringatan terakhirku. Pergi saja kalian! Pulang sana."

Untuk kali ini, Brian agak heran kenapa ketiga perempuan itu tidak lari ketakutan seperti hari-hari sebelumnya. Mereka malah terlihat santai, walau Brian sudah terus-terusan menatapi mereka.

"Hei, kenapa pertunjukan seperti tadi kau bubarkan? Kau pasti pengganggunya, ya?"

Brian terkejut. Mendadak ada seseorang yang mengalungkan lengan di lehernya dan menahan tubuhnya sampai tak bisa bergerak. Saat Brian mendongak, ia tahu siapa orang yang ada di belakangnya itu.

Dia adalah anak laki-laki yang gemuk dan kuat. Sahabatnya si gadis pembully. Lelaki itu memang sudah menunggu Brian dari tadi untuk melakukan duel jika Brian mengganggu sahabatnya lagi. Tapi ia tidak tahu kalau ia sedang berurusan dengan anak sang raja hutan yang sedang kelaparan.

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣

✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣

Haduuhh... siap² lah kau endut jadi santapannya si singa lapar, MUAHAHAHAHAHA😈☠️

2021-07-08

1

Amalyah Putri

Amalyah Putri

apa yg terjadi ya... semoga brian mampu melumpuhkan lawannya

2021-05-04

0

#Hiatus

#Hiatus

Adeliya Imut amat pengen ku karungin dan ku bawa pulang

2021-04-25

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Pulang Sekolah
2 Episode 2– Antara Ayah dan Anak
3 Episode 3– Telepon dari Kekasih
4 Episode 4– Kampung Halaman Mizuki
5 Episode 5– Rencana Liburan
6 Episode 6– Brian dan Nisa
7 Episode 7– Insiden Petang Hari
8 Episode 8– Rumah Sakit
9 Episode 9– Teman Lama
10 Episode 10– Hari Ayah
11 Episode 11– Pengganti Sosok yang Sudah Tiada
12 Episode 12– Persiapan Keberangkatan
13 Episode 13– Pembalasan Orang Lemah
14 Episode 14– Tamu Dari Luar
15 Episode 15– Pertemuan
16 Episode 16– Konflik
17 Episode 17– Konflik (2)
18 Episode 18– Siapa Orang itu?
19 Episode 19– Hutan
20 Episode 20– Hutan (2)
21 Episode 21– Hutan (3)
22 Episode 22– Zainal
23 Episode 23– Zainal (2)
24 Episode 24– Anak Lelaki Misterius
25 Episode 25– Keanehan di Pagi Hari
26 Episode 26– Pembicaraan
27 Episode 27– Gigitan Gadis Kecil
28 Episode 28– Kebosanan
29 Episode 29– Jenga
30 Episode 30– Jenga (2)
31 Episode 31– Sebuah Pertanda
32 Episode 32– pertengkaran
33 Episode 33– Dian dan Natsuki
34 Episode 34– Gejala Higanbana
35 Episode 35– Gejala Higanbana (2)
36 Episode 36– Mencari Akihiro
37 Episode 37– Main Kejar-kejaran
38 Episode 38– Kedatangan Ethan
39 Episode 39– Mizuki & Natsuki
40 Episode 40– Kecemasan Dennis
41 Episode 41– Goa Persembunyian
42 Episode 42– Laba-laba yang Tersakiti
43 Episode 43– Ikatan Persaudaraan
44 Episode 44– Tempat Isolasi
45 Episode 45– Mereka Semua Berbohong
46 Episode 46– Bermalam di Rumah Pengungsian
47 Episode 47– Permen Pertama Xio
48 Episode 48– Awal Tragedi
49 Episode 49– Sebuah Tekad
50 Episode 50– Perdebatan
51 Episode 51– Roh Orang Mati
52 Episode 52– Natsuki dan Dennis
53 Episode 53– Youkai yang Terluka
54 Episode 54– Penyerangan Misterius
55 Episode 55– Kenyataan Pahit
56 Episode 56– Dennis dan Brian
57 Episode 57– Mengintropeksi Diri
58 Episode 58– Permintaan Maaf
59 Episode 59– Saat Sampai di Rumah ....
60 Episode 60– Kematian Yuka
61 Episode 61– Kematian Yuka (2)
62 Episode 62– Festival Musim Panas
63 Episode 63– Festival Musim Panas (2)
64 Episode 64– Festival Musim Panas (3)
65 Episode 65– Festival Musim Panas (4)
66 Episode 66– Malam yang Buruk
67 Episode 67– Malam yang Buruk (2)
68 Episode 68– Malam yang Buruk (3)
69 Episode 69 – Malam yang Buruk (4)
70 Episode 70– Malam yang Buruk (5)
71 Episode 71– Malam yang Buruk (6)
72 Episode 72– Kepribadian Ganda
73 Episode 73– Ledakan
74 Episode 74– Bantuan
75 Episode 75– Awal Mula Pertemuan
76 Episode 76– A Plan
77 Episode 77– A Plan (2)
78 Episode 78– A Plan (3)
79 Episode 79– Tamu Tak Terduga
80 Episode 80 – A Plan (4)
81 Episode 81– Akihiro & Ethan
82 Episode 82– Pengejaran
83 Episode 83– Ethan & Zainal
84 Episode 84– Final Plan
85 Episode 85– Final Plan (2)
86 Episode 86– Pahlawan yang Sebenarnya
87 Episode 87– Kehidupan Setelahnya
88 Episode 88– Akhir Pencapaian
89 Anone .... ini pengumuman
90 Episode Extrak~
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Episode 1– Pulang Sekolah
2
Episode 2– Antara Ayah dan Anak
3
Episode 3– Telepon dari Kekasih
4
Episode 4– Kampung Halaman Mizuki
5
Episode 5– Rencana Liburan
6
Episode 6– Brian dan Nisa
7
Episode 7– Insiden Petang Hari
8
Episode 8– Rumah Sakit
9
Episode 9– Teman Lama
10
Episode 10– Hari Ayah
11
Episode 11– Pengganti Sosok yang Sudah Tiada
12
Episode 12– Persiapan Keberangkatan
13
Episode 13– Pembalasan Orang Lemah
14
Episode 14– Tamu Dari Luar
15
Episode 15– Pertemuan
16
Episode 16– Konflik
17
Episode 17– Konflik (2)
18
Episode 18– Siapa Orang itu?
19
Episode 19– Hutan
20
Episode 20– Hutan (2)
21
Episode 21– Hutan (3)
22
Episode 22– Zainal
23
Episode 23– Zainal (2)
24
Episode 24– Anak Lelaki Misterius
25
Episode 25– Keanehan di Pagi Hari
26
Episode 26– Pembicaraan
27
Episode 27– Gigitan Gadis Kecil
28
Episode 28– Kebosanan
29
Episode 29– Jenga
30
Episode 30– Jenga (2)
31
Episode 31– Sebuah Pertanda
32
Episode 32– pertengkaran
33
Episode 33– Dian dan Natsuki
34
Episode 34– Gejala Higanbana
35
Episode 35– Gejala Higanbana (2)
36
Episode 36– Mencari Akihiro
37
Episode 37– Main Kejar-kejaran
38
Episode 38– Kedatangan Ethan
39
Episode 39– Mizuki & Natsuki
40
Episode 40– Kecemasan Dennis
41
Episode 41– Goa Persembunyian
42
Episode 42– Laba-laba yang Tersakiti
43
Episode 43– Ikatan Persaudaraan
44
Episode 44– Tempat Isolasi
45
Episode 45– Mereka Semua Berbohong
46
Episode 46– Bermalam di Rumah Pengungsian
47
Episode 47– Permen Pertama Xio
48
Episode 48– Awal Tragedi
49
Episode 49– Sebuah Tekad
50
Episode 50– Perdebatan
51
Episode 51– Roh Orang Mati
52
Episode 52– Natsuki dan Dennis
53
Episode 53– Youkai yang Terluka
54
Episode 54– Penyerangan Misterius
55
Episode 55– Kenyataan Pahit
56
Episode 56– Dennis dan Brian
57
Episode 57– Mengintropeksi Diri
58
Episode 58– Permintaan Maaf
59
Episode 59– Saat Sampai di Rumah ....
60
Episode 60– Kematian Yuka
61
Episode 61– Kematian Yuka (2)
62
Episode 62– Festival Musim Panas
63
Episode 63– Festival Musim Panas (2)
64
Episode 64– Festival Musim Panas (3)
65
Episode 65– Festival Musim Panas (4)
66
Episode 66– Malam yang Buruk
67
Episode 67– Malam yang Buruk (2)
68
Episode 68– Malam yang Buruk (3)
69
Episode 69 – Malam yang Buruk (4)
70
Episode 70– Malam yang Buruk (5)
71
Episode 71– Malam yang Buruk (6)
72
Episode 72– Kepribadian Ganda
73
Episode 73– Ledakan
74
Episode 74– Bantuan
75
Episode 75– Awal Mula Pertemuan
76
Episode 76– A Plan
77
Episode 77– A Plan (2)
78
Episode 78– A Plan (3)
79
Episode 79– Tamu Tak Terduga
80
Episode 80 – A Plan (4)
81
Episode 81– Akihiro & Ethan
82
Episode 82– Pengejaran
83
Episode 83– Ethan & Zainal
84
Episode 84– Final Plan
85
Episode 85– Final Plan (2)
86
Episode 86– Pahlawan yang Sebenarnya
87
Episode 87– Kehidupan Setelahnya
88
Episode 88– Akhir Pencapaian
89
Anone .... ini pengumuman
90
Episode Extrak~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!