Pertemuan Pertama

...HAPPY READING!!!...

...•...

...•...

...•...

Terlihat sebuah mobil mewah yang baru saja memasuki halaman rumah yang begitu mewah dan megah yang ternyata adalah rumah Gio dan Vania. Di depan pintu masuk, ada banyak maid dan bodyguard yang berjajar untuk menyambut kedatangan majikannya.

Dari dalam mobil tersebut, keluarlah seorang gadis cantik dari pintu belakang yang diketahui adalah Helena, diikuti Vania yang keluar dari pintu samping kemudi. Para maid dan bodyguard itu pun langsung membungkuk kepada mereka.

"Selamat datang kembali Nyonya dan Nona El" ucap salah satu maid yang di duga adalah kepala maid, lalu Vania tersenyum ke arah para maid

"Akhirnya kita sampe Sayang" ucap Vania sambil mengelus rambut Helena, namun Helena terlihat sangat kesal dan dia langsung berjalan ke dalam rumah dengan wajah juteknya

"Lena kenapa Ma?" tanya Gio yang baru saja keluar dari pintu kemudi

"Mungkin Lena masih marah Pa" jawab Vania dengan wajah yang terlihat sedih

"Nanti juga biasa lagi Ma. Yuk kita masuk" ucap Gio seraya merangkul pundak Vania

Sementara para bodyguard tanpa di suruh langsung mengeluarkan koper mereka dari bagasi mobil lalu mereka membawanya masuk ke dalam rumah.

Pasalnya, mereka baru saja kembali ke rumah mereka itu. Mereka baru kembali dari Bandung setelah menyelesaikan urusan pekerjaan mereka. Itulah penyebab Helena kesal pada kedua orang tuanya sampai mengabaikan ucapan Vania tadi.

Bagaimana dia tidak kesal? Dia harus berpindah sekolah lagi padahal 1 semester setengah lagi dia akan naik kelas, dan dia juga sangat malas untuk beradaptasi di sekolah barunya nanti.

Saat ini, Helena sedang berdiam diri di kamarnya hingga terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Helena pun segera membukanya dan di balik pintu terlihat Vania dengan membawa koper milik Helena.

"Ini koper kamu Sayang" ucap Vania lembut

Tanpa berkata apa-apa, Helena mengambil kopernya dan langsung menutup kembali pintu kamarnya. Vania hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah. Vania memang sudah terbiasa dengan sikap Helena yang seperti itu. Vania juga sadar Helena bersikap seperti itu juga karena dirinya dan juga Gio.

...***...

Dari siang hingga malam ini, Helena menghabiskan waktunya dengan tidur. Dan sekarang dia juga masih berada di alam mimpi padahal jam sudah menunjukan pukul 7 malam.

Namun terlihat pintu kamar Helena perlahan terbuka hingga menampakkan Vania yang mulai memasuki kamar Helena. Vania duduk di tepi kasur karena dia berniat untuk membangunkan Helena.

"Lena Sayang bangun yuk, kita makan malam dulu" ucap Vania seraya menepuk lembut pipi Helena

"Lena ngantuk Ma" ucap Helena yang masih memejamkan matanya

"Tapi Sayang kamu harus makan dulu, tadi siang kan kamu gak makan. Ayo Sayang bangun nanti langsung tidur lagi kalo udah makan" Vania mencoba membujuk Helena hingga akhirnya Helena pun bangun lalu mereka berjalan beriringan menuju meja makan

Di meja makan sudah ada Gio yang sedang menunggu mereka di temani para maid yang berdiri tak jauh dari meja makan. Helena yang melihat ada banyak maid disana hanya memutar bola matanya dengan malas. Setelah Helena dan Vania duduk, mereka memulai makan malamnya.

"Ma, Pa, bisa gak sih gak usah ada maid di rumah ini?" ucap Helena dengan nada ketus sambil menatap kedua orangtuanya

Vania dan Gio saling menatap satu sama lain, Vania merasa tidak enak pada para maid saat Helena berkata seperti itu.

"Sayang, emangnya kenapa?" tanya Vania lembut sambil beralih menatap Helena

"Lena risih kalo banyak maid di rumah ini, lagian yang Lena butuhin cuma Bi Ina, bukan yang lain" ucap Helena dengan wajah kesalnya

"Lena, kita bicarain ini nanti ya, sekarang kita makan dulu" Gio mencoba menenangkan putrinya itu dan Helena hanya memutar bola matanya malas

Lalu mereka pun melanjutkan makan malamnya dengan suasana yang hening, hanya ada dentingan sendok dan piring yang terdengar.

"El besok kamu mulai sekolah, awas loh bangunnya jangan telat, masa hari pertama telat" ucap Vania sambil menatap Helena yang berada di hadapannya

"Iya Ma, tapi Papa sama Mama anterin Lena kan?" ucap Helena sambil menatap kedua orang tuanya secara bergantian

"Iya karna besok hari pertama kamu di sekolah baru, jadi kita bakal anterin kamu ke sekolah" ucap Vania seraya menunjukan senyumannya pada Helena

"Tapi kamu harus bangun pagi soalnya besok Papa ada meeting pagi" ucap Gio yang tetap fokus dengan makanannya

"Hari pertama kita pindah udah meeting aja" celetuk Helena sambil mendengus kesal mendengar ucapan Papanya

"Sayang kok kamu ngomong kayak gitu?" tegur Vania dengan suara lembut

"Emang kenyataannya gitu Ma. Bisa gak sih sehari aja kalian gak ngurusin pekerjaan kalian. Lena juga butuh perhatian dari kalian. Tau gini mending Lena tinggal sama Nenek aja, gak perlu ikut kalian kesini"

Sudah cukup, Helena merasa sudah tidak kuat dengan kedua orang tuanya. Helena lelah jika harus memendam ini semua lebih lama lagi. Setelah berkata, Helena berdiri lalu berjalan ke arah pintu depan dengan membawa kunci mobilnya.

"Lena kamu mau kemana? Ini udah malem Sayang" teriak Vania namun tidak di dengar oleh Helena

"Pa itu Lena pergi, kenapa Papa diem aja" omel Vania pada Gio

"Udah Mama tenang aja, paling Lena pergi sebentar" ucap Gio yang sudah hafal dengan sikap Helena, jika Helena marah dia akan pergi sebentar dari rumah untuk menenangkan diri.

Vania hanya menghembuskan nafasnya, Vania sangat memaklumi jika Helena seperti itu karena memang mereka yang salah, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sehingga tidak terlalu memperhatikan Helena.

Sementara itu, Helena sedang mengendarai mobilnya entah kemana. Helena lebih tenang jika dia berada di luar rumah. Helena memutuskan untuk pergi ke minimarket untuk membeli cemilan. Dia merasa lapar, karena tadi dia hanya makan sedikit.

Sampai di minimarket, dia sudah memilih cemilan yang diinginkannya, lalu dia berjalan ke arah minuman. Saat dia sudah mengambil minuman di lemari es, dia berbalik.

"Astaga!" ucap Helena yang terkejut karena tiba-tiba ada seorang pemuda di belakangnya

Saking terkejutnya, Helena menjatuhkan botol minuman yang baru saja dia ambil. Helena mengambil minumannya lalu menatap tajam ke arah pemuda tersebut sambil berjalan menuju kasir meninggalkan pemuda itu.

Pemuda itu hanya menatap Helena dengan heran, dia merasa tidak melakukan kesalahan tapi kenapa Helena menatapnya seperti itu.

Helena sudah berada di depan kasir untuk membayar belanjaannya. Namun saat kasir sedang menghitung total belanjaannya, Helena sibuk mencari sesuatu di saku celananya. Helena mulai panik karena dia tidak menemukan dompetnya. Dia lupa membawa dompet karena tadi dia langsung pergi begitu saja.

"Totalnya jadi 70 ribu" ucap sang kasir yang membuat Helena semakin panik

"Euh...maaf mbak-"

"Ini mbak satuin sama punya saya" ucap seseorang yang berdiri di samping Helena seraya menyerahkan belanjaanya pada kasir

Helena melihat ke samping dan ternyata orang itu adalah pemuda yang membuatnya terkejut tadi. Helena terus menatap pemuda itu hingga suara kasir menyadarkannya.

"Totalnya jadi 100 ribu" ucap kasir lalu pemuda itu membayarnya

"Ambil" titah pemuda itu pada Helena seraya menunjuk keresek belanjaan tadi

Lalu pemuda itu berjalan keluar dari minimarket, dan Helena segera membawa belanjaan itu lalu berlari menyusul pemuda itu. Helena melihat pemuda itu duduk di kursi yang ada di depan minimarket. Helena pun ikut duduk disana lalu menyimpan keresek belanjaan di atas meja.

"Maksudnya apaan?" tanya Helena sambil menatap tajam pemuda di hadapannya itu

"Gue tau lo gak punya uang" ucap pemuda tersebut sambil mengambil minuman miliknya yang ada di dalam keresek tadi

"Gue bukan gak punya uang, tapi dompet gue ketinggalan" sanggah Helena yang tak terima

"Ke minimarket tapi gak bawa dompet" ledek pemuda itu tanpa menatap ke arah Helena

"Udah gue bilang dompet gue ketinggalan. Sini mana nomer rekening lo, nanti gue ganti kalo udah sampe rumah" ucap Helena yang mulai kesal pada pemuda itu

"Gue ikhlas, kali-kali sedekah buat orang gak mampu" ucap pemuda itu

"Lo bilang gue gak mampu? Yaudah gue transfer sekarang nih, cepetan sebutin nomer rekening lo" ucap Helena sambil mencari keberadaan ponselnya namun dia ingat jika dia juga tidak membawa ponsel

'Aduh pake gak bawa hp lagi' -batin Helena

"Kalo gak mampu jangan sok-sok an" ucap pemuda itu sembari beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Helena

Melihat itu, Helena tak tinggal diam. Dia berlari mengejar pemuda itu yang sudah menaiki motor sport berwarna merah.

"Heh cepet tulis nomer rekening lo, gue gak mau punya hutang sama siapa pun" ucap Helena sambil memegang lengan pemuda itu

Namun pemuda itu tidak mempedulikan ucapan Helena dan malah memeriksa motornya. Helena yang melihat itu, mengikuti arah pandang pemuda itu dan dia dapat melihat jika ban motor pemuda itu bocor. Senyuman kemenangan pun di tunjukan Helena karena sebuah ide terlintas di otaknya.

"Ban motor lo bocor, biar gue anterin lo itung-itung buat ganti uang lo" ucap Helena yang masih memegang lengan pemuda itu

Pemuda itu mulai sadar jika lengannya di pegang oleh Helena. Lalu pemuda itu menatap lengannya dan Helena secara bergantian. Helena yang sadar pun langsung melepas pegangannya.

"Sorry sorry" ucap Helena

"Lo mau kan gue anterin" lanjut Helena

Pemuda itu tampak berpikir sebentar, lalu tanpa izin dari Helena, pemuda itu mengambil kunci mobil yang di pegang Helena dan pemuda itu turun dari motornya lalu berjalan menuju mobil Helena. Bagaimana pemuda itu tau mobil Helena? Karena hanya ada mobil Helena yang ada di parkiran.

Helena menganga tak percaya dan tanpa berpikir panjang, Helena segera mengambil keresek belanjaan tadi lalu berlari menuju mobilnya.

"Gak sopan lo main ngambil kunci mobil gue" ucap Helena setelah masuk ke dalam mobil

Bukannya menjawab, pemuda itu langsung menginjak pedal gas sehingga mobil pun melaju. Di dalam mobil hanya ada keheningan, pemuda itu hanya fokus menatap jalanan dan Helena fokus memakan cemilannya.

"Rumah lo dimana?" tanya pemuda itu tiba-tiba, membuat Helena yang sedang makan langsung menatap ke arah pemuda itu

"Ngapain lo nanyain rumah gue?" tanya Helena sambil mengerutkan dahinya

"Gue anterin lo pulang" ucap pemuda itu dengan wajah datarnya sambil terus menatap ke depan

"Lah ini kan mobil gue, kenapa lo mau nganterin gue? Niat awalnya kan gue yang nganterin lo" ucap Helena yang semakin bingung

"Cepetan" ucap pemuda itu tanpa menatap ke arah Helena sedikit pun

"Trus kalo lo anterin gue, lo pulang gimana?" tanya Helena yang semakin tidak mengerti dengan maksud pemuda itu

"Gak usah banyak nanya, sebutin aja alamat lo" ucap pemuda itu dengan nada agak tinggi membuat Helena mendelik ke arahnya

"Ck iya iya, rumah gue ada di perumahan Golden Regency" ucap Helena dengan malas lalu memilih melanjutkan makannya

Sementara itu, pemudai tersebut mengeluarkan ponselnya dan terlihat menelepon seseorang.

"Jemput gue di perumahan Golden Regency" ucap pemuda itu di sambungan telepon

Setelah beberapa saat, dia mematikan kembali ponselnya lalu kembali fokus menyetir.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di rumah Helena. Helena dan pemuda itu sama-sama turun dari mobil. Setelah turun, pemuda itu melempar kunci mobil pada Helena dan dengan sigap, Helena menangkap kunci mobilnya.

Setelah itu pemuda tersebut berjalan menuju gerbang tanpa berkata sepatah kata pun pada Helena. Melihat pemuda itu hendak pergi, Helena segera berlari menghampiri pemuda itu lalu mencekal lengannya membuat pemuda itu berbalik dan menatap Helena.

"Lo pulang gimana?" tanya Helena yang masih menahan lengan pemuda itu

"Di jemput" ucap pemuda itu dengan wajah datarnya

Belum sempat Helena berkata, terdengar suara klakson mobil dari arah gerbang. Helena dan pemuda itu menatap ke arah gerbang yang sedang di buka dan menampakan sebuah mobil sport berwarna merah.

"Lepasin" ucap pemuda itu yang menyadarkan Helena

Helena yang sadar pun melepaskan pegangannya. Setelah itu, pemuda itu pun berjalan ke arah mobil tadi tanpa berkata apa-apa pada Helena. Setelah pemuda itu masuk ke dalam mobil, mobil itu melaju meninggalkan rumah Helena.

"Ganteng tapi kayak papan, datar" gerutu Helena seraya berjalan ke arah mobil untuk mengambil cemilannya.

Saat sedang mengambil cemilan, manik mata Helena tidak sengaja melihat sebuah dompet yang berada di kursi kemudi. Helena segera mengambil dompet itu lalu menutup pintu mobilnya. Karena penasaran, Helena membuka dompet itu untuk mencaritahu siapa pemiliknya. Terlihat sebuah KTP saat Helena membuka dompet itu.

"Rivaldi Putra Adijaya" gumam Helena saat melihat nama yang tertera di KTP itu

...•...

...•...

...•...

...•...

...•...

...SEE YOU!!!...

Maaf kalo ada typo🙏

Jangan lupa vote, comment and share❤

...Rivaldi Putra Adijaya...

Terpopuler

Comments

Athala jeslyn

Athala jeslyn

syukur deh klo ortu nya sadar diri

2021-06-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!