tok.....tok....tok
suara ketukan terdengar di pintu kamar yang di tempat i Camilla, dengan segera Camilla membuka pintunya.
"Maaf non, Caca mencari non!" kata bi Ana, dia tau siapa Camilla, gadis yang beberapa tahun lalu di kenal sebagai kekasih Ray dan sekarang datang ke sini bersama Caca sebagai baby sitter.
"Milla bi....panggil saja Mila" Mila meralat panggilan nona yang di berikan padanya.
"Iya Mil.. ayo sudah waktunya makan malam!"
Semuanya berkumpul di meja makan, acara makan malam dimulai, Camilla berdiri disamping Caca dan mengambil makanan serta menyuapi Caca.
"Mbak Mila nanti Caca tidurnya sama Opa aja ya?" ucap Caca dengan makanan yang penuh di mulutnya.
"Iya....non Caca makannya di selesaikan dulu baru ngomong okey?"
"Iya...iya...iya..." saut Caca.
Caca bagaikan obat suntuk dan sedih buat Camilla, melihat gadis kecil itu selalu saja bisa mengalihkan dunia kesedihan di hati Camilla.
Setelah selesai makan, semua orang berkumpul di ruang keluarga dan bi Ana membereskan meja makan, melihat Camilla yang belum makan membuat bi Ana bertanya..
"Kamu gak makan Mil?"
"Iya bi....aku makan di dapur saja!"
"Disini saja Mil....udah kamu makan aja"
"Gak bi....aku makan di dapur aja"
"sini bi biar Mila bantu!" lanjutnya
setelah membereskan makanan di meja, Camilla mengambil nasi dan lauk di piring dia mengambil sebuah kursi duduk yang cukup pendek di dapur, dia duduk di sana dan memakan makanannya.
Hal ini sudah biasa dia lakukan, sebelum bekerja di rumah tuan Adrian bahkan pernah dia makan lesahan di lantai rumah sakit dimana sang papa di rawat karena tak bisa membayar uang sewa kos, dia membawa semua pakaiannya yang tak banyak dan tidur di rumah sakit,di bawah samping kiri ranjang pasien papanya.
Tak sengaja Ray melihat Camilla yang sedang makan dengan lahapnya, saat ini Ray sedang mengambil air minum dikulkas yang tak jauh tempat Mila makan, namun Mila tak menyadarinya, Ray melihat Mila kesusahan memegang sendok makannya karena jari telunjuknya terlihat terluka.
Ray heran mengapa bisa, seorang princess bisa berubah se drastis ini, Ray melihat Mila tak canggung dengan hidup yang dia jalani, seperti sudah terbiasa bertahun lamanya.
Apa yang sebenarnya terjadi padanya? pikir Ray. namun Ray tak mau lagi memikirkan semuanya,dia berlalu dari sana dan bergabung dengan papanya yang sedang bercengkrama dengan Caca.
drt...drt....drt...ponsel Ray berbunyi.
"Hallo....!!"
"Halooo booooos!!! tolong bos!!!" teriak seseorang di sebrang sana.
"Raka??? ngapain kamu telpon??"
"Bos ingat! hosh....hosh....hoshh....." suara ngos-ngosan Raka yang terdengar sedang berlari
"Bicara yang jelas!"
"Bos!! gue di kejar sama preman bos!!! gue lagi di dekat komplek rumah bos!!"
"Aktifkan gps mu!"
tut. panggilan terputus
"Oh shit!!!" umpat Raka,.. "tau gini gue tadi gak usah pulang aja dari villa!"
Raka terpojok di sebuah gang buntu disebelah komplek perumahan Ray, di depannya sudah ada 8 orang kekar yang sedang menghadangnya.
"Ciihh hallo bocah cantik!!"
"Bocah plastik bos! hahahahhahaah" saut anak buahnya yang melihat wajah mulus Raka, lelaki keturunan korea itu.
"Hehehehe ada apa ini? apa ada demo? kenapa rame-rame kawan?". ucap Raka cengengesan, di jalanan dia adalah rajanya tapi dalam hal berkelahi jangan tanyakan, Raka masih sayang dengan wajah tampan nya bila terkena tonjokan! makanya dia tidak begitu suka melawan musuh dengan tangan kosong.
"Banyak baaacot!!! hajar dia!!!" perintah si bos preman.
Dengan sekuat tenaga Raka melawan mereka yang main keroyok, melawan 2 orang Raka masih sanggup namun badan kekar mereka menjadikan pertarungan mereka yang tak seimbang menjadi lebih parah lagi.
sreeeeekkkkk
bunyi sebuah benda di seret mengalihkan pandangan mereka, di ujung gang berdiri seseorang dengan topi hitam dan masker wajah, wajah Raka seketika menjadi cerah dia hafal betul siapa pemilik bentuk tubuh tinggi tegap tersebut walaupun memakai masker.
ya...orang itu adalah Ray, tongkat baseball yang di bawahnya di seret sambil berjalan mendekati kerumunan orang-orang yang mengeroyok Raka.
"Masih mau main??" tanya Ray sambil memiringkan kepalanya.
Dua orang dari mereka melihat sebuah balok di dekatnya langsung mengambil dan menyerang Ray,
perkelahian pun tak dapat dihindarkan, Raka yang tak mau kalah ikut menyerang dua orang yang ada di depannya.
4 dari delapan orang sudah terkapar karena pukulan tongkat baseball Ray, tinggal si bos preman yang masih berdiri tegak melihat pertarungan itu. tambah 1 orang terkapar karena tendangan kaki Raka.
"Terimakasih kakak!!" ucap Raka, karena Raka sadar masker yang di pake Ray menandakan dia tak mau di kenal sebagai bosnya.
"Hahahahahhaa hebat!! sungguh hebat kalian bisa mengalahkan mereka dengan mudah! tapi aku rasa tidak dengan mainanku yang satu ini kan??"
bos preman itu mengeluarkan pistol dari belakang badannya, kemudian maju ke arah Ray sambil mengarahkan pistolnya tepat di kepala Ray.
Begitu bos preman berada di bawa lampu jalan terlihat jelas wajah si bos preman., sangat menyeramkan juga terdapat codet di dahinya.
Raka sudah berkesiap melihat Ray di todong pistol, Raka berjalan pelan di samping kiri Ray, melihat muka ketakutan dari Raka si bos preman tertawa terbahak-bahak.
"Ayo kita bermain cantik!!"
ucap si bos preman kepada Raka, Raka bergidik ngeri di buatnya.
"Ada permintaan terakhir?" tanyanya pada Ray.
"Sudah bos bunuh aja bos!! badanku sakit semua karena tongkat baseball miliknya!! dasar brengsek!!!"
"Bagaimana kalo kita kuliti dia saja bos??" saut salah satu anak buahnya.
"Aku pilih si muka plastik itu bos!!" saut lagi yang lainnya.
Ray sudah cukup jengah dengan perkataan mereka, kemudian
klontang!!!!! suara tongkat baseball di lempar Ray begitu saja, dan lucunya suara itu membuat anak buah plus bos preman itu kaget.
"Bangsaaat!!! siap mati loe rupanya!!!" teriak si bos.
Ray bukannya takut, dia membuka topi hitam yang di pakainya dan membuka masker di wajahnya.
"Cukup bermainnya Bams!!". ucap Ray dengan santai.
si Bos preman yang tau siapa yang ada di depannya seketika kaget dan menarik kembali pistol yang dia todongkan pada Ray.
"Tu-tuan Naraya!!???? Be - benarkah ini tu-tuan??"
"Apa kau pikir aku hantu Bams?"
"Bos dia siapa? kenapa gak jadi dibunuh bos!!" ucap salah satu anak buahnya.
si bos preman yang ternyata bernama Bams itu menjitak anak buahnya.
"Apa loe mau mati??" teriak bams pada anak buahnya.
"Tuan Naraya, maafkan aku...aku tidak tau kalo ini adalah tuan! bocah cantik itu yang membuat ulah!" ucap bams sambil menatap tajam Raka.
"Pulanglah Bams besok ke rumah!! sudah lama kita tidak bertemu!!" ucap Ray sambil menepuk bahu Bams dan berlalu di ikuti Raka, si bos preman yang sangar itu berubah melow dengan perlakuan Ray.
"Baik tuan!!! aku akan datang!!! tapi dimana alamatnya tuan!!!" teriak Bams. Ray memberi isyarat pada Raka untuk memberikan alamatnya.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Sabaku No Gaara
bru nemu ini crta...jrng crta yg tokoh utamax asisten ...biasax dan kebanyakan tntng ceox...
2022-12-22
1
Heni Yusandika
👍1233
2021-09-15
0
Gia Gigin
Raka tengil😂😂😂😂
2021-09-14
0