"Ray sudah pulang?" sapa papa Arya.
"Papa belum tidur?" jawab Ray
"Papa sengaja menunggu kamu! papa mau pergi besok sama pak Agung boleh kan?"
"Memang papa mau kemana?"
"Ke desanya cuma 2 hari saja, sekalian papa liburan dari hiruk pikuk kota"
"Ya sudah, tumben pak Agung pulang?"
"Dia minta ijin dan mengabari sodaranya bahwa Kiara akan segera menikah."
"Anak pak Agung sebentar lagi menikah semua, kemarin Krisna sekarang Kiara....bahkan pak Agung sudah di panggil kakek dari anak Krisna!".
Ray tau betul kemana arah pembicaraan sang papa, kemudian dia hanya memeluk erat papanya.
"Papa tidur saja, biar besok bisa berangkat dengan badan yang segar!"
Begitulah Ray, pria yang sering di juluki Everest oleh sahabatnya tersebut nyatanya sangat hangat bila berhadapan dengan sang papa. Papa adalah segalanya untuk Ray, perjuangan membesarkan dirinya dan kesetiaan pada mendiang mamanya membuat Ray begitu kagum pada sosok Arya , papanya. Pria dingin dan berwibawa di mata semua anak buahnya di kantor dia bekerja, bisa saja papa Arya saat itu keluar dari tempatnya bekerja karena rumah makannya yang semakin maju namun demi sebuah janji yang di berikan pada pemilik perusahaan dimana dia bekerja membuat papa Arya tetap bertahan sampai batas waktu pensiunnya.
Kini Ray menirunya, kesetiaan dan dedikasinya pada perusahaan milik tuan Adrian, menjadikan seorang Ray disegani dan dihormati oleh semua karyawan dan kolega bisnisnya. Bahkan dia lebih di takuti dari pada si tuan besar karena kecerdasan otaknya dan ketegasannya yang tak tergoyahkan.
Ray kembali ke dalam kamarnya, setelah membersihkan diri Ray kembali tenggelam dengan pekerjaannya.
Lelaki yang menginjak usia 25 tahun ini seharusnya masih menikmati masa bersenang-senang dengan kekasihnya, menjalani kehidupan penuh dengan cinta seperti lelaki pada umumnya, namun berbeda dengan Ray, bahkan hatinya tak tersentuh sedikitpun.
Tiga tahun lebih bekerja di perusahaan Mahendra, membuat dia banyak di cintai dan di kagumi kaum hawa, bahkan tak sedikit yang nekat menyatakan cintanya pada Ray, berharap si gunung Everest ini mau mencair dan menerima cintanya. Namun sampai detik inipun tak ada yang bisa menyentuh hatinya. sebenarnya Ray tak pernah dendam akan kegagalan cinta di masa mudanya hingga membuat hatinya tak tersentuh, hanya saja dia tak mau di susahkan dengan kemanjaan seorang wanita, rengekan nya dan hal lain yang sering dilihatnya dari hubungan suami-istri siapa lagi kalo bukan Adrian dan Clarissa istrinya. Bagi Ray itu terlihat membosankan dan merepotkan saja.
Drt.....drt.....drt...
"Hallo...."
"Ray loe jadi cek up besok?" tanya si penelepon yaitu Tian.
"Hemm tapi mungkin sore...jadwalku padat!"
"Baiklah gue tunggu aja loe deh, sekalian gue urus keperluan loe di sini!"
"Hemmm"
"Loe gak turun? gue dibawah...di markas!"
tut...
Ray mematikan sambungan telepon dan menutup lap top miliknya, kemudian berlalu menuju lantai bawah , melewati pintu penghubung dari rumahnya menuju ke markasnya.
Dia heran melihat Tian yang sedang meminum sebotol bir bahkan langsng dari botolnya.
"Ada apa?"
"Eh....loe Ray....gue lagi pusing!!"
"Besok gak kerja? ngapain minum disini?"
"Besok gue cuti!! makanya gue nanya loe jam berapa cek up! kalo sore kan gue ke rumah sakit sorean juga!!"
"Apa lagi?"
"Lho tau...gue di jodohkan!! brengsek gak sih!! gue selama ini hanya jadi boneka Barbie aja buat keluarga gue!!! emang gak bisa apa mereka kasih gue sedikit aja kebebasan!! brengsek banget kan!!!???"
"Dan anehnya gue selalu saja nututi kata mereka!! loe tau gak Ray, kalo jadi dokter ini juga rancangan dari mereka!!! untuk gue ada feel di kedokteran, kalo gak gue bisa gila Ray!!! setres gue Ray!!!!"
Tian yang biasanya ceria, berubah total malam ini, tekanan yang banyak dia terima dari orang-orang yang menuntut kesempurnaan dari dirinya membuat beban di hatinya semakin berat. Ray sangat paham
dengan kedua sahabatnya, menjadi mereka dari jauh juga sudah menjadi kebiasaan Ray apalagi sekarang Ray mempunyai banyak anak buah yang bisa di andalkan.
"Trus gimana rencana loe?"
"Gue mau tolak aja kali ini!! gue cinta banget sama Clara! gue mau memperjuangkan dia!"
"Bagus!! lebih tegaslah kali ini demi masa depan loe!!"
"Tidur di kamar aja...gue ke atas dulu!" lanjut Ray
"Hemmm...."
"Jangan terlalu banyak minum! masa' dokter minum-minuman, jaga kesehatan!!"
"Sejak kapan loe cerewet Ray!!! brengsek loe!!!"
Namun tak ditanggapi oleh Ray, Ray kembali berlalu menuju kamarnya sendiri.
Karena sudah larut malam Ray terlelap dalam mimpi-mimpinya.
Keesokan paginya setelah melepaskan kepergian sang papa yang ternyata berangkat sangat pagi bersama pak Agung dan Krisna anak sulungnya. Kini Ray sudah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh Raka menuju rumah tuan Adrian menjemput tuan besar tersebut dan segera berlanjut menuju kantornya.
Ray kembali bergelut dengan pekerjaannya di kantor nya. hari semakin sore kali ini Adrian membiarkan Ray pulang sore hari karena jadwalnya untuk melakukan cek up rutin yang selalu di lakukan oleh Ray setiap 3 bulan sekali.
"Sudah siap Ray?"
"Mari tuan..sudah siap!"
ucap Ray mempersilahkan tuan Adrian masuk ke dalam mobil dan dengan segera Raka melesat membelah jalanan sore itu.
"Ray mampir dulu ke dalam ambil berkas-berkas yang ada di dalam ruang kerja, ada berkas yang harus kamu selesaikan!"
"Baik Tuan!"
Ray mengikuti tuan Adrian masuk ke dalam rumahnya, setelah mengambil berkas yang diperlukan akhirnya Ray berniat berpamitan, di lihat sang nyonya besar sedang bermain dengan anaknya yang berumur 4 tahun.
"Sayang....kok tumben kamu pulang sore?"
tanya Clarissa.
"Hemmmm..... asisten ku ada perlu sayang..cup..!"
"oya.....mana dia? sayang cegah dia dulu, tapi aku dapat kiriman ramuan herbal dari kakakku, aku sisihkan juga buat dia!"
"perhatian banget kamu sama dia!!"
"Karena dia perhatian banget sama suamiku....!! aku gak mau dia sakit trus kamu lebih mikirin dia daripada aku!!"
ucap Clarissa karena tau sang suami sedang cemburu dengan perhatian Clarissa terhadap Ray.
"Uncle Ray......!!" teriak Bianca sambil berlari , anak umur 4 tahun itu begitu mengidolakan Ray.
Spontan baby sitter nya mengejar Caca panggilan anak tersebut, karena takut Caca lari dan jatuh.
"Selamat sore nona!" tetap dengan gaya coolnya dia menangkap Caca dan mengendongnya.
"Non Caca hati-hati!"
Sang baby sitter yang tadi mengejar berhenti mendadak. mendengar ada yang mengejar Caca Ray mengalihkan pandangannya dari Caca. Dia melihat seorang gadis dengan baju baby sitter tengah berdiri di depannya sambil terus memandang lelaki yang ada di depannya, terlihat jelas di mata Ray, gadis dengan badan yang terlihat kurus dengan rambut kuncir kudanya, seketika si baby sitter menundukkan kepalanya, merasa tak mampu menandingi sorot tajam mata Ray.
"Ray.....ini bawa untuk kamu, ramuan herbal dari kakak aku!"
ucapan Clarissa membuyarkan lamunan Ray, Clarissa menyadari bahwa Ray sedang memandang baby sitter baru anaknya itu akhirnya memperkenalkan pada Ray. Dipikiran Clarissa Ray wajib tau siapa saja yang ada disamping seluruh keluarga Adrian.
"Terimakasih nyonya!" ucap Ray namun tatapannya kembali pada sang baby sitter.
"Oh dia baby sitter Caca yang baru Ray, dia kenalan bi Sumi jadi bi Sumi menjamin kerjanya bagus di sini dan dia akan setia, Caca aman bersama dia."
"Namanya Camilla!"
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Qorie Izraini
lah tapi orang ksya..
kok bisa jd pengasuh baby...
maka ny jadi orang jangan sombong
rodatuch terus berputar.
sekali ny ke bawah nyungsep lo kan milla 😀😀😀
2023-12-04
0
Siti Asmaulhusna
krn ke sombongan nya Camila tdk jd apa2 jg kasian
2022-05-07
0
Salmah S
Apakah Camilla mantannya Ray
2021-10-22
0