Johan menunggu di samping sang papa, nampak Kiara, Tian dan juga Ray duduk di sofa ikut menemani Johan.
Johan memang tak dekat dengan papanya apalagi sang mama, kehidupan mereka benar-benar jauh dari kata harmonis.
Namun sang papa sering kali berusaha untuk mendekati Johan dan mamanya tetap sibuk dengan karir dan hidup nya sendiri.
"Martin ada apa sebenarnya? mengapa papa bisa kena serangan jantung?"
tanya Johan, Martin melirik ke arah sofa dan terlihat mempertimbangkan jawabannya. Johan tau apa yang dipikirkan Martin lelaki yang 7tahun lebih tua darinya itu.
"Tenang aja..mereka satu tubuh sama gue! bicara tanpa atau ada mereka sama saja!"
"Nyonya selingkuh tuan muda!"
Johan nampak diam dan biasa saja, dia seakan sudah tau apa yang terjadi dalam rumah tangga orang tuanya, Johan juga tak menyangka kalo sang mama sekejam itu pada papanya.
Kiara menatap iba pada Johan namun seketika dia hilangkan karena Kiara tahu bagaimana sifat Johan, dia tak mau dikasihani atau tak suka bila ada orang yang merasa iba dengan dirinya.
"Baiklah....tolong urus perusahaan papa dulu selama papa sakit!"
"Baik tuan muda!"
Martin adalah anak salah satu pembantu di rumah kakek Johan yaitu papanya om Irawan, setelah kakeknya meninggal Martin dan sang ibu ikut tinggal di rumah om Irawan, melihat kecerdasan dan kemauan Martin yang tinggi dalam menuntut ilmu , akhirnya om Rawan panggilan akrab papanya Johan menyekolahkan Martin sampai S1 dan harus bersedia menjadi orang kepercayaan keluarga Wirajaya.
Semenjak sang ibu meninggal Martin tinggal sendiri di apartemen miliknya, namun setiap pagi sampai malam dia akan ikut mengurusi perusahaan keluarga Wirajaya sebagai asisten tuan Irawan.
"Gue keluar dulu beli makan!..yuk Ray ikut!"
ajak Tian, kemudian dia pergi meninggalkan ruangan tersebut bersama Ray.
Setelah kepergian mereka Johan duduk disamping Kiara yang sibuk dengan ponselnya.
"Ngapain kamu?"
"Nyari duit kak!"
Johan merampas ponsel Kiara, dia mengira bahwa Kiara sedang berhubungan dengan lelaki-lelaki hidung belang untuk mencari duit.
"Iihh kak!! balikin!!"
Kiara mencoba meraih ponsel yang ada ditangan Johan dan sedang Johan periksa.
"Diam!!"
Akhirnya Kiara menuruti keinginan Johan, Johan memeriksa isi setiap chat dan aplikasi milik Kiara, dia merasa punya kewajiban juga untuk ikut menjaga Kiara.
Ya... Kiara dan 3 serangkai seperti tak bisa di pisahkan.
Seperti sekarang dimana ada Johan, Ray dan Tian disana lah Kiara berada.
Kiara yang periang seakan bisa melengkapi pedasnya mulut Johan, dinginnya si gunung Everest dan jahil serta playboy nya si Tian.
3 sahabat 1 Kiara! selogan itu yang selalu Kiara ucapkan saat bersama-sama.
Di depan rumah sakit ada sebuah cafe dan mini market, Tian dan Ray membeli beberapa camilan dan minuman dan masuk ke cafe memesan makanan untuk dibawa masuk.
Ketika menunggu pesanannya di bungkus, telinga Ray mendengar suara wanita yang tak asing baginya.
Ray berhenti memainkan ponselnya namun dia tak memandang sedikitpun ke arah suara tersebut.
"Ada si Camilla Ev!"
Ray hanya diam, akhirnya Tian ingat kalo Ray memperingatkan Camilla untuk menjauh kalo tak sengaja bertemu dengan Ray dimanapun Ray berada.
Camilla yang menyadari keberadaan Ray tiba-tiba diam membuat Marco yang ada disampingnya heran.
"Ada apa Camilla?"
"hemmm....gak ada apa-apa! pindah dari sini aja gimana?"
kata Camilla yang tak merasa nyaman dengan adanya Ray di dekatnya.
"yuk Ray pesenan kita dah selesai...gak betah gue! disini panas!!"
entah mengapa mulut pedas Johan tiba-tiba beralih ke mulut Tian, Tian sengaja membesar volume suaranya agar Marco dan Camilla mendengar.
Ray dengan santai dan tanpa beban apapun berjalan melewati mereka sambil menenteng makanan yang dia pesan.
sesampainya di luar cafe Tian bertanya pada Ray
"Masih sakit?"
bertanya tanpa melihat Ray.
"Mati rasa!!"
jawab Ray singkat.
"Baguslah.. gue gak pengen Johan masuk penjara cuma gara-gara cewek!!"
Ray tau pasti peringatan Johan padanya tentang Camilla, dan Ray akan menuruti keinginan sahabat nya itu selam masih batas wajarnya.
ceklek...
Mereka masuk ruangan inap om Rawan.
Om Rawan yang melihat Tian dan Ray tersenyum, ternyata Johan mempunyai kawan-kawan yang baik dan setia,pikir om Rawan.
"Om sudah bangun?"
tanya Tian sedangkan Ray hanya mengulas senyum tipisnya.
"Terimakasih kalian mau menemani Johan disini!"
"Tidak masalah om...anggap saja kami keluarga sendiri.
"Ya sudah kalian makan dulu saja!"
perintah om Rawan saat melihat di tangan Ray dan Tian banyak membawa makanan.
"Sini Kiara suapin om dulu ya...ini bubur dari susternya takut dingin om!"
"Udah om gak masalah!!.... sama Ara semuanya bakalan berees!!!"
kata Kiara sambil membawa nampan bubur di samping ranjang om Rawan, sedangkan ketiga sahabat tersebut menikmati makanan yang mereka beli.
"Enak gak om?..gak enak kan?? makanya om cepet sembuh pulang ke rumah.... Ara janji deh kalo om sembuh sesekali Ara bakalan main ke rumah deh!"
"Beneran ya kamu main ke rumah om?"
"Iya om,.. Ara gak punya banyak temen kok...jadi Ara punya banyak waktu luang...yang Ara punya cuma mereka bertiga!!"
ucap Ara yang menyuapi om Rawan sambil terus saja berceloteh sampai-sampai om Irawan tertawa-tawa.
Johan hanya melirik ke arah mereka sejenak, baru kali ini dia melihat sang papa tertawa lepas karena memang selama ini mereka jarang bertemu atau berbicara satu meja.
Bahkan untuk sarapan pagi saja mereka hanya sibuk dengan piring masing-masing.
"Memang kamu kelas berapa?"
tanya om Rawan yang masih setia ngobrol dengan Kiara, dia merasa senang ngobrol dengan Kiara karena dari dulu dia memang menginginkan anak perempuan namun mama Johan enggan menambah anak karena bisa menghambat karirnya katanya saat itu.
"Aku dah kenaikan kelas Om, sekarang kelas 2 SMA!"
"Waah sekolah yang bener...!"
"Biar pinter ya Om?"
" Gak!!"
"Trus??"
"Biar bisa dapet hadiah dari Om hahhaahahah!"
"Wokey Om.... Kiara bakalan kumpulin absen yang banyak biar terlihat rajin sekolah.. urusan nilai no. 1100 hahahahahah!"
Mereka tertawa-tawa bersama, sedangkan di sofa Ray nampak tak terlalu antusias untuk memakan makanannya.
Tidak bisa di pungkiri Ray masih menyimpan rasa cintanya pada Camilla, dia masih merasa sakit hati pada Camilla, baru kemarin dia putus dengan Camilla dan hari ini melihat Camilla bersama lelaki lain dan tertawa bersamanya. Sakit!! itulah yang dirasa Ray.
"Mati rasa!! katanya mati rasa!!!"
sindir Tian yang tau persis Ray masih terlihat memikirkan Camila.
Johan yang tak tau apa yang terjadi hanya mengerutkan keningnya sambil memandang mereka berdua bergantian.
Tian tau apa yang ingin ditanyakan oleh Johan akhirnya buka suara.
"Kita ketemu Camilla di cafe depan!"
Seketika Johan menatap Ray tajam.
"Lupakan Ray!!"
ucap ketus Johan
"Hemmm..!!.
jawab Ray
"Gue juga gak rela sohib gue masuk penjara!!"
kali ini Tian yang ikut bicara.
Ray hanya menghela nafas beratnya, dia merasa bersyukur di dampingi oleh sahabat yang baik seperti mereka.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
rayy syiiruup
soulmeters
2023-03-31
0
Anna Mutia Feranita
bagus ceritanya, bunga sekebon ya buat kaka....
2021-10-24
0
🌷mei aja.🌹
kenapa cerita pertemanan d novel sllu bikin iri???
padahal realita nya ga ada prtemanan yg seperti itu d dunia nyata....
2021-10-12
1