Satu, dua, tiga, dan seterusnya. Mereka mati, atau mungkin hanya sekarat. Aku berlindung di balik meja yang tumbang, mengambil pistol yang ku selipkan di tali yang terpasang di paha kanan. Sesekali melihat keluar dan menembak orang yang ku lihat sebagai ancaman.
Semua yang ada disini, tidak akan mati semudah itu. Mereka juga memiliki senjata, walaupun di pintu masuk ada sensor barang logam. Setiap orang punya cara mereka sendiri untuk menyembunyikan sesuatu, apapun itu, asalkan mereka tidak mati.
"kalian dimana?" suara Clare terdengar di telingaku.
"keadaan sulit, kami tidak bisa keluar" jawab Brian.
Aku melihat ke kiri, ternyata dia ada di meja sebelah, sedang bersembunyi. Dia juga beberapa kali melepaskan peluru ke sembarang arah, sama sekali tidak mengeluarkan kepalanya.
"aku akan kesana" sahut Zain.
Aku yakin, Zain dan Clare sudah berada di luar sekarang.
"jangan, kau tetap disana, aku dan Brian akan menyusul. Disini terlalu berbahaya!" ucapku.
"dimana Kay?" Clare kembali bertanya.
"aku tidak tau, aku tidak melihatnya disini" jawabku.
"dia di sebelahku, dia terluka" Brian menimpali.
Aku tidak memperhatikannya. Tapi setelah dilihat lagi, memang benar Kay berada disana. Aku pun segera mencari cara agar bisa mendekati mereka.
"aku akan kesana!" ucapku.
"apa??"
Belum sempat mereka bicara, aku sudah berdiri, melepas peluru ke orang-orang itu. Lebih dari satu orang berhasil aku tumbangkan, mereka pun bergerak mencari perlindungan. Aku berjalan cepat ke tempat Brian berada, dan berlindung di balik meja itu.
"meja disini di desain sangat kuat dan tebal, sehingga cukup menghabiskan waktu jika ingin melubanginya. Tapi, jika terus berada disini, kita akan mati" ucapku setelah berhasil mendekati mereka.
Aku melihatnya, dua anggota tubuh Kay terluka, di bagian tangan dan kakinya. Aneh rasanya jika tidak ada yang terluka dalam kekacauan ini, dan wajar jika dia terluka, dia berada di belakang kami saat itu, pasti di berusaha mati-matian untuk mencari aku dan Brian.
"aku akan mengalihkan perhatian mereka, kau dan Alexa harus segera keluar" Kay berkata sambil mengeluarkan pistolnya.
"jangan bodoh, jika kau keluar dalam keadaan seperti ini, hidupmu tidak akan lama" aku melepas sepatu dan membuka stocking ku, lalu mengikatkannya pada luka yang ada di kakinya Kay, untuk menghentikan pendarahan. Sementara luka di tangannya sudah di tutup oleh syal milik Brian.
"aku akan membawanya keluar, kalian alihkan pandangan" seseorang datang di antara kami, dan berkata hal itu secara tiba-tiba.
"siapa kau?" sontak aku bertanya.
"tidak ada waktu untuk menjelaskan. Aku akan membantu kalian" jawabannya sangat meyakinkan.
Antara percaya dan tidak, kami tidak punya pilihan selain mengikutinya. Karena kami memang sedang memerlukan bantuan.
"aku bisa melakukan..."
"aku dan Alexa akan mengalihkan perhatian mereka" cetus Brian, memotong kalimat Kay.
Aku dan Brian mengambil posisi siap, melepaskan peluru ke udara, dan menembak orang yang menyerang ke arah kami. Setelah situasi sedikit aman, orang itu membopong Kay dan segera membawanya ke arah pintu keluar. Aku dan Brian mengikuti mereka dari belakang sambil memperhatikan keadaan sekitar.
DUAAKK!!! Brian melayangkan tinjunya pada orang yang hendak menghalang kami, dan tidak sengaja menjatuhkan sesuatu.
"pay*dar*ku!!!" teriak Brian.
Aku segera menarik Brian, sebelum dia melakukan hal bodoh lainnya.
"tunggu, bagaimana aku bisa menyusui anakku nanti???" ungkap Brian, mencoba menahanku.
Benda itu adalah gumpalan silikon untuk membentuk payud*r* palsu.
Orang itu membawa Kay ke tempat aman dan aku menarik Brian ke tempat yang sama. Setelah kami bersembunyi, terlihat beberapa orang menginjak gumpalan palsu itu. Kami bersembunyi di balik tembok untuk sementara, karena seseorang mengeluarkan senjata dengan jutaan peluru.
"teganya mereka menginjak sesuatu yang berharga itu" rengek Brian.
"jangan bertingkah konyol, kau bukan wanita" ucapku.
"kau tidak tau, betapa sulitnya aku memakai benda itu" ketus Brian.
Tentu saja aku tidak akan pernah tau, aku benar-benar seorang wanita. Dasar gila.
"kita sudah hampir tiba" kata orang itu.
Aku melihat ke depan, dan benar saja, pintu keluar sudah di depan mata, hanya beberapa langkah lagi kami bisa keluar, tapi keadaan ini membuat sesuatu yang dekat terasa sangat jauh.
"mereka berhenti, cepat!!!" Brian mengatakan itu ketika dia keluar dari persembunyian dan mengulurkan pistolnya.
Orang itu langsung berjalan cepat sambil membawa Kay, aku dan Brian berjalan mengikuti. Kami masih adalam posisi siap. Setelah tiba di pintu keluar, orang itu menyerahkan Kay pada Brian dan langsung mengambil senjatanya dan melumpuhkan orang yang berada di luar. Entah sampai mana kekacauan ini terjadi.
"kita akan bertemu lagi" kata orang itu saat melihatku dan pergi menjauh.
"kau mengenalnya?" Brian bertanya saat dia sedang membopong Kay.
"tidak, kita harus pergi secepatnya dari sini" aku menegaskan, dan tetap fokus melihat keadaan sekitar.
"Kami berada di depan pintu keluar" ucap Brian memberitahu Zain dan Clare.
Tidak lama, mobil pun datang. Wajah kecewa terlihat dari mereka, karena kami baru saja mengalami kegagalan.
"kita kehilangan jejaknya" ucap Zain.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Kustri
penasaran...
2021-04-24
0
Fitri
blm ada titik terang asal usul Alexa
2021-04-23
0
Yuli Ana
bacanya bingung thor
2021-04-22
0