"Sayang ... tenanglah .... Apa kamu sedang merasa bosan?" Eliana berusaha untuk tidak panik.
Gadis itu mondar-mandir sambil mengayun-ayun pada gendongannya agar bayi Kevin merasa tenang, namun sayangnya bayi itu tidak berhenti menangis.
"Sssst ... ssst ... sssst ...." Desisan dari bibir mungil Eliana mencoba menenangkan bayi Kevin seperti biasanya.
Tapi nihil bayi itu terus semakin meringkuk ke dalam dada Eliana.
"Apa kau ingin menyusu?" tanya Eliana ragu.
Sepertinya dia merindukan ibunya.
"Aahhh ... baiklah kalau begitu," ujar Eliana sambil melirik kanan kiri.
Eliana mengingat saat mendiang ibunya menyu sui anak pamannya yang ditinggal ibunya meninggal.
Meski tidak ada air su su, tapi sang bayi bisa tenang karena mendapatkannya.
"Sebentar ya," ucap gadis itu sambil berjalan menutup gorden merah di jendela.
"Milikku tidak ada air su sunya, setelah kau tahu semoga kau tidak kecewa."
Sebenarnya Eliana agak berdebar saat memikirkan hal ini. Tapi apa boleh buat, demi ketenangan bayi Kevin. Ia akan lakukan.
Perlahan dia membuka resleting pada piyama tidurnya. Bayi itu melihat hal yang dilakukan oleh Eliana, seolah mengerti, tangisnya pun mereda. Bola mata hazelnya bergoyang, dengan tatapan penuh harap.
Saat pucuk berwarna merah muda itu keluar, Eliana pun mendekatkan pada bibir sang bayi. Denga senang hati, bayi Kevin melahapnya dan menyedotnya layaknya bayi kehausan.
"Aaaw ...," jerit Eliana pelan saat ia merasakan sakit kala bayi Kevin dengan ganas menghisap pucuk ranum itu.
"Kau ... sssh ... tidak akan mendapat apapun sayang ... sssh ... meski menghisap sekencang itu, aaawsh ...," ujar Eliana di sela desisannya menahan sakit.
Setelah beberapa menit, bayi Kevin melepas kulumannya dan ia merengek kembali. Eliana ragu untuk memindahkan kepala bayi Kevin pada miliknya yang sebelah kanan.
"Duuuh, nanti keduanya bisa sakit," keluh Eliana.
Namun bayi Kevin terus merengek, Eliana pun tak ada pilihan lain selain menuruti keinginan sang bayi.
Sambil terus mengeluarkan suara kencang dari tangisannya, bayi mungil itu serasa menuntut lebih.
Eliana memindahkan kepala bayi itu ke arah yang berlawan dari sebelumnya. Dan akhirnya, bayi Kevin pun menyu su pada Eliana lagi.
"Aaaw ...," jeritnya lagi.
Gadis itu melihat miliknya yang di sebelah kiri, yang merupakan bekas isapan bayi Kevin sebelumnya. Pucuk ranum berwarna merah muda itu sedikit menegang, dan terlihat mengilat bekas dari air liur bayi Kevin yang membasahi.
Bermimpi apa aku, di usia yang belum genap dua puluh tahun sudah menyu sui seorang bayi.
Lama kelamaan bayi Kevin tertidur.
Eliana merasa tenang kembali saat bayi mungil itu melepas mulutnya dari pucuk ranum milik Eliana.
"Dia sama sekali belum minum susu, kalau begini terus kau bisa kurus. Dan Yang Mulia Raja akan memarahiku." Eliana menggerutu sendiri saat bayi Kevin tertidur.
"Jika kau hanya mau minum dariku, itu tidak mungkin sayang, karena milikku tidak bisa mengeluarkan air susu. Kau tidak akan kenyang. Aku jadi khawatir sendiri."
Eliana pun melepaskan selendang yang ia gunakan untuk menggendong bayi Kevin tadi. Lalu ia meletakkan tubuh bayi itu dengan hati-hati di atas box tidurnya, karena kasur milik sang Raja sudah ia bereskan.
Tok tok tok. Suara pintu diketuk.
Eliana menoleh melihat ke arah pintu.
"Nona, kami datang untuk mengantarkan makanan." Terdengar suara seorang perempuan dari luar.
Eliana pun membukakan pintu. "Silakan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 345 Episodes
Comments
Santoso Zha
oooyaoo
2022-05-21
0
Yuyika Lumentut
eli emng lo ngga ngilu???
2021-12-28
0
Musniwati Elikibasmahulette
kasihan banyi kevin
2021-07-10
0