"Kalau begitu, buatlah aku percaya padamu!" Gerald menatap Eliana dengan serius dan penuh selidik.
Ditatap seperti itu, membuat Eliana gugup bukan main. Telapak tangannya basah dan dingin karena berkeringat.
"Ba-bagaimana, bagaimana hamba bisa menjadi orang kepercayaan anda Yang Mulia?" Eliana yang sedang bingung pun bertanya dalam kegugupannya.
"Minumlah!" perintah Gerald yang membuat Eliana sontak menatapnya dengan tatapan yang tak percaya.
"Kenapa? Tidak berani? Kau menaruh racun dalam minuman ini?"
Eliana menggeleng dengan cepat namun ia tak mengeluarkan sepatah kata pun saking gugupnya.
"Kalau begitu, cepat minum!"
Eliana mengambil cangkir berisi minuman buatannya tadi. Dan langsung meneguk isinya.
"Cukup!" Raja mencekal tangan Eliana yang sedang memegang cangkir.
Eliana menghentikan tegukannya. Ia menatap pada pergelangannya yang disentuh oleh Gerald.
Deg deg deg deg
Jantungnya memompa darah lebih cepat dari biasanya. Hanya karena sentuhan di pergelangan tangan saja berhasil membuat semburat merah di pipi gadis dengan rambut panjang yang berwarna pirang itu.
Gerald segera melepaskan tangannya. Apa-apaan! Setelah berbagi kasur, kenapa aku tiba-tiba menyentuh dayang rendahan sepertinya tanpa berpikir panjang! Dia membuatku gila.
Eliana menurunkan tangannya dan menyimpan cangkir tersebut. Ia masih belum bisa menormalkan kembali irama jantungnya seperti semula. Kenapa tiba-tiba berdebar seperti ini?
"Habiskan minuman itu!"
"Ta-tapi, hamba membuat itu khusus untuk Yang Mulia." Eliana mulai berair mata, entah mengapa penolakan Gerald bisa membuat ia sesedih ini.
"Haiiish!" Sang Raja mengembuskan napasnya cukup keras. "Habiskan saja! Lalu buatkan yang baru untukku!"
Senyum Eliana pun mengembang. "Baik, Yang Mulia!"
Dengan senang hati Eliana membuat ulang minuman dengan komposisi yang sama. Lalu setelah minuman itu selesai, ia segera menghidangkannya kembali pada Sang Raja.
"Baunya enak!" Gerald memberi komentar pada minuman yang disuguhkan oleh Eliana.
"Sluuuurp!" Satu seruput dari Gerald menghadirkan hangatnya teh jahe pada lidahnya. Aroma jeruk yang samar menambah cita rasa minuman itu.
Eliana masih berdiri di samping sang Raja, ia menunggu komentar dari Raja untuk minumannya.
"Kenapa kau masih di sini?" Gerald melirik pada Eliana melalui ekor matanya.
"Emmm, baiklah ... saya akan pergi." Eliana melenggang pergi meski dalam hatinya kecewa karena sang Raja tak memberi komentar apa-apa.
"Eliana ...?" panggil Gerald saat gadis itu sudah hampir menuju pintu.
Eliana yang merasa terpanggil pun tersenyum, lalu dengan serta merta ia membalik badannya. "Iya, Yang Mulia?" jawab Eliana dengan mata berbinar.
"Terima kasih," ucap Gerald singkat sambil matanya menatap kembali pada dokumen-dokumen yang ada di atas meja.
Senyum Eliana menghilang, binar matanya meredup. "Suatu kehormatan bagi hamba," jawab Eliana lesu. Kalimat yang ia harapkan ternyata tak ia dengar dari mulut sang Raja.
"Eeheehee ... eheehee ... eheehee ...," rengek bayi Kevin dari atas kasur. Tangisnya tidak pecah dengan kencang seperti biasanya.
"Anak manis sudah bangun rupanya?" Eliana menghampiri bayi yang sedang menangis tanpa air mata tersebut.
"Kemarilah anak manis, sepertinya kau sudah lapar lagi, ya sayang!" Eliana menggendong bayi Kevin dengan selendang agar bayi itu tenang.
"Apa Kevin bangun?" Sebuah suara bas terdengar dari belakang Eliana.
Eliana berbalik menghadap sang Raja dengan bayi Kevin dalam gendongannya yang sudah mulai tenang kembali.
"Kemarikan dia! Sekarang kau siapkan air mandi untukku, aku harus berangkat setelag ini!"
Tak ada penolakan, Eliana langsung menyerahkan bayi Kevin pada sang Raja. Dirinya pun segera mempersiapkan air mandi untuk sang Raja.
Yang Mulia sudah hendak mandi sejak dini hari seperti ini? Dia sungguh pekerja keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 345 Episodes
Comments
Atifah Bahari
lanjut,,,
2022-06-19
0
Santoso Zha
jooos
2022-05-21
0
Minum Baigon
babaknya tolong diperpanjankan doooooonk.....😒🙁😒🙁😌
2022-01-26
0