Jleger!
Suara petir seakan membentur seluruh penjuru langit. Gelap malam yang dihiasi rintik hujan melengkapi suasana hati Eliana yang sedang pilu saat itu.
Gelap nan dingin, begitu yang ia rasakan. Ia masih mondar-mandir dalam gudang, bahkan sama sekali ia belum mengganti pakaianya. Padahal ibu tirinya sudah meminta Eliana untuk berdandan karena calon suaminya akan menjemputnya hari ini.
Trok trok trok
Suara pintu kayu dari rumah itu diketuk. Eliana mendengar suara itu namun ia tak berniat untuk keluar sama sekali. Semakin memeluk erat dirinya sendiri, gadis itu berharap jika tamu yang datang bukanlah laki-laki tua yang ingin menjemputnya.
"Eliana ..., Eliana ...," Suara panggilan dari Adriana -ibu tiri Eliana, terdengar mendayu-dayu dan lebih lembut dari biasanya.
Eliana bergetar mendengar suara ibu tirinya yang dibuat-buat seperti itu. Persis seperti suara Adriana saat berada di depan mendiang ayahnya, dulu.
"Eliana ...,"
Ceklek
Adriana memanggil Eliana seraya membuka pintu gudang. Matanya melotot garang melihat penampilan Eliana yang masih berantakan.
Perlahan wanita itu pun menutup pintu. "Kenapa kau masih seperti ini ...? Kau sengaja ingin membuatku malu ...?" bisiknya saat memarahi Eliana.
Adriana pun dengan segera membuka tas lusuh yang tadi sore ia lempar. Dalam tas itu berisi baju-baju milik Eliana.
"Tak usah pakai yang bagus-bagus, pakai saja yang paling jelek dari semua yang ada!" ceramahnya pada Eliana. "Sesudah kamu menikah dengan Tuan Antony nanti, kamu minta baju sebanyak-banyaknya. Yang bagus, yang mahal pula. Nanti kirimkan untuk ibu, jangan lupa juga Rose dan Vivi."
"Nih!" Adrian meminta Eliana untuk memakai baju pilihannya. Sebuah gaun abu dengan ujung berenda, dimana sebagian renda sudah ada terlepas dan menggantung pada ujung kainnya.
"Ayo pakai!" perintah sekali lagi karena melihat Eliana yang diam saja. "Satu menit! Aku tunggu kamu di luar!"
Brak
Adriana keluar dari gudang yang menjadi kamar Eliana. Wanita itu menemui kembali pria tua yang bermaksud menjemput anak tirinya itu.
"Bagaimana dengan putri anda, Nyonya? Apakah dia sudah siap?" tanya pria bernama Antony itu.
"Ah, Tuan. Tunggu sebentar lagi! Kami tidak memiliki gaun yang indah untuk Eli kami, jadi ... mohon dimaklum jika kami agak lama memilihkan baju untuknya," ujar Adriana.
"Ihihi, untung sekali Eli mau dinikahkan. Jadi kita selamat dari perjodohan ini," ujar seorang gadis dengan gaun biru muda yang menjuntai berkata pada saudara yang berdiri di sampingnya.
"Ya, mungkin kita harus sedikit berterima kasih pada Eli. Sehingga kita tidak harus menikah dengan pria tua untuk melunasi hutang ayah," jawab saudara gadis itu yang mengenakan gaun berwarna kuning.
"Ssst! Ssst!" Adriana meminta kedua anaknya terdiam. Ia merasa tak enak bila sampai tuan Antony mendengarnya.
"Ehehem ...." Adriana melempar senyum yang dibuat-buat pada pria tua bernama Antony tersebut.
Sementara itu, Antony membuang muka dan berpura-pura tak mendengarnya. Berulang kali bertemu dengan mendiang Louis -ayah dari Eliana, membuat pria itu paham bagaimana tabiat satu per satu anggota rumah ini.
Antony hanya tersenyum mendengar pembicaraan kedua gadis yang menjadi anak tiri Louis tersebut. "Kalian akan menyesal jika kalian tahu jika aku membawa Eli bukan untuk menikah denganku," ucap Antony dalam hati.
Drap drap drap
Suara langkah kaki yang berbenturan dengan papan kayu terdengar.
"Ah rupanya, Eli kami sudah siap!" seru Adriana begitu melihat Eliana menghampiri mereka.
"Eli! Kemarilah, ayo kita pergi menuju ke tempat barumu!" ajak Antony pada Eliana.
"Semuanya aku pamit," ucap Eliana sebelum ia pergi ke luar rumah.
"Ya, pergilah yang jauh! Jangan pernah kembali!"
"Kami tidak akan merindukanmu!"
"Sering kirimi uang untuk ibumu ini, ya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 345 Episodes
Comments
Irnawati Irna
Matre banget ibu tiri jelek
2022-07-19
0
Santoso Zha
yoi
2022-05-21
0
Yolanda Fjr
lanjut,seru kayaknya thor
2022-05-10
0