Rencana Pergi Ke Luar Negeri

Aisyah meninggalkan kontrakan yang beberapa hari ini ditempatinya di Jakarta. Dia membawa tas miliknya berjalan meninggalkan tempat itu menuju ke halte yang berada di tepi jalan raya. Tak lama sebuah bus jurusan Jakarta-Bandung berhenti di depannya. Aisyah menaiki bus itu. Dia duduk di kursi tengah. Kebetulan kursinya kosong hanya Aisyah yang duduk di kursi itu. Tatapan wajahnya sendu. Semalam dia sempat menangis memikirkan masalahnya. Aisyah membuang muka ke arah kaca bus. Mengalihkan pikirannya pada pemandangan yang ada di luar kaca.

Aisyah sudah bertekad untuk meninggalkan kota Jakarta. Dia tidak ingin mengingat apapun yang berhubungan dengan Maxsimus. Aisyah bertekad untuk melupakannya dan mengubur dalam-dalam semua rasa yang pernah disimpannya selama ini untuk laki-laki berambut gondrong itu. Kisah cinta yang disimpannya dari pertama mereka bertemu di tepi jalan raya sampai saat ini harus dihapus Aisyah dan membiarkan semua menghilang tak pernah kembali apalagi berada di tempat yang sama.

"Maxsimus, apa kita memang tidak berjodoh? Apa pertemuan itu tidak berarti untukmu? Apa hanya aku yang merasakan cinta ini sendirian?" batin Aisyah. Apa mungkin selama ini Aisyah terlalu percaya diri sampai dia lupa kalau Maxsimus bisa saja mencintai oranglain.

Aisyah mencoba untuk berdamai pada dirinya sendiri. Meskipun berat tapi dia harus berusaha melakukan itu agar bisa melangkah ke depan. Tanpa harus mengingat luka itu lagi.

"Ya Allah aku sedang berusaha ikhlas. Meski rasanya menyakitkan," batin Aisyah. Impiannya untuk bisa melihat lagi adalah ingin bertemu dengan Maxsimus. Kini tak ada lagi alasan untuk pergi ke Jakarta. Dia sudah melihat semuanya. Maxsimus dan orang yang kini dicintainya. Bukan Aisyah tapi Elyana.

Aisyah menyandarkan kepalanya di kursi. Berusaha untuk menenangkan diri sambil berzikir dan berdoa. Semua yang ada di dunia ini milik Allah subhanallahu wa ta'ala. Aisyah harus ikhlas jika Allah ingin mengambilnya kembali.

Di sisi lain, Axel baru saja sampai di kontrakan Aisyah. Dia memarkirkan motornya tepat di depan kontrakan wanita bercadar itu. Sepagi itu Axel datang ke kontrakan. Padahal dia memiliki jadwal podcast dengan temannya di salah satu channel YouTube. Axel terpaksa meng-cancelnya terlebih dahulu demi bertemu dengan Aisyah.

"Semoga Aisyah mau diajak ngomong," ucap Axel. Dia berharap wanita bercadar itu mau diajak bicara olehnya. Kemarin Axel membiarkan Aisyah menenangkan dirinya agar Aisyah bisa berpikir dengan jernih. Pasti butuh waktu untuk bisa menerima semuanya. Aisyah pasti sangat kecewa atas identitas yang selama ini tidak sesuai yang diyakininya. Axel sudah menjadi tameng untuk Maxsimus lama bertahun-tahun sehingga Aisyah tidak tahu ternyata laki-laki yang dicintainya itu adalah Maxsimus bukan Axel.

Tok! Tok! Tok!

Axel mengetuk pintu itu tiga kali. Sambil mengucapkan salam. Namun tak ada jawaban dari dalam. Sampai dia menunggu beberapa saat di tempat itu. Untung saja pengurus kontrakan datang menghampirinya.

"Den Axel!" ucapnya. Laki-laki itu tampak senang bisa bertemu pemilik kontrakan yang jarang datang ke tempat itu. Apalagi menampakkan batang hidungnya sebagai pemilik kontrakan ribuan pintu yang kini diserahkan tanggungjawabnya pada dirinya.

"Pak Nurdin," sahut Axel pada laki-laki yang mengenakan sarung dan peci. Namanya Nurdin, orang yang dipercaya Axel untuk mengurus kontrakan. Dialah yang memegang kunci kontrakan dan mengurus apapun yang berhubungan dengan keamanan, kenyamanan, dan tata tertib di tempat itu. Axel terlalu sibuk untuk mengurus semua itu. Dia sudah sibuk dengan jadwal manggung on air maupun off air. Belum pagi menjadi bintang tamu, model, artis film atau sinetron yang terkadang dilakukannya.

"Den Axel mau mencari siapa?" tanya Nurdin. Dia tahu Axel sedang mendekati wanita bercadar yang belum lama ini tinggal di kontrakan itu.

"Aisyah yang tinggal di sini," jawab Axel. Tentu Nurdin pasti tahu karena Axel pernah menyuruhnya untuk mempersiapkan kontrakan untuk Aisyah. Lagi pula Aisyah adalah penghuni kontrakan spesial yang dititipkan Axel pada Nurdin.

"Non Aisyah baru saja keluar dari kontrakan. Dia memberikan kuncinya pada saya. Katanya Non Aisyah mau pulang ke Bandung," jawab Nurdin menjelaskan pada Axel tentang kepergian Aisyah. Sebelum pergi Aisyah memberikan kunci kontrakannya pada Nurdin selaku pengurus kontrakan itu.

"Ke Bandung?" Axel terkejut mendengar penjelasan dari Nurdin. Dia tidak menyangka Aisyah akan pergi meninggalkan Jakarta karena masalah itu. Padahal Axel baru saja ingin berbicara dengan Aisyah dan meyakinkan wanita bercadar itu untuk menerima cintanya. Dan mau menjadi calon istrinya.

"Iya Den, memang gak bilang ke Aden?" tanya Nurdin. Seharusnya Axel tahu. Dialah yang membawa Axel ke tempat itu.

Axel menggeleng. Aisyah tidak memberitahu apa-apa padanya. Bahkan Axel coba menelpon dan chat padanya tapi handphonenya tidak aktif. Seakan Aisyah sengaja membiarkan orang lain tidak perhatian dan peduli padanya. Dia ingin sendiri dan menenangkan pikirannya dari apapun.

"Jam berapa dia pergi Pak?" tanya Axel. Dia ingin tahu jam berapa Aisyah meninggalkan tempat itu. Mungkin Axel masih punya waktu untuk menyusul atau membawa Aisyah kembali.

"Barusan, lima belas menit lalu," jawab Nurdin. Belum lama Aiayah pergi. Sebelum Axel datang.

Axel langsung berpamitan pada Nurdin dan mengucapkan salam. Dia bergegas mengenakan helmnya kembali lalu naik ke motornya. Axel mengendarai motornya meninggalkan kontrakan. Dia harus menyusul Aisyah dan membawanya kembali. Kali ini Axel tidak bisa tinggal diam. Ada seseorang yang harus diperjuangkannya.

"Aisyah kenapa harus pergi? Aku tahu kau mencintai Maxsimus tapi kau juga berhak bahagia bukannya membiarkan dirimu hanyut dalam duka," batin Axel sambil mengendarai motornya di jalan raya. Dia tidak tahu harus ke mana mencari Aisyah. Mungkin naik bus atau kendaraan lainnya. Yang ada di pikirannya adalah pergi ke Bandung yang entah di mana tempatnya.

"Aku harus mencarimu kemana Aisyah? Aku ingin kita belajar bersama. Aku belajar untuk setia dan kau belajar melupakan Maxsimus," batin Axel lagi. Dia berharap bisa menemukan Aisyah. Axel tidak ingin menyesal. Aisyah wanita yang pantas diperjuangkan. Dia baik dan sholeha.

Di dalam bus Aisyah hanya diam dan tampak lemas. Dari tadi berusaha sarapan tapi tidak ada yang bisa masuk ke perutnya. Aisyah hanya diam mendengarkan beberapa orang berbicara dan keramaian yang ada di dalam bus itu. Pedagang asongan silih berganti naik turun bus, begitupun dengan pengamen dan penumpang yang hanya naik ke pemberhentian berikutnya.

"Assalamu'alaikum. Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu." Terdengar suara seseorang menyapa penumpang bus jurusan Jakarta-Bandung. Orang-orang itu fokus melihat ke arah laki-laki yang berdiri di tengah lorong. Sedangkan Aisyah hanya diam melihat ke arah kaca bus. Dia tidak menyadari ada orang di tengah lorong bus itu.

"Wassalamu'alaikum." Semua orang menjawab. Meskipun mereka kembali acuh dan cuek. Orang itu dianggap pengamen seperti biasanya.

"Pagi!" sapa Axel kembali biar suasana lebih hangat dan bersahabat.

"Pagi!" jawab semuanya.

Sorak orang-orang menjawab salam dan sapaan dari laki-laki yang ada di tengah lorong bus. Mereka tidak tahu kenapa laki-laki di tengah lorong bus itu berdiri dan memegang gitar di tangannya. Dia tampak misterius dan aneh.

"Pagi ini saya akan bernyanyi untuk kalian semua. Khususnya Nona cantik itu." Laki-laki mengenakan topi dan masker itu menujuk ke arah Aisyah yang duduk dan diam bahkan pandangannya hanya ke arah kaca bus. Aisyah tidak mendengarkan apa yang dikatakan orang itu. Pikirannya ada di tempat lain. Meskipun tubuhnya ada di tempat itu.

Para penumpang masih tampak cuek dan tidak memperdulikan orang itu karena dianggap pengamen seperti biasanya yang naik ke dalam bus.

"Mau lagu apa?" tanyanya. Dia ingin tahu lagu apa yang diinginkan penumpang. Setiap orang beda pendapat. Namun kebanyakan suka hal yang sama.

"Lagu Cinda Dan Rindu dari Leo Band!" Seseorang menjawab. Leo Band group band ternama di Indonesia. Itu sebabnya mereka suka lagu-lagu hit milik mereka.  Lagu-lagu yang menggambarkan suasana hati seseorang. Baik yang jatuh cinta sampai patah hati.

"Iya!" Yang lainnya setuju. Mereka juga ingin mendengarkan lagu Cinta Dan Rindu dari Leo Band. Lagu yang sedang populer di kalangan pemuda.

Orang itu langsung bernyanyi dan membawakan lagu Cinta Dan Rindu dari Leo Band. Lagu itu begitu mendalam dan menggambarkan betapa indahnya Cinta Dan Rindu seseorang pada kekasihnya. Sampai para penumpang baper mendengarkan lagu itu. Mereka merasa mendengarkan lagu Cinta Dan Rindu live di tempat itu. Mereka ikut hanyut dan fokus pada orang yang menyanyikannya. Padahal tadi mereka sempat cuek.

"Terimakasih," ucapnya.

Semua orang di dalam bus itu bertepuk tangan kecuali Aisyah yang masih terdiam dan menatap ke arah kaca bus. Mereka merasa terhibur dengan lagu yang dibawakan orang itu. Kemudian orang itu berjalan menuju kursi yang diduduki Aisyah karena tidak ada kursi kosong lainnya di dalam bus. Dia duduk tepat di samping Aisyah.

"Kalau patah hati obatnya cinta. Bukan air mata," bisiknya.

Aisyah tidak menggubris dengan apa yang dikatakan orang itu. Dia tetap terdiam dan mengacuhkannya.

"Mau kemana?" tanyanya.

Aisyah tetap diam. Suasana hatinya sedang tidak nyaman dia butuh untuk sendiri.

"Bandung kayanya tempat yang indah untuk menenangkan diri dan bertemu pangeran lainnya."

Aisyah menarik nafas panjangnya dan menghembuskan perlahan. Dia merasa terganggu dengan laki-laki yang mengajaknya bicara dari tadi.

"Assalamu'alaikum," sapa Aisyah pada laki-laki yang mengenakan topi dan masker itu.

"Wa'alaikumsallam," sahutnya.

"Maaf Mas, saya sedang tidak ingin mengobrol. Nanti kalau tidak saya jawab Masnya kecewa," ucap Aisyah.

"Gak papa, saya hanya ingin mengajak bicara. Terserah Nona ingin menjawab atau tidak," balasnya.

Aisyah memutar bola matanya kemudian kembali menoleh ke arah kaca bus. Membiarkan orang itu berbicara sendiri sepanjang perjalanannya ke Bandung.

Beberapa jam kemudian sampai di Bandung. Aisyah turun dari bus begitupun orang itu. Dia terus membuntuti Aisyah. Membuat wanita bercadar itu merasa diteror. Di bus ngomong terus padahal Aisyah tidak menjawab. Dia terus bercerita ke sana ke mari seperti orang yang sedang mendongeng.

"Mas ngapain ngikutin aku?" tanya Aisyah. Dia menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang.

Orang itu maju ke depan sejajar dengan Aisyah.

"Aku ingin pergi ke rumah teman," jawabnya.

"Tapi gak usah ngikutin saya juga kali Mas," sahut Aisyah.

"Ah Mbak cantik aja yang kepedean. Rumah teman sayakan didaerah sini," balasnya.

Aisyah malas berdebat laki-laki itu dari tadi pintar mencari alasan dan terus membuntutinya seperti ekor. Dia memilih melangkahkan kembali kakinya ke depan. Membiarkan orang itu terus membuntutinya. Kaki Aisyah melangkah lebih cepat dari orang itu. Dia merasa dirinya dibuntuti terus membuat dia merasa tidak aman.

"Aku harus segera sampai ke rumah Rahma," batin Aisyah. Dia melangkahkan kakinya lebih cepat menuju rumah sahabatnya yang kebetulan ada di tepi jalan. Rahma Azizah sahabatnya saat di pesantren dulu. sebelum ke Jakarta Aisyah sempat tinggal bersama Rahma di Bandung. Rahma menjadi sahabat satu-satunya Aisyah yang sangat mengerti dirinya.

Aisyah bergegas menghampiri rumah Rahma dan mengetuk pintunya lebih intens. Tak lupa mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsallam. Aisyah," sahut Rahma. Tampak senang melihat Aisyah datang.

Aisyah langsung menarik tangan Rahma masuk ke dalam rumah dan menutup pintu itu. Seolah dia ketakutan dengan laki-laki yang dari tadi mengikutinya.

"Kamu kenapa sih Aisyah?" tanya Rahma.

Aisyah mengatur nafasnya yang sempat ngos-ngosan karena berjalan dengan cepat. Dia berusaha menenangkan dirinya.

"Ada orang yang ngikutin aku dari bus sampai tempat ini," jawab Aisyah.

"Masa sih? Ku lihat kau datang sendiri," sahut Rahma. Dia tidak melihat ada seseorang yang mengikuti Aisyah dari belakang.

"Tadi dia ngikutin aku. Beneran Rahma!" jawab Aisyah.

Rahma yang tidak percaya dengan ucapan Aisyah langsung membuka gorden yang ada di ruang tamu dan memperlihatkan pada Aisyah kalau di luar tidak ada siapapun.

"Tuh! Gak adakan?" ucap Rahma.

Aisyah mendekat dan melihat ke arah luar. Tidak ada satu orang pun yang ada di luar rumah Rahma.

"Tadi dia ngikutin aku," ucap Aisyah. Heran melihat di luar tidak ada siapapun padahal Aisyah ingat betul laki-laki tadi mengikutinya.

"Ya udah sekarang kau minum dulu dan makan! Baru kita ngobrol lagi," ucap Rahma.

Aisyah mengangguk. Kemudian bersama Rahma masuk ke ruang makan dan melupakan laki-laki yang tadi mengikutinya.

Di luar, Axel duduk di atas dahan pohon mangga. Dia langsung naik ke atas pohon saat Aisyah masuk ke dalam rumah.

"Demi wanita yang bernama Aisyah aku harus naik pohon mangga," batin Axel.

Kriiing ... kriiing ... kriiing ...

Bunyi handphone milik Axel berdering. Membuat laki-laki tampan itu mengeluarkan handphone miliknya dan melihat panggilan dari Jennifer.

"Sial, Oma udah mengabsen lagi. Mati aku kalau gak bisa bawa Aisyah," batin Axel.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg ricard ga menemukn lara ..dan lara bisa selamat..

2022-06-18

0

Yunia Abdullah

Yunia Abdullah

jngn BSA y mewek doank

2022-02-25

0

Fauzan Ramadhani

Fauzan Ramadhani

pergilah lara jd wanita yg kuat lalu balaskan demdammu pd alek

2021-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Kau Mangsaku
2 Hadiah Suapan
3 Pergilah Yang Jauh
4 Pergi Ke Kantor Polisi
5 Rencana Pergi Ke Luar Negeri
6 Balas Dendam
7 Hukuman
8 Kejam dan Biadap
9 Siapa Yang Mengizinkanmu Mati
10 Dikurung Dimenara
11 Masa Lalu
12 Mahkota Yang Terenggut
13 Misi Dianka
14 Ciuman Suami
15 Bersama
16 Extra Part
17 Jangan Mengganggu
18 Apa Tujuan
19 Bekerjasama
20 Kaulah Mangsaku
21 Apa Kau Putriku?
22 Obat Pencahar dan Misi Yang Tidak Sempurna
23 Perangkap
24 Lara Mulai Berani
25 Mulai Mencintai
26 Dendam Atau Cinta
27 Hamil Anak Alex
28 Mengetahui Anak Giorgio
29 Minta Maaf
30 Pembalasan Alex
31 Dikurung Dibawah Tanah
32 Halusinasi
33 Dilelang
34 Kau Mangsa Ku Dianka
35 Kehangatan Alex
36 Putri Dimenara
37 Dianka Menolong
38 Menantimu
39 Jack Datang Kembali
40 Alex Digigit Ular
41 Kau Akan Mencintaiku
42 Taruhan
43 Aku Ingin Punya Anak
44 Pilih Bersama Yang Mana
45 Kehilangan Semuanya
46 Tinggal Dirumah William
47 Bingung dan Menangis
48 Jangan Tinggalkan
49 Bertemu Kembali
50 Masa Lalu William
51 Mau Menikah Denganku
52 Menjadi Sekretaris Alex
53 Menikahimu
54 Aku Cemburu
55 Terkilir
56 Gjbran Yang Hangat Dan Periang
57 Bertemu Gengster Kalajengking
58 Bersama Gibran
59 Dilema Cinta
60 Dianka Berkorban
61 Berjuang Untuk Hidup Baru
62 Promo Novel
63 PENGUMUMAN
64 Kematian Alex
65 Tujuh Tahun
66 Mirip Alex
67 Penyelamatan
68 Pagi Yang Cerah
69 Mulai Bekerja dan Bekerjasama
70 Menyebalkan Sekali
71 Menangis
72 Indahnya Kebersamaan
73 Siapa Yang Datang
74 Sandiwara dan Cinta
75 Pertemuaan
76 Romantis
77 Berusaha Menjalin Hubungan
78 Perasaan Yang Datang
79 Gosip Yang Menyebar
80 Masa Lalu Zion
81 Memasak Romantis
82 Godaan
83 Kembalinya
84 Pembuktian
85 Kedatangan Nona Zelina
86 Peluang
87 Harus Memilih
88 Akhirnya
89 Gangguan Alex
90 Menemui Mahira
91 Siasat
92 Rencana Busuk
93 Masuk Dalam Perangkap
94 Ada Jalan Keluarnya
95 Pengumuman
96 Masih Hidup
97 Hilang
98 Hilang Ingatan
99 Bersama Alex
100 Mulai Terungkap
101 Masuk Hotel
102 Bertemu Dafa
103 Berusaha
104 Pertemuan Yang Menyebalkan
105 Mulai Ada Titik Terang
106 Pengejaran Lagi
107 Sedikit Mengingat
108 Akhirnya Pulang Juga
109 Tidur Dirumahku
110 Nikahi Anak Emak
111 Menikah
112 Bahagia Berkumpul Bersama
113 Mulai Mencintai
114 Kehamilan
115 Kembalinya Ingatan
116 Merelakanmu
117 Scorpion
118 Pergi Ke Markas Api
119 Melawan Scorpion
120 Promo Novel
121 Ending
122 Promo Novel
123 New Generation Part 1
124 New Generation Part 2
125 New Generatin Part 3
126 New Generation Part 4
127 New Generation Part 5
128 New Generation Part 6
129 New Generation Part 7
130 Generation 2 : Part 8
131 Generation 2 : Part 9
132 Promo Novel
133 Generation 2 : Part 10
134 Generation 2 : Part 11
135 Generation 2 : Part 12
136 Generation 2 : Part 13
137 Generation 2 : Part 14
138 Generation 2 : Part 15
139 Generation 2 : Part 16
140 Generation 2 : Part 17
141 Generation 2 : Part 18
142 Generation 2 : Part 19
143 Generation 2 : Part 20
144 Generation 2 : Part 21
145 Generation 2 : Part 22
146 Generation 2 : Part 23
147 Generation 2 : Part 24
148 Generation 2 : Part 25
149 Generation 2 : Part 26
150 Generation 2 : Part 27
151 Generation 2 : Part 28
152 Sementara
153 Pengumuman
154 Generation 2 : Part 29
155 Generation 2 : Part 30
156 Pengumuman
157 Generation 2 : Part 31
158 Generation 2 : Part 32
159 Generation 3 : Part 33
160 Revisi Sebentar
161 Generation 2 : Part 34
162 Generation 2 : Part 35
163 Generation 2 : Part 36
164 Generation 2 : Part 37
165 Generation 2 : Part 38
166 Pengumuman
167 Generation 2 : Part 39
168 Generation 2 : Part 40
169 Generation 2 : Part 41
170 Generation 2 : Part 42
171 Generation 2 : Part 43
172 Pengumuman
173 Generation 2 : Part 44
174 Generation 2 : Part 45
175 Generation 2 : Part 46
176 Pengumuman
177 Promo Novel
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Kau Mangsaku
2
Hadiah Suapan
3
Pergilah Yang Jauh
4
Pergi Ke Kantor Polisi
5
Rencana Pergi Ke Luar Negeri
6
Balas Dendam
7
Hukuman
8
Kejam dan Biadap
9
Siapa Yang Mengizinkanmu Mati
10
Dikurung Dimenara
11
Masa Lalu
12
Mahkota Yang Terenggut
13
Misi Dianka
14
Ciuman Suami
15
Bersama
16
Extra Part
17
Jangan Mengganggu
18
Apa Tujuan
19
Bekerjasama
20
Kaulah Mangsaku
21
Apa Kau Putriku?
22
Obat Pencahar dan Misi Yang Tidak Sempurna
23
Perangkap
24
Lara Mulai Berani
25
Mulai Mencintai
26
Dendam Atau Cinta
27
Hamil Anak Alex
28
Mengetahui Anak Giorgio
29
Minta Maaf
30
Pembalasan Alex
31
Dikurung Dibawah Tanah
32
Halusinasi
33
Dilelang
34
Kau Mangsa Ku Dianka
35
Kehangatan Alex
36
Putri Dimenara
37
Dianka Menolong
38
Menantimu
39
Jack Datang Kembali
40
Alex Digigit Ular
41
Kau Akan Mencintaiku
42
Taruhan
43
Aku Ingin Punya Anak
44
Pilih Bersama Yang Mana
45
Kehilangan Semuanya
46
Tinggal Dirumah William
47
Bingung dan Menangis
48
Jangan Tinggalkan
49
Bertemu Kembali
50
Masa Lalu William
51
Mau Menikah Denganku
52
Menjadi Sekretaris Alex
53
Menikahimu
54
Aku Cemburu
55
Terkilir
56
Gjbran Yang Hangat Dan Periang
57
Bertemu Gengster Kalajengking
58
Bersama Gibran
59
Dilema Cinta
60
Dianka Berkorban
61
Berjuang Untuk Hidup Baru
62
Promo Novel
63
PENGUMUMAN
64
Kematian Alex
65
Tujuh Tahun
66
Mirip Alex
67
Penyelamatan
68
Pagi Yang Cerah
69
Mulai Bekerja dan Bekerjasama
70
Menyebalkan Sekali
71
Menangis
72
Indahnya Kebersamaan
73
Siapa Yang Datang
74
Sandiwara dan Cinta
75
Pertemuaan
76
Romantis
77
Berusaha Menjalin Hubungan
78
Perasaan Yang Datang
79
Gosip Yang Menyebar
80
Masa Lalu Zion
81
Memasak Romantis
82
Godaan
83
Kembalinya
84
Pembuktian
85
Kedatangan Nona Zelina
86
Peluang
87
Harus Memilih
88
Akhirnya
89
Gangguan Alex
90
Menemui Mahira
91
Siasat
92
Rencana Busuk
93
Masuk Dalam Perangkap
94
Ada Jalan Keluarnya
95
Pengumuman
96
Masih Hidup
97
Hilang
98
Hilang Ingatan
99
Bersama Alex
100
Mulai Terungkap
101
Masuk Hotel
102
Bertemu Dafa
103
Berusaha
104
Pertemuan Yang Menyebalkan
105
Mulai Ada Titik Terang
106
Pengejaran Lagi
107
Sedikit Mengingat
108
Akhirnya Pulang Juga
109
Tidur Dirumahku
110
Nikahi Anak Emak
111
Menikah
112
Bahagia Berkumpul Bersama
113
Mulai Mencintai
114
Kehamilan
115
Kembalinya Ingatan
116
Merelakanmu
117
Scorpion
118
Pergi Ke Markas Api
119
Melawan Scorpion
120
Promo Novel
121
Ending
122
Promo Novel
123
New Generation Part 1
124
New Generation Part 2
125
New Generatin Part 3
126
New Generation Part 4
127
New Generation Part 5
128
New Generation Part 6
129
New Generation Part 7
130
Generation 2 : Part 8
131
Generation 2 : Part 9
132
Promo Novel
133
Generation 2 : Part 10
134
Generation 2 : Part 11
135
Generation 2 : Part 12
136
Generation 2 : Part 13
137
Generation 2 : Part 14
138
Generation 2 : Part 15
139
Generation 2 : Part 16
140
Generation 2 : Part 17
141
Generation 2 : Part 18
142
Generation 2 : Part 19
143
Generation 2 : Part 20
144
Generation 2 : Part 21
145
Generation 2 : Part 22
146
Generation 2 : Part 23
147
Generation 2 : Part 24
148
Generation 2 : Part 25
149
Generation 2 : Part 26
150
Generation 2 : Part 27
151
Generation 2 : Part 28
152
Sementara
153
Pengumuman
154
Generation 2 : Part 29
155
Generation 2 : Part 30
156
Pengumuman
157
Generation 2 : Part 31
158
Generation 2 : Part 32
159
Generation 3 : Part 33
160
Revisi Sebentar
161
Generation 2 : Part 34
162
Generation 2 : Part 35
163
Generation 2 : Part 36
164
Generation 2 : Part 37
165
Generation 2 : Part 38
166
Pengumuman
167
Generation 2 : Part 39
168
Generation 2 : Part 40
169
Generation 2 : Part 41
170
Generation 2 : Part 42
171
Generation 2 : Part 43
172
Pengumuman
173
Generation 2 : Part 44
174
Generation 2 : Part 45
175
Generation 2 : Part 46
176
Pengumuman
177
Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!