Like : Komen : Share : Vote
Keesokan Harinya...
Pagi telah tiba, mentari telah menampakkan wajahnya. Luca bangun dari tidurnya entah kenapa, karena jika di Bumi dulu ia selalu susah untuk dibangunkan, bahkan Ibunya harus membangunkannya berkali-kali sampai benar-benar bangun.
Di sekitar gua, Luca berusaha mencari sumber mata air, sungai, atau air terjun akan tetapi tidak ada sama sekali. Luca memutuskan untuk sarapan dengan memakan buah-buahan dari pepohonan dekat situ saja.
Dengan memakan buah-buahan, Luca melanjutkan perjalanannya entah kemana tanpa adanya tujuan sekali lagi "Hah... Andaikan saja aku mempunyai sayap, pasti aku sudah berada di dunia atas sekarang."
Ucapan yang Luca ucapkan sendiri membuat ia tidak bersemangat. Walaupun begitu ia terus berjalan walaupun belum ditentukan tujuannya. Sepanjang perjalanan, ia melihat suasana yang damai karena tidak adanya satupun manusia di dekatnya. Walaupun ada, pasti Hewan Buas akan langsung memakannya.
Tidak jauh setelah itu, Luca di hadang oleh dua ekor Babi Hutan yang tampaknya sangat agresif "Babi Hutan? Apa ini lelucon?" Luca langsung menggunakan skill Penciptaannya untuk menciptakan sebuah pedang biasa.
Ia lalu menjulurkan pedangnya ke arah dua ekor Babi Hutan itu dengan berkata "Marilah, Babi busuk!" Ucap Luca dengan tersenyum sinis layaknya seorang antagonis.
Dua ekor Babi Hutan itu langsung maju dan berlari kencang ke arah Luca dengan mempersiapkan tanduknya untuk menyeruduk Luca.
"Masih kurang cepat." Karena Luca menggunakan Sepatu Cepat, jadi ia bisa berlari 10 kali lebih cepat dari biasanya.
Luca segera menghindar ke samping dan menusuk leher dua ekor Babi Hutan itu hingga mereka tak berdaya. Luca pun menusuk lebih dalam ke dua leher Babi Hutan itu hingga darah Babi Hutan itu menjadi bak air mancur yang keluar dari lehernya.
Luca segera menjauh, karena ia tidak mau terkena darah kotor dari seekor Hewan Buas apalagi itu adalah seekor Babi Hutan. Tentu saja Luca mendapatkan point sebanyak 200 karena berhasil membunuh Babi Hutan itu.
Luca melanjutkan perjalanannya dengan melihat status di layar virtual yang berada di depannya. Luca tersenyum kembali saat melihat statusnya.
[Status]
Nama : Luca
Kekuatan : Dewa Pencipta {7%}
Warrior : Perak Tahap Akhir
Energi : Suci
Element : Cahaya {1%} Kegelapan {1%} Api {6%} Air {1%} Angin {1%} Petir {1%} Tanah {1%}
Skill : Penciptaan
Point : 220
>>> Inventaris <<<
>>> Toko <<<
>>> Settings <<<
[---------------]
Setelah melihat layar virtual tersebut, Luca kembali cemberut karena ia baru bisa menguasai 7% dari kekuatan Dewa Pencipta itu. Beberapa jam setelah berjalan, Luca melihat sebuah air terjun yang sangat tinggi dengan air sungai jernih yang mengalir deras. Di sungai itu juga terdapat banyak sumber makanan seperti ikan dan lain-lain.
"Akhirnya aku bisa mandi juga!" Luca dengan hati gembira, ia segera melepas seluruh pakaiannya kecuali celananya.
Luca lalu duduk di bawah air terjun dengan air yang membasahi seluruh tubuhnya. Tubuh Luca gemetar karena air yang sangat dingin itu membuat ia tidak bisa berkata-kata hanya bisa mengeluarkan satu kata yaitu 'Brer' ia mengeratkan giginya karena sudah tidak tahan lagi.
Akan tetapi, Luca memaksa tubuhnya untuk tetap di bawah air terjun itu untuk membersihkan dirinya. Beberapa menit kemudian, kedinginan itu menghilang sedikit demi sedikit membuat suhu tubuh Luca normal kembali.
Luca menghela nafas lega dan mengakhiri mandinya itu. Saat akan bangkit dari batu yang ia duduki, tiba-tiba sesuatu terpikirkan olehnya yaitu ia berpikir untuk melanjutkan Kultivasinya di air terjun ini.
Dengan tekadnya yang bulat, Luca melanjutkan meditasinya di bawah air terjun dan badannya kembali diguyur air terjun yang dingin itu akan tetapi itu sudah tidak berlaku lagi karena tubuh Luca memiliki tingkat adaptasi yang bisa dibilang cukup cepat.
Belum lama setelah ia memejamkan matanya, tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu yang melewati benaknya. Itu adalah kesengsaraannya selama ini, membuat ia semakin membenci orang-orang yang dulu pernah menyakiti Luca. Bahkan Luca sampai meneteskan air mata saat mengingat Ibunya juga menjadi korban kesengsaraannya. Tanpa ia sadari, Luca telah membangkitkan aura yang bisa membuat Warrior Peringkat Emas kebawah akan mati sia-sia saat merasakannya.
Yap! Itu adalah skill lainnya yaitu Aura Kematian.
[Selamat! Tuan telah membangkitkan Aura Kematian!]
Mendengar itu, Luca pun mengakhiri Kultivasinya saja "Dengan ini, aku pasti akan melakukannya." Luca pun kembali berdiri dan memakai baju dan jubah yang dilepasnya tadi.
Ia pun melanjutkan perjalanan menuju utara walaupun ia tidak tahu sama sekali apa yang ada di sana. Akan tetapi menurut cerita yang ia baca, jika berjalan terus menuju utara maka engkau akan menemukan keberuntungan.
Sepanjang perjalanan ia terus di usik oleh Hewan Buas. Akan tetapi, Luca cukup membangkitkan Aura Kematian dan membuat Hewan Buas yang hendak menyerangnya tadi mundur pelan-pelan dan sedikit demi sedikit energinya terkuras habis.
Tidak kurang dari 10 detik, beberapa Hewan Buas yang berada di dekat Luca mati tanpa adanya luka sedikitpun di fisik mereka, melainkan jiwa mereka yang mati. Luca melanjutkan perjalanannya, dengan suasana sedikit karena ia terus saja melihat pemandangan yang sama, yaitu pepohonan, rerumputan.
Tiga jam berlalu, matahari kini berada di atas kepala. Luca pun memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di bawah pohon. Dengan itu, ia mengambil buah-buahan di pohon tersebut. Saat Luca hendak memakan buah tersebut, lagi-lagi ia diusik kembali dengan Hewan Buas yaitu segerombolan Hyena.
Hyena memang hewan yang suka menyerang dengan bergerombol "Apalagi ini? Hah... Mau tenang saja susah sekali!"
Luca berdiri dan gerombolan Hyena itu mulai menyerangnya. Luca pun melompat dan berada di atas batang pohon saat ini. Ia lalu menciptakan 30 anak panah di sekitarnya dan melesatkannya ke segerombolan Hyena itu.
Gerombolan Hyena itu pun terkena seluruh tembakan anak panah dan merasa tersiksa karena tusukan anak panah yang melesat layaknya sniper. Terlebih lagi, Luca menembakkannya dari jarak yang sangat dekat.
[Mendapatkan 600 Point, karena berhasil mengalahkan segerombolan Hyena!]
Perak Tahap Puncak!
...To be Continued...
[Revisi : ✓]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Nada rina
terasa hambar pada pertarungan pun gak ad duar boom nya terasa lempeng aj
2024-09-28
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Semangat Lord
2023-01-23
1
Moh Hilmy Latif
thor tingkat kultivasi juga di tulis thor..
2022-07-15
1