.
"Jadi, Kenapa kamu datang kemari? Kamu jelas membenci ku kemarin. Tidak mungkin dalam satu malam kamu tiba-tiba menyukaiku kan?" tanya Jarvis
"Itu..." Lilo melepaskan pelukannya, dia berjalan ke arah tempat duduk yang merupakan singgasana kerja nya.
Lilo duduk di sana dengan kakinya menyilang angkuh.
"Paman... Jujur aja gue emang enggak suka sama elo, tapi gue juga enggak bisa kabur dari takdir gue yang harus nerima perjodohan ini. Jadi, gue enggak ada pilihan lainnya buat mundur agi. Gue cuman punya satu pilihan, yaitu membangun perasaan gue, supaya gue bisa berima pakan duda di hati gue. Itu alesan gue kemari." jawab Lilo.
Dia melihat ke arah Jarvis yang terdiam.
'Sialan! Kalau aja bukan karena gue mau dia itu enggak suka sama gue... Gua juga ogah deketin duda... Harga diri maaak... Gue Anak pertama Abrian araga Darma yang terkenal sampai ke ujung dunia, tapi gue berakhir sama duda. Hancur sudah image gue yang sangat berharga....' batin Lilo meronta-ronta.
"Jadi paman duda enggak suka gue kesini?"
"Bukan begitu. Hanya saja ini terlalu terburu-buru. Aku juga tidak tahu kalau kamu akan seperti ini." jawab Jarvis.
"Paman... Itu tadi beneran adik loe... Bibi tua tadi..." Lilo menatap Jarvis penuh tanda tanya.
"Bukan, Hanya saja dia memanggilku seperti itu sejak kecil. Karena aku sendiri tidak tahu hubungan kami itu seperti apa, dia keponakan dari mama Dian." jelas Jarvis.
"Oh... Kedepannya menjauhlah darinya! Ngeliat dia, mood baik gue ilang gitu aja. Pengen nonjok itu muka keriputnya!" Lilo menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kerja Jarvis.
Dia sudah terlihat seperti nyonya besar yang begitu penuh dengan aura kecantikan dan ke anggunnya.
"Kamu tidak menyukainya?"
"Paman... Orang buta aja tahu, kalau dia itu orang yang nyebelin. Apa paman tidak bisa merasakannya? Dia kayak punya niat buruk gitu..." jawab Lilo.
"Kenapa kamu berfikir seperti itu. Dia sudah aku anggap sebagai adik ku sendiri. Jadi dia itu adalah keluargaku. Mau tidak mau kamu harus bisa menerimanya juga." mendengar itu Lilo tersenyum menyeringai.
"Iya... Itu benar." jawabnya, "Ini nunjukin kalau bukan cuman umur gue sama elo yang beda jauh, tapi gue sama elo juga enggak sepemikiran." tambahnya.
"Bukan seperti itu. Dia memang memiliki sikap seperti itu. Aku pikir itu karena dia tidak ingin aku didekat oleh orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dari ku saja." jelas Jarvis
"Keuntungan dari mu? Astaga! loe pikir gue mau ambil keuntungan dari loe?! Emangnya loe punya apa yang bisa gue ambil? Uang? Loe pikir gua miskin?! Astaga! Gue mau beli lima atau sepuluh
kapal pesiar dalam sehari aja gue mampu! loe itu enggak punya keuntungan apapun yang bisa gue ambil! Loe bahkan udah enggak perjaka lagi... Apa yang bisa gue dapetin dari loe!" jawab Lilo dengan kesal.
Dia sudah berniat ingin terus berbicara manis dengan Jarvis, tapi suasananya sama sekali tidak bisa membuatnya melakukan semuanya itu
"Cih! Pede banget sih!" gerutunya.
Lilo beranjak dari tempat duduknya.
Dia berjalan mendekati Jarvis yang masih berdiri di depan meja kerjanya
"Loe lanjut kerja aja. Gue cuman mampir bentar, soalnya kali ini pulang sekolah sekolah lebih awal. Niatnya mau ngajakin makan siang, tapi mood gue ilang. Jadi gue mau pulang aja. nongkrong sama temen-temen gue lebih nyenegin daripada makan siang sama loe!" Lilo kembali tersenyum menyeringai sebelum dia berjalan pergi dari sana.
"Tunggu!" Jarvis menahan tangan Lilo
"Kita bisa bicara sebentar... Aku hanya ingin menjelaskan semuanya, semua keluarga ku dan masa lalu ku..."
"Jelasin apa? Gue males dengerinnya! Gue juga enggak tertarik dengerin cerita masa lalu atau apa gitu" tolak Lilo, "kalau elo udah mau nerima perjodohan gila ini, itu berarti loe harus menatap masa depan bareng sama gue. Gue enggak peduli masa lalu elo kayak apa. Tapi kalau elo udah mutusin buat hidup bareng sama gue, loe harus tahu rules yang gue punya. Salah satunya itu tadi, gue enggak pernah peduli sama masa lalu orang laen, gue cuman mau liat elo yang sekarang untuk kedepannya. Jadi jangan buang waktu elo buat cerita ke gue semua urusan loe sama keluarga loe, apa lagi masa lalu elo sama istri elo. Jujur aja gue enggak tertarik!"
Lilo menepis tangan Jarvis yang masih memegangi tangannya.
"Ngapain juga mikirin masa lalu! Buang-buang waktu. Kalau ada waktu luang, mendingan di pakai buat mikirin masa depan! Biar bisa hidup lebih baik!" ucap Lilo lagi
Jarvis tersenyum lebar mendengar itu.
"Iya, kamu benar. Aku tidak pernah berfikir sampai ke sana. Aku hanya merasa jika menceritakan semuanya pada mu nantinya tidak akan membuatmu salah paham. Aku juga takut jika kamu hanya mendengar tentang aku dari orang lain yang belum tentu benar." jawab Jarvis
"Hmm... Gue emang dengerin semuanya dari orang lain. Lalu, apa bedanya? Loe beneran duda kan?"
Jarvis kembali tersenyum lebar.
"F*ck! Ngapain low senyum-senyum terus! Geli gue liatnya!" Lilo mendengus sebal melihat Jarvis yang terus saja tersenyum lebar padanya.
"Kita makan siang bersama... Aku akan memberitahumu yang sebenarnya, semuanya yang aku miliki ." Jarvis kembali menggenggam tangan Lilo.
"Tapi gue..."
"Sebentar saja. Setelah itu kamu bebas kalau mau nongkrong sama teman-teman mu." ucap Jarvis.
"Ayo!" ajak Jarvis, bahkan sebelum Lilo menyetujuinya.
Lilo hanya bisa mengikuti langkah kaki Jarvis yang entah akan membawanya kemana
'ini... Gue kemari pengen buat paman duda ini ilfil sama gue... Tapi kenapa dia malah ngajakin gue makan siang. Padahal gue udah coba buat dia marah tadi. Haissshh kayaknya gue salah langkah. Ini bukan trik buat bikin orang marah, tapi kayaknya trik buat bikin orang makin suka! Sialan! Mabh google, gimana sih loe... gue udah seharian nanya trik-trik ini, tapi loe boongin gue... loe musuh gue sekarang!'
Lilo berjalan dengan pasrah mengikuti langkah kaki panjang Jarvis.
"Boss..." Barry baru kembali setelah membereskan sesuatu.
"Aku akan makan siang dengan Lilo, kamu handle dulu pekerjaan ku." jawab Jarvis.
"Siap Boss." jawab Barry.
"Kak Barry... Semangat!" Lilo tersenyum lebar oda Barry yang juga ingin tersenyum padanya, namun melihat tatapan Jarvis yang sepertinya sangat ingin membunuhnya, dia memilih untuk segera pergi dari sana.
"Eldest Lady Master, saya permisi dulu..." ucapnya seraya berjalan dengan cepat pergi dari sana.
"Apa yang salah dengannya? Apa senyuman gue mengerikan? Kenapa dia ketakutan?" gumam Lilo.
Jarvis tersenyum melihat ekspresi wajah Lilo yang selalu terlihat begitu menggemaskan menurutnya
"Lilo... Kamu tinggi juga..." ucapnya
"Gue punya gen papa bian yang memang tinggi. Jangan salah, mama Muvita juga bukan penduduk lokal. Gue ini kombinasi spesial yang langka dan sangat berbeda. Jadi, jangan samain gue sama orang-orang biasa." jawab Lilo.
Jarvis terkekeh geli mendengar itu.
Lagi-lagi gadis berseragam SMA itu bisa membuatnya tertawa.
"Paman... Loe benaneran bikin gue takut..." Lilo bergidik ngeri. Dia tidak tahu hal lucu apa yang terlihat oleh Jarvis, sampai-sampai apapaun yang dia katakan membuatnya tertawa.
Semua pegawai di kantor itu juga melihat Jarvis yang tertawa seperti itu. Dan itu membuat mereka semua terheran-heran.
"Boss kita tertawa. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti itu."
"Iya benar. Aku juga baru pertama kali melihatnya."
"Itu pasti karena gadis SMA itu. Dia cantik sih... Pantas saja kalu Boss kita suka sama dia."
"Iya. Sah-sah saja menurut ku. Lagi pula dia bisa membuat Boss kita tertawa. Pasti dia sangat spesial."
"Aku juga yakin seperti itu. Mereka juga sangat cocok.
"Gadis itu juga sepertinya bukan orang biasa. Dia pasti keturunan orang kaya. dia juga tinggi. dia sangat cocok berjalan di sisi Boss Jarvis. lihat saja, mereka sangat serasi."
Mendengar itu semua, Andara mengepalkan tangannya kuat-kuat, sampai merasa kuku-kukunya menembus telapak tangannya. dia juga menggeretak-kan gigi-giginya , rasanya benar-benar marah.
'selama ini aku menyukai kak Jarvis. Sejak kecil aku hanya memiliki impian untuk bisa menikah dengannya. Aku sampai berbuat kotor dengan perlahan-lahan meracuni istrinya saat itu. Tapi kenapa kak Jarvis justru harus bersama dengan gadis sialan ini! Aku benar-benar tidak bisa menerimanya! jika dia akan menjadi penghalang ku untuk mendapatkan kak Jarvis, maka jangan salahkan aku, jika aku tidak akan sungkan untuk melakukan segalanya agar kamu menjauh selama-lamanya darinya!'
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
desakpadna
wah pny uler si jarvis gk slah lilo blg gtu org yg pny niat buruk😪😁
2022-07-28
0
Desak Reni
jahat andraa
2021-11-03
0
☠ᵏᵋᶜᶟ 🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢ𝐘ᵃ🇭⃝⃟♡🍆
hedeh kaya gk ada cwok laen ajah
2021-06-27
0