.
Keesokan harinya
"Lilo, coba gaun ini sayang..." Muvita memberikan paper bag pada Lilo yang masih berbaring di atas tempat tidurnya.
Hari ini adalah hari Minggu. Dan hari ini juga adalah hari di mana keluarga Jarvis akan datang ke rumah keluarganya.
Semalaman Muvita mencoba untuk membujuk putrinya yang sangat keras kepala. Dia sampai berfikir jika sikap keras kepala itu sama sekali tidak baik untuk di turunkan untuk anak cucunya
Sampai pada akhirnya dia bisa memaksa putri sulungnya untuk menerima perjodohan itu.
Walaupun itu benar-benar menghabiskan seluruh energinya yang bisa dia gunakan untuk setahun kedepan.
"Ma.... Mama sudah janji dengan ku tentang satu hal itu kan? Mama tidak akan lupa kan?" Tanya Lilo
"Sama sekali tidak. Tenang saja. Mama sudah menyiapkan semuanya di kertas ini." Muvita memberikan selembar kertas pada putrinya.
Itu adalah sebuah perjanjian yang dia lakukan dengan putrinya, agar dia mau menerima perjodohan itu.
Dimana di sana tertulis dengan jelas, jika dalam setahun kedepan Lilo tidak bisa memberikan hatinya untuk Jarvis, maka dia berhak untuk meminta pembatalan perjodohan dari orang itu.
"Mama juga sudah tanda tangan di atas materai 10 ribu! Apa kamu puas?!"
Lilo tersenyum puas, dia segera memeluk tubuh mama kesayangannya itu.
"Mama yang terbaik." Ucapnya
"Papa mu juga yang terbaik. Kamu akan tahu jika kamu mencoba untuk mengerti dirinya." Jawab Muvita.
"Entahlah! Aku masih kesal padanya." Jawab Lilo
"Jangan seperti ini. Tidak baik memusuhi orang tuamu. Kamu akan kualat! Mau?"
"Mama mengerikan! Kenapa mengatakan hal seperti itu?"
Muvita tertawa geli melihat ekspresi wajah putrinya yang terlihat ketakutan.
"Pakailah pakaian mu, sebentar lagi Jarvis dan keluarganya akan segera kemari. Kamu harus menjadi yang paling cantik. Jangan sia-siakan mama dan papa yang sudah membuatmu siang malam tanpa menginginkan istirahat!"
"Astaga! Apa yang mama katakan. Itu terdengar sangat mengerikan." Lilo menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.
"Sudahlah. Sekarang mandi, bersihkan dirimu. Dan kemudian dandan yang cantik. Jangan kecewakan aku yang merupakan gen wanita cantik! Dan papa mu yang merupakan gen pewaris ketampanan yang hakiki." Muvita melangkahkan kakinya keluar dari kamar putrinya
"Sungguh... Mama lebih mengerikan dari yang aku duga..." Ujar Lilo seraya beranjak dari tempat tidurnya.
Satu jam berlalu
Semuanya sudah menunggu di ruang tamu, keluarga Jarvis juga sudah sampai di sana. Tapi Lilo masih belum juga keluar dari kamarnya untuk menemui mereka.
"Jarvis... Bagaimana pekerjaan mu?" Tanya Abrian basa-basi sembari menunggu putri sulungnya yang sepertinya masih ingin mempermainkannya.
"Sangat baik paman Bian. Semuanya berjalan sesuai dengan yang aku rencanakan." Jawab pria yang berusia sekitar tiga puluh lima tahunan, dia masih sangat muda. Bahkan dia terlihat seperti seorang pria yang baru berusia sepuluh tahun lebih muda darinya. Dia juga sangat sopan dan murah senyum.
Manik matanya yang hitam pekat membuatnya terlihat begitu maskulin. Di tambah alis matanya yang tebal membuatnya terlihat semakin kharismatik.
Rambutnya tertata rapi.
Pakaiannya juga sangat rapi dan berkelas
Kulitnya yang bersih membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan dan sangat menggoda
"Mama... Kak Jarvis ini sangat tampan. Jika kak Lilo tidak mau, aku rela menggantikannya." Ujar Liona yang berbisik di telinga Muvita.
"Jangan sembarang! Kamu baru berusia tiga belas tahun! Aku akan mencarikan jodoh untuk mu juga nantinya! Jangan khawatir. Aku akan mencarikan yang tampan juga sepertinya!" Jawab Muvita yang juga berbisik di telinga putri bungsunya.
"Mama bisa saja..."
"Ini... Dimana putri sulung anda pak Abrian? Kami sudah di sini lebih dari lima belas menit, tapi dia belum juga muncul? Ap dia baik-baik saja? Dia menerima perjodohan ini kan?" Tanya seorang wanita paruh baya yang duduk di sebelah Jarvis.
Ucapan itu terdengar seperti sebuah sindiran keras yang membuat Muvita dan juga Abrian bahkan Liona merasa tidak senang dengan itu. Walaupun benar jika itu adalah kesalahan dari pihaknya.
"Mama... Jangan berkata seperti itu." Ucap Jarvis pada wanita yang merupakan ibunya.
"Tapi ini sudah lima belas menit. Dia mungkin tidak ingin perjodohan ini, jadi kenapa kita harus terus menunggu!" Ucap wanita lainnya yang duduk di sebelah ibunya Jarvis. Wanita yang terlihat seumuran dengan Jarvis.
Mendengar itu Liona tidak bisa tinggal diam, walaupun sebenarnya Muvita juga sama sekali tidak bisa mentolerir kata-katanya itu. Tapi Muvita masih mencoba untuk menahan dirinya.
"Kakak ku itu adalah gadis super perfeksionis. Jadi dia membutuhkan waktu lebih banyak dari orang biasa untuk membenahi dirinya. Apa lagi dalam acara penting seperti ini. Jadi dia membutuhkan banyak waktu untuk berdandan. Anda paham maksud ku?" Jawab Liona.
"Lagi pula... Jika kakak ku memang benar-benar tidak ingin perjodohan ini memangnya apa yang bisa kalian lakukan?! Kalian pikir kalian keluarga terkaya di kota ini?! Hanya memiliki satu pusat perbelanjaan saja kalian sudah sombong! Ada ribuan pria yang akan mengantri untuk mendapatkannya!" Gumam Liona kesal
"Liona!" Muvita menatap tajam padanya.
"Jangan berbicara kasar seperti itu! Minta maaf!" Ucap Abrian.
"Tidak apa-apa paman Bian, Liona masih belum mengerti apa-apa. Aku yakin jika apa yang dia katakan tadi juga hanya untuk bercanda saja." Jawab Jarvis, "iya kan Liona?" Jarvis tersenyum manis pada Liona yang hanya menatapnya dengan malas.
"Andara juga mengatakan hal yang keterlaluan. Jadi saya mohon maafkan dia." Ucap jarvis lagi.
Abrian tersenyum mendengar itu
"Tidak apa-apa, anggap saja kita impas." Jawab Abrian
Jarvis dan Abrian tertawa bersama setelah itu.
Liona melihat ke arah wanita bernama Andara itu, dia melihatnya dengan tatapan tidak sukanya
'wanita-wanita ini pasti akan menyulitkan kakak ku nantinya!' batin Liona.
"Sayang... Kemarilah..." Ucap Abrian seraya tersenyum lebar, saat dia melihat Lilo berjalan menuruni anak tangga untuk menuju ke arahnya
Dress yang dia pakai sangat pas untuknya, itu membuatnya terlihat dewasa dan sangat menarik.
Make up yang terkesan berani, namun terlihat natural dan sangat cocok untuk karaker dirinya yang sesungguhnya, itu membuatnya semakin terlihat begitu memikat.
Dia juga berjalan dengan begitu anggun dan elegan.
Jarvis terus melihat ke arahnya. Namun sepertinya Lilo tidak ingin melihatnya sama sekali. Lilo terus fokus melihat ke arah ibunya yang sepertinya sedang memberikan isyarat padanya untuk melakukan sesuatu yang seharusnya di lakukan olehnya nantinya.
"Halo semuanya... Maaf aku terlalu lam..." Lilo membelalakkan matanya sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia melihat pria yang sepertinya dia kenali ada di hadapannya saat ini.
"Loe!!!" Teriaknya seraya menunjuk ke arah Jarvis yang juga sepertinya terkejut dengan itu.
"Lilo... Ada apa?" Tanya Abrian khawatir
"Papa! Dia itu pervert! Si mesum yang menciumku saat itu!" Jawab Lilo
Jarvis tersenyum mendengar itu. Dia kini ingat jika gadis di depannya adalah gadis yang memakai seragam SMA dan tiba-tiba jatuh menubruknya dan pada akhirnya tanpa di sengaja mereka berciuman.
Semuanya bahkan terkejut mendengar apa yang baru saja Lilo katakan.
"Lilo! Jangan sembarang!" Ucap Muvita
"Aku tidak sembarang ma! Dia si mesum yang mengambil ciuman pertama ku!" Jawab Lilo
"Huh?!"
Semuanya kembali terkejut mendengar itu, namun Jarvis justru tersenyum lebar mendengar itu.
"Lilo..." Muvita mencoba untuk menghentikan putrinya
"Tidak apa-apa aunty Muvita... Itu memang benar." Jawab Jarvis yang justru semakin membuat semuanya terkejut.
"Aku memang menciumnya. Mencium bibirnya dan mengambil ciuman pertamanya." Ucap Jarvis lagi dan itu membuat semuanya semakin terkejut
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
🌹🌺gemini🌺🌹
lnjuttt
2021-05-23
1
⏤͟͟͞R ve
Mamanya Lilo gokil juga ya 😂🤭
Waww sepertinya mereka berjodoh 😉 Jarvis n Lilo
2021-03-30
0
Kᵝ⃟ᴸ 𝙰𝚛𝚘𝚑𝚊🔹𝑒𝐿𝑒_𝒞𝓎𝑒
disetiap cerita mu,knapa umur stiap pasangan terpaut jauh jaraknya sih Tiara?
jangan jangan 😂😂
2021-03-11
0