Sudah sebulan aku sibuk dengan proyek yang dipercayakan padaku. tak tanggung - tanggung waktu yang kuhabiskan untuk proyek ini. dengan harapan semua akan terbayar dengan promosi kenaikan jabatan. membuat hubunganku dengan Alvian sedikit merenggang akhir - akhir ini. Karena kesibukan kami masing - masing yang tidak bisa kami tinggalkan.
Dert dert dertt
bunyi ponselku uang menandakan panggilan suara dari nomor yang tersimpan dengan 'Kak Reno'.
"Halo, ada apa kak?" Tanyaku setelah tersambung dengan panggilan itu. Dengan tangan sebelah kanannya yang tidak melepas mouse komputer
"apa kau sedang sibuk? Apa kita bisa bertemu sebentar?" Tanyanya dengan nada yang sedikit serak, membuatku teralihkan dari dari layar komputer.
"Maaf kak sepertinya nggak bisa. Lagi sibuk banget soalnya. Mungkin lain waktu kak" jawabku kembali menatap ke arah layar komputer.
"Gimana kalau pulang sebentar. Apa aku bisa menemui kamu sebentar" usul reno membuatku penasaran dengan apa yang hèndak dia sampaikan hingga terkesan memaksa.
"Sekalian nanti lanjut ikut ke butik buat milih baju buat pernikahan kalian?" Tambahnya yang membuat semakin frustasi.
"Baiklah kak tiga jam lagi aku udah bisa pulang" kataku menatap jam dinding
"Baiklah. Sampai jumpa" ucap reno sebelum memutuskan panggilan tersebut.
Setelah panggilan itu berakhir aku kembali fokus pada layar komputer yang menampakkan hasil gambar yang kubuat, menyesuaikan kembali dengan detail berdasarkan keputusanku bersama beberapa rekanku yang menjadi satu tim denganku. aku harus berusaha menyelesaikannya secepat mungkin. Karena tiga hari lagi hasil gambar harus diserahkan. belum lagi kalau masih ada yang perlu diperbaiki makin banyak pula waktu yang kuhabiskan untuk desain ini.
"hai kak, udah lama nunggu yah?" Tanyaku menghampiri reno yang sedang bersandar pada mobilnya.
"Enggak terlalu lama, ayo masuk" ucapnya membukakan pintu mobil penumpang di samping pengemudi untukku.
"Alvian mana kak? Kenapa bukan dia yang menjemputku" Tanyaku setelah memakai sabuk pengaman. Beberapa kali ku hubungi pria itu tapi tidak pernah digubris olehnya.
"Dia udah duluan ke butik mungkin" jawab reno menyalakan mobil dan melajukannya dengan kecepatan di bawah rata - rata membela jalanan ibu kota yang nampak ramai.
"Kakak nggak masalah kan?" Tanyaku merasa risih dengan selalu merepotkannya selama menyiapkan pernikahan kami.
"Buat?" Tanya reno sambil mengerutkan keningnya menatapku sekilas
"Yah buat pernikahan kami. tidak apa - apa bukan jika kami mendahului kakak?" Tanyaku memainkan jari - jariku merasa sedikit cemas, karena kami tidak pernah memastikan perasaannya sebelumnya.
"Santai aja, meski merasa sedikit cemburu dengan alvian yang lebih dulu menikah denganmu. Tapi itu bukan masalh yang besar untukku" jawabnya tersenyum hangat padaku. Senyum yang membuatku ikut tersenyum.
"Kakak kapan nyusul?" Tanyaku kembali berusaha lebih mengakrabkan diri dengannya.
"Aku juga nggak tahu dek. Mungkin belum takdir" jawabnya mengangkat sedikit bahunya, ah tampaknya karir lebih penting baginya.
"Memang belum ada yang nyangkut di hati kakak gitu?" Tanyaku mulai penasaran dengan reno. Entah pria seperti apa dirinya. Dia tak pernah kelihatan dekat dengan perempuan atau jangan - jangan dia memiliki kelainan dengan menyukai sesama jenis.
"Dulu pernah ada wanita yang sangat istimewa bagiku. Mungkin dia yang pertama dan mungkin juga dia yang terakhir bagiku" jelasnya dengan senyum yang begitu hangat, membuatku bisa tersenyum lega, setidaknya pikiran burukku padanya tidaklah benar.
"Trus sekarang dia dimana kak? Apa alvian juga mengenalnya" Tanyaku mulai penasaran denga sosok perempuan hebat yang berhasil mendapatkan cinta dari reno.
"tentu alvian mengenalnya juga, tapi sepertinya kami dipertemukan bukan untuk bersama. buktinya aku sangat mencintainya, tapi aku tidak bisa meraih tangannya hingga saat ini" ucapnya kembali fokus pada jalanan, ada perasaan sedih yang tergambar jelas dari raut wajahnya.
"Kakak yang sabar yah. Aku doa in agar Tuhan segera membuat kalian bersama kembali jika kalian memang ditakdirkan bersama" ucapku tulus menepuk pelan bahunya. membuat reno hanya tersenyum sekilas ke arahku, lalu menepikan mobilnya.
"Kenapa kak?" Tanyaku bingung menatap tempat yang kami tujuh masih jauh dari sana.
"Boleh aku memelukmu sebentar?" Pintanya dengan tatapannya yang berbinar, membuatku merasa bersalah karena membahas hal yang sensitif baginya.
aku melepas seat belt kemudian mendekat ke arahnya memeluk tubuh kekarnya.
"sepertinya aku hanya membuatnya sedih dengan berusaha membicarakan perempuan yang dia cintai" batinku mengusap pelan bahu kokohnya. Hingga bahu itu terasa bergetar. Mungkinkah pria itu sedang menangis mengingat gadis yang tidak bisa dia miliki.
"Terima kasih" ucap reno mengurai pelukannya, mengusap pelan pipinya dengan matanya yang memerah. Membuatku semakin merasa bersalah.
Setelah sampai di butik, alvian sudah menggunakan setelan jas yang dia pilih. Dengan tuksedo putih berkerah hitam, kemeja putih dan dasi dengan motif garis hitam. membuatnya semakin terlihat karismatik dan maskulin.
"Gimana cocok nggak?" Tanya alvian meminta pendapat kami yang menatapnua dengan takjub.
"bagus" tanggap reno
"wah keren" ucapku yang tanpa sadar
"Eh maksudku sangat cocok" kataku sedikit gugup
"Ini mbak bajunya" ucap seorang pelayan memberiku sebuah gaun putih dengan model A line yang langsung kusambut dengan sangat bahagia.
"Perlu saya bantu mbak?" Tanya wanita itu kembali yang kujawab dengan anggukan dan senyum tipis
Ternyata pake gaun pengantin cukup ribet. Untung mbaknya telaten dan cekatan jadi nggak butuh waktu lama bagiku untuk mengenakan gaun ini. Gaun yang fit pada bagian atas, namun melebar dari bagian pinggang hingga ujung.
"Gimana pas nggak?" Tanyaku berjalan mendekat kearah reno dan alvian yang duduk di sofa menungguku
"Hmm cantik. Cocok banget" ucap alvian mengacungkan ibu jarinya ke udara
Sedangkan reno hanya menatapku sekilas lalu kembali sibuk dengan ponselnya.
Setelah setuju dengan pakaian pilihan kami masing - masing. aku meminta Alvian untuk segera mengantarku ke apartemen. tanpa berniat untuk meluangkan waktu menikmati kebersamaan yang sudah lama tidak kami rasakan. meskipun Alvian beberapa kali menawariku untuk singgah di taman bermain, namun aku menolak permintaannya. Karena besok masih banyak yang harus aku kerjakan ditambah tubuhku yang sudah terasa lelah.
sedangkan reno, entah lah aku juga kurang tahu dengan keberadaannya. Sejak sampai di butik dia hanya diam dan sibuk dengan benda pipih di tangannya lalu menghilang saat aku selesai berganti pakaian.
Sebelum tidur aku kembali mempersiapkan semua yang kubutuhkan untuk besok. Meski ada sedikit keraguan dalam hati ini. Apa aku masih bisa bekerja seleluasa sekarang setelah menikah. walaupun keluarga alvian tidak pernah mempermasalahkannya. Sedangkan tugas seorang istri harus tetap dilaksanakan. sekarang saja aku masih belum bisa membagi waktu dengan baik.
sebelum meletakkan ponsel ke atas nakas. Ada satu hal yang menarik perhatianku. Sebuah story wa kak reno. Meski hanya foto rembulan namun caption yang ia berikan cukup intens menurutku. caption yang bertuliskan "waktunya untuk melepasmu seutuhnya. tanpa pernah sempat memiliki dirimu walau sesaat.
apa kak reno sudah menyerah untuk mendapatkan wanita spesial tersebut. wanita hebat yang telah menempati suatu ruang istimewa dalam hati kak reno, pria yang biasa bersikap dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Whyro Sablenk
reno sbnrnya jg cinta ma kamu ser...
2024-02-01
0