Chapter 12

👩🏻‍💻 Happy Reading 📖

"Saya lupa Dok?" Jawabnya berbohong, karna tidak ingin salah menjawab.

Dokter itu membalasnya dengan sebuah senyuman, "baiklah jika anda lupa, maka hasil Lab lah yang akan menjawabnya." Ucap Sang Dokter dengan penuh keramahan, yang di jawab anggukan singkat dari Eden.

Dan tak lama kemudian, seorang Suster datang membawa hasil pemeriksaan Lab dari Eden. "Ini Dok hasil Lab dari Nona ini." Ucap Suster itu menyerahkan sebuah kertas yang beramplope kepada Dokter yang sedari tadi menunggu. "Baik, terima kasih Sus." Ucap Dokter itu dengan senyuman manisnya.

"Sama-sama Dok." Balas Suster itu dengan Sopan, lalu segera berpamitan dan melangkahkan kakinya keluar.

Dengan perlahan Dokter itu membuka hasil Lab itu, dan setelah membaca hasilnya, Dokter itu langsung tersenyum bahagia. "Selamat yah Nona, anda positif hamil." Ucap sang Dokter dengan menyerahkan hasil Lab itu kepada Eden.

Deeeggg, Jantung Eden seperti di tusuk 1000 jarum, ketika mendengar hasil diagnosa Dokter itu. "Aapa- haa-mil Dok? Ini gak mungkin, ini pasti ada kesalahan, pleas Dok coba di ulang lagi. Ini pasti hasilnya ketukar sama yang lain Dok." Eden benar-benar tidak bisa menerima kondisinya saat ini. "Tidak Nona. Hasil Lab tidak mungkin salah, dan disini sudah jelas tertulis nama anda, jadi tidak mungkin tertukar." Balas sang Dokter dengan mengecek lagi nama yang ada dikertas itu.

"Tidak, ini tidak mungkin.. ini tidak boleh terjadi." Lirihnya pelan tidak ingin menerima kenyataan saat ini.

Bagaimana bisa dia mengandung sebelum menikah, apa lagi dia harus menerima benih yang di tinggalkan Mario untuknya, membuatnya semakin tidak menginginkan janin yang berada dikandunganya saat ini.

"Dok, tolong saya untuk menggurkan bayi ini Dok.. saya tidak bisa menerimanya Dok, pleass tolong bantu saya keluarkan bayi ini dari rahim saya Dok." Mohonya pada Dokter itu agar membantunya untuk mengeluarkan janin itu.

Dokter itu sontak terkejut dengan permintaan dari Eden, dan akhirnya dia paham bahwa Eden mengandung di luar pernikahaan. "Maaf saya tidak bisa membantu anda, sebagai seorang Dokter saya di larang keras untuk melakukan hal itu." Tolaknya secara halus, membuat Eden semakin frustasi.

Karna tidak mendapatkan jawaban yang di inginkan dari Dokter itu, Eden langsung melangkahkan kakinya berlari tanpa berpamitan pada Dokter itu terlebih dahulu.

Saat ini yang berada dipikiranya adalah, bagaimana caranya mengeluarkan janin ini dari perutnya. Dia segera mengendarai mobilnya dalam kecepatan tinggi untuk meluapkan emosinya. "Aaaaaarrrrgghh, kenapa kamu harus mengirimnya kepada ku Tuhan kenapa? Apa salah ku sebenarnya ? Mengapa kamu menghukumku seperti ini? Aku ingin melupakannya, melupakan semua kejadian malam itu, tapi kenapa kamu malah memberikan jejaknya pada ku seumur hidup ini? Mengapa kamu memberikan anaknya kepadaku kenapa Tuhan..hikss..hikss. Bajinggann kamu.. aku benci kamu, aku benci bayi ini, aku benci kalian berdua." Teriaknya dengan melajukan mobilnya sekencang mungkin.

Lalu dia teringat akan sesuatu, dan langsung menepikan mobilnya sebentar, dia segera membuka situs jualan Online untuk mencari obat penggugur kandungan, lalu segera memesanya.

Setelah berhasil memesanya, dia langsung mengusap perutnya dengan perlahan, "Maafkan aku, tapi tidak seharusnya kamu berada di dalam rahimku, aku membenci Papahmu itu , dan aku tidak ingin memiliki buah hati bersama denganya. Kamu boleh hadir dirahim wanita Papahmu yang lain, namun tidak di dalam rahimku." Lirihnya pelan sambil mengusap perutnya berbicara pada Bayi Mario menurutnya. Karan dia merasa ini bukan Bayinya tapi Bayi Mario yang tidak seharusnya berada di dalam dirinya.

Setelah puas berbicara pada Janin itu, dengan Segera Eden langsung pulang kerumahnya, dia takut jika kurir pengantar obat itu datang sebelum dirinya sampai dirumah.