Episode-03

"Ra.. anterin gue sebentar bisa?"

"Kemana Albar? Ini udah malem.."

"Sebentar aja, oke?" Ara menghela nafas nya lalu mengangguk pelan.

Berhenti nya Albar disebuah toko perhiasan, Ara mengerutkan keningnya, untuk apa Albar ke toko perhiasan?

"Albar ngapain--?"

"Udah yok" Albar menarik tangan Ara mengiring nya memasuki toko itu.

"Bang kalung yang kemarin gue pesen mau gue ambil" ujar Albar ke penunggu toko tersebut.

Sedangkan Ara, melihat-lihat perhiasan ditoko itu, hingga mata nya terfokus dengan salah satu kalung yg berliontin payung. Cantik. Gumam nya.

"Ada yg bisa saya bantu Kak?" tiba-tiba seorang pelayan wanita menghampiri nya.

"Eng.. enggak" jawab Ara menggeleng.

"Kakak suka kalung ini ya?"

Pelayan itu mengambil dan menunjukkan kalung yg Ara lihat sejak tadi. Ara mengambil kalung itu, menyentuh bagian liontin payung itu.

"Kakak mau beli?" tanya pelayan itu. Ara menggeleng kuat lalu mengembalikan kalung itu.

"Ara.. Ara belum punya uang, maaf.., tapi apa bisa Ara pesen dulu? Minggu depan Ara ambil?" ucap Ara bersemangat. Pelayan itu tampak berpikir.

"Boleh, minggu depan ya kak" ujar pelayan itu, Ara mengangguk antusias.

Tiba-tiba lengan Ara ditarik oleh Albar dan menghadapkan nya dengan cermin besar yg tersedia di toko perhiasan itu. Tangan Albar terulur kedepan, menepatkan sebuah kalung dileher Ara yg berliontin biru. Sangat cantik.

"Gimana? Bagus gak?" tanya Albar meminta pendapat Ara. Ara mengangguk.

"Bagus Bar, buat siapa?" tanya Ara penasaran, karna sebentar lagi hari ulang tahun nya tiba, siapa tahu itu untuk nya. Ara tak sabar.

"Cewe" jawab Albar.

"Siapa?"

"Kepo" Ara merengut mendengar jawaban Albar.

"Yaudah yuk pulang, udah selesai kok" ajak Albar, namun tiba-tiba mereka dikagetkan dengan suara bunyi perut Ara, Ara memegangi perut nya, kepala nya tertunduk mata nya terpejam malu.

"Lo laper?"

'

"Aaa--e--enggak, Ara bisa makan dirumah kok, sekarang kita pulang--"

"Gak, gara-gara lo nemenin gue, lo jadi lupa makan, em..nah!, Tu ada warung makan, kita makan sebentar oke?" saat Ara ingin menolak tangan nya sudah ditarik deluan menuju rumah makan itu.

"Disini gak apa apa kan?"

"Ya gak papa la Albar.."

Kalo sama kamu hehe..

"Oh iya gue mau nanya, Selin itu orang nya gimana?"

"Dia baik, pengertian, kadang cerewet tapi dia sahabat Ara yg the best" ucap Ara memberitahu Albar. Albar manggut-manggut.

"Emang kenapa Albar nanyain Selin?"

"Enggak kenapa-kenapa, oh.. gue pernah denger Selin nyuri itu bener?"

"Enggak, buat apa Selin nyuri, Ara sama sekali gak percaya"

"Permisi, mau pesen apa Mas ganteng?"

Pelayan rumah makan itu tiba-tiba menghampiri meja mereka, namun yg ditatap hanyalah Albar. Membuat Ara yang melihat nya merasa kesal, Albar yg mengetahui hal itu mempunyai ide dibenaknya.

"Mba cantik ya" puji Albar ke pelayan rumah makan itu. Pelayan itu tersenyum malu. Ara melihat nya kesal, sangat.

"Ara pesen ayam geprek pedesss sepedes pedes nya!" ucap Ara, yg membuat pelayan itu menatap ke arah nya, namun hanya sebentar seperti tak menganggap nya, pelayan itu kembali menatap Albar dengan tersenyum manis.

"Kalo Mas ganteng mau pesen apa?" tanya pelayan itu lembut.

"Saya--"

"Iiih pergi sana! Dasar cewe genit!" Ara langsung mendorong pelayan wanita itu kuat sampai-sampai pelayan itu ingin terjatuh.

"Albar genit!"

"Kenapa? Lo cemburu?"

"Untuk apa Ara cemburu?" Ara menjutek.

"Terus tadi apa?"

"Albar genit! Ara gak suka!"

"Yaudah ntar langsung dibawa ke hotel aja" ucap Albar santai, Ara melotot.

"Albar apa-apaan coba! Awas aja ya!" Ara memberi peringatan. Tak lama kemudian..

"Albar!" panggilan seseorang, Albar dan Ara menoleh, melihat wanita cantik sedang melambai ke arah mereka, a ralat ke Albar.

"Sylaa?"

"Yapp!" wanita itu menghampiri ke meja mereka. Ara yg kesal pun bertambah kesal, kenapa banyak yg suka sama Albar?

"Gila tambah ganteng aja lo, tambah suka gue sama lo" ujar gadis itu.

"Biasa aja anjir" balas Albar, sampai ketika Sylaa melihat seorang gadis berada didepan Albar. Tak lain gadis itu adalah Ara.

"Ciee siapa nya nih?" tanya wanita yg bernama Sylaa tersebut.

"Cuman--"

"Ara pacar nya!" ketus Ara kesal sambil menatap serius wanita itu.

"Seriusan? Yah.. patah hati dong gue" lirih Sylaa, merasa patah hati.

"Iiih jangan deket-deket!!" Ara mendorong Sylla agar menjauh dari Albar.

"Oke oke, santai. Lo posesif amat, jadi ngeri gue" ucap Sylaa.

"Apa?! Apa kata kamu?!"

"Eng..gak.. Bar gue deluan ya.. bay! Langgeng deh buat lo bedua!" ujar Sylaa, lalu berlari menghindari tatapan maut dari Ara.

"Maksud lo dengan ngaku pacar gue apa Ra?" tanya Albar menatap Ara, Ara gugup ia diam seketika.

"Maaf.. maaf Albar, Ara cuman gak suka kalo Albar banyak yang deketin.." jawab Ara menunduk pelan, Albar tersenyum lalu mengelus rambut Ara lembut.

***

Semoga Omdad udah tidur...

Sendari tadi Ara yg berdoa dalam hati nya semoga Omdad nya sudah tertidur, karna jam yg sudah menunjukkan jam 10 malam yg artinya Omdad nya sudah tertidur.

Lampu rumah pun sudah mati, Ara bernafas lega.

Ara menenteng sepatu nya agar tidak menimbulkan bunyi saat berjalan. Karna ia bersama Albar ia lupa untuk pulang.

"Dari mana kamu?"

Deg..

Ara menoleh dengan terkejut dan kaget, terlihat Omdad nya melihat nya dengan serius dan tajam.

Seketika lampu rumah menyala, terlihat Omdad nya dengan melipat kedua tangannya di dada, melihat Ara dengan tatapan tajam, Sedangkan Ara sudah gemetar ketakutan.

"Kenapa kamu baru pulang?" tanya nya lagi.

"I--itu.. Ara" Ara mencari alasan.

"Jawab! Kamu pikir waktu saya cuma untuk nunggu anak kayak kamu?" ujar Omdad nya yg membuat tubuh Ara tergelonjak kaget.

"Maaf--maaf Omdad.. Ara.. Ara ada tugas.. jadi Ara"

"Jangan bohong!" Ara tergelonjak lagi, mata nya tak tahan ingin mengeluarkan air mata.

"Ara--Ara.."

"Mau jadi apa kamu hah? Wanita malam? Gak ada hal yg buat saya bangga dari diri kamu!" ucap Omdad nya, Ara mendonggak mata nya berkaca-kaca.

Selama ini apa yg ia usahakan ternyata tidak ada artinya bagi Omdad nya itu. Piala piagam serta penghargaan nya yg ia dapat selama ini tidak pernah dianggap oleh Omdad nya.

"Maaf--maaf Omdad..hiks Ara"

"Udah saya bilang kalo kamu masih mau tinggal disini, ikutin aturan saya! BI JUWI!" Arkan memanggil pembantu rumah nya, Bi juwi langsung berlari menghampiri.

"Iya tuan?"

"Kurung dia dikamar, jangan kasi makan ataupun minum, sekali Bibi ngasi resiko Bibi saya pecat!" perintah nya, Bi juwi langsung dengan cepat merangkul Ara membawa nya masuk ke kamar nya.

Terpopuler

Comments

Choirriyaa Ami

Choirriyaa Ami

kayaknya albar tu suka selin.. deketin ara cuman pengen tau selin kayaknya

2021-03-24

0

🚬

🚬

kok Albar jahat ya dia gak tau apa kalo jantung nya donoran dri David ayah Ara😭

2021-03-14

0

Tika Kartika

Tika Kartika

Kenapa jantungx David di donorkan ke Arkhan sich klo tau nantinya bakal kayak gtu. Mending biarin Arkhan mati aja dulu trus davidnya yg hidup bahagia SM Fika dan Ara .....klo gini kan kasian Ara perjuangan David donorin jantung jadi dia sia😭😭😭

2021-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!