Saat aku tersadar nyeri mengerumuni seluruh tubuhku, persendianku begitu sakit untuk digerakkan, tanganku juga diinfuse.
DEEGGGG....Ayahhh ayahhhh ayah dimana. Teriakanku membuat suster datang menemuiku.
"Sus, ayah saya dimana?".
"Maaf, nona ayah nona sudah meninggal, akibat benturan yang sangat keras dikepalanya sehingga ayah nona kehilangan banyak darah ketika perjalanan ke rumah sakit".
"Ayah saya dimana sus,??" sambil berusaha turun dari ranjang rumah sakit, aku mencari keberadaan ayah.
Diujung lorong aku melihat ibu berdiri seraya menangis. Dengan segera aku menghampiri ibu.
"Bianka, kamu sudah sadar nak!". Seraya memeluk tubuhku.
"Bu, ayah bu ayah (ayahhhh)". aku berteriak tak kuasa ku tahan tangisku, tangisku dan ibu pecah kala itu.
"Sabar ya nak, ayah sudah pergi ninggalin kita".
"Ayahhhhh, ayahhhh".Ku panggil ayah berulang kali berharap ayah menjawab panggilanku.
Hari itu juga ayahku dimakamkan di pemakaman umum. Disaat aku dan ibu sedang meratapi kepergian ayah.Datang seorang laki-laki menghampiri aku dan ibu mengungkapkan ucapan bela sungkawanya atas kepergian ayahku.Aku tidak kenal siapa laki-laki itu, laki-laki itu begitu asing bagiku.Emmmm,mungkin saja rekan kerja ayah karena dari stylenya begitu rapih.
Selesai pemakaman ayah, laki-laki kembali datang kerumahku. Laki-laki itu berbincang cukup lama dengan ibu diruang tamu. Entah apa yang mereka bicarakan. Tapi dari bahasa tubuhnya aku begitu tidak suka, dia sungguh tidak sopan baru saja bertemu ibu dia sudah berani memegang pundak ibu, bahkan menggenggam tangan ibu.
Aku berusaha mengusirnya dari rumah karena keberadaannya membuatku tidak nyaman,mungkin ibu juga merasakan hal yang sama denganku hanya saja ibu sungkan untuk mengusirnya.
Hari-hari berlalu, tanpa ayah. Rasa bersalah setiap saat menghantui diriku,aku merasa akulah pembunuh ayahku aku yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Jika saja aku tidak meminta ayah untuk ngebut hari itu,kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi dan ayah saat ini tetap bersama aku dan ibu.
Ayah, aku rindu ayah apakah ayah juga merindukan aku yah, hidup ini begitu membosankan tanpa ayah, hari-hariku dan ibu begitu berat yah, tanpa ayah disini.
Sejak kepergian ayah aku mulai suka menyendiri,melamun menjadi hobby baruku.
Aku jadi enggan untuk bersosialisasi aku seperti mempunyai duniaku sendiri, sejak inilah teman-temanku di sekolah menganggapku aneh. Bahkan guru-guru mengenggapku aneh.
Sampai kepala sekolahku memanggil ibu untuk datang ke sekolah karena sikapku yang dianggap aneh, bukan hanya karna itu nilai akademikku juga memburuk. Bahkan aku tidak pernah melakukan apa-apa disekolah, aku hanya punya satu kegiatan yaitu menggambar karena itu membuatku sedikit lebih tenang.
Sesampainya dirumah ibu memarahiku, ini kali pertama ibu marah dan menamparku. Aku kecewa dengan sikap ibu yang kasar padaku. Aku pergi kekamarku tanpa mengucapkan sepatah katapun pada ibu. Ibu berteriak memanggilki,aku mengacuhkannya. Ku tutup pintuku rapat-rapat dan ku menangis sambil memeluk foto ayah.
Hingga malam aku tidak keluar kamar bahkan untuk makan sekalipun, ibu mulai panik dan mengetuk-ngetuk pintu kamar ku berharap mendapat jawaban dariku. Tapi aku enggan menjawabnya ,aku masih marah karena sikap ibu adaku tadi siang terlepas aku yang salah tak seharusnya ibu menamparku.
Ku coba memejamkan mata berharap dalam tidurku bisa bertemu dengan ayah. Ayah Bianka rindu ayah.
Alarm jamku berbunyi, tapi aku enggan beranjak dari tempat tidur. Aku gak mau datang kesekolah hari ini. Aku mendengar suara ibu mengetuk pintu kamarku.
"Tok...tok...tok..., Bianka bangun sayang. Ibu udah bikinin soup jagung kesukaanmu. Maafin sikap ibu semalam Bi, ibu gak bermaksud menyakiti anak ibu, ibu hanya ingin Bianka......"
Karena tak ingin mendengar perkataan ibu lagi akhirnya ku buka pintu kamarku.
"Bi, sarapan yuk temenin ibu nanti soupnya keburu dingin".
Antara tak tega dengan sikap ibu, dan aku gak bisa bohong jika perutku ini sungguh lapar. Jika ku lanjutkan marahku pada ibu yang ada aku mati kelaparan.
"Bi, kamu gak berangkat sekolah?".
"Malas".
"Yaudah hari ini ibu ijinin kamu buat gak masuk sekolah, tapi Bianka harus janji sama ibu kalo besok dan seterusnya Bianka harus masuk sekolah".
"Iya".
"Sebentar lagi kan kamu UN kamu harus banyak belajar, biar bisa masuk di UNISULA".
Dulu memang aku ingin sekali melanjutkan pendidikan di UNISULA, ngambil jurusan kedokteran. Tapi sekarang mimpi itu minat itu udah gak ada lagi dibenakku.
"Bu, Bianka udah selesai makannya Bianka balik kekamar lagi ya".
"Iya, nak".
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar. Siapa orang yang datang pagi-pagi buta begini.
Ketika ibu membukakan pintu, berdiri seorang laki-laki. Emmm bukankah laki-laki itu laki-laki yang ku usir tempo hari".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments