"Lalu apa?" sentak Keenan. Dia kembali memberikan tatapan elangnya kepada Dira.
Namun, wajah Keenan berubah merah menahan malu setelah Sang sopir taksi ikutan menjawab.
"Ini sudah sampai di depan gedung perusahaan Wijaya, Tuan." Sopir taksi itu memberitahu.
Keenan melihat keluar kaca dan memang benar mereka sudah sampai di depan perusahaan Wijaya.
"Kamu tidak mau turun?" tanya Dira ketika melihat Keenan belum beranjak dari tempatnya.
"Aku putuskan untuk ikut denganmu." Jawaban Keenan sontak membuat Dira tercengang.
"Tapi kenapa? Bukankah kamu bilang ada meeting penting?" tanya Dira.
"Meetingku sudah selesai barusan, jadi, aku putuskan untuk ikut denganmu."
"Tapi aku yang tidak mau kamu ikuti," tolak Dira. Dira merasa kalau Keenan sudah mulai mencampuri privacy-nya.
"Kenapa? Apa karena kamu ingin menjebak pria lain, sama seperti yang kamu lakukan padaku waktu itu?!" sinis Keenan.
"Benar, aku ingin menjebak pria lain yang lebih mapan dan lebih berkuasa dibanding dengan dirimu," jawab Dira. Dia mencoba bersikap tenang dan tidak tebawa emosi dalam meladeni perkataan pedas Keenan. Karena bagaimanapun, hanya dia yang bisa membantunya saat ini. "Tapi, sayangnya, tidak ada yang lebih kaya dan lebih mapan darimu saat ini."
Keenan tersenyum mendengar jawaban Dira barusan. Entah kenapa dia merasa tidak suka dengan jawaban yang dilontarkan oleh Dira.
"Bagaimana, apa kamu masih mau ikut denganku?" tanya Dira.
"Tentu saja, karena aku harus bisa memastikan kalau cowok yang jebak memang orang yang lebih kaya dariku."
Melihat perdebatan dua orang yang duduk di jok belakang taksinya membuat Sang Sopir taksi tersebut cekikikan menahan tawa.
"Apa yang Bapak tertawakan?" tanya Keenan dan Dira bersamaan.
"Tuhkan, kalian itu jodoh. Jadi tidak usah bertengakar," tukas sopir taksi itu kepada mereka.
Keenan dan Dira langsung terdiam seketika. Keduanya sama-sama melengos ke arah kaca.
"Bagaimana? Masnya jadi turun nggak?" tanya sopir itu lagi.
"Turun."
"Tidak."
Kenan menjawab turun, sedangkan Dira menjawab tidak.
"Jadi Mas-nya mau turun apa tidak nih?" Sang Sopir taksi kembali bertanya.
"Tidak."
"Turun."
Keduanya kini menjawab hal yang sebaliknya secara bersama-sama lagi.
Akhirnya Dira menghadap ke arah Keenan dan memaksa putra bungsu dari Rangga Wijaya itu untuk menghadap ke arahnya.
"Sekarang katakan dengan jelas, kamu mau turun sekarang atau ikut denganku?" tanya Dira.
"Karena sepertinya kamu sangat mengharapkan aku ikut denganmu, maka sebaiknya aku harus memenuhi keinginan calon istriku ini," jawab Keenan.
"Bilang saja mau ikut, kenapa jawabnya harus berputar-putar sih," lirih Dira, namun, masih didengar oleh Keenan.
"Aku mendengarnya," sahut Keenan.
Dira hanya memutar bola matanya.
"Jalan Pak, sepertinya calon suamiku ini SANGAT MENCINTAIKU. Makanya dia ingin selalu bersamaku kemanapun aku pergi." Dira sengaja menekankan kata sangat mencintaiku.
Sopir taksi itu kembali tersenyum melihat pertengkaran dua orang yang duduk di jok belakang. Dia menyalakan mesin mobilnya kembali dan melajukannya ke tempat yang diminta Dira dari awal.
Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan, taksi yang mereka tumpangi masuk ke sebuah gang kecil dan baru berhenti didepan pintu gerbang sebuah TPU.
"Kenapa kita kesini?" tanya Keenan bingung.
Dira tidak menjawab pertanyaan dari Keenan.
"Tunggu di sini ya, Pak! Sekitar 15 menitan aku akan kembali lagi ke sini." Setelah mengatakan itu, Dira keluar dari dalam taksi. Dia melangkah masuk ke area pemakaman.
Tadinya Keenan tidak ingin mengikuti Dira, tapi karena penasaran dengan tujuan Dira, diapun segera turun dari taksi dan ikut masuk ke area pemakaman.
Keenan melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaan Dira. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara isakkan.
🍁🍁🍁
Tetap like, komen dan votenya ya? Salam Sayang dari Otor ter--KECEH. 😁✌🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Rika Joj
ziarah ke makam mamax😥
2022-02-11
2
Sweet Girl
makan ibunya
2021-10-02
0
Askanah Havika
😭😭😭 jadi ingat almh ibuku
2021-08-06
0