Entah bagaimana tipu daya ucapan berbusa seorang Maya Aina Septa hingga akhirnya mampu membuat Cynta terdampar di lembah UGM lengkap dengan outfit joggingnya.
Huft....
Heh... heh... heh...
Cynta dengan sedikit membungkukkan badan, kedua tangannya memegangi lutut. Berusaha menetralkan deru nafasnya yang memburu setelah mengakhiri kegiatan lari kecilnya.
Rasanya sungguh lelah setelah sekian lama Cynta tidak pernah melakukan olah raga ringan ini.
Merasa deru nafasnya telah teratur, Cynta kembali berdiri tegak. Menggerakkan kedua tangan serta kaki beriringan untuk melakukan pelemasan otot otot tubuhnya agar tidak kaku setelahnya nanti.
Meskipun Cynta bukanlah orang yang rajin berolah raga, namun sekedar gerakan pemanasan dan pendinginan Cynta cukup tahu. Dan dia tidak ingin melewatkannya, agar tidak terjadi kram maupun cedera pada kaki maupun anggota tubuhnya yang lain.
"Kemana sih itu anak..." gerutu Cynta dengan tidak berhenti celingak celinguk mencari keberadaan sosok tetangga kamar kos yang telah berhasil memperdayainya.
"Katanya mau jogging malah ngilang kek hantu taman sari." bibir Cynta meracau dengan tidak menghentikan gerakan pelemasan pada tangan dan kakinya. Kepalanya pun bergerak menoleh sekeliling.
Semenjak Cynta dan Maya turun dari motor, keduanya memang berpisah.
Maya mengatakan pada Cynta bahwa dirinya ingin memastikan sesuatu terlebih dulu dan mengatakan jika dia akan menyusul Cynta nantinya.
Namun sedari awal hingga Cynta mengakhiri kegiatan joggingnya, batang hidung gadis manis berkucir kuda tetangga kamar kosnya itu tak nampak sekalipun batang hidungnya.
"Anjrit... sialan itu anak." lirih Cynta dengan mengumpat saat kedua ekor matanya menemukan sosok Maya yang sedang asyik bergaya di depan kamera ponsel pintarnya.
Maya terlihat asyik bergaya centil dengan ponsel pintar di tangannya. Jangan lupakan wajahnya yang tersenyum sumringah. Sepertinya Maya melupakan jika ada Cynta yang dibawanya ikut serta.
"Heh... malah asyik selpong." Cynta mendengus sebal.
Mau tak mau Cynta memutuskan menyebrang jalan mendekati Maya yang sepertinya tidak peduli dengan keberadaannya.
"Pyek... elo mau joging apa mau selpong doang." sentak Cynta pada Maya.
Hehehehe...
Maya cengengesan.
"Dua duanya Cynn... sekali merengkuh dayung semua terlampaui." Maya masih asyik bergaya di depan ponselnya dengan wajah tanpa dosa.
"Tau gini gue nggak bakalan mau ikut sama lo May..." gerutu Cynta kesal.
Namun sepertinya Maya tidak peduli dengan gerutu kesal Cynta. Kedua matanya terbuka lebar saat mendapati segerombolan anak lelaki yang dicarinya semenjak tadi.
Ya... Maya memang tidak sungguh sungguh berniat hanya untuk jogging, itu sekedar alasannya untuk menjumpai seseorang di sana.
Ada udang di balik rempeyek begitulah kira kira tujuan Maya mengajak Cynta jogging saat ini.
Set...
Tanpa aba aba salah satu tangan Maya menyeret pergelangan tangan Cynta kuat dan membawanya pergi dari sana.
"Woy... May... elo apaan sih..." seru Cynta dengan tersendal, mau tak mau mengikuti langkah kaki Maya.
"Udah nggak usah berisik, elo ngikut aja." Maya melangkahkan kaki dengan gegas.
Cynta hanya bisa mendengus, namun tetap pasrah mengikuti Maya.
"May... May..." seru Cynta saat melihat gerobak bubur ayam Mang Odin yang dilewati begitu saja oleh Maya. Cynta ingin menikmati bubur itu karena cacing di perutnya juga sudah memberontak, namun Maya tidak menggubris seruan Cynta.
Maya tetap saja melangkahkan kakinya dengan lebar dan cepat, membuat Cynta yang barada di belakang Maya sedikit terseok karena salah satu tangannya masih dalam tarikan tangan Maya.
Beberapa langkah kemudian tiba tiba saja...
Brukk...
"Aduh..."
Cynta dengan mengusap keningnya karena menabrak punggung Maya lumayan keras. Hal itu bisa terjadi karena Maya menghentikan langkahnya tiba tiba, tanpa aba aba.
"Elo tu jangan seenaknya deh May..." Cynta menggerutu kesal masih dengan tidak berhenti mengusap keningnya.
Tidak ada sahutan dari Maya, bahkan tetangga kamar kosnya tersebut seperti tidak peduli dengan apa yang menimpa Cynta di belakangnya.
"Hai friends ...!!"
Maya dengan berseru ceria dengan melambaikan telapak tangan kanannya pada segerombolan anak lelaki yang sedang asyik menyantap ketoprak, tanpa memperdulikan Cynta sahabatnya yang masih menggerutu kesal di belakang tubuhnya.
Cynta sang sahabat menggerutu karena Maya berkali - kali tidak peduli dengan keinginannya untuk menikmati bubur ayam Mang Oding yang sempat mereka berdua lewati tadi. Padahal itu adalah janji Maya padanya saat mengajak Cynta berangkat jogging tadi.
Seruan itu membuat tiga orang cowok yang sedang menikmati ketopraknya mendongak hampir bersamaan, sedangkan seorang lagi yang duduk paling pinggir terlihat tampak acuh. Karena di tempat duduk lesehan itu ada empat cowok keren yang sedang menikmati ketoprak.
"Hai May ...." Cowok berbaju merah yang duduk paling pinggir dan berhadapan dengan Maya, menyapa dengan mengangkat tangan kanannya.
Cowok nomor dua dari pinggir hanya mengangkat tangan kirinya tanpa berucap kata karena mulutnya masih penuh dengan makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulutnya.
"Eh Maya ... tau aja lo kalau kita lagi di sini." cowok berwajah baby face berucap kata sambil tersenyum dengan sikut tangan kirinya yang menyenggol cowok cuek dan acuh paling pinggir.
Namun cowok berbaju hitam serta memakai celana pendek warna senada itu itu tetap saja acuh seakan tidak peduli. Bahkan dengan sedikit kasar ganti memberikan sikutan pada teman yang menyikutnya tadi.
"Apaan sih lo ...." wajahnya cowok dingin itu terlihat sangat kesal.
Dan itu tak lepas dari pandangan mata Cynta yang entah mengapa merasa sedikit enek oleh sikapnya yang sok.
Sedangkan Maya memberikan senyum malu - malu tapi mau. "Taulah ... gue gitu loh."
"Sama siapa lo May?" Cowok berwajah baby face tersebut bertanya.
Maya pun dengan seenaknya kembali menarik pergelangan tangan Cynta.
"Kenalin mereka temen - temen gue Cynn ...." Maya menoleh ke belakang karena Cynta yang notabene ditarik tangannya oleh Maya tetap memaku tubuhnya diam di tempat tanpa bergerak dengan raut wajah yang masam.
"Cynn ... geser dong ... masak elo ngumpet gitu sih ...." akhirnya Maya yang menggeser tubuhnya agar Cynta yang berada di belakang tubuhnya, dapat terlihat jelas oleh teman - temannya.
❤❤❤❤
Alur cerita ini adalah berkusah tentang pertemuan Gama dan Cynta yang awalnya saling benci akhirnya saling jatuh Cynta.
Namun karena ternyata si Maya yang merupakan tetangga kamar kos Cynta yang sudah dianggapnya seperti saudara perempuan baginya menyukai Gama, hal itu membuat Cynta harus berfikir ulang tentang rasa sukanya pada Gama.
So... wahai para my beloved readers yang baik hati, cantik jelita, tampan rupawan dan tidak pelit kasih dukungan jangan buru buru cepet minta bab untuk langsung jadian yak...
Karena menulis itu juga butuh imajinasi yang harus di dukung dengan moodbooster yang positif.
Sarangbeo....
Eh... eh.... salah....
❤SARANGHEO MY BELOVED READERS❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Rhiedha Nasrowi
manut saja lah pokok e 😁
2022-10-18
1