Kemunculannya

Dan itu akan dibenarkan saat malam yang cukup memilukan terjadi padaku.

Malam itu.

Pukul 00.00 WIB.

Hujan deras yang disertai oleh angin kencang membuat jendela yang lupa aku kunci terbuka menggebu-gebu, blug blug blug!

Seketika aku pun terbangun karena suara jendela itu cukup membuat tidurku merasa terganggu, namun setelah aku menutup jendela itu dan hendak ingin kembali ke tempat tidur, pintu lemari tiba-tiba terbuka, krettt...

Aku pun membalikkan badanku untuk melihatnya, dan ternyata memang benar lemari itu sudah terbuka, dan aku langsung menghampirinya untukku tutup pintu lemari itu, namun dengan sangat terkejut ada seseorang yang mendorong ku hingga aku terjatuh ke dalam lemari itu, seraya pintu itu menutup dengan sendirinya, sehingga aku pun kini berada di dalam kegelapan lemari itu, dengan rasa panik yang tak tertahan, aku pun mencoba untuk membukanya dan berteriak, namun tiba-tiba sebuah tangan tepat di belakang ku mencekik ku, posisi kaki yang tertekuk karena sempitnya ruangan  di dalam lemari serta penuhnya baju, dengan susah payah ku tendang sehingga menimbulkan suara yang membuat papah segera masuk  ke kamar ku.

"Brug brug brug..." benturan kaki Tias.

“Suara apa itu?” gumam papah yang masih sibuk dengan laptopnya.

Namun dengan penasaran papah langsung naik ke lantai dua di mana kamar ku berada, serta sumber suara itu berbunyi.

“Tok tok tok, Tias kamu belum tidur nak?” ucap papah mengetuk pintu seraya menempelkan telinganya untuk memastikan suara itu di dalam kamar Tias atau bukan.

Namun Tias yang tidak bisa berteriak karena sebuah tangan yang mencekiknya, karena itu Tias berusaha menendang-nendang pintu lemari itu sehingga bunyi yang terdengar pun semakin keras.

“Tias apa yang terjadi, buka pintunya nak, Tias!” ucap papah yang masih berada dibalik pintu dan berusaha menggedor-gedor pintu Tias yang terkunci.

Namun kekhawatiran yang dirasakan papah membuatnya segera mendobrak pintu kamar Tias, sehingga pada akhirnya pintu itu terbuka, dan papah pun langsung melihat Tias, namun nyatanya Tias tidak ada di tempat tidur, seketika papah pun melihat lemari baju yang bergoyang-goyang dengan suara tendangan dari dalam lemari itu, dan papah pun langsung membukanya, dengan sangat terkejut papah melihat Tias yang sudah terkapar lemas dengan wajah yang pucat serta keringat yang bercucuran dengar air mata.

“Tias!” ucap papah terkejut seraya menggendong Tias dan mengeluarkannya dari dalam lemari. “Tias kamu kenapa nak?” ujar papah yang panik.

namun Tias yang kekurangan udara dan sesak napas akibat cekikan itu, membuat tubuhnya lemas lalu pingsan.

“Tias bangun nak,” lanjutnya seraya menepuk kedua pipi Tias.

Karena takut terjadi apa-apa dengan Tias, papah langsung membawa Tias ke rumah sakit.

***

Setibanya di rumah sakit.

Setelah dokter memeriksa Tias, akhirnya Tias pun sadarkan diri, namun dengan sangat terkejut dan ketakutan Tias langsung memeluk papah yang sedari tadi berada di sampingnya.

“Pah,” ucap Tias seraya memeluk papahnya. “Aku takut pah,” lanjutnya.

Namun papah tidak menanyakan langsung, bagaimana Tias bisa ada di dalam lemari itu, dan apa yang sebenarnya sudah terjadi, karena sebelumnya dokter mengatakan bahwa Tias mengalami depresi, dan itu membuat papah Tias semakin khawatir terhadap anaknya.

“Kamu tidak perlu takut, ada papah di sini," ujarnya seraya mengelus rambut anaknya. "Maafkan papah Tias, papah tidak bisa menjaga kamu dengan baik," lirihnya dengan berlinang air mata.

“Ini bukan salah papah, ini salah makhluk itu?" ucap Tias menyangkal perkataan papah.

Namun papah yang sudah termakan oleh ucapan dokter, tidak merespon apa yang sudah aku katakan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***