Nadine melajukan mobil di jalanan. Tujuan Nadine pagi ini hanya satu, melaporkan perbuatan tidak menyenangkan dari pria mesum yang mengambil ciuman pertamanya tanpa izin. Langkah Nadine di kantor polisi sangat mantap, tanpa keraguan sedikitpun. Beberapa polisi yang dinas di ruangan itu menatap Nadine bergantian. Nadine terlihat sangat cantik menggunakan rok span tujuh per delapan berwarna hitam dan atasan semi jas berwarna merah maroon dengan aksen pita di pinggang yang membalut tubuh proposionalnya.
"Maaf Pak, saya ingin melaporkan kasus di ruang mana ya pak?" Tanya Nadine
"Maaf mbak, untuk lebih tepatnya kasus apa ya mbak?" Tanya polisi.
"Eehheem.. " Tenggorokan Nadine gatal mendadak. Malu bercampur kesal jadi satu.
".. pelecehan Pak." Jawab Nadine ragu-ragu Ini benar-benar memalukan
"Silahkan Mbak, saya antarkan" salah satu staf mempersilahkan Nadine memasuki ruang salah satu kantor tersebut.
"Silahkan duduk mbak. Ada yang bisa kami bantu?"
"Saya dilecehkan Pak malam tadi di Braga Resto Jalan XXX." Jelas Nadine
"Tepatnya pelecehan seperti apa yang mbak alami?" Selidik polisi.
"Saya dicium oleh orang yang tidak saya kenal ditempat umum Pak"
"Mbak membawa bukti fisiknya? Foto, saksi dan sebagainya?" Nadine lupa bahwa kasus yang melibatkan dirinya malam tadi harus membawa bukti. "Setidaknya bukti visum mbak, apakah anda menikmati saat anda dicium tadi malam?" Nadine menggeleng cepat.
"Mohon maaf mbak Nadine, begini maksud saya.. Coba anda meminta bukti CCTV yang merekam kejadian anda semalam, saya rasa Braga Resto pasti memilikinya"
"Baik Pak, kalau begitu saya akan bawa barang buktinya Pak" Nadine pamit undur diri dari kantor polisi.
.
.
.
Braga Resto
Nadine memasuki resto dan bertanya pada salah satu staf resto "Maaf.. apa boleh saya bertemu dengan manager resto ini?"
Staf tersebut pun menunjukkan ruang manager dan mempersilahkan Nadine masuk.
"Maaf Pak.. ada tamu yang ingin bertemu" Izin staf tersebut.
"Silahkan masuk.. " Ramah Manager dengan sopan
"Ada yang bisa saya bantu Bu?" tanya manager tersebut.
"Pak, malam tadi saya makan di resto ini, tapi saya mengalami hal yang kurang menyenangkan" jawab Nadine
"Maafkan apabila Resto kami kurang maksimal dalam pelayanannya Bu." Potong Manager tersebut.
"Bukan Pak.. Bukan resto ini yang tidak menyenangkan Pak. Tapi salah satu pelanggan di Resto ini melakukan pelecehan kepada saya malam tadi, apa boleh Saya melihat rekaman CCTV dan meminjam rekaman tersebut sebagai bukti pelaporan atas keadilan untuk Saya Pak" Pinta Nadine
"Bisa Bu, mari Saya antar ke ruang keamanan"
Nadine mendapatkan bukti rekaman malam tadi saat dirinya dan Nada menyantap makanan dan bersenda gurau di resto, tapi Nadine terkejut dikarenakan bagian saat Darrel mencium dirinya tidak ada.
"Bapak lihat, pasti ada kejanggalan dalam rekaman video ini Pak, ada rekaman yang dipotong" Serkah Nadine.
"Tidak ada yang berani masuk kedalam ruangan keamanan Bu, kami sangat ketat dan disiplin, Saya akan tinggalkan Ibu disini, silahkan mencari bukti yang Ibu inginkan. Apabila benar adanya, kami tidak akan melarang ataupun menghambat Ibu" jelas Manager
Nadine dengan kesal melangkahkan kaki keluar resto. Dia sangat marah karena tidak bisa mendapatkan bukti fisik yang akan menjebloskan Darrel ke penjara. Bagaimana mungkin rekaman itu tiba-tiba menghilang, Tapi manager tadi tidak mungkin berbohong. Cara bicara dan tata kramanya juga bukan tipe penipu demi jabatan ataupun lainnya. Dia juga termasuk loyal dengan pekerjaannya.
Ruangan manager menuju ruang keamanan sangat ketat. Ruang baja tebal dengan keamanan tingkat tinggi, bisa dipastikan tidak bisa orang sembarangan keluar masuk area tersebut.
Apa benar dia Darrel Braga ? Apa kekuasaan bisa mudah memanipulatif masalah, Benarkah yang Nada omongin ke Gue kemarin? Tapi bagaimana bisa ? aaargggghhhhh !
Nadine memukul setir mobil dengan kesal. Sekarang ia baru tahu seberapa berkuasanya keluarga Braga. Tapi Nadine tak akan tinggal diam, sekalipun Darrel punya kekuasaan, Nadine tidak terima diperlakukan begini.
.
.
.
Universitas Braga
Nadine termenung, dia tidak percaya apa yang ia alami semalam. Nadine sangat kesal dengan masalah yang tengah dihadapinya.
Tok tok tok...
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Nadine. "Bolehkah saya masuk Bu?" izin mahasiswanya.
"Silahkan.., Bagaimana perkembangan magang saudara?"
"Saya diterima Bu, memasuki minggu ketiga magang. Tapi saya memiliki kendala Bu" Wajah mahasiswa tersebut murung.
"Kendalanya apa dan bagaimana?"
"Saya menandatangani kontrak kerja magang satu tahun bukan dua bulan. Mewajibkan saya menghabiskan kontrak. Bila melanggar maka Saya di Blacklist Bu serta wajib mengembalikan gaji hingga membayar biaya kompensasi pelanggaran. Saya tergiur gaji kontrak setahun. Terpaksa, karena ibu saya sakit butuh biaya. Saya takut perusahaan membawa ke jalur hukum Bu" Sesegukan anak itu menangis.
Nadine menatap bimbingannya kasihan, Nadine tahu Ayahnya hanya tukang ojek. Ibunya sakit-sakitan. Belum lagi ia menerima beasiswa yang tidak memperbolehkannya untuk menerima kontrak kerja. Nadine memang sangat perhatian pada mahasiswanya, terutama yang memiliki kesulitan ekonomi. Angga mahasiswa cerdas yang hidupnya memang bergantung pada beasiswa.
"Kalau saudara dari awal bilang, mungkin saya bisa membantu. Beri alamat perusahaan magang saudara" Angga menyerahkan kartu nama manager perusahaan.
"Saya akan coba bicara dengan manager perusahaan, selesaikan kuliah dan jangan buat ulah lagi !, Berdoa semoga bisa berdamai" Nadine tersenyum membuat perasaan Angga sedikit lega
"Terima kasih Bu" Angga menghapus air matanya.
.
.
.
Braga Construction
Ruang mewah bergaya minimalis klasik memanjakan mata. Beberapa kristal mahal terpajang di sudut dinding, ruangannya sangat luas. Sofa tunggu berwarna nude yang elegan dengan warna dinding yang gelap.
"Opa sudah diambang batas kesabaran Darrel ! Papamu siap melepas beberapa perusahaan, Opa lihat kamu banyak dikelilingi wanita. Kenapa tidak ada satupun yang dihalalkan?, Jangan rusak reputasi keluarga dengan skandal !. Bawa perempuan pilihanmu atau minggu depan menikah dengan pilihan Opa !" Ketus Opa
Panggilan telephone, Darrel menyimak laporan dari staf nya. Kemudian Darrel mengamati CCTV yang tersambung ke servernya. Darrel tersenyum.
Pucuk di Cinta Ulam pun Tiba
"Tunggu sebentar, Saya kebawah sekarang"
Darrel turun ke bawah dengan semangat menemui wanita yang baru dua hari lalu menantangnya. Wanita yang menggemaskan, cantik dan menantang. Darrel tak tahan dengan ancaman Opa. Bukan karena wanita pilihan Opa tidak cantik. Tapi karena wanita pilihan opa membosankan. Darrel benci jika monoton dan tidak berjalan seperti kemauannya.
"Maaf, sudah lama menunggu?" Nadine menoleh kebelakang, suara itu Nadine mengingatnya. Nadine menatap Darrel dengan kesal.
"Silahkan Pak.. " Darrel duduk di kursi manager.
"Bu Nadine, saya telah menceritakan kasus yang menimpa mahasiswa anda. Saya rasa Ibu bisa mendiskusikan lebih lanjut kepada Pak Darrel" ujar Manager HRD.
"Baiklah, tinggalkan ruangan sekarang" perintah Darrel, Manager HRD itu keluar dari ruangannya.
"Saya sudah mendengar keluhan anda Nona Nadine, saya bisa membantu masalah anda" senyum Darrel penuh makna.
"Saya yakin Bapak benar-benar berkuasa. Rekaman CCTV yang menunjukkan anda melakukan sesuatu kepada saya sudah hilang, sekarang perusahaan anda melakukan hal yang sama pada mahasiswa saya. Anda menggunakan kekuasaan anda dengan baik Pak Darrel !" Sindir Nadine
"Hahahahaaa.... Anda cerdas, tapi maaf perusahaan tidak akan berkembang sebesar ini bila kami tidak jujur dan loyalti terhadap klien, fair dan transparant. Sesuai hukum yang berlaku, taat pajak dan satu yang paling penting.."
"Kamu masih membayangkan ciuman itu ?" Muka Nadine memerah. Nadine merasa terintimidasi dengan pertanyaan Darrel.
"Begini, masalah anda bisa selesai dan masalah saya juga selesai. Deal ???" tawar Darrel
"Saya tidak melakukan negosiasi" Sinis Nadine.
"Sepertinya tawaran anda hanya menguntungkan sepihak dan pihak yang dirugikan jelas saya. Negosiasi dengan anda adalah sebuah kesalahan" ketus Nadine
"Begini, rekaman CCTV bisa saya berikan. Tapi polisi pasti bertanya, kenapa Anda tidak melawan saat Saya cium anda? masih banyak pertanyaan yang memojokkan anda Nona Nadine. Atau justru ciuman itu terlalu nikmat ?. kalau iya.. kita bisa mengulangnya setiap hari"
"Anda halu Pak Darrel. Selamat siang!" Nadine berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.
"Dengan sekali tekan, saya jamin mahasiswa anda harus menyiapkan ganti rugi. Bila dia tidak sanggup membayar, maka dia akan mendekam di penjara" Ucap Darrel menghentikan langkah Nadine.
"Anda mengancam Saya? Menggunakan mahasiswa Saya? Anda luar biasa. Saya penasaran dengan negosiasi anda?" Nadine kesal hingga ke ubun-ubun.
"Marry me sweety ?"
🍒🍒🍒
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments