"Jangan gini sayang.. Aku tahu kamu masih marah.. ayo kita selesaikan diluar" Darrel mengedipkan mata nakal pada Nadine lalu tersenyum kepada Nada. Nadine terkejut bukan main. Banyak pasang mata yang menyaksikan.
Murahan sekali wanita itu !
Apa itu kekasihnya?
Benarkah itu suaminya ? Waah lumayan tampan.
Pasangan yang membuat iri.
Nadine membayangkan pemikiran orang yang melihatnya. Ia bergidik, khayalan otak nakal ada di kepalanya. Darrel menarik tangan Nadine mengajaknya ke arah luar, tangannya digenggam Darrel.
Ya Allah....... My first kiss !
"Lepasin !" Nadine menarik genggaman Darrel dan menghempaskannya. Gadis itu membenahi dress, mengikat rambut seperti ekor kuda, memasang kuda-kuda, siap menghajar lawan di depannya.
Tatapannya nanar penuh amarah. Emosi Nadine sudah tak terbendung, kilatan pertarungan sudah tampak dari mata.
Nadine melayangkan tinju ke wajah tampan Darrel. Darrel sigap menghindar, dengan cepat Darrel menangkap tangan Nadine dan memutar tubuh Nadine hingga kini posisi Nadine membelakanginya. Tangan Darrel dan Nadine saling menindih, seperti berpelukan. Darrel mengunci pergerakan Nadine. Darrel berbisik di telinga Nadine.
"Anda membuat saya bergairah Nona Nadine, saya suka wanita yang tidak pasrah dengan saya. Lebih menantang ! Kamu tipe idaman saya." Nadine bergidik ngeri pada pria asing dibelakangnya.
"Dasar mesum ! Anda tahu bukan, ini termasuk pelecehan? Saya bisa menuntut dan melaporkan Anda atas apa yang telah anda lakukan terhadap saya" Darrel tersenyum simpul mendengar ucapan Nadine.
"Silahkan melapor, hak Anda. Nona Nadine Raline Rasyidin. Dua puluh sembilan tahun, lahir dua puluh tujuh Februari. Dua bersaudara, ooooohhh satu lagi. Anda tahu ? Adik anda melamar ke Braga Hospital sebagai dosen internship atas rekomendasi siapa?" Darrel menjabarkan segala yang ia tahu lima belas menit lalu dari asistennya. Nadine membulatkan matanya. Mencoba melepaskan diri dari dekapan Darrel.
"Coba saja melepaskan diri, semakin kamu bergerak. Semakin kamu akan membangkitkan sesuatu" ancam Darrel
"Anda siapa? Penguntit? Stalker? mafia? Lepasin !" Bentak Nadine.
Dari sini Nada tau temannya dijebak. "Lepasin temen gue !" Darrel melepas Nadine
"Maaf.. Saya memang lancang. Saya punya alasan" Jelas Darrel.
"Tidak ada alasan, anda sudah berani melecehkan teman saya. Banyak saksi termasuk saya" Ancam Nada.
"Saya tertarik dengan teman kamu Nada" Nada dan Nadine berpandangan. Siapa pria asing didepan mereka.
"Kami tidak mengenal anda Tuan, jangan ganggu kami" Tegas Nada
"Tapi saya mengenal kalian" Imbuh Darrel.
"Dasar gila !" Nadine geram.
"Ada yang mau lo jelasin ke gue?" potong Nada ke Nadine
Darrel mengulurkan tangannya pada Nadine. Nadine membuang mukanya "Darrel Braga." Ramah Darrel
Nada menutup mulutnya. "Jeongmal sseugi? Maksud saya, beneran Braga? Saya Nada" Nada agak tergagap, lalu menjabat tangan Darrel sembari menunjuk resto di hadapan mereka. Darrel menggangguk.
Nada lupa pria asing ini baru saja melecehkan temannya. "Ucapan Gue sebagai mak solehot makbul Ro, nggak nyangka gue" Nada mentoyor kepala Nadine. Nadine kesal dengan Nada yang celamitan.
"Dia itu Stalker, kali ini Saya laporkan kamu !" Ancam Nadine pada Darrel.
Darrel tak peduli Nadine mengoceh "Sekali lagi, senang berkenalan dengan Nada. Ini kartu nama Saya, bila butuh bantuan silahkan hubungi" Darrel menunjuk kartu nama yang telah berpindah ke tangan Nada.
"Beneran ? Entar diusir satpam lagi, dikira minta sumbangan" Nada cengengesan.
"Saya terkoneksi ke semua jaringan dikantor, staf Saya akan menjamu tamu dengan baik" balas Darrel.
"Urusan kita belum selesai !" tunjuk Nadine ke wajah Darrel sambil menarik Nada menuju mobil.
"Maafin anak gue ya, ntar gue kasih tutorial memperlakukan calon pacar dengan baik dan benar" teriak Nada saat ditarik Nadine.
Darrel tersenyum. Baru kali ini ada wanita yang akan menghajar tepat di wajahnya. Biasanya wanita lain dengan sukarela melempar diri bahkan tubuh mereka pada Darrel. MACAN satu kata yang menggambarkan Nadine. Manis dan cantik, dan memang Macan yang sesungguhnya. Darrel melajukan mobilnya dan menghilang dari jalanan.
"Lo hutang penjelasan ke gue Ro !"
"Nggak ada yang harus dijelasin, Kan urusan hati gue lo orang pertama yang tahu. Lo mak gue, harusnya lo tau gue luar dalam" Nada mencari pembenaran di mata Nadine.
"Dia mencurigakan, dia tahu garis besar hidup gue. Gue nggak bakal tinggal diam. Putar kanan Mak !" Perintah Nadine
"Ngapain ?"
"Kantor Polisi" Nada menatap ke arah Nadine yang tidak main-main dengan ucapannya
"Mau ngapain? Mau laporin tu cowok? Lo dosen tapi kudet ya ? Mainin tu otak encer, jangan pake nimba ilmu mulu. Ketemu mahasiswa dan materi kuliah doang" ejek Nada
"Lo Mak gue apa Mak nya dia sih?, temen habis di lecehin juga. Kalau lo nggak mau nganterin, gue bakal lapor sendiri besok !" ancam Nadine
Nada menepikan mobil di pinggir jalan, memasang rem tangan, mengunci otomatis pintu mobil agar Nadine tidak lari keluar.
"Lo nggak pernah denger tentang Braga Corp? Otak lo sengklek nih, Nggak inget kerja dimana? Nadine marudin si Wiro Sableng yang cantik.. Ni gue Ruqiah dulu, mana tau setan ogeb di otak lo minggat. Braga itu perusahaan elit di negara ini. Keturunan Braga otomatis Crazy Rich di negara kita. Searching deh di mbah gugel. Sekelas perusahaan bisa mampus bangkrut dia gilas. Saran gue, mending lu anggap tadi anugerah Ro !, Ciuman gratis dari seorang Darrel Braga. Sumpah mana ganteng banget" Ceramah Nada
"Itu ciuman pertama, Gue nggak ikhlas !"
"Ya udah kita balik ke Braga Resto, kita reka adegan. Gue ikhlas dunia akhirat gantiin lo di cium Darrel" Nadine menoyor kepala Nada.
"Jangan percaya sama satu kartu nama. Bisa aja dia ngaku-ngaku. Mana ada horang kaya makan sendiri tanpa pengawalan dan pelayanan maksimal. Apalagi dia Crazy Rich, emang lo pernah liat capture Darrel Braga?" elak Nadine
"Ni liat !" Nada membuka layar handphone nya dan menunjukkan hasil pencarian Darrel Braga di instagram.
"Gila, nggak mungkin, artikelnya pasti salah. Cari informasi lain di jejaring sosial Mak!"
"Naah.. ! Bener kan gue bilang !" Ringam Nada
.
.
.
Mansion
"Siapkan laporan yang Saya minta" Perintah Darrel
Darrel mematikan gawainya, sebuah seringai muncul. Fikiran lucknut itu terbayang kembali, manis bibir Nadine masih bisa dirasakan. Ingin mengulang kembali. Menaklukan macan betina.
"It's show time baby"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
axelle
waahhh mantap nih, semangat author!! 😍
2021-03-03
1