Pertemuan Zuma

Satu bulan, dua bulan, hingga genap enam bulan esta bekerja, ia menjadi wanita yang drastis profesional, ia melupakan kejadian reuni setelah meeting besar di singapore, perusahaan makin berkembang.Esta lebih sering makan bersama ketika time santai bersama Zuma meski berbeda lantai saat bekerja dan mereka saling dekat penuh humoris.

"Ta, kamu ngerasa enggak sih kalau mas Zuma atau Pak Steven suka sama kamu?"ucap Angel. saat dikantin cafe tak jauh dari kantornya.

"A-aku ga mungkin lah ngel, mereka tetap atasan kita saja, lagi pula untuk apa dipikirin

aku nyaman jika seperti ini saja.kita dekat seperti teman di tempat kerja saja aku butuh proses, apalagi mikirin pasangan itu bukan keinginan."

"Owh, jadi bener ni enggak ada,oke baiklah."

dan mereka makan siang dengan sempurna, dan berbincang membahas cerita lain.

Setelah mereka makan siang dan kembali ingin bekerja,Esta danAngel bertemu dengan zuma, esta pun menyapanya.namun belum sempat Zuma berbicara untuk mengajaknya makan malam ponsel esta berdering.

"Ya , hallo apa paman?baiklah, esta akan segera pergi,tidak bisa sekarang esta harus ijin dulu!"

Panggilan pun berhenti,Esta diam dan tak menghiraukan Angel dan Zuma yang berbicara padanya saat masuk ke dalam lift.hingga ia jalan keruang mejanya penuh diam dan mengambil berkas namun tatapannya penuh tanya.

"Ta, berkas meeting nanti sudah siap?"

Steve pun menggebrak meja Esta sehingga terkejut karna tak menghiraukan.

"Ya, pak berkas, meeting dengan klien mana ya. sebab bukannya tidak ada jadwal hari ini?"Steve menatap esta dengan tajam, ikut keruang kerja saya sekarang! Esta bwrdegub kencang,karna menerima kabar paman.perasaanya begitu kacau.

Aduh mati lah, esta ayo sadar fokus dan fokus sekarang ini dengan banyak pertanyaan esta pun menjawab, dan meminta maaf jika ia ingin mengambil cuti akhir pekan selama tiga hari.

"Jadi , karna urusan keluarga?"

baiklah persiapkan bahan meeting dan schedule minggu ini dipercepat, kamu bisa segera cuti.baguslah saya juga punya waktu time santai bersama kawan.Steve pun segera berlalu keluar.

"Kenapa jadi dia yang antusias, aku yang urgent trus kenapa wajah pak Steven yang bahagia. sungguh aneh bos kriminal itu mungkin ingin berkencan buta, aku ingat wanita terakhir itu!"

"Kenalkan saya cecilia, kenalkan saya prita, kenalkan saya luna, kenalkan saya...., aaaaaak.... mungkin masih banyak lagi, apa seperti itu seorang bos gaya berkencan berganti ganti."Saat esta membalikan tubuhnya tepat sekali tubuh steve berada dibelakangnya.

"Apa sudah bicara nya, ada lagi yang kamu ingin tanyakan?" ucap Steve namun Esta hanya membulat dan menggerakan gaya jarinya seperti menutup plaster ke mulut.

"Tidak ada, maaf terimakasih pak Steven."

Esta berlalu namun Steve hanya tersenyum, mendapati Esta dengan tingkah yang memperagakan teman wanitanya jika memperkenalkan diri saat bertemu dengannya.

"Terlihat lucu dan manis jika dia bersikap seperti itu."

Setelah jam pulang Esta yang ingin memesan taxsi disambut oleh Zuma.

"Ta, kamu baik baik aja kan?"Eekh...aku kira siapa. ya mas Zuma kenapa kok bertanya seperti itu, aku fine kok."bukan begitu tadi kamu terlihat tidak baik saat jam makan siang, aku ingin ajak kamu makan nanti malam aku jemput bisa.

"Apa jemput aku, nanti malam?"Esta pun berfikir apa aku ajak mas Zuma bertemu ayah saja, agar aku tidak dijodohkan.

"Ta,eeekh ko melamun sih?"

"Eeuum...ya mas zuma maaf.oke baiklah aku akan menunggu, aku juga ada yang ingin dibicarakan nanti, taxsi ku sudah sampai."

Bye.. mas zuma aku duluan.

Saat Esta menghilang dengan taxsi jemputnya.

Steve melihat Zuma yang memperagakan

"yes"dan ia bertanya pada kakaknya yang bertingkah bocah itu, tidak sepertinya super sibuk dan harus betukar tempat menjadi sang kakak profesional mengurus segala hal.

"Bahagia sekali?"tutur Steve pada Zuma.

Ya, benar sekali nanti malam aku ajak dinner Esta dan kau tau Steve dia mau.Kamu tau steve tadi dia bilang, dia juga ada yang ingin dibicarakan, apa menurut mu steve ini kabar baik, apa dia juga punya perasaan padaku?"

Steve terdiam dan menatap Zuma karna ia menyukai Esta sang sekretaris, namun tak bisa mengungkapkan karna sering bersama. bagaimana bisa zuma berbeda ruangan jarang bertemu bisa manis dan cair jika mereka mengobrol, tidak sepertiku dan Esta bagai robot dan kaku.

"Steve kamu tak mendengar aku bicara ya?"

Aaa... tidak juga aku hanya berfikir kamu jangan terlalu besar hati berfikir seperti itu.bisa saja Esta akan membicarakan hal lain, bertolak belakang. sudahlah ayo kita pulang!! balas Steve. pada Zuma yang bertanya.

Terlihat steve mengirim pesan pada zivien.

"Cari tau Esta akhir pekan akan kemana Zivien, jangan biarkan Zuma yang lebih dulu,sabotase pertemuan mereka.!"

"Apa?"Zivien terkaget dan memutar ponselnya saat zuma kaget, dan mengintip karna posisi mereka bersebelahan.

"Ada apa Zivien?"tanya Zuma.

Tidak ada apa -apa hanya pesan penting keluarga.

Steve melirik Zivien, dan ia hanya menggelengkan kepala saja karna berada diposisi yang curam."kenapa posisiku ini jadi sulit."batin Zivien.

Sementara Esta dirumah, ia berbincang pada paman.Satu sisi ia bahagia karna Ayah sudah memantaunya jika ia sudah lebih baik dan sempurna normal.Tapi satu sisi ia tak ingin dijodohkan.

Tiba saja,mas Zuma menghubungi ia pun mengangkat panggilan,dan berlari keluar ketika Mas zuma telah sampai didepan rumahnya.

"Mas Zuma ini masih sore?"

"Ta.. makan hotpot mie panas,ceker pedas di persimpangan yuuk.aku ingin ditemani,apa kamu keberatan?"

"Baiklah...tapi soal pedas mas Zuma ga boleh terlalu hot ya, ga baik bagi pencernaan mas Zuma.ingat pesan Dokter lho!"oke lirik Zuma.

Seketika mereka bersama,tapi satu sisi Zivien yang mengikuti mobil Zuma.

"Apa yang harus aku lakukan,Esta memang bahagia dan cair jika bersama Zuma.Tak seperti disisi Steve.Apa aku tidak jahat menyabotase kedekatan mereka?"

----Bersambung----

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***