18. Tumpukan Kebohongan Alan

Alan menggiring Jingga keluar dari kamar. Mereka sudah terlihat layaknya pasangan pada umumnya, meskipun batin mereka masih bermain dengan pikiran dan orientasi masing-masing.

"Ayo-ayo nanti keburu siang! " suara Eyang putri terdengar menggema, mengomando dari lantai atas bekas kamar Jingga. Pak Santoso masih terlihat keteteran sedang membawa dua koper milik Eyang dan Bu Sasmita.

"Eyang, kenapa pagi-pagi sekali? " tanya Alan sedikit heran karena dipikirnya Eyang akan balik ke kampung agak siangan.

"Biar cepat sampai rumah. Besok Eyang mau melihat hasil panen kita! " ujar Eyang yang langsung menuju ke meja makan. Bu Sasmita, Alan dan Jingga pun ikut menyusul.

"Jingga, kalo masih merasakan sakit, bilang saja sama suamimu! Biar nanti bisa di konsultasikan ke dokter!" ujar Eyang kepada Jingga yang masih berdiri.

"Iya Eyang! " ujar Jingga dengan menata makanan di piring Alan.

Alan hanya melirik Jingga yang juga sedang meliriknya, "Ngga, kamu beda banget! Kapan aku bisa mendapatkan senyummu itu? " gumam Alan dalam hati saat membayangkan senyum manja istrinya.

Alan dan Jingga mengantarkan kepergian kedua wanita yang menjadi bagian terpenting dari keduanya. Saat mobil civic itu menghilang dari halaman rumah, Jingga dan Alan kembali masuk ke dalam rumah, tangan Alan berusaha meraih pinggang kecil Jingga, tapi tetap saja perempuan itu masih berusaha menghindar.

"Maaf...! " ujar Jingga dengan melepaskan keratan lengan Alan di pinggangnya.

"Kenapa? Apa salah jika seorang suami memeluk istrinya? " ucap Alan dengan menatap tajam Jingga hingga membuat istrinya terdiam.

"A-Apa benar kita sudah menikah? " tanya Jingga dengan nada terbata.

"Aiissss... Apa kamu masih meragukan semua pernyataan orang terdekatmu, hanya karena tidak mengingatku? " kelit Alan dengan melengoskan wajahnya dengan sinis, membuat Jingga merasa bersalah.

"Kenapa tidak ada foto pernikahan kita di kamar? " tanya Jingga yang masih belum percaya.

"Baiklah besok kita desain lagi kamar kita, aku akan memasang banyak foto pernikahan kita! " jelas Alan kemudian kembali melangkah masuk, hari ini dia akan mengunjungi pembangunan hotel yang ditangani oleh team pelaksana yang menjadi bagian dari perekrutannya.

"Mas Alan! Kapan aku masuk kuliah lagi? " tanya Jingga dengan mengejar langkah Alan yang saat itu sudah sampai di dalam kamar.

"Setelah Check up ke dokter, kita akan memutuskan kapan kamu akan kuliah lagi! " ujar Alan dengan memasukan beberapa map ke dalam ransel yang akan dia bawa. Wajahnya menoleh ke arah Jingga yang berdiri di sampingnya, sementara tangannya masih mengemasi semua barang yang dia butuhkan, hingga semua selesai dengan sempurna.

"Bisa ambilkan kemejaku warna biru navy! " titah Alan saat melihat Jingga yang menatapnya penuh tanya.

"Baiklah! " jawab Jingga kemudian melangkah ke walk in closset mencari kemeja Alan warna biru navy. Jingga akan menyerahkan Kemeja itu pada Alan yang ternyata lelaki berhidung bangir itu sudah menyusul di belakangnya.

"Mas Alan! " seru Jingga terkaget, tubuhnya hampir tertabrak saat akan berbalik.

"Aku sudah hampir terlambat, Ngga! " kilah Alan yang kembali lagi beralasan. Padahal, mau telat atau tidak toh, dia sendiri yang punya perusahaan.

Alan hanya mengenakan kemeja dan celana jeans saja, hari ini dia memang lebih banyak kegiatan di proyek. Arsitek sekaligus pelaksana, lelaki berwajah bule itu dari dulu sudah terbiasa bekerja keras.

Dari tadi Jingga hanya berada di belakang Alan, bahkan dia hanya bertindak sesuai apa yang dikatakan suaminya. Bukannya tak berfikir, tapi Jingga masih berusaha keras mengingat-ingat semua kebersamaan dan kebiasaannya bersama Alan.

"Ngga, kamu kenapa? " ujar Alan saat memergoki Jingga sedang memegang kepalanya yang serasa berdenyut.

"Aku berusaha mengingat, Mas! tapi, kepalaku malah sakit. " lirih Jingga.

"Jangan dipaksa! Jalani saja yang ada, aku akan mentransfer informasi tentang kita! " ujar Alan kembali melangkah ke luar kamar yang diikuti Jingga.

"Sini, Ngga! " titah Alan membuat istrinya pun mendekat. Lelaki itu mengulurkan punggung tangannya dan itu di sambut oleh Jingga. Tapi saat akan memajukan wajahnya untuk mencium istrinya, Jingga masih tetap saja menghindar.

"Kenapa? Masih ragu? Baiklah aku akan menunggumu sampai kau mengingatnya! " dengus Alan sedikit kesal dengan penolakan Jingga. Tapi, dengan cepat Jingga menahan lengan Alan dan mengangguk, ada perasaan bersalah saat melihat dengusan Alan.

Cup...

Alan memilih mencium kening istrinya. Yes, soraknya dalam hati, menurutnya ini awal yang bagus untuk mendapatkan lagi Jingga Andininya.

"Hati-hati di rumah, kalo butuh sesuatu minta ke Bi Murti atau telpon aku saja! " ujar Alan kemudian ke luar menuju motornya yang sudah terparkir di halaman.

###

Jingga terbangun dari istirahat siangnya. Sejenak dia duduk di sofa sambil menscroll layar ponselnya untuk melihat social media, tetep saja tidak ada yang menarik baginya. Hingga akhirnya, timbul ide untuk mencari article cara membuat cake.

Jingga masih mencari bahan yang bisa dibuat cake, karena adanya cuma coklat blok, akhirnya dia memutuskan untuk membuat brownise saja.

"Mbak Jingga, kenapa nggak bilang kalo pengen brouwnies! Bibi bisa buatin buat Mbak Jingga! " ujar Bi Murni, saat melihat Jingga terlihat repot di dapur.

"Nggak apa-apa, Bi. Jingga hanya ingin punya kegiatan. " Jawaban jingga membuat wanita yang berusia lima puluh tahun itu kembali menuju bangunan yang ada di belakang rumah.

Manik mata hitam itu masih fokus tertuju pada ponsel, sambil memperhatikan tulisan di layar ponsel, Jingga memasukkan beberapa bahan dan memulai me mixer semua adonan menjadi satu, fokusnya masih tertuju pada adonan yang mulai memutih dan mengembang bahkan saat itu, dia juga sudah mencairkan coklat blok yang akan dicampur menjadi satu. Sebuah tangan kekar menjulur tiba tiba, melingkar di perutnya, sontak saja mixer di tangan Jingga terjatuh karena terjingkat kaget.

"Mas Alan! " pekik Jingga, perempuan mungil itu terhenyak kaget saat Alan sudah memeluknya dari belakang.

"Jangan lakukan itu lagi! Mas Alan bisa membuatku terserang penyakit jantung!" Omelnya dengan melotot ke arah Alan, tangannya menghentakkan lengan kekar itu di udara karena dadanya masih berdebar merasakan kaget karena kehadiran Alan yang tiba-tiba.

Melihat jingga mengamuk dan mengomel seperti itu, membuat Alan malah tersenyum. Lelaki yang baru pulang kerja itu menatap bahagia perempuan dengan wajah belepotan karena terciprat adonan.

"Omelan yang sama seperti dulu! " gumam Alan dalam hati, masih menampakkan senyum di bibir tipisnya.

"Kenapa malah tersenyum? Lihatlah adonannya malah tumpah ke lantai. " Jingga sedikit merendahkan nada suaranya, meski masih kesal.

"Biar dibersihkan Bi Murti saja!" ujar Alan kemudian memencet bel di dekat pintu, memanggil Bi Murti untuk ke rumah utama.

"Kita nggak jadi makan brownis! " sungut Jingga dengan mengerutkan bibir.

"Kita kan bisa beli! " jawab Alan dengan menarik tangan jingga ke bawah kucuran air, membersihkannya dari adonan browenies.

"Masalah bukan belinya. Aku hanya ingin melakukan sesuatu. " mendengar Jingga terus memprotes membuat Alan terkekeh dan membasahi tangannya untuk membersihkan wajah Jingga dari cipratan Adonan yang ada di dekat pelipisnya dan pipi.

"Diam, Ngga!" ujar Alan sebelum mengusap beberapa bagian wajah jingga. Tatapan mereka saling beradu, membuat debaran yang berbeda di hati Jingga.

" Duch, kenapa dadaku berdebar seperti ini saat menatap mata perak itu? " gumam Jingga yang sulit mengendalikan debaran hatinya.

"Maaf ada apa, Mbak Jingga? " tanya Bi Murti saat belum memperhatikan bencana di dalam dapur.

"Bi tolong bereskan ini ya! " titah Alan yang hanya di angguki perempuan paruh baya itu.

"Ayo ngga, kita delivery saja jika masih ingin makan brownies. " Alan kemudian menarik lengan Jingga membawa perempuan itu untuk menemaninya di ke lantai atas.

TBC

tinggalkan jejas ya gengs.... yang punya point jangan disimpan saja... yuk dilempar ke 'Merindukan Jingga'

Terpopuler

Comments

Dwidwi

Dwidwi

next

2021-03-16

1

Isna Eni

Isna Eni

lanjut thor kece

2021-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!