16. Hal Menyakitkan Untuk Alan

Alan masih berjalan mondar mandir tak jelas. Gelisah akan keadaan Jingga tak bisa membuatnya tenang. Kini dia mengusap kasar wajahnya bersamaan dengan helaan berat dari nafasnya. Bisa terlihat sekali kegugupan yang luar biasa dari lelaki berahang tegas itu.

Tapi, berlahan tubuh kekar itu bersandar di tembok dan berangsur meluruh di lantai. Sudut matanya yang sudah berkabut berhasil meneteskan air, seperti menceritakan rasa sesak yang kini menyeruak di dalam dadanya.

"Jingga, bertahanlah! " kedua tangannya saling menggenggam, mengepal, seolah ingin menghentikan semua kegugupannya saat ini.

Jantungnya pun ikut berdegup tak menentu, saat menunggu dokter dan team medis keluar dari ruang operasi.

"Ya Allah... kenapa jadi seperti ini? Seandainya saja aku langsung mengejarmu, pasti tidak akan seperti ini." Rasa bersalah yang meluap membuatnya mengutuk kebodohannya sendiri.

Setelah beberapa jam operasi berlangsung, hingga Jingga dipindahkan ke ruangan yang berbeda, tapi rasa takutnya tak kunjung berakhir, seperti ada bagian dari dirinya yang sedang dipertaruhkan.

"Aku suaminya, Dok! " Alan langsung menghambur ke arah dokter yang menangani istrinya. Saat melihat seorang berjas putih yang terlihat keluar dari ruangan operasi.

"Maaf, keadaannya masih kritis! Selalu ajaklah berkomunikasi, itu akan menstimulus kesadarannya. Semoga istri anda bisa melewatkan semuanya. " ujar seorang dokter sebelum pergi meninggalkan Alan yang masih mematung.

"Maafkan aku, Ngga! Aku nggak bisa menjagamu! " lirih Alan saat berdiri di dekat Jingga. Lelaki yang saat ini menatap istrinya dengan mata berkaca-kaca pun memilih duduk di samping tubuh yang terkulai lemas. Di genggamnya jari-jari mungil milik Jingga, seolah ingin menceritakan perasannya yang baru dia sadari dalam kecemasannya saat ini.

Hampir semalam Alan terjaga, masih dengan kemeja basah yang sudah mengering karena hujan dan darah. lelaki itu terus saja duduk dan menatap istrinya tanpa ingin meninggalkannya sedetik pun. Hingga terdengar sayup-sayup suara adzan, membuatnya tersadar jika hari sudah berganti.

"Ceklek..."

Alan menoleh saat terdengar suara pintu terbuka, Eyang Putri dan Bu Sasmita sudah berdiri di sana. Setelah kejadian itu Alan langsung menghubungi Eyang Putri, membuat perempuan sepuh itu bergegas ke kota bersama Sasmita malam itu juga . Betapa bersalahnya Alan saat melihat kedua wanita itu berjalan mendekati Jingga. Bisa terlihat jelas mata Ibu Mertuanya yang sudah membengkak. Sejak di perjalanan wanita itu terus saja menangis, mencemaskan putri tunggalnya yang belum sadarkan diri.

"Maafkan aku, Buk! Alan belum bisa jadi suami yang baik buat Jingga! " ucap Alan saat menghampiri wanita yang ada di sebelah Jingga.

"Bukan salahmu, Nak. Ini sebuah ujian! Semoga saja Jingga bisa cepat bangun." ujar wanita separuh baya itu dengan bijak. Matanya terus saja berair saat melihat anak perempuannya yang terbaring tak berdaya.

"Sebaiknya kamu mandi dulu! Sholat doakan Jingga dan istirahatlah meski sebentra! Biar kita yang akan menunggu Jingga untuk sementara! " bujuk Eyang Putri pada Alan dengan menyerahkan sebuah paper bag yang berisi pakaian ganti untuk Alan.

Alan mengambil papar bag itu dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruang rawat Jingga. Lelaki itu membersihkan diri terlebih dahulu, sebelum pergi untuk sholat subuh.

###

Sudah dua hari Alan mondar-mandir, rumah sakit, rumah dan sesekali dia menyempatkan diri untuk meninjau proyek yang baru saja berjalan. Lelaki yang saat ini tidak fokus dengan pekerjaanya pun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit untuk menunggui Jingga. Alan tak ingin melewatkan perkembangan Jingga.

Hari ke empat Jingga di rumah sakit, tapi belum juga menunjukkan perkembangan. Alan kini mulai fokus hanya pada Jingga, semua pekerjaan dia serahkan pada Raka yang di bantu Maya untuk menghandle sementara.

"Ngga, kapan kamu bangun? Aku sudah ingin mendengar teriakanmu memanggilku saat aku pulang kerja, kamu tau jika aku sudah merindukanmu merengek meminta jalan-jalan saat kamu kangen dengan Ibu di kampung. Ini Ibuk, sudah ada di sini bersama Eyang, apa kamu juga tidak ingin melihatnya?" Alan kembali lagi mengajak Jingga untuk mengobrol. Sementara Bu Sasmita dan Eyang Putri duduk di sofa dengan raut wajah yang terlihat sedih dan lelah. Meskipun, setiap malam Alan selalu meminta kedua wanita itu untuk beristirahat di rumah dan dia yang selalu menjaga Jingga.

"Ngga, bangunlah! Jangan biarkan mereka menunggu. Kamu tidak ingin kan, beliau sakit?" Alan sudah hampir kehabisan kata-kata karena selalu mengajak Jingga untuk mengobrol.

Lelaki itu terdiam, menatap dengan dalam wajah pucat yang saat ini ada di depannya. Sorot mata yang putus asa terlihat jelas di manik mata perak kebiruan itu. Dia merasa ada yang hilang saat tak bisa melihat Jingga seperti biasanya.

Seperti tidak percaya, sekali lagi dia memperhatikan jari-ari yang bertumpu di atas jarinya kini bergerak berlahan.

"Jingga...! " pekik Alan kegirangan saat melihat jari jemari lentik itu bergerak, bahkan kini disusul dengan kelopak mata indah itu pun sudah berangsur membuka.

Alan tersenyum ke arah Jingga, tapi perempuan itu hanya menatapnya dengan tatapan asing. Bahkan saat sadar jika Alan masih memegang jemari tangannya, secepatnya Jingga menarik tangannya menjauh dari genggaman Alan.

Ada sedikit rasa kecewa pada diri Alan, tapi itu tidak menyurutkan rasa bahagianya karena seseorang yang ditungguinya selama ini sudah melewatkan masa kritis.

Dokter yang memeriksa Jingga, kini menghela nafas berat. Setelah serangkaian pemeriksaan, ternyata Jingga mengalami trauma di otaknya yang mengakibatkan amnesia retrogade, jenis amnesia yang menyebabkannya kehilangan sebagian dari memory di masa lalunya.

"Ibu, Eyang, dan... " kalimat Jingga menggantung saat matanya menatap kearah lelaki yang berdiri di dekat ibunya.

Alan berniat untuk melangkah mundur, saat Jingga tak lagi mengenalinya lagi, tapi tangan Bu Sasmita lebih dulu menahannya untuk tetap tinggal.

"Dia suamimu, Jingga! " ujar Sasmita dengan tegas.

" Aku sudah menikah? " tanya Jingga.

"Iya, dia Alan, Cah Ayu! " sela Eyang putri mengimbuhi.

Jingga hanya menggelengkan kepala, dia merasa sulit menerima jika dia sudah menikah. Dia merasa hatinya masih menunggu seseorang.

Sasmita menghampiri Jingga lebih dekat. Meyakinkan anak perempuannya jika dia memang sudah menikah.

"Ngga, apapun itu dia tetap suamimu! Entah kamu terima atau tidak tapi itulah kenyataannya, Ndok! " rasanya Sasamita tak tega melihat Jingga dan Alan. Sasmita tau dulu Jingga selalu menunggu Alan dan melihat juga saat melihat wajah kecewa Alan, dia bisa melihat ada semburat kesedihan yang terpancar.

"Ibu, bolehkan aku istirahat? Aku merasa sangat lelah saat ini. " gimana Jingga membuat Sasmita menaikkan selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuh anaknya.

Alan berjalan keluar menuju taman di depan ruang rawat Jingga, ada kesedihan yang saat ini mengisi hatinya.

"Kenapa aku rasanya sangat sakit, saat kamu tak mengingatku sama sekali, Ngga!" gumam Alan saat hatinya merasakan sesuatu yang sangat menyiksa. Dia seperti kehilangan Sosok Jingga Andini, tatapan asing Jingga seperti memberi jarak diantara keduanya.

Alan merubah duduknya yang semula bersandar kita menunduk, dengan tangan saling berkait menarik tengkuknya yang terasa berat menahan sebuah beban.

Alan's Pov

Jingga Andini, ini rasanya ternyata lebih sakit dari yang kubayangkan, saat aku melihatmu menatap asing ke arahku. Aku tidak mengerti jika rasaku sudah lebih dari yang aku sadari. Aku mencintaimu sebagai istriku, sebagai perempuan dewasa.

Jingga Andini, Aku seperti kehilanganmu saat kamu tak mengingatku sama sekali. Bisakah, kamu memberikan kesempatan padaku untuk mencintaimu sebagai wanita dewasa? aku menyesal jika tak menyadari perasaanku sebelumnya.

Alan menatap ke segala arah. Pandangannya menerawang, bahkan dia tak menyadari Jika seseorang sudah berada di sampingnya sedari tadi. Tangan itu menepuk pelan bahu bidang milik Alan, berusaha menyadarkan kembali dari lamunannya.

Bersambung

Jangan lupa ya gaes tinggalkan jejak, biar thornya semangat up setiap hari.

Terpopuler

Comments

Isna Eni

Isna Eni

lanjut thot jangan lama" jingga hilang ingatanya

2021-03-14

2

Anis Abibich

Anis Abibich

👍👍👍

2021-03-13

1

Evi Chusnul

Evi Chusnul

next Thor..rasanya ikut kecewa seperti mas alan ketika jingga amnesia

2021-03-13

2

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!