14. Kegelisahan Jingga

Jingga masih duduk di balkon depan kamarnya, di letakkan kepalanya pada sandaran sofa. Senja itu, dia menatap langit yang terlihat memerah tembaga. Sejak pulang kuliah, pikirannya berkelana ke mana-mana. Hal yang dia takuti adalah kebenaran jika Deandra, sepupu sahabatnya itu adalah orang yang sama dengan mantan pacar Mas Alan. Terus mau dikemanakan hubungan pernikahannya ini?

"Jika itu benar, berarti yang menghamili Deandra adalah Mas Alan? Apa dia sudah berbuat sejauh itu? Sungguh sangat menjijikkan. " gumamnya dalam hati dengan senyum sinis yang melekat di bibir. Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi otaknya, membayangkan saja rasanya sudah muak, bagaimana jika kenyataannya seperti itu. Jingga memijit keningnya yang terasa pening.

Matanya memejam, mencoba menenangkan pikirannya yang saat ini sedang berkecamuk. Dia berharap bisa membuang semua pemikiran buruknya tentang suaminya saat membuka matanya. Mata indah itu terpejam sampai beberapa menit dan saat membukanya, Jingga tersentak kaget.

"Mas Alan! " ujarnya dengan terhenyak saat Hidung bangir milik Alan hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Tubuh Alan menunduk dengan kedua tangan yang bertumpu pada sandaran sofa membuat Jingga tak bisa bergerak.

"Menyingkirlah, Mas! Aku akan mandi." ujar Jingga dengan wajah menegang. Perempuan berbibir mungil itu memang berusaha menghindar dari Alan. Hatinya sedang meragu dengan lelaki itu. Tapi, tidak mungkin dia langsung menuduhnya tanpa alasan yang pasti.

Alan menyingkirkan satu tangannya yang bertumpu pada kepala sofa, memberikan celah pada jingga untuk menggeser tubuhnya. Alan merasa ada yang aneh dari tatapan istrinya. Jingga yang biasa berteriak girang saat menyambutnya pulang, kini terlihat kaku bahkan manik mata hitam itu terus menghindar saat mata Alan menatapnya.

"Ngga...jangan pergi dulu!" ujar Alan dengan menatap Jingga yang sedang menggeser tubuh dan akan bangkit dari duduknya.

"Aku mau mandi dulu, Mas! " ujar Jingga tanpa ingin menatap mata Alan. Jingga pun beranjak, tapi belum sampai masuk kamar Alan sudah memojokkannya di dinding, bahkan kedua tangannya mengunci posisi Jingga.

Perempuan itu masih tak ingin menatap Alan, dia memalingkan wajahnya dari wajah Alan yang hanya berjarak tipis. Apa yang dilakukan Jingga malah membuat Alan merasa terabaikan. Hatinya sedikit kecewa dengan sikap Jingga.

"Kamu kenapa? " ujarnya dengan menunjuk Istrinya dengan dagu. Bisa terlihat karakter keras Alan yang saat ini lebih mendominasi.

"Aku hanya ingin mau mandi dulu! " jawab Jingga tidak mampu menutupi perasaan ingin menghindar dari Alan. Tapi justru itu yang membuat Alan merasa semakin kesal.

"Kamu istriku, tidak seharusnya kamu menghindar dariku seperti itu." ujar Alan penuh penekanan, tatapannya menghujam seperti ingin melumpuhkan keras kepala perempuan di depannya.

"A-aku buk.... " kalimatnya menggantung lu****n bibir Alan berangsur membekukan kekuatan Jingga untuk melawan. Jantungnya berdesir, mengisyaratkan syaraf seluruh tubuhnya kini seolah melemah.

"Jangan menguji kesabaranku, Jingga Andini! " ujarnya penuh emosional. Alan kemudian pergi meninggalkan kamar Jingga dengan perasaan yang bercampur aduk, rasa kesal, kecewa dan ada perasaan bersalah karena tindakannya yang di luar kendali.

Sementara, Jingga hanya terdiam mematung setelah apa yang di lakukan Alan padanya. Dadanya masih berdetak tak beraturan sementara tangannya mengusap bibir tipisnya sendiri, " bukan seperti ini, Mas Alan! " gumamnya dengan perasaan kecewa. Ciuman pertamanya telah diambil dengan kemarahan, meski dia sadar Alan berhak atas semuanya.

Malam semakin larut, Alan tak melihat Jingga keluar kamar, dia sengaja membuka sedikit pintu ruang kerjanya agar bisa melihat Jingga ketika akan turun ke bawah. Ada rasa bersalah di hatinya setelah kejadian tadi sore, sebuah dorongan emosi yang melesak begitu saja membuatnya hilang kendali. Bukan, bukan seperti itu caranya untuk meluapkan emosi, penyesalan itu hadir setelah akal sehatnya mampu berfikir dengan baik.

Alan berdiri menatap gambar desainnya yang tergelar di meja khusus itu. Rasa penasarannya mengobrak abrik perasaanya hingga dia hanya bersedekap menatap pekerjaannya yang tak kunjung selesai.

"Ada apa dengan Jingga? Kenapa dia menghindariku? Apa dia sudah tertarik dengan aktifis kampus itu? " banyak pertanyaan yang saat ini berlabuh di otaknya, ditambah lagi perasaan cemas karena menyadari Jingga yang belum makan malam.

Hampir tengah malam, Alan memutuskan untuk melihat Jingga, istrinya yang biasa tidak mengunci kamar saat tidur, itu sangat memudahkan Alan untuk melihatnya.

Alan masuk ke dalam kamar, mendekati tubuh kecil yang meringkuk dengan selimut yang hampir menutup seluruh tubuhnya. Alan mengernyitkan dahi saat ada sisa air di sudut matanya yang terpejam itu.

"Menangis? Kenapa...? " Lelaki berkulit putih itu hanya mengernyitkan dahi. Masih dengan rasa penasaran, Alan meninggalkan kamar Jingga yang bernuansa girly. Membiarkan Jingga tenang saat ini menurutnya itu adalah pilihan yang baik.

###

Setelah jam kuliah selesai, Jingga memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Malas sekali dia untuk cepat sampai di rumah karena permasalah yang belum jelas itu.

Flash back

Melihat Jingga yang masih terdiam, membuat Alan mengurungkan niatnya untuk menanyakan apa yang membuatnya penasaran.

Hari ini mereka berangkat menggunakan mobil karena gerimis yang tak kunjung mereda sejak pagi petang.

Mata biru keperakan itu sesekali mengekor, melihat Jingga yang sejak tadi hanya menunduk dan memainkan jari-jari mungilnya. Tidak seperti biasa, mereka hanya membisu sepanjang perjalanan. Hingga mobil itu sampai di depan kampus.

Flash On

Jingga berjalan menelusup di antara jajaran rak buku. Kali ini, dia hanya ingin membaca buku dongeng sajalah untuk mengalihkan beban pikirannya. Otaknya sudah terlalu kacau memikirkan kehidupan dewasa yang baru saja dia jalani.

Tangan mungil itu menggapai-gapai jajaran buku yang ada di rak bagian atas, tapi masih saja tak sampai.

"Ini ya..? " suara bariton itu membuat Jingga menoleh.

"Kak Arga. " liriknya saat cowok tinggi yang sudah berdiri di dekatnya.

"Iya, Kak! " lanjut Jingga dengan melirik buku yang dipegang ketua BEM itu.

Arga kemudian tersenyum ke arah gadis cantik di depannya dan menyerahkan buku yang barusan dia ambil dari rak.

Sebuah notifikasi terdengar dari ponsel Jingga, membuat gadis itu segera membuka pesan yang baru saja di kirimkan seseorang.

[Ayo jalan, kita tunggu di depan kampus (aku, Nelly, Tiara)]

[Ok]

Jingga membuka pesan yang baru saja dikirim oleh Daniah.

"Sorry, Kak. Aku ada janji! " ujar Jingga dengan perasaan tidak enak. Gegas, perempuan yang saat ini menggunakan dress dengan panjang di bawah lutut yang dipadu dengan sepatu sneakers itu keluar dari perpus dengan tergesa.

Senyumnya merekah saat melihat kedua temannya sudah berdiri di pinggir jalan.

"Mana Tyara? " tanya Jingga pada Nelly dan Daniah.

"Lagi ngambil mobil di parkiran! " jawab Daniah dengan memainkan game di ponselnya.

Sesaat kemudian mobil jaz berwarna merah itu muncul dari parkiran, membuat ketiganya segera masuk ke dalam.

"Eh, kita mau ke mana?" tanya Jingga yang tak tau rencana teman temannya.

"Makanlah! Seharian kita udah sumpek di kelas. " ujar Tyara masih dengan menatap jalan yang ada di depan.

Mereka berhenti pada sebuah kafe yang rame, tapi cukup nyaman. Seperti halnya anak muda yang lainnya, mereka berjalan dengan melempar candaan tanpa peduli orang yang saat itu sedang memperhatikan.

Jingga melangkah paling depan saat memasuki Planet kafe. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan karena ingin mencari tempat duduk yang tepat, tapi betapa terkejutnya saat melihat seorang wanita dengan tangan terulur menggenggam tangan suaminya.

"Loh, Mbak Dea! " celetuk Nelly yang terdengar jelas di telinga Jingga.

Seketika wajah mungil itu memucat, tubuhnya sedikit terhuyun ke belakang dengan tangan memegang meja yang ada di sampingnya. Air matanya meluruh begitu saja, tak peduli jika di sana banyak orang.

"Mas Alan... " lirihnya dengan dada yang semakin terasa sesak, saat mata itu menatap jelas dua orang yang duduk di dekat jendela.

Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gengs....

Terpopuler

Comments

yosya

yosya

hati istri mana yg gak sakit melihat itu...
meski terbilang masih seperti bocah... tapi hati seorang istri sudah terluka...

2022-07-14

0

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Kayaknya kmaren ada visualny deh.. Apa aku aja yg slh liat ya.. Hihihi

2021-06-17

0

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Nyeseeeeekkkkk

2021-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!