12. Mencerna Perasaan

Pesonanya selalu mengundang kekaguman kaum hawa. Tidak hanya sekedar tampan, aura yang terpancar kuat membentuk sebuah kharismatik tersendiri, meskipun dia sering tampil dengan lebih casual hanya mengenakan kaos oblong yang dirangkap kemeja yang tidak dikancingkan seperti saat ini. Tapi, itu tidak memudarkan daya tarik seorang Alando Mahesa Putra.

Alan memasuki gedung bertingkat yang cukup megah. Hampir seluruh karyawan yang satu lantai dengan orang nomer dua di perusahaan itu mengenalnya sebagai sahabat dekat dari Dave Gunawan, putra dari Gunawan Hartanto pemilik GH company.

"Silahkan masuk, tuan! " ujar sekretaris Dave saat melihat kedatangan Alan. Lelaki yang terlihat cool untuk orang yang belum mengenalnya itu pun hanya mengangguk sebelum memasuki ruangan Dave.

"Alan, tumben... ada perlu apa? Sepertinya penting. " ujar Dave saat menyambut kedatangan Alan saat tiba di ruangannya.

"Apa aku mengganggumu? " tanya Alan yang kemudian duduk di depan Dave.

"Tentu tidak, aku hanya memeriksa laporan keuangan saja. " jawab Dave dengan menutup map yang ada di depannya. Mereka berpindah posisi duduk di sofa, agar bisa sedikit rileks untuk mengobrol.

"Ada apa, Al? Apa ada yang membuatmu ke sini? " ucap Dave yang kemudian menyilangkan kakinya.

"Cuma ingin ngobrol, kebetulan lewat! " jawab Alan kemudian menyandarkan punggungnya di sofa. Hari ini, Alan hanya meninjau pembangunan sebuah hotel berbintang di dekat kantor Dave.

"Mungkin aku akan memulainya dari bisnis property! Sudah lama Eyang menawarkan usahanya itu, tapi baru kali ini aku menginginkannya. "

"What...? " pekik Dave dengan membenarkan posisi duduknya, betapa terkejutnya dia mendengar keputusan Alan yang terkesan tiba-tiba.

"Yes, I'll do it! Maybe... aku akan banyak meminta bantuanmu! " ujar Alan penuh dengan keyakinan.

"Ohhhh...tidak masalah, aku senang mendengarnya. Kenapa tidak dari dulu, memilih perusahaan Papamu yang ada di swiss, bukankah itu lebih menguntungkan? Apa karena Jingga? " cecar Dave pada Alan dengan beberapa pertanyaan.

"Bukan, aku hanya merasa sudah waktunya saja. Lagian, ketika aku memilih bisnis property, itu tidak jauh dari basic profesiku. " ujar Alan dengan memutar-mutar ponsel di tangannya.

"Coba saja kamu mau memulainya dari dulu, mungkin Dea tidak akan jatuh pada Crazy Rich itu. "

"Jangan membicarakan Dea!" tegas Alan dengan seringai sinisnya karena tak ingin mengungkit cerita masa lalu itu.

"Apa kau sudah jatuh cinta dengan Jingga? Kamu belum bercerita tentang pernikahanmu! "

Alan terdiam sejenak. Dia sendiri tidak mengerti harus bercerita apa. Semua terasa tiba-tiba, meski sudah terencana jauh sebelumnya.

"Jingga ...aku menyayanginya! Dia terlalu naif dan sangat muda untuk hidup dalam sebuah pernikahan. Bagaimana bisa aku jatuh cinta dengan gadis belia?" ujar Alan merubah posisinya dari yang bersandar kemudian membungkukkan badannya ke depan.

"Apa cuma itu, alasan untuk tidak jatuh cinta? " senyum cemeh menghias di bibir Dave tatkala mendengar alasan Alan. Bagi Dave, Jingga memberi warna tersendiri bagi Alan, apalagi semangatnya saat ini.

"Satu yang pasti, aku tidak ingin mengecewakan Eyangku, bagaimanapun beliau sudah menggantikan posisi Mama. " ujar Alan dengan pandangan menerawang, bisa terlihat ada kilatan-kilatan kesedihan yang terpancar dari manik mata birunya.

Mereka menghabiskan waktu untuk membahas bisnis yang akan di ambil alih Alan. Biar bagaimanapun Dave lebih berpengalaman dalam menangani perusahaan.

###

Terdengar riuh sorak mahasiswa saat berakhirnya jam perkuliahan, tapi Jingga masih enggan beranjak, perempuan berkulit putih itu tidak ingin berdesakkan saat keluar kelas.

" Nunggu dijemput Babang Bule, ya? " tebak Nelly sambil membereskan bukunya untuk di masukkan ke dalam tas.

"Nggak tau nih, belum ada kabar!" jawab Jingga dengan bertopang dagu.

"Sebenarnya dia siapa, Ngga?" tanya Nelly dengan hati-hati.

"Sebenarnya, dia suamiku! " bisik Jingga mendekat di telinga Nelly.

"Haaahh.... apa? Jangan becanda lo, Ngga! "

pelik Nelly setengah histeris sebelum mulutnya dibungkam Jingga dengan tangannya.

"Husss... jangan brisik! " lirih Jingga dengan menempelkan jari telunjuk di bibirnya yang sudah mengatup rapat.

"Really? " ulang Nelly yang hanya di jawab Jingga dengan anggukan pelan.

"Ya Allah, beruntung banget lo dapet suami guanteng, sexy dan kayaknya tajir! " ujar Nelly dengan memelankan suaranya.

"Ngantin dulu yuk! Sambil kamu nunggu jemputan dan aku juga mau jemput sepupuku di bandara."

"Baiklah." Jingga mengiyakan apa yang di katakan temannya.

Mereka berjalan menuruni tangga, menelusuri koridor kampus menuju kantin yang terletak di dekat parkir depan kampus. Mereka memilih meja yang ada di sudut depan kantin, agar lebih leluasa untuk mengobrol.

Sesekali Jingga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul tiga tapi Mas Alannya belum juga terlihat, Dia mulai berfikir untuk mencari taxi online saja.

"Iyaa... Okey!" ujar Nelly saat mengangkat telpon dari sebrang.

"Ngga, sorry aku duluan! Sepupuku sudah menunggu di bandara! "

"oke... hati-hati di jalan! " teriak Jingga saat Nelly meninggalkannya. Perempuan yang menguncir rambutnya asal-asalnya kini kembali mengaduk aduk jus di depannya.

"Dek, boleh duduk? " Laki-laki popular di kampus itu langsung duduk di depan Jingga, tanpa menunggu jawaban dari Jingga.

"Silahkan, Kak! " ujar Jingga mempersilahkan begitu saja tanpa menyadari jika sepasang mata tajam itu sudah memperhatikannya dari jauh.

"Dek, apa kamu nggak minat ikut BEM?" tanya Arga yang akan menawari Jingga untuk ikut berpartisipasi di BEM.

"Tidak, dia banyak kegiatan di luar kampus! " suara bariton itu membuat keduanya menoleh.

"Mas Alan! " lirih Jingga saat mendapati Alan sudah berdiri di dekatnya. Bisa terlihat rasa tidak senang Alan saat tatapannya mengarah kepada keduanya.

"Ayo pulang! " suara Alan masih terdengar dingin seperti wajahnya yang jauh dari senyuman.

Tanpa menunggu Jingga, Alan langsung pergi meninggalkan Jingga yang masih berlari mengejarnya.

"Mas Alan...! apa aku harus terjatuh dulu agar kamu mau menungguku? " mendengar ucapan Jingga, seketika langkah Alan terhenti. Bodoh, kata itu yang ingin dia umpatkan seketika untuk dirinya sendiri. Lelaki yang tengah menghentikan langkahnya itu seketika membuang nafas dalam, menyadarkan kembali pikirannya dari sesuatu yang meletup di hatinya.

Tangan kecil itu menjulur meraih lengan kokoh yang kini menggantung, "jangan biarkan aku terus mengejarmu! Jika aku lelah kamu akan benar-benar kehilanganku! " mendengar kata kehilangan, membuat Alan menoleh pada perempuan mungil yang saat ini berdiri di sampingnya dengan tangan memegang erat lengannya.

"Apa maksutmu, Ngga? Apa kamu akan pergi bersamanya? " ucap Alan dengan jari yang menunjuk ke arah di mana tadi Arga dan Jingga duduk.

"Apa aku perempuan seperti itu? " balasan Jingga seperti membungkamnya. Ah, apa yang sebenarnya dia lakukan? Kesadarannya mulai kembali. Sorot matanya menatap tajam manik mata hitam yang kini seperti melemahkannya.

"Ayo, kita pulang! " ujar Alan lirih. seperti mengakhiri ketegangan diantara mereka. Tidak seharusnya dia bersikap arogan terhadap Jingga.

Sejak kejadian di kampus Jingga, Alan memilih menghabiskan waktunya di belakang rumah dengan peralatan gymnya. Ada tempat khusus di belakang di dekat kolam renang yang di khususkan untuk olahraga.

"Kenapa aku begitu kesal, saat melihat lelaki yang berada di dekat Jingga?" gumamnya dalam hati mencoba mencerna perasaannya. "Mana mungkin aku jatuh cinta dengan gadis kecil sepertinya."

Sementara Jingga, memilih menghabiskan waktunya di dapur untuk menyiapkan makan malam. Hanya masakan simple saja, sayur soup dengan ayam yang sudah di bumbu merah. Rasanya dia sudah ingin menikmati makanan pedas, tapi sayang dia harus mengalah karena Alan tak bisa makan makanan yang terlalu pedas.

"Ngga...! " ujar Alan dengan mengambilkan bahan puding, saat tangan kecil itu tak sampai untuk menggapainya di lemari kitchen set.

"Mas Alan, ada apa ke sini? " lirih Jingga menormalkan detak jantungnya, saat matanya melihat tubuh kekar yang hanya terbungkus sebagian saja dengan singlet. Apa lagi Aroma maskulin yang menguar di hidungnya membuat Jingga menjadi salah tingkah.

"Pertanyaan macam apa itu, Ngga? Ini rumahku jelas saja aku bebas ke mana saja!" ujar Alan dengan tersenyum tipis saat melihat Jingga memundurkan tubuhnya hingga menatap pantry.

"Ma-maksutnya, Mas Alan butuh apa? " mendengar Jingga tergagap dengan mata masih menatap tajam pada sosok di depannya.

Melihat Jingga tergagap bahkan tubuhnya menegang membuat Alan malah sengaja memangkas jarak di antara mereka.

Tbc.

Jangan lupa vote n like ya, agar to

thornya tambah semangat nyiapin energy untuk next part yang sementara lagi lebih menegangkan.

Terpopuler

Comments

Rifiq Mimah

Rifiq Mimah

wah sudah kembali semangatnya jingga ya lan…❤
ditambah Winda mampir tambah top next chapternya...👍👍

2021-03-10

2

Distiana Anhari

Distiana Anhari

lanjut

2021-03-09

1

Isna Eni

Isna Eni

lanjut thor

2021-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!