11. Menenangkan Jingga

Alan masih terdiam, sorot matanya tetap terlihat dingin menatap jalan di depannya. Tidak ada sepatah katapun yang terucap dari lelaki berahang tegas itu selama mereka berada di perjalanan. Jingga terdiam, sebenarnya dia tidak mengerti apa yang sudah terjadi dengan suaminya. Alan melajukan mobilnya dengan kencang, bahkan hampir saja dia tidak sabar menunggu lampu merah di pertigaan. Ada rasa yang meledak-ledak dalam hatinya saat melihat Jingga dan Arga berjalan bersama dan saling melempar senyum.

"Chiiittt ....... " Alan mengerem mobilnya dengan mendadak saat akan menabrak seekor kucing yang akan menyebrangi jalan.

"Mas Alan, jangan ngebut! " Jingga memberanikan diri untuk mengingatkannya. Wajah Alan masih saja terlihat dingin.

Tanpa melihat atau menyahut Jingga, Alan melajukan kembali mobilnya dengan sedikit lambat dari sebelumnya. Jalan yang sepi dan angin yang berhembus dingin disertai rintik gerimis yang mulai turun membuat suasana semakin membeku.

Alan membelokkan mobil memasuki halaman rumah yang berbentuk minimalis modern. Dia memarkir mobil warna grey itu dengan sembarangan di halaman, bahkan tanpa menoleh ke arah Jingga, lelaki berbibir tipis itu turun dari mobilnya dengan membanting pintu mobil hingga membuat Jingga berjingkat.

Sikap Alan yang tak peduli menyisakan rasa nyeri di hati jingga yang terus menatapnya, seperti merasa di sia-siakan tanpa tau alasannya.

Perempuan berambut panjang itu menghela nafas lemah sebelum keluar dari mobil. Langkahnya begitu pelan dengan mata yang terus mengekor ke arah tubuh tegap di depannya.

Punggung tangannya mengusap sudut mata yang sudah berair. Setelah masuk rumah, Jingga mengurungkan niatnya untuk naik ke lantai atas menuju ke kamar. Dia tau, Alan mengurung diri di dalam kamar dengan menampakkan emosi terhadapnya. Jingga memutuskan untuk duduk di anak tangga, menunggu Alan membuka pintu. Matanya terus saja menatap pintu kamar yang tertutup rapat itu.

Jam menunjukkan sudah pukul tujuh malam, tapi tidak ada tanda-tanda Alan keluar kamar. Sedangkan di luar, hujan mulai deras, gemuruh petir pun saling bersahutan membuat Jingga melingkarkan kedua lengan mendekap kedua kaki yang sudah ditekuknya.

Air matanya mengalir deras, dia tidak ngerti, kenapa Alan begitu marah padanya? Bahkan, Alan seperti tidak memberinya kesempatan untuk bertanya. Tangisnya mulai terdengar lirih, diantara suasana rumah yang sepi.

"Hik... hik ... hik... " Betapa terkejutnya Jingga ketika listrik padam diantara suara petir yang saling bersahutan. Wajahnya menelangkup dengan dahi berbantal pada ke dua lengannya yang berada di atas dengkulnya. Ketakutan akan gelap dan kilatan petir sudah menjalar di otaknya.

Mendengar sayup-sayup suara Isak tangis seseorang seperti menyadarkan Alan diantara suasana gelap gulita dengan hujan lebat di luar.

"Jingga...!" Seperti tersentak kaget, Alan berlari keluar mencari Jingga, yang ternyata masih duduk di tangga depan kamarnya.

Masih dengan mengandalkan penyinaran ponsel, Alan melihat Jingga menelangkupkan wajahnya dengan menangis sesenggukan.

"Jingga...! Aku di sini! " ujar Alan dengan menggoyang goyangkan tubuh Jingga, tapi tidak mendapatkan respon apapun yang membuat Alan segera menekuk lututnya mensejajarkan diri dan memeluk tubuh kecil yang sudah bergetar.

"Jingga...! Maafkan aku. " Masih mengusap-usap tubuh kecil yang masih menangis. Untung saja pemadaman tidak berlangsung lama, sehingga Alan bisa melihat keadaan Jingga dengan sempurna.

"Jingga... ini sudah terang! " Alan mencoba menyadarkan Jingga, jika semua akan baik baik saja. Lampu sudah menyala, bisa terlihat ketakutan di wajah Jingga.

Tangan Alan sedikit memaksa Jingga mendongakkan wajah mungilnya. Membingkai wajah sendu itu dengan kedua telapak tangan. Ya Allah, wajah istrinya kini sudah basah dengan air mata, membuat Alan tidak tahan untuk kembali memeluk Jingga.

"Aku takut! " lirih Jingga masih dalam dekapan Alan. Jingga mengeratkan pelukannya dalam tubuh Alan. Tubuhnya masih gemetaran dengan isakkan yang tak terkendali.

"Seperti bukan ketakutan biasa! " pikir Alan saat mencoba memahami keadaan Jingga.

"Ayo masuk ke kamar! Mau digendong? " tawar Alan mencoba mencairkan keadaan yang sempat membeku. Tapi, Jingga hanya menggelengkan kepala pelan. Kemudian masih diiringi Alan, jingga berjalan dengan pelan menaiki tangga menuju ke kamarnya.

"Kenapa kamu setakut itu? Bukankah petir hal biasa di saat hujan?" tanya Alan saat mereka duduk di tepi ranjang, menatap Jingga penuh dengan selidik.

"Ngga...Jingga!" panggil Alan saat melihat Jingga hanya terdiam dan meremas-remas jemari tangannya.

Jingga hanya menggeleng pelan, mulutnya mengatup kuat seperti terkunci rapat. Alan merengkuh tubuh Jingga yang menegang dalam pelukannya.

"Tidak ada yang perlu ditakutkan, Ngga! " ujar Alan dengan mencium puncak kepala Jingga dengan lembut. Berlahan tubuh kaku Jingga mulai melemas, ketakutannya berlahan mencair saat wajah cantik itu menelusup di dada bidang suaminya. Ada rasa nyaman saat berada dalam dekapan tubuh kekar itu.

"Sebaiknya, Kamu mandi dulu! Nanti kita bikin coklat hangat biar bisa mengurangi keteganganmu. "

"Tungguin, ya! " lirih Jingga.

"Tungguin atau mandiin juga? " kelakar Alan membuat Jingga mencubit perutnya.

"Tungguin di sini saja! " ujar Jingga kemudian beranjak ke kamar mandi.

Sambil menunggu Jingga keluar dari kamar mandi, Alan melihat ponselnya yang penuh dengan notifikasi pesan. Ternyata ada beberapa proyek yang harus ditinjaunya minggu depan.

"Aku sudah selesai! " Kalimat Jingga membuat Alan menoleh ke arah pintu kamar mandi.

"Coba sini aku cium dulu! Udah wangi apa belum? " kelakar Alan sambil terkekeh.

"Modus! Emang aku anak kecil? Ayok... katanya mau bikinin coklat hangat? " Mendengar ajakan Jingga membuat Alan beringsut dari tempat tidur menuju dapur. Mereka berjalan beriringan menuju dapur.

Jingga memilih duduk di kursi bar yang ada di dapur. Sementara, Alan memulai membuatkan Jingga coklat hangat agar bisa memberi rasa rileks untuk Jingga. Saat ini mereka sama-sama berada di depan pantry.

Seperti anak kecil yang menempeli orang dewasa, Jingga melingkarkan kedua lengannya di pinggang Alan sambil menyanderkan kepala di pinggang lelaki yang saat ini berdiri di dekatnya. Alan masih mengaduk coklat hangat dengan tangan kanannya sementara lengan kirinya merengkuh tubuh yang saat ini menempelinya.

"Mas, seumpama kamu menemukan cintamu, mungkinkah kamu akan cepat melupakanku?" ujar Jingga dengan wajah menengadah menunggu jawaban dari Alan.

Sementara Alan malah terdiam, tangannya berhenti mengaduk coklat yang ada di gelas. "Cinta." gumamnya dalam hati membuat senyum sinis terbit di sudut bibir Alan.

"Kenapa hanya tersenyum? " desak Jingga dengan semakin mengeratkan tangannya di pinggang Alan berharap dia bisa mendapatkan jawaban yang lebih memuaskan.

"Tau apa kamu tentang cinta, Ngga? " decihnya dengan memindahkan satu tangan untuk mengelus kepala jingga, sementara pikirannya malah teringat akan Deandra. Wanita yang pernah ada dalam kisah cintanya. Entah apa kabarnya perempuan itu sekarang, pikirnya.

"Sudah minum dulu coklatnya! " ujar Alan dengan mengulurkan segelas coklat hangat ke arah Jingga.

"Kenapa tidak menjawab pertanyaanku? " cecar Jingga membuat Alan menarik nafas panjang dan membuangnya dengan pelan. Alan menatap tajam Jingga yang juga menatapnya.

"Untung saja aku bukan dosenmu! "

"Kenapa nggak mau menjawab pertanyaanku?"Jingga masih mengejar Alan dengan pertanyaan tanpa berfikir, mungkin saja jawaban itu akan menyakiti hatinya.

"Bukannya nggak mau, Ngga! Cuma dijalani saja. Setidaknya kita bertanggung jawab dengan pernikahan ini."

Jawaban yang sebenarnya tidak diinginkan Jingga karena hatinya sudah tertaut pada seorang Alando.

TBC

Terpopuler

Comments

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Kereeeeeeeennnnn

2021-04-21

0

Seri Mendrofa

Seri Mendrofa

lanjut kak

2021-03-08

1

SitiNuraeni

SitiNuraeni

Yg pasti cintanya jingga mantap

2021-03-08

2

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!