Jingga menyeret langkahnya untuk membuka pintu utama.
"Ceklek... " Saat membuka pintu, Jingga sudah melihat sosok cantik yang kemarin pagi berkunjung, kini gadis berkulit putih itu sudah berdiri di depan pintu dengan bibir tersenyum ke arahnya.
"Bang Alan, ada? " tanya gadis berhidung mancung itu masih dengan menyuguhkan senyum manis.
"Iya, ada. Silahkan duduk! Aku akan panggilkan!" ujar Jingga dengan mempersilahkan masuk gadis cantik berambut pirang itu.
Jingga menghampiri Alan yang sedang duduk termenung dengan memegang gelas air putih yang baru saja dia minum isinya.
"Mas Alan, ada yang nyari! " ucap Jingga membuat Alan menoleh ke arahnya.
"Siapa? " tanya Alan yang kemudian berdiri dari duduknya.
"Teman kerja Mas Alan. " jawab Jingga yang kemudian duduk untuk melanjutkan makannya.
Alan beringsut dari duduknya dan berjalan ke ruang depan untuk menemui Maya, teman kerjanya yang baru saja bergabung menjadi satu team dengannya.
"Bang, ini aku hanya ingin menyerahkan laporan yang tadi siang aku kerjakan dan mengantarkan tabung gambar milik abang yang tertinggal. " ujar Maya dengan menyerahkan barang-barang yang baru saja disebutkan.
"Oh iya, tadi aku langsung ke kantor teman, jadi terburu-buru! " jawab Alan.
"Oh ya Bang, itu untuk poin ke empat tolong di check dulu, apa sudah benar? "
Alan membalik halaman dari buku yang baru saja dia terima, sementara Maya menggeser duduknya lebih dekat untuk menunjukkan lebih jelas point yang dia maksutkan.
"Yang ini, Bang. Aku ngerjainnya belum begitu yakin. " Maya memangkas Jarak diantara mereka, saat mendengar suara gesekan sandal yang semakin mendekat, membuat Alan menolehnya. Ternyata, Jingga yang berjalan menuju tangga. Jingga hanya melirik saja ke arah mereka dan segera berjalan menaiki tangga menuju kamar. Ada rasa tidak senang saat melihat posisi mereka yang terlalu dekat, sebuah perasaan sakit yang sedang menggerus hatinya berlahan.
Berlahan, Jingga menutup pintu kamarnya, "Buang jauh perasan tidak enak di hatimu, Ngga." ucapnya pada diri sendiri dengan mengelus dada, merasa ada yang sakit di sudut sana.
"Alihkan pikiranmu, Ngga! " Jingga bermonolog dengan perasaannya sendiri, perempuan berbibir mungil itu berusaha menenangkan perasaan yang saat ini mengacau di hatinya. Direbahkan tubuhnya di tempat tidur, kemudian jari lentiknya mensecroll layar di ponsel untuk melihat status teman-teman sosial medianya.
Mendengar ada yang akan membuka pintu kamarnya, perempuan yang saat ini tak ingin melihat Alan, kini menarik selimut sampai ke leher, saat ini dirinya berpura-pura untuk tidur.
"Ceklek... " Alan membuka pintu kamar Jingga , dia hanya melihat kepala dan rambut istrinya saat memasuki kamar.
Langkahnya mendekati tubuh yang berselimut itu dengan meletakkan map yang baru saja diberikan Maya di atas nakas.
"Jangan pura-pura tidur, Ngga! " ujar Alan mencoba membuat Jingga menatapnya.
"Baiklah....!" lanjutnya setelah tak ada jawaban dari jingga, Alan memutuskan untuk masuk ke dalam selimut Jingga, menggeser tubuhnya merapat dengan tubuh kecil yang saat ini membeliak kaget.
"Mas Alan, apaan sich? " seketika Jingga membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Alan.
"Makanya jangan pura-pura tidur ! " Alan memaksa mendekap tubuh kecil yang berusaha memberi jarak itu.
"Jangan begini, Mas Alan! " Jingga meronta, saat pinggangnya di tarik Alan dengan satu tangannya. Pergulatan terjadi di dalam selimut hingga terdengar suara ponsel milik Jingga yang berbunyi, membuat Alan melepaskan Jingga untuk mengangkat telepon.
"Assalamualaikum, Buk..." ucap Jingga.
" Waalaikum salam, gimana kabarmu, Ngga?" tanya suara wanita di seberang.
"Baik, Bu. Ibu sehat? "
"Iya Ibu sehat. Kapan kamu mulai masuk kuliah? "
"Minggu depan, Buk! Kemarin baru di daftarin sama Mas Alan. " jawab Jingga.
"Oh ya sudah, hati-hati di sana jangan nyusahin suamimu! Assalamualaikum...! "
"Waalaikumsalam, Buk..." Jingga menutup telepon tapi sebelum meletakkan kembali ponselnya, Alan lebih dulu menyambar tubuh kecilnya hingga menjatuhi dada bidangnya.
"Mas Alan, jangan menggangguku terus! " rengek jingga mencoba melepaskan diri dari rengkuhan tubuh Alan.
"Bisa stress aku kalo kayak ginu, diajak bergelut terus! " cebik Jingga yang sudah putus asa untuk melakukan perlawanan.
"Makanya jangan berontak terus! " Jingga hanya bisa mendongakan wajahnya melayangkan tatapan nyalangnya ke arah Alan.
"Hahahahaa...." Alan hanya tergelak saat mendapati tatapan galak dari Jingga. Rasanya ada kebahagiaan tersendiri saat bisa membuat marah perempuan yang saat ini hidup bersamanya.
Alan terus mendekap tubuh kecil itu, ada rasa nyaman saat hidupnya mulai terisi dengan kehadiran Jingga. Banyak hal yang berubah dalam hidupnya, seperti makan di rumah, menghabiskan banyak waktu di rumah. Sekarang ada seseorang yang di tuju di rumah setelah pulang bekerja.
####
Alan membelokan mobilnya tepat di depan sebuah cafe yang di berdiri di dekat pantai. Alan sengaja mengajak Jingga untuk bertemu teman-temannya.
Alan menggandeng lengan Jingga masuk ke dalam cafe. Langkahnya tertuju pada sebuah meja yang sudah di isi beberapa lelaki seumuran dengannya.
"Wuiihhh... yang kita tunggu baru nongol! " ujar laki-laki berambut sedikit gondrong saat melihat kehadiran Alan.
"Siapa, Al? Cantik juga....! " lanjutnya saat matanya mendapati Jingga yang berada di sebelah Alan, kemudian lelaki itu berdiri mendekati Alan dan Jingga.
"Jangan macam-macam, Rey!" ujar Dave memperingati lelaki berambut gondrong itu.
"Dia istriku, namanya Jingga! " ujar Alan dengan wajah dan nada yang sudah serius.
"Jangan bohong! Masak istrimu seimmmm....!" kalimat Reyhan menggantung saat tangannya yang akan menyentuh pipi Jingga ditahan oleh Alan.
"Jaga sikapmu, Rey! Jangan sampai aku lupa jika kamu adalah temanku. " ancam Alan dengan nada dingin, emosinya sudah sampai di ubun-ubun, ingin rasanya dia langsung menghajar temannya itu.
"Ayo, Ngga!" Alan akan mengajak Jingga menjauh tapi, "Auhhh.... " Reyhan menarik lengan Jingga, membuat Jingga seketika limbung dan menyenggol pelayan cafe yang sedang membawa kopi panas.
"Sialan....! " Alan melayangkan pukulannya tepat mengenai wajah Reyhan, seketika ketiga lelaki yang ada di sana termasuk Dave menahan tubuh keduanya agara tidak terjadi perkelahian lebih lanjut.
"Awas kau, Al! " ancam Reyhan dengan menudingkan jari telunjuk ke arah Alan.
"Mas Alan! " panggil Jingga membuat Alan tidak jadi mengumpati Reyhan, lelaki yang saat ini menahan emosi itu memilih membawa Jingga ke toilet. Dikucurnya lengan Jingga yang terkena kopi panas di bawah air kran, agar sedikit menghilangkan rasa panas.
"Sakit, Ngga? " tanya Alan saat melihat kulit putih itu sudah memerah.
"Panas, Mas!" lirih Jingga dengan mata berkaca -kaca menahan rasa panas sekaligus perih.
"Aku ambilkan kaosku dulu!" ujar Alan yang kemudian meninggalkan Jingga sebentar, kemudian kembali dengan membawa kaos miliknya. Jingga mengganti koas panjangnya yang terkena kopi dengan kaos kebesaran milik Alan.
"Kita pulang saja, Ngga! " ajak Alan masih dengan nada suara kesal.
"Tapi sayang, Mas. Ini sudah berada di pantai. " tolak Jingga yang ingin menikmati sunset di pinggir pantai.
"Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Alan dengan melihat kulit lengan Jingga yang sudah memerah.
"Tidak apa, Mas!" Mereka berjalan keluar ingin langsung menuju ke pantai.
"Alan...! " panggil Dave.
"Ini salep buat Jingga! " ucap Dave dengan menyerahkan salep luka bakar kepada sahabatnya.
"Sory, Reyhan memang sedikit mabuk! " Dave mencoba mendamaikan kedua sahabatnya.
"Kalo nggak waras nggak usah di ajak kemana-mana! "sinis Alan dengan wajahnya yang masih terlihat emosi.
" Lain kali saja aku gabung! Aku akan jalan-jalan dulu! " tegas Alan yang kemudian merengkuh pinggang Jingga untuk meninggalkan area cafe menuju pantai.
"Mas, kaosnya kegedean banget! Pasti membuatku terlihat aneh. " ujar Jingga dengan masih menaikan bagian bahu kaos yang saat ini dia pakai.
"Dari pada pakai yang tadi kena kopi? " pertanyaan Alan membungkam Jingga. Mereka berjalan sepanjang pantai menikmati sunset dengan hembusan angin yang meniup anak rambut Jingga.
"Kenapa aku se-emosi itu? Saat orang akan menyentuhmu? Ada perasaan lain yang membuatku tidak bisa mengendalikan diri, Apa karena gengsiku sebagai laki laki atau aku cemburu? " gumam Alan dalam hati dengan melirik wajah cantik istrinya yang saat ini ini tidak beralih dari laut.
visual Alan
visual Jingga
Tbc
tinggalkan jejak ya gengs biar tambah semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Nur Ainy
kak kiran suka pria bule ya😁😁😁😁
2022-04-02
0
ᵉLiˢ📴
jejakku
2021-07-21
0
Nalisa Nad
smngt trus.....
2021-03-05
2