07. Mengalir Saja

Mereka berjalan diantara hiruk pikuk ramainya kota. Dari tadi Jingga menautkan lengan tangannya pada lengan kokoh milik Alan. Mereka berjalan menikmati malam di sepanjang jalan. Bahkan, Jingga sempat mengajak Alan berbelok di sebuah kedai di pinggir jalan untuk membeli beberapa jajanan yang sudah lama tidak lagi dia nikmati.

"Kamu senang...? " tanya Alan masih menoleh ke arah Jingga yang masih asyik menikmati ice cream tusuknya.

"Iya ...! " jawab singkat Jingga tak ingin mengalihkan kenikmatannya akan coklat yang begitu lumer di mulut.

Mereka memang hanya sebatas berjalan memutari kota karena motor Alan terparkir di depan kedai makanan yang tadinya menjadi tempat makan malam mereka. Alan menatap lagi perempuan di sampingnya, cantik... itu kesan yang baru dia dapat dari sosok Jingga Andini. Tapi, cantik saja tidak cukup untuk membuat seseorang jatuh cinta.

"Aku cantik, kan? " tanya Jingga saat melirik mata Alan yang masih betah menatapnya.

"Lumayan, untuk anak gunung! Hahahaha.... " tawa Alan membuat Jingga melirik sengit Alan. Sambil berdecih, Jingga memasang muka masamnya.

"Iya cantik...! " jawab Alan dengan tergelak lagi. Tangannya pun menarik kepala Jingga dalam dekapannya dan mengacak lembut rambut perempuan mungil di dekatnya itu, "Dasar... anak kecil! " gumamnya dalam hati.

Setelah berjalan cukup jauh, Jingga mengajak Alan untuk pulang karena kakinya sudah terasa pegal.

"Hae... " Seseorang memukul pundak Alan, membuat lelaki berkulit putih itu menoleh seketika.

"Dave ...! " panggil Alan saat mengetahui jika ternyata teman akrabnya yang saat ini menyapanya.

"Ngapain jalan muter-muter, kayak orang bingung?" tanya Dave yang sedari tadi memperhatikan Alan sedang berjalan bersama Jingga.

"Siapa dia? Lumayan..." lanjut Dave dengan tatapan mencari sosok perempuan yang bersembunyi di balik lengan kekar Alan.

"Dia istriku, namanya Jingga. " ucap Alan seketika membuat Dave tertawa terbahak, menganggap Alan sedang bercanda dengannya.

"Jangan becanda... ! Aku tau, setelah Deandra kamu tidak pernah pacaran dengan siapapun! " Mendengar ucapan teman dari suaminya, membuat Jingga melepaskan tautan lengannya di lengan Alan. Ada rasa kecewa yang menyusup bersamaan lontaran kalimat Dave. Merasa Jingga menjauh darinya, membuat Alan dengan reflek menarik ganti lengan Jingga agar istrinya tidak menjauh.

Melihat reaksi Alan, membuat Dave mengernyitkan dahi mengerti ada sesuatu yang belum dia ketahui tentang Alan.

"Oh ya, besok ada rapat pemegang saham, untuk memilih direksi baru, aku harap kamu datang! Dan, pastikan berada di kubuku. " Lelaki dengan tubuh tinggi yang tak jauh beda dengan Alan itu memilih pergi menjauh dari Alan dan Jingga.

"Aku sudah mengantuk, bisakah kita pulang sekarang!? " tanya Jingga dengan rona wajah sendu.

"Iya... kita akan pulang sekarang." jawab Alan.

Alan menghidupkan mesin motor ketika Jingga sudah membonceng di belakangnya. Dia tau, jika Jingga tidak baik-baik saja. Motor sport itu melaju membelah kota yang masih ramai dengan hilir mudik aktifitas orang-orang, diliriknya Jingga dari spion, membuat perempuan berambut panjang itu menolehkan wajahnya ke samping.

Alan semakin gemas dengan diamnya Jingga yang biasa cerewet dan galak itu, hingga dia menarik lengan Jingga melingkar di perutnya. Tidak ada percakapan atau kata apapun yang keluar dari keduanya, hingga motor itu membelok di halaman rumah minimalis berlantai dua.

Jingga langsung masuk ke dalam rumah. Rasanya dia ingin langsung melesak masuk ke kamar, mengurung diri agar otaknya mampu berfikir lebih normal. Cemburu...? Mungkin rasa itu yang sedang bergelut dalam hatinya, tapi tetap saja dia masih berusaha menutupi apa yang sudah membakar perasaannya.

"Jingga... " panggil Alan sambil berlari mengejar Jingga yang sudah sampai di anak tangga teratas.

"Aku mau tidur, Mas! " ujar Jingga hanya berhenti tanpa menoleh. Kemudian, dia kembali berjalan.

"Ngga... tunggu sebentar! " Alan tetap saja mengejar Jingga. Greget, karena tak ada respon dari Jingga, membuat Alan menarik lengan istrinya.

"Kenapa, Mas? Aku sudah mengantuk! " ujar Jingga dengan pura-pura menguap.

"Jangan bohong! " Alan menarik Jingga duduk di sofa ruang TV yang ada di lantai dua.

Jingga terdiam, wajahnya mendongak menatap wajah lelaki yang merengkuh tubuhnya saat ini.

"Iya, dia mantan pacarku. tapi hubungan kita sudah lama berakhir. " Alan langsung memotong ke inti apa yang ingin dia katakan.

"Terus... ? " tanya Jingga yang sudah tak tau harus menjawab apa.

"Ya, sekarang aku sudah menikah denganmu. Apapun yang terjadi, kamu tetap istriku. Jadi, kenapa tidak mencoba untuk menjalaninya dengan normal saja? " ujar Alan dengan menatap manik mata hitam yang dia kagumi dari Jingga.

"Intinya kan pernah mengkhianati perjodohan kita. " jawab Jingga masih dengan memojokkan Alan.

"Jingga saaayyaaaaangggg....! " ujar Alan penuh penekanan.

"Heh... apa?" sela Jingga dengan mengedip-ngedipkan kelopak matanya di depan Alan.

Cup....

Alan mendaratkan ciuman di kening Jingga. Kali ini, Jingga benar-benar mengerjapkan matanya. Mencoba meyakinkan alam sadarnya. Wajahnya kini terlihat merona bahkan lidahnya terasa kelu.

"Jangan mikir aneh-aneh, sekarang ya sekarang, kita jalani saja ini. Ya ampun, baru jidatnya aja yang di cium udah merah merona wajahnya, gimana jika aku cium di situ...! " tunjuk Alan ke bibir jingga membuat gadis itu seketika membekap mulutnya dan berlari ke kamar. Melihat tingkah jingga, membuat Alan terkekeh geli, masih dengan pandangan mengekor ke arah Jingga.

###

Seharian sudah Jingga hanya sendirian di rumah. Jingga memang menghabiskan waktunya untuk bermain ponsel dan memasak. Jenuh di dalam rumah dia menghabiskan waktunya di balkon kamarnya yang menghadap ke arah jalan.

"Coba saja jika aku sudah masuk kuliah, pasti aku akan banyak teman, tidak sejenuh ini! " gerutu Jingga dengan meletakkan ponselnya di atas meja. Matanya sudah terasa panas, saat menatap layar ponsel hampir seharian.

Dia jadi teringat kampung halaman, biasanya senja seperti ini dia akan menghabiskan waktunya untuk melihat matahari terbenam di atas bukit. Saat ini dia hanya bisa menatap jalan dan pohon palm yang berjajar sepanjang jalan.

"Masih sore, Mas Alan akan pulang malam, berarti aku harus menunggunya beberapa jam lagi. " decih Jingga, kemudian menyandarkan tubuhnya di sofa balkon depan kamarnya.

Jingga mengernyitkan mata, memfokuskan pandangannya, saat sosok yang ditunggu memasuki pintu pagar dengan menaiki motor kesayangannya.

"Mas Alan...!" teriak Jingga dengan girang saat melihat Alan berjalan dan membuka pintu rumah. Tak ingin menunggu lagi, gegas dia berlari ingin secepatnya bertemu Alan.

"Jangan berlari, Ngga! " ujar Alan melihat Jingga yang berlari dengan menuruni tangga. Mendengar teriakan Alan, Jingga hanya memelankan langkahnya.

"Mas Alan, sudah pulang!" Langsung saja Jingga melompat ke arah Alan, sebelum menuntaskan tangga terbawah.

"Jingga... kamu bisa jatuh. " ujar Alan yang terkaget saat tubuh Jingga melompat ke arahnya. Lengan kecil itu bertengger di bahu bidangnya, disusul kakinya yang terus bertaut di pinggang keras miliknya.

"Jangan ceroboh, Ngga! Kamu bisa jatuh. " sergah Alan dengan mengangkat tubuh Jingga dan berjalan menuju sofa. Tatapannya mengarah ke arah jingga yang terlihat senang saat menyambut kepulangannya.

"Katanya pulang malam, Mas? " tanya Jingga masih duduk di atas pangkuan Alan.

"Udah selesai rapatnya." jawab Alan masih memandangi wajah cantik yang hanya berjarak beberapa senti saja darinya.

"Loh, bukanya Mas Alan itu arsitek? Kok, terlibat di perusahaan orang lain? " tanya Jingga dengan memundurkan kepalanya memberi jarak pada Alan agar dapet memperhatikan wajah ganteng di depannya.

"Iya, ada beberapa saham di sana, dulunya milik Mama. Terus pas aku masih di luar negeri kan gaji arsitek gede. Jadi, beberapa proyek yang aku kerjakan hasilnya bisa aku tabung untuk menambah beberapa saham milik Mama. " jelas Alan membuat Jingga membulatkan bibirnya.

"Bibirmu seksi Ngga, kalo kayak gitu. " goda Alan yang membuat Jingga langsung bangkit dari pahanya.

"Hahaha.... baru di ajak ngomong gitu udah mundur, Ngga! gitu kok berani menikah." dengus Alan sambil menertawai Jingga yang naif.

"Ayo makan dulu, Mas! Aku tadi masak cumi saos tiram. " Jingga mengalihkan pembicaraan Alan. Biar bagaimanapun gadis itu masih merasa malu bila masih di singgung soal kontak fisik.

"Ting... tong. Ting... tong" Suara bel terdengar disela aktifitas mereka.

"Biar aku saja yang buka, Mas. " Gegas, Jingga berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Tbc....

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya, Gaes....

Terpopuler

Comments

Mirwani Adwa Azizah

Mirwani Adwa Azizah

tetangga ya

2022-05-15

0

ᵉLiˢ📴

ᵉLiˢ📴

jingga dan alan termasuk cepat akrab loh, pdhl dah 10 thn g ketemu kan? biasanya kan agak kaku untuk bbrp waktu mah untuk org yg dijodohkan.

2021-07-21

0

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Ad mbk mayaaaa

2021-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!