05. Istri Labil

"Jingggaaaa ... kenapa muntahnya tidak kira-kira!" ucap Alan dengan penuh penekanan. Menekan emosi yang ingin meledak begitu saja.

"Maaf...! " ucap Jingga dengan menengadahkan wajah, kali ini tatapannya memelas.

Hampir saja lelaki berhidung mancung itu tersulut emosi, tapi saat melihat mata indah yang menatapnya dengan memelas malah membuat alan tak tega. Seperti ada yang menyadarkannya, jika perempuan itu adalah istrinya.

"Hukumannya besok kamu yang nyuci baju itu!" ujar Alan melepas kemejanya dan hanya menyisakan kaos putih yang mencetak tubuh bergelombangnya.

"Iya... " jawab Jingga dengan lirih.

"Ayo, masuk mobil! Masih ada satu jam perjalanan." titah Alan dengan membukakan pintu mobil untuk Jingga.

"Mas Alan, bisakah kita mencari minuman hangat dulu! " pinta Jingga yang masih merasakan tubuhnya masih lemas.

"Iya, sebentar lagi ya!" jawab Alan yang kemudian kembali di balik kemudi.

Sesekali di liriknya Jingga yang hanya terdiam. Alan merasa cemas ketika melihat wajah Jingga terterlihat pucat.

"Apa kita ke dokter saja? " tanya Alan dengan melirik Jingga.

"Nggak usah, Mas! Aku cuma ingin minum yang hangat." lirih Jingga masih dengan menyandarkan kepala di jok mobil.

Sesaat kemudian Alan membelokkan mobilnya menuju sebuah rumah makan terdekat. Dengan menggandeng lengan kecil itu, Alan memasuki rumah makan yang tidak terlalu ramai.

"Kamu mau makan apa, Ngga?"

"Nggak pengen makan, aku minum teh hangat saja! Perutku mual, takutnya muntah dan aku juga inginnya cepat sampai."

Alan meninggalkan Jingga yang meletakkan kepalanya di meja. sesaat kemudian Alan membawa teh hangat dalam kemasan agar bisa diminum dalam mobil.

"Mau minum di sini? Apa di mobil? "

"Di mobil saja! " jawab Jingga yang kemudian memaksa tubuhnya untuk bangkit. Selain kepalanya yang terasa pusing, kini tubuhnya juga mulai terasa lemas.

Alan berjalan dengan merengkuh bahu kecil istrinya, takut jika sampai tiba-tiba Jingga pingsan, karena Alan melihat tubuh Jingga mulai mengeluarkan keringat dingin.

"Ini... minum dulu! " Alan menyerahkan kemasan teh hangat untuk Jingga, kemudian kembali melajukan mobilnya.

"Kamu biasa mabok kendaraan? " selidik Alan.

"Nggak juga, tapi dari kemarin udah nggak enak badan! " jelas Jingga sambil menyesap teh hangat.

Setelah Lima belasan menit, mobil jeep itu sudah memasuki garasi rumah minimalis berlantai dua yang di desain sangat unik.

"Mau makan dulu? " tanya Alan setelah mereka sampai di ruang tengah.

"Aku ingin tidur dulu, Mas." jawab Jingga dengan cepat, seolah ingin segera mengakhiri percakapan dengan Alan.

"Kamu tidur di kamarku dulu! "Jingga menelan salivanya dengan susah, tenggorokannya terasa tercekat, saat mendengar mereka harus satu kamar lagi.

"Nggak usah mikir macem-macem! Aku cuma takut kamu makin drop! " ucap Alan dengan mencubit pucuk hidung mungil itu. Wajah Jingga menjadi merona saat Alan mampu menebak apa isi dari otaknya.

"Cuma ada kamarku dan perpustakaan di lantai satu. " lanjut Alan saat melangkah menuju kamarnya.

Jingga mengekor di belakang Alan yang saat ini membuka kamarnya. Wouuu... kata yang terlintas di otak Jingga, kamar yang terlihat besar dan nyaman dengan cat dan parfum ruangan yang maskulin.

"Istirahatlah! Aku akan keluar sebentar."

"Jangan pergi jauh! Aku takut sendirian. " pinta Jingga.

"Hhmmm....Kalo butuh apa-apa aku di ruang tengah." ujar Alan yang kemudian meninggalkan Jingga yang sudah merebahkan tubuh di ranjang.

###

Jingga mengerjapkan mata, alam bawah sadarnya seperti membangunkan dirinya tepat jam lima pagi, itu seperti sebuah alarm sendiri untuk Jingga. Saat tangan dan kakinya menindih sesuatu yang besar, seketika membuat matanya membelalak dengan mulut hampir saja berteriak jika tidak segera dibungkam dengan satu telapak tangannya.

"Waduh... " keluhnya seperti bergumam saat posisi tangan dan kakinya melingkar di tubuh Alan. Berlahan dia menggeser tubuhnya agar Alan tidak tahu jika dia yang sudah menindihnya.

Diperhatikannya lagi wajah lelaki di sampingnya, sebelum dia beranjak dari tempat tidur.

"Kenapa mengendap-endapan? " ucap Alan dengan menarik satu lengan Jingga yang menjadi tumpuan, sehingga membuat tubuh Jingga terjatuh di dada bidangnya.

" Aaauuuhhh...aku tidak mengendap. Aku juga tidak menindih tubuh Mas Alan. Aku hanya tidak ingin Mas Alan terbangun saja! " jawab Jingga dengan wajah mendongak menatap wajah Alan.

"Benarkah? " tanya Alan masih menahan tubuh Jingga yang terjatuh di dadanya. Pertanyaan yang sebenarnya tidak butuh jawaban bohong dari Jingga, dari tadi lelaki itu sudah terbangun meski matanya masih terpejam, bahkan dia sempat menatap wajah ayu Jingga yang pulas dengan cukup lama sebelum Jingga terbangun.

"Aku akan solat dulu, Mas." ucap Jingga ingin segera melarikan diri dari situasi yang membuat jantungnya berdetak tak beraturan.

Alan melepaskan tubuh kecil yang beranjak ke kamar mandi. Matanya mengekor ke arah perempuan yang mulai dikenalnya itu.

Jingga Andini, gadis yang seperti tiba-tiba dinikahinya. Padahal sudah sepuluh tahun tahun perjodohan itu terjadi. Senyum tersemat di bibir tipis Alan saat mengingat dia sudah menikahi gadis belia. Gadis yang baru berumur sembilan belas tahun, sementara dirinya saat ini sudah berumur dua puluh delapan tahun, "Seperti pedofil." gumamnya lirih seperti ingin menertawakan dirinya sendiri.

Jingga mencepol rambut panjangnya ke atas, setelah sholat subuh dia keluar dari kamar mencari dapur. Perutnya terasa lapar apalagi semalam dia memang melewatkan makan malam untuk memilih tidur lebih cepat.

Sebelum mencari bahan yang akan di masak, dia ingin membuat minuman hangat terlebih dahulu. Matanya mengedar mencari letak teh dan gula. Perempuan itu mendengus, saat melihat benda yang di carinya itu terletak di dalam lemari kitchen set yang cukup tinggi.

Kakinya berjinjit dengan tangan menggapai toples yang dia tuju.

"Aaarrghhhh.... "

"Praaakkkk ....! " Teriakannya beriringan dengan jatuhnya toples kopi. Sementara, tubuhnya membentur tubuh Alan karena tangan kekar itu lebih cepat menariknya ke belakang sebelum kejatuhan toples kopi. Untung saja, toples itu terbuat dari plastik.

"Jangan memaksakan tinggi badanmu! " ledek Alan dengan wajah datar.

"Lah, kitchen setnya ketinggian, sih! " jawab Jingga masih membantah.

"Aku pikir istriku tingginya nggak jauh beda denganku! " mendengar ucapan Alan membuat Jingga mendorong tubuh tinggi itu untuk menjauh.

Tidak ada bantahan lagi dari Jingga, kalimat Alan seketika mengena di hatinya. Jingga kembali lagi merasa dia bukan istri yang diharapkan Alan.

"Ngga, bikinin aku teh sekalian, gulanya setengah sendok saja. " ucap Alan sebelum meninggalkan Jingga. Tapi, hanya beberapa langkah dia menjauh, Alan kembali menoleh ke arah Jingga. Bingung, apa ada yang salah dengan ucapannya? Hingga mendadak membuat Jingga terdiam dengan wajah kesal.

Jingga membawa secangkir teh untuk Alan. masih dengan mode diam, Jingga meletakkan teh dan berlalu begitu saja. Belum sampai dia kembali ke dapur, sudah terdengar suara bel berbunyi secara beruntun, membuat Jingga memilih untuk membukakan pintu.

"Maaf, Bang Alannya ada? " Seorang gadis dengan tinggi semampai dan berkulit putih itu sudah berdiri di depan pintu.

"Ada, sebentar aku panggilkan. "

"Eh, nggak usah! Aku cuma mau nitip ini buat Bang Alan. Kamu siapa? " tanya gadis itu dengan menyerahkan paper bag yang berisi sebuah kotak makan dan buku.

"Aku pembantu baru! " jawab Jingga singkat dengan menahan kekesalan.

"Oh ... kalau begitu, aku permisi dulu! Kapan-kapan aku akan mampir lagi! " Setelah kepergian gadis itu, Jingga kembali menutup pintu. Langkahnya terhenti saat sosok yang mendapat titipan itu ada di depannya.

"Ada titipan...! " Jingga menyerahkan paper bag itu pada Alan.

"Ngga, kenapa menjawabnya seperti itu? " Alan mengejar Jingga ke dapur. Dia sudah membaca wajah masam Jingga.

"Dari pada kepanjangan alasan, Mas! "

"Jinggaaaa.....! "

"Iya..., aku mau membersihkan ceceran kopi dulu! " Alan terdiam sejenak, melihat Jingga yang keras kepala. Mungkin wajar saja, jika gadis seusia Jingga masih labil.

"Eyang... kenapa harus menjodohkanku dengan gadis belia yang masih labil? Apa Eyang ingin menguji kesabaranku? " gumam Alan dengan geram. Bagaimana dia bisa menerima pernikahan ini jika perbedaannya cukup significant? Alan hanya bisa mengacak rambut, melampiaskan kekesalannya.

TBC

Terpopuler

Comments

Nurul Laila

Nurul Laila

kyk prnh baca tp lupa judul novelnya apa , kyk hampir mirip sama kata2nya

2022-10-13

0

(✿ ♡‿♡)Yatun~Borsel 💞ιиɑ͜͡✦

(✿ ♡‿♡)Yatun~Borsel 💞ιиɑ͜͡✦

bang folback aku meh ngomong

2022-03-22

0

ᵉLiˢ📴

ᵉLiˢ📴

sabar lan

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!