04. Semua Butuh Waktu

Jingga masih mengerucutkan bibirnya. Ada kekecewaan yang menjadi, saat sikap Alan yang bertolak belakang dengan apa yang sudah dia impikan selama ini. Kisah cinta bagaikan dalam dongeng, menunggu sang kekasih yang berakhir dengan indah pada waktunya. Semua ternyata cuma cerita isapan jempol belaka. Dia merasa terlalu cepat menyimpulkan sebuah hubungan dan status. Tapi, pernikahan ini sudah telanjur terjadi dan kenyataannya dia sudah menjadi Nyonya Alando Mahesa Putra.

Jingga masih mengepack semua barang barangnya yang penting, dadanya terasa sesak saat memikirkan telah menikah dengan orang yang tak pernah menginginkannya. Tapi, dia tak ingin kesedihannya dilihat oleh ibunya. Wanita yang paling dia sayangi di dunia ini.

Sesekali diusap matanya yang terasa berair dengan salah satu punggung tangannya. Dari jauh, Alan memperhatikan Jingga yang hanya bungkam dan menunduk dengan tangan yang masih sibuk mengepack semua barangnya ke dalam koper.

Memang hubungan mereka masih terlihat canggung. Dia saja tidak mudah menerima hubungan ini, semua butuh waktu, apalagi Jingga yang masih terlalu muda. Tapi semua sudah telanjur, Alan kembali menyadari jika istrinya adalah gadis remaja bukan perempuan dewasa dengan pemikiran yang cukup matang.

"Ngga, sudah selesai? " Mendengar pertanyaan Alan dari jauh, membuat Jingga langsung menyelesaikan packingnya.

"Iya sudah, Mas. " jawab Jingga.

Alan menghampiri Jingga dan mengambil koper yang akan dibawa istrinya. Biarkan waktu yang menjawab semua hubungan yang terkesan dipaksakan ini, pikir Alan yang hanya ingin menatap ke depan.

"Ijazah sudah dibawa? " tanya Alan sekali lagi pada Jingga.

"Sudah, Mas! " jawab Jingga dengan mengekori tubuh tinggi tegap itu. Alan memelankan langkahnya, saat dia merasa Jingga tertinggal di belakang.

"Ayo, keburu petang! " Lelaki berwajah Indo itu menggandeng pergelangan tangan Jingga untuk berpamitan pada Bu Sasmita.

Di halaman rumah joglo itu dua orang, ibu dan anak saling berpelukan. Berat rasanya melepaskan anak gadis yang selama ini tidak pernah jauh darinya.

"Hati-hati di sana. Belajar jadi istri yang baik! " tangis Sasmita pecah. Sosok ibu yang selama ini terlihat tangguh dalam membesarkan anak semata wayangnya, kini tak bisa menahan air mata.

"Ibu... jaga kesehatan! Jangan sedih, nanti Jingga pasti akan sering menjenguk Ibu! " ucap Jingga dengan meneteskan air mata saat melepas Ibunya.

"Kalian, cepatlah berangkat keburu malam! " ucap Sasmita tak ingin melihat Jingga Terlarut dalam kesedihannya.

Setelah berpamitan, Jingga dan Alan menaiki mobil Jeep yang sudah disiapkannya. Senja mulai berangsur beralih petang, diliriknya Jingga yang terdiam menatap ke luar jendela dengan mata yang sudah mengembun.

"Jangan cengeng! Kalo libur kita akan menjenguk Ibu! " ucap Alan dengan mengacak pelan rambut Jingga meskipun pandangannya masih fokus pada jalan terjal menuju rumah Eyang Putri.

Jingga tersenyum, mengalihkan tatapannya pada lelaki di sampingnya. Hatinya mencair, saat melihat Alan yang sedikit terbuka. Hanya butuh waktu dua puluh menit mereka sudah sampai di depan rumah Eyang Putri.

"Kita, akan menginap semalam di sini! " ucap Alan saat membelokan mobilnya di halaman rumah Eyang Putri.

"Iya... " jawab Jingga.

Jingga turun dari mobil. Dia memang sudah terbiasa datang ke rumah ini sebagai utusan dari ibunya.

"Ngga, sudah biasa ke sini? "

"Beberapa kali, Mas. "

Alan menggandeng tangan Jingga yang masih tampak malu-malu menuju ke dalam. Rumah khas milik orang Jawa itu memang sering terlihat sepi karena cuma ada Eyang Putri dan beberapa asisten rumah tangga.

"Duch... cucu Eyang sudah sampai. " suara itu membuat keduanya menoleh.

Alan dan Jingga berjalan mendekat ke arah Eyang Putri yang sudah berdiri tidak jauh dari mereka.

Alan memeluk Eyangnya, sementara Jingga hanya sungkem seperti biasa saat bertemu Eyang Putri.

"Wes-wes, kalian istirahat dulu,Cah Bagus! Nanti bawa istrimu untuk makan malam, kita akan makan di belakang saja." Wanita sepuh berkebaya itu meninggalkan mereka.

Alan mengajak Jingga ke kamar. Kamar Alan memang terkesan seperti kamar tamu, Iya hanya barang-barang masa kecil Alan yang ada di dalamnya.

"Mas, aku akan ambil koperku dulu! " ucap Jingga yang teringat bajunya masih ada di dalam mobil.

"Nggak usah, Ngga! Besok, biar kita nggak repot. " jawab Alan yang kemudian duduk dan mengecek ponselnya.

"Aku ganti pakai apa, kalau mau tidur? "

"Coba check lemari, biasanya Eyang sudah nyiapin semuanya. " Mendengar ucapan Alan, Jingga langsung membuka lemari pakaian.

"Mas... "

Panggilan Jingga membuat Alan menoleh. Tatapannya menanyakan apa yang sudah terjadi pada Jingga yang saat ini juga menatapnya.

"Cuma ada ini! " ucap Jingga yang menunjukkan lingerie yang di gantung rangkap dengan kimononya.

"Nanti biar aku saja yang ambil koper di mobil. Kamu istirahat dulu! Jam delapan kita makan malam dan besok kita akan melakukan perjalanan jauh." ujar Alan masih dengan menjawab pesan masuk dari teman temannya.

Jam delapan malam, Alan dan Jingga berjalan menuju meja makan. Di sana Eyang Putri sudah menunggu dengan secangkir kopi yang menjadi favoritnya.

Semua menu sudah tertata di meja makan termasuk piring dan sendok yang sudah siap di depan kursi masing-masing.

"Nduk... layani suamimu makan terlebih dahulu!" titah Eyang Putri yang kemudian mendapat tatapan dari kedua cucunya.

"Iya... Eyang! " jawab Jingga yang kemudian akan mengambilkan nasi di piring milik Alan.

"Eyang... apa perlu seperti ini?" tanya Alan yang ingin protes pada Eyangnya yang terlalu banyak aturan. Dia tak ingin membebani Jingga sebelum dia bisa menerima sepenuhnya pernikahan itu.

"Harus Cah Bagus, Kalian iki garwo istilah sigare nyowo, kudu saling memberi, saling menerima dan saling membutuhkan. Istilah anak jaman sekarang itu soulmate, jadinya harus take and give. "

"Apalah itu Eyang. Tapi Jingga masih terlalu kecil untuk memahami hubungan yang seperti itu? "

"Apa? " protes Jingga saat mendengar di bilang anak kecil membuat Eyang Rumana tersenyum. Itu yang disukai Eyang Rumana dari Jingga. Jiwa tegasnya dari Hadinoto tetap terpancar pada jiwa gadis itu, meskipun dia hidup bukan di lingkungan Ningrat. Yah, dia hanya perlu sedikit dibentuk saja karena selama ini Sasmita sangat memanjakannya.

"Maaf, maksutnya bukan seperti itu! " ujar Alan memelankan suaranya dan menatap Jingga.

"Lihat saja Cah Bagus, orang-orang jaman dulu kui meskio beda umur yang sangat jauh dan dijodohkan, tetep saja mereka bisa saling melengkapi, saling menerima, itu semua karena tresno jalaran soko kulino. Mung siji pesennya Eyang, belajarlah untuk saling membuka diri." Alan hanya terdiam, percuma membantah wanita super power itu. Mereka melanjutkan makan malam tanpa ada perdebatan lagi.

###

"Hati-hati di jalan! Kalau kalian lama tidak mengunjungi Eyang, Eyang pastikan akan mengunjungi kalian! " ucap Eyang Putri saat akan melepaskan kepergian Alan dan Jingga di kala sore itu.

"Eyang, sudah tua! Jangan kebanyakan berpetualang nanti sakit encoknya kambuh! " jawab Alan sambil memeluk Eyangnya. Perempuan yang sudah merawatnya setelah sepeninggalan mamanya.

"Jangankan masih di Indonesia, di Austria pun Eyang juga menyusulmu, kan?" sergah Eyang Putri.

"Eyang, sayang kalian. Baik-baik di sana! " lirihnya dengan wajah sedih yang tak biasa.

Jeep Wrangler itu melaju dengan pelan karena medan jalan yang kurang mumpuni.

"Kalo ngantuk tidur saja, Ngga! "

"Iya, Mas. " Tapi Jingga tidak ingin melewatkan perjalanan ini dengan cuma-cuma. Dia ingin menikmati pemandangan hutan karena jarang sekali dia bisa melakukannya.

Beberapa jam mereka melalui jalan terjal dengan medan menanjak dan menurun bahkan menukik. Dari tadi Jingga terdiam tapi matanya terbuka dengan wajah yang sudah memucat membuat Alan menghentikan mobilnya.

"Ngga, kamu kenapa? " tanya Alan sedikit cemas.

"Perutku mual dan kepalaku pusing, Mas! " Mendengar jawaban Jingga membuat Alan terkekeh.

"Jangan terlalu kampungan, Ngga! Naik mobil beberapa jam saja sudah mabok." Ledekan Alan membuat lirikan tajam Jingga ke arahnya. Jingga dibuat kesal oleh Alan, seandainya dia tau menderitanya orang mabok kendaraan itu.

Alan turun dari mobil dan berjalan memutar untuk membuka pintu mobil di sebelah.

"Ayo turun, Ngga! Biar mendapat udara segar." Alan membantu Jingga keluar dari mobil.

"Huekkkk.... " Jingga memuntahkan isi perutnya tepat di kemeja Alan.

"Jingggaaaaa.... ! " Lelaki itu mengeram kesal saat kemejanya terkena muntahan isi perut Jingga yang cukup berbau.

"Maaf... " jawab Jingga dengan tersenyum tipis. Sepertinya itu sudah jadi pembalasan untuk ledekan Alan.

tbc

hallo para readers... jangan lupa kasih vote, like or follow ya. Biar nulisnya tambah semangat....

Terpopuler

Comments

yosya

yosya

pengen nya mah gak mabok ya ngga...

2022-07-14

0

Mirwani Adwa Azizah

Mirwani Adwa Azizah

hahaha.. bau bajunya bang

2022-05-15

0

🅿!💤©€$_--🦈 🐬

🅿!💤©€$_--🦈 🐬

hahahaaa....basah dh baju babng Alan...😅😅🤭

2022-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!