Merindukan Jingga

Merindukan Jingga

01. Terpaksa Pulang

Masih dengan gaya yang sama, lelaki cool dengan perawakan tubuh tinggi kekar itu membuka kaca mata hitamnya yang sedari tadi bertengger di hidung mancung miliknya, saat turun dari motor.

Alando Mahesa Putra adalah seorang arsitek yang cukup handal dan ambisius untuk setiap target yang sudah di list dalam kehidupannya. Tapi, tidak dengan cintanya. Sejak perjodohan yang di sepakati keluarga Mahesa dengan keluarga Cokrohadinoto itu terjalin, Alan memilih untuk tidak memupuk perasaan cinta terhadap wanita manapun termasuk dengan Jingga Andini, perempuan yang sudah lama dijodohkan dengannya itu.

Lelaki berahang tegas itu masih menggendong tas ransel di sebelah bahu kirinya dan membawa beberapa lembar kertas lebar yang digulung saat memasuki rumah minimalis yang didesain desain dengan sangat apik.

"Ceklek... " Lengan kekar Alan yang dipenuhi rambut tipis itu membuka pintu kamar miliknya.

Langkah lelaki itu kini tertuju pada sofa yang terletak di sebelah tempat tidur. Dengan memijit pangkal hidungnya, dia duduk dan menyandarkan kepalanya di sofa. Pikirannya kini terbebani dengan panggilan pulang dari Eyang Putri untuk menjemput Jingga. Menjemput, berarti harus menikahi perempuan yang sudah dijodohkan dengannya saat mereka masih kecil. Perjodohan yang sangat tidak masuk akal. Tapi, itulah kenyataannya.

"Sial... kenapa mereka tak pernah mengerti? Ini bukan lagi jaman Siti Nurbaya. Lagian, kenapa mereka tidak memikirkannya lagi, jika kita terpaut umur yang cukup jauh. Sembilan tahun, itu hanya akan membuatku seperti mengasuh bocah remaja. Anak perempuan yang tomboy dan sangat menyebalkan." Kepalanya begitu pusing memikirkan alasan untuk menghindar dan mengakhiri perjodohan itu. Selama ini, Alan sudah berusaha menghindari perjodohan itu dengan meneruskan kuliahnya di Austria tepatnya di kota Wina. Tapi Indonesia tetap seperti magnet baginya, hingga dia pun harus kembali ke negeri ini.

Saat inilah, perjanjian dengan Eyang Rumana tidak bisa diingkarinya lagi. Kali ini, dia harus menepati perjanjian yang pernah dia buat dengan Eyangnya. Saat itu, dia boleh saja melanjutkan cita-citanya menjadi seorang arsitek, asalkan Alan tetap kembali dan akan menerima perjodohan dengan seorang anak gadis yang menjadi penerus keluarga Cokrohadinoto. Entah apa istimewanya gadis itu, hingga Eyang Putri tergila-gila dengan gadis bernama Jingga Andini.

"Drt... drt... drt... " Alan meraih tasnya untuk mengambil ponsel yang dia selipkan di saku ransel.

"Assalamualaikum Eyang... " ucapnya saat panggilan dengan nama 'Eyang Galakku' itu terpampang di layar.

"Waalaikum salam, kapan kamu sudah siap, Lan? Pulang secepatnya sebelum Eyangmu ini mati. " ucap suara tua itu dari seberang.

"Iya Eyang, proyek Alan di Bali baru saja selesai. Ini Alan baru sampai di rumah. Besok Alan akan pulang ke rumah Eyang. " jawab Alan dengan nada malas.

"Oke... Eyang tunggu dirimu menepati janji! " desak Eyang Rumana pada Alan.

"Baiklah, Assalamualaikum. " jawab Alan yang kemudian menggeletakkan begitu saja ponselnya di sofa.

Lelaki yang terlihat lelah itu kemudian beranjak pergi menuju kamar mandi untuk menyegarkan kembali tubuhnya di bawah kucuran air yang mengalir dari shower.

###

Jingga, anak perempuan yang beranjak dewasa, dia tumbuh dari gadis kecil yang tomboi kini menjelma menjadi perempuan cantik dengan kulit putih dan rambut panjang yang memberi kesan sedikit feminim.

Gadis berbibir mungil itu masih berada di dekat sebuah tebing di mana dia selalu melihat mentari yang sebentar lagi akan terbenam. Sebentar lagi, mungkin dia akan merindukan suasana yang seperti ini karena Mas Alan akan membawanya ke kota setelah pernikahan mereka di lakukan.

"Mas Alan, sudah hampir sepuluh tahun aku selalu menunggumu. Bahkan, aku tak pernah melihatmu selama itu. Seperti apa kamu sekarang? Apa kamu akan menolakku setelah mengetahui aku yang sekarang? " gumam Jingga dalam hati. Ada rasa cemas yang menelisik hatinya saat memikirkan perjodohan yang dilakukan saat usianya masih sembilan tahun, sedangkan Alan saat itu baru lulus SMA sebelum meneruskan kuliahnya di Austria. Gadis itu kemudian menatap kembali warna jingga yang menggantung di ufuk barat sebelum meninggalkan tempat itu.

Dengan sangat tergesa gadis berambut panjang yang diikat asal-asalan itu mengayuh pedal sepedanya dengan kuat, ibunya selalu memarahi Jingga karena dia selalu menghabiskan waktunya di kala senja di dekat tebing itu. Bagi Bu Sasmita, tabu bagi seorang gadis masih keluyuran di kala senja. Tapi Jingga yang bandel selalu membiarkan begitu saja ibunya mengomel setiap dia pulang menjelang petang.

"Ibu.. Jingga pulang! " ucap Jingga saat memasuki rumah tua yang terbuat dari papan kayu jati itu.

"Kamu ini anak gadis, sudah hampir petang kok malah baru pulang. Pamali, Ngga! " ucap Bu Sasmita dengan mengaduk teh panas di cangkir.

"Sebentar lagi kamu akan menikah, seharusnya kamu mulai menyiapkan diri menjadi seorang istri yang baik." jelas Bu Sasmita menghampiri anaknya yang sedang duduk meja makan.

"Bu, gimana kalo Mas Alan tidak mau menikah dengan Jingga? Gimana kalo Mas Alan sudah punya pacar? " ucap Jingga dengan pelan. Pandangannya menerawang menatap cangkir teh yang baru saja diletakkan ibunya di depannya.

"Mana mungkin, dia akan menolak gadis secantik anak Ibu? " jawab Sasmita dengan tersenyum ke arah anak gadisnya.

"Bu, Jingga cuma gadis kampung, Jingga juga belum kuliah. Sedangkan Mas Alan lulusan luar negeri, apa Mas Alan bisa menerima Jingga? " Gadis itu kembali terlihat cemas, membuat senyum mengembang di bibir wanita paruh baya itu.

"Kamu akan kuliah di sana. Eyang Rumana sudah menjelaskan semua pada Ibu. Jangan khawatirkan Alan, tidak ada yang bisa mengelak dari pesona anak gadis Ibu. " Bu Sasmita kembali membesarkan hati anaknya. Jingga pun kembali tersenyum ke arah wanita yang sebenarnya menjadi beban pikirannya. Lalu pada siapa ibunya akan tinggal? Jika dia pergi bersama Alan ke kota.

"Jangan mencemaskan ibu, masih ada Mbok Nah yang akan tinggal bersama Ibu." jelas Sasmita yang sudah bisa membaca kecemasan Jingga akan dirinya. Setelah kepergiaan Ayahnya dan Eyang Hadi, kakeknya Jingga, Sasmita dan Jingga terusir dari keluarga besar Cokrohadinoto.

Tapi tidak masalah bagi Sasmita dan Jingga. Hidup di pedesaan membuatnya jauh lebih tenang. Ayah Jingga, mempunyai beberapa hektar tanah yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali istrinya. Mereka hidup dari hasil pertanian dan peternakan di daerah pegunungan itu.

"Sudah sana, kamu mandi dulu! " usir Sasmita membuat Jingga pergi ke kamarnya. Bukannya mandi, gadis itu malah mematut diri di cermin membayangkan jika dia bertemu Alan.

Senyumnya mengembangkan membayangkan sosok Alan yang sekarang. Mungkin dia akan jauh lebih ganteng dan tetap menjadi seorang Alan yang pendiam. Membayangkan calon suaminya itu, membuat Jingga tersenyum sendiri di depan cermin. rasanya dia sudah tidak sabar untuk bertemu calon suaminya itu.

####

Sudah hampir empat jam Alan mengemudikan mobil jeepnya menuju rumah Eyang Rumana yang ada di pegunungan. Jalan yang cukup terjal dan menanjak membuatnya lebih berhati-hati dengan medan jalan di pegunungan.

Pikirannya masih gelisah dengan perjodohannya itu. Mana bisa dia menikah dengan gadis yang tak pernah dilihatnya lagi. Bagaimana ...? Apa dia sudah berubah? Atau masih saja sama, tetap menjadi gadis tomboy dengan pipi gembulnya itu. Membayangkan Jingga kecil membuat Alan menggelengkan kepala karena merasa geli.

"Chiiiittt..... " Alan mendadak mengerem mobilnya.

"Bruuuughhh" seorang gadis terjatuh dari sepeda saat jalan menukik berbelok menurun membuatnya menabrak sebuah mobil yang sedang berjalan menanjak.

"Aduhhh.... hati hati dong kalo naik mobil! " teriak Jingga dengan memegangi kakinya dengan kulit yang sedikit terkelupas.

Alan turun dari mobil dan menghampiri gadis berambut panjang yang masih gelesotan di jalan.

"Kamu itu yang ngawur. Udah tau mau belok main kebut saja. " sinis Alan yang hanya berdiri di dekat Jingga.

"Ayo bangun...! " ujar Alan dengan mendirikan kembali sepada buntut milik Jingga.

Dengan tertatih gadis itu berdiri mengambil kembali sepedanya dengan menggerutu, "Kenapa yang di tolong sepadaku dulu, bukannya aku. " Meski terdengar lirih, namun masih sempat terdengar oleh lelaki yang punya tatapan elang itu.

"Apa? " tanya Alan dengan mengarahkan telinganya ke arah Jingga.

"Nggak....! " teriak Jingga dengan kembali mengayuh sepedanya.

Lelaki itu menggelengkan kepala dan menaiki mobilnya, rasanya dia ingin cepat sampai rumah Eyang Rumana dan segera beristirahat.

Visual Alan

Visual Jingga

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa

2022-12-30

0

yosya

yosya

hadir kak

2022-07-14

0

Mirwani Adwa Azizah

Mirwani Adwa Azizah

jinggaaa.. cantik

2022-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 01. Terpaksa Pulang
2 02. Bertemu Jingga
3 03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4 04. Semua Butuh Waktu
5 05. Istri Labil
6 06. Gigitan Gemas Jingga
7 07. Mengalir Saja
8 08. Hoby Baru, Bergelut
9 09. Ospek
10 10. Menahan Cemburu
11 11. Menenangkan Jingga
12 12. Mencerna Perasaan
13 13. Kisah Jingga Kecil.
14 14. Kegelisahan Jingga
15 15. Kehancuran Jingga
16 16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17 18. Tumpukan Kebohongan Alan
18 19. Seksi, Bukan Tua
19 20. Terjebak di Toilet
20 17. Kecurangan Alan.
21 18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22 19. Seksi, Bukan Tua.
23 20. Terjebak Di Toilet.
24 21. Drama Percintaan
25 22. Lepas Kendali
26 23. Malu-Malu Singa
27 24. Kurcaci Manis.
28 25. Wanita Muda Yang Kaya
29 26.Stalking
30 27. Kenekatan Jingga.
31 28. Di Ujung Maut.
32 29. Kemarahan Alan
33 30. Kebenaran.
34 31. Alan Sakit
35 32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36 33. Protes Jingga
37 34. Childish
38 35. Pil Kontrasepsi
39 36. Miss Communication
40 37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41 38. Eyang Sakit
42 39. Menagih Cicit
43 40. Tampilan Abad Ke-18
44 41. Negatif Thinking
45 42. Unique Characteristic
46 43. Surga Saja
47 44. Wajib Pajak
48 45. Penakut Yang Gengsi
49 46. Pesona Jingga
50 47. Sebuah Perubahan.
51 48. Olahraga Malam
52 49. Peresmian Resort
53 50. Kepergian Jingga
54 51. Perang Dingin
55 52. Loading Lama
56 53. Rencana Gagal
57 54. Menahan Hasrat
58 55. Pencapaian
59 56. Belajar Mengerti
60 57. Perhatian Alan
61 58 . Jadi Sasaran
62 59. Rindu
63 60. Memuakkan
64 61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65 62. Jingga Menghilang
66 63. Pencarian
67 64. Merasa Sakit
68 65. Melihat Jingga
69 66. Jingga Pingsan
70 67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71 68. Kucing Kucingan
72 69. Sensitive Dan Cengeng
73 70. Masakan Suami
74 71. Jorok
75 72. Kencan
76 73. Pilihan Yang Sulit
77 74. Perasaan Sayang
78 75. Pak Bos Lagi Bahagia
79 76. Teman Pembawa Sial
80 77. Ketiban Sial
81 78. Istri Galak
82 79. Putu Ayu (21+)
83 80. Eyang Anfal.
84 81.Berduka
85 82. Pertemuan Dengan Ibu
86 83. Penyekapan
87 84. Kabar Buruk
88 85. Tertembak
89 86. Kritis
90 87. Kembali Sadar
91 88. Melahirkan (End)
92 89. Extra Part
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
01. Terpaksa Pulang
2
02. Bertemu Jingga
3
03. Malam Pertama Yang Terlewatkan
4
04. Semua Butuh Waktu
5
05. Istri Labil
6
06. Gigitan Gemas Jingga
7
07. Mengalir Saja
8
08. Hoby Baru, Bergelut
9
09. Ospek
10
10. Menahan Cemburu
11
11. Menenangkan Jingga
12
12. Mencerna Perasaan
13
13. Kisah Jingga Kecil.
14
14. Kegelisahan Jingga
15
15. Kehancuran Jingga
16
16. Hal Menyakitkan Untuk Alan
17
18. Tumpukan Kebohongan Alan
18
19. Seksi, Bukan Tua
19
20. Terjebak di Toilet
20
17. Kecurangan Alan.
21
18. Tumpukkan Kebohongan Alan.
22
19. Seksi, Bukan Tua.
23
20. Terjebak Di Toilet.
24
21. Drama Percintaan
25
22. Lepas Kendali
26
23. Malu-Malu Singa
27
24. Kurcaci Manis.
28
25. Wanita Muda Yang Kaya
29
26.Stalking
30
27. Kenekatan Jingga.
31
28. Di Ujung Maut.
32
29. Kemarahan Alan
33
30. Kebenaran.
34
31. Alan Sakit
35
32. Pisah Ranjang Berbagi Selimut
36
33. Protes Jingga
37
34. Childish
38
35. Pil Kontrasepsi
39
36. Miss Communication
40
37. Tahu Bacem Berhadiah Red Brio
41
38. Eyang Sakit
42
39. Menagih Cicit
43
40. Tampilan Abad Ke-18
44
41. Negatif Thinking
45
42. Unique Characteristic
46
43. Surga Saja
47
44. Wajib Pajak
48
45. Penakut Yang Gengsi
49
46. Pesona Jingga
50
47. Sebuah Perubahan.
51
48. Olahraga Malam
52
49. Peresmian Resort
53
50. Kepergian Jingga
54
51. Perang Dingin
55
52. Loading Lama
56
53. Rencana Gagal
57
54. Menahan Hasrat
58
55. Pencapaian
59
56. Belajar Mengerti
60
57. Perhatian Alan
61
58 . Jadi Sasaran
62
59. Rindu
63
60. Memuakkan
64
61. Tidak Sadar Jika Sudah Kehilangan
65
62. Jingga Menghilang
66
63. Pencarian
67
64. Merasa Sakit
68
65. Melihat Jingga
69
66. Jingga Pingsan
70
67. Lebih Baik Bertahan Dari Pada Kehilangan.
71
68. Kucing Kucingan
72
69. Sensitive Dan Cengeng
73
70. Masakan Suami
74
71. Jorok
75
72. Kencan
76
73. Pilihan Yang Sulit
77
74. Perasaan Sayang
78
75. Pak Bos Lagi Bahagia
79
76. Teman Pembawa Sial
80
77. Ketiban Sial
81
78. Istri Galak
82
79. Putu Ayu (21+)
83
80. Eyang Anfal.
84
81.Berduka
85
82. Pertemuan Dengan Ibu
86
83. Penyekapan
87
84. Kabar Buruk
88
85. Tertembak
89
86. Kritis
90
87. Kembali Sadar
91
88. Melahirkan (End)
92
89. Extra Part
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!