EP. 5. See You Again

********

Sore harinya, Langit bersiap-siap untuk pulang dengan menenteng tas kerjanya. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding lift seraya sesekali menguap, pekerjaannya hari ini benar-benar menguras tenaganya.

Langit kembali menegakkan tubuhnya begitu pintu lift terbuka. Ia tertegun saat melihat gadis yang kini berdiri di hadapannya. Gadis itu tampil semi formal dengan memadukan blazzer merah muda dan t-shirt, trousers serta mule shoes warna senada. Shien.

Langit mengerjap-erjapkan matanya. Gadis yang tadi siang ia lihat tampil nyentrik kini berubah lagi. Benar, Langit tidak salah. Wajah gadis ini tidak berubah, tapi kenapa penampilannya berubah-ubah?

“Dia kenapa? Cacingan?” Shien bertanya-tanya dalam hatinya melihat sikap aneh Langit. Tak terlalu mempedulikannya, Shien kemudian dengan cuek masuk ke dalam lift.

Langit menatapnya takjub, pandangannya terus bergerak mengawasi Shien yang kini berdiri tepat di sampingnya. Shien merasakan tatapan itu, tapi sebisa mungkin mengacuhkannya. Gadis itu menyandarkan punggungnya pada dinding lift dengan pandangan lurus menatap pintu lift yang perlahan menutup, untuk kemudian bergerak turun menuju lantai paling dasar rumah sakit ini.

“Dia orang yang sama atau bukan?” Gumam Langit dalam hati. Matanya memicing, menyoroti penampilan Shien dari ujung kepala hingga kaki. Terbersit dalam pikirannya untuk menarik rambut gadis itu, tapi ini di dalam lift. Langit tidak ingin perbuatan konyolnya terekam CCTV.

Shien yang merasakan Langit terus memperhatikannya lama-kelamaan menjadi risih. Sekelebat bayangan seorang gadis diperkosa di dalam lift yang pernah ia lihat di beberapa saluran berita melintas di kepalanya. Shien bergidik ngeri mengingat itu.

Menggelengkan kepala, dengan segera Shien menepis pikiran buruknya. Ia berusaha membuat dirinya setenang mungkin walaupun kini jantungnya mulai berdegup cepat, bukan karena serangan jantung, tapi ia sedikit ketakutan dengan laki-laki yang berdiri di sampingnya ini. Tidak salah Shien berprasangka buruk jika Langit terus menyorotinya seolah ia sedang ditelanjangi.

Lantas dengan tubuh gemetar, Shien menegakkan tubuhnya. Ia memutuskan untuk turun saja walaupun lift belum membawa Shien ke lantai tujuannya.

Jari telunjuk Shien terulur untuk menekan tomol open, namun belum sempat telunjuknya menyentuh tombol itu, lift tiba-tiba berguncang hingga membuat tubuhnya terhuyung ke belakang, beruntung ia masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.

Shien sedikit panik tatkala lampu di dalam lift berkedip-kedip, menyala-mati beberapa menit untuk kemudian lift berhenti bergerak. Namun, beberapa detik setelahnya lampu kembali menyala.

Langit yang juga merasa panik lantas bergegas menekan tombol darurat untuk memanggil operator lift. Ia kemudian berbicara dan mengatakan bahwa dua orang terjebak di dalam lift dan meminta agar tim penyelamat segera menolong mereka.

“Mau ngapain?” Tanya Langit saat melihat Shien memegang sebelah sepatu di tangannya hendak memukul pintu lift. Jelas saja, Shien ingin segera keluar dari lift, ia tidak ingin terjebak bersama laki-laki mesum yang ada di sampingnya ini. Apapun akan ia lakukan yang penting pintu lift terbuka, termasuk mendobraknya kalau ia mampu.

“Tenang aja, tim penyelamat di rumah sakit ini sangat tanggap.” Lanjut Langit menenangkan, seolah tahu apa yang akan dilakukan Shien.

Sejenak Shien terdiam, manatap dalam-dalam mata Langit untuk menyelisik apakah laki-laki ini benar-benar sedang menenangkannya atau ada bermaksud jahat. Tapi jika dilihat dari wajahnya, Shien sangsi kalau laki-laki ini akan berbuat jahat padanya.

“Are you sure?” Tanya Shien ragu. “Emm. Aku dokter di rumah sakit ini, aku tahu semua fasilitas dan staf di sini adalah yang terbaik.” Jawab Langit dengan bangga seraya mengacungkan ibu jarinya.

“Well, i hope so.” Gumam Shien sama sekali tak tertarik dengan penuturan Langit tentang rumah sakit ini, ia kemudian kembali mengenakan sebelah sepatunya yang sempat ia lepas tadi.

Langit mendengus karena Shien begitu datar padanya. Berbeda sekali dengan sikapnya tadi siang yang terlihat lebih ramah walaupun aneh.

Sedikit menggelengkan kepalanya, dirasa situasinya saat ini tidak tepat untuk memikirkan itu, ia memilih untuk mengabaikannya. Terserah gadis di sampingnya ini berkepribadian ganda atau tidak, yang jelas ia ingin segera keluar dari dalam lift ini.

Merogoh ponsel dari dalam tas kerjanya, ia kemudian mencari nomor darurat rumah sakit dan menghubunginya agar tim penyelamat segera menolong mereka.

Operator lift mengatakan bahwa lift yang dinaiki Langit dan Shien mengalami kerusakkan dan berhenti diantara pertengahan dua lantai. Mereka meminta Langit dan Shien untuk tetap tenang dan menunggu teknisi memperbaiki liftnya sekitar satu sampai dua jam.

“Mereka minta kita buat nunggu satu sampai dua jam.” Ucap Langit memberitahu Shien sesaat setelah ia menutup sambungan teleponnya.

Tak menyahuti ucapan Langit, Shien menghembuskan napas kasar lalu kembali menyandarkan tubuhnya pada dinding lift diikuti Langit yang melakukan hal yang sama.

Hening, tak ada percakapan sedikitpun diantara mereka. Langit dan Shien mencoba membunuh waktu dengan bermain games di ponsel masing-masing. Terus seperti itu, hingga tiga puluh menit berlalu. Shien yang merasakan pegal di kakinya memilih untuk duduk, begitupula dengan Langit yang mengikutinya.

“Uhm . . ., kita pernah ketemu sebelumnya, kan?” Langit mencoba mencairkan susana setelah beberapa saat lalu terasa membeku.

“Ohh, ya?” Sebelah alis Shien terangkat, ia lalu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal untuk mencoba mengingat. Terlalu banyak orang yang ditemuinya akhir-akhir ini dan Shien tidak mungkin bisa megingat semuanya, terlebih yang ditemuinya hanya sekilas.

“Emm, kita pernah ketemu di lobby beberapa waktu lalu.” Jawab Langit yakin. Sekarang ia mengambil kesimpulan bahwa gadis yang bersamanya saat ini bukanlah si gadis rambut lolipop, mereka hanya memiliki wajah yang mirip.

“Koin. Kamu ngembaliin koin aku waktu itu.” Langit mencoba mengingatkan. Namun Shien tetap memasang raut wajah bingung, ia benar-benar tidak mengingatnya.

“Ahh, gak apa-apa kalau kamu gak ingat.” Ucap Langit kemudian, tak ingin membebani gadis yang duduk di sampingnya ini dengan mengingat pertemuan tak sengaja mereka beberapa waktu lalu.

Shien yang mendengarnya hanya mengangguk, sebelum kemudian ia memalingkan wajahnya dan memilih untuk menatap lurus pintu lift yang entah kapan akan terbuka.

“Mau yang mana?” Tanya Langit sesaat setelah ia mengambil dua buah snack bar dan sebotol air mineral dari dalam tasnya.

Shien yang mendengar Langit bertanya, lantas kembali menoleh ke arahnya. Terdiam sejenak seraya memandangi snack bar di tangan Langit, ia lalu menunjuk air mineral.

“Aku juga mau itu.” Tambah Shien menunjuk yogurt bar saat Langit menyerahkan air mineralnya.

“This is for you.” Langit dengan senang hati memberikan yogurt bar miliknya.

Langit mengernyitkan keningnya tak mengerti saat Shien mengulurkan selembar uang seratus ribu padanya sesaat setelah gadis itu menerima air mineral dan yogurt barnya.

“Aku gak suka sesuatu yang gratisan.” Ujar Shien sembari menggerakkan tangannya seolah memberi instruksi pada Langit agar cepat mengambil uangnya.

Sedikit mendengus kesal, Langit mau tak mau menerima uang yang diberikan Shien. Tak mau kalah, Langit kemudian mengambil dompetnya, mencari uang kecil di sana untuk uang kembalian.

“Kalau kamu mau bayar, bayar yang benar.” Langit meraih telapak tangan Shien dan menyerahkan uang kembaliannya.

“Air mineralnya lima ribu dan snacknya tiga puluh empat ribu lima ratus. Coba kamu hitung lagi kembaliannya, siapa tahu kurang.” Ujar Langit penuh penekanan disertai delikkan sebal.

Shien menatap uang kembalian itu dengan tatapan geli, lalu ia menuruti apa yang diucapkan Langit. Shien menghitung uang kembaliannya.

“Mana lima ratusnya?” Shien menadahkan tangannya ke arah Langit untuk menagih uang kembaliannya yang kurang. Langit tadi mengatakan agar mereka melakukan transaksi dengan benar, bukan? Jadi tidak salah jika Shien meminta uang kembaliannya yang kurang.

“Hiish.” Dengus Langit, ia tak percaya gadis di sebelahnya ini benar-benar menghitung uangnya. Ia kemudian kembali membuka dompet untuk mencari uang receh di sana, tapi Langit tak menemukannya barang seratus perak.

“Maaf, aku gak punya uang receh. Tapi aku punya ini, koin ini harganya lebih dari lima ratus rupiah kalau kamu jual ke kolektor.” Tutur Langit seraya mengulurkan koin Australia miliknya pada Shien. Gadis itu hanya menatap koin itu dengan wajah merengut.

“Kalau kamu gak mau ini, aku akan bayar uang kamu nanti kalau kita udah keluar dari sini.” Imbuh Langit sembari menarik tangannya untuk menyimpan kembali koin itu ke dalam dompet, namun dengan segera Shien menghentikannya.

“Aku ambil ini aja.” Sambar Shien merampas koin Australia dari tangan Langit. Ia lebih baik mengambil koin itu daripada harus berurusan lagi dengan laki-laki ini setelah keluar nanti.

“Oke. Transaksi selesai, ya?” Seru Langit mengakhiri transaksi jual beli yang cukup panjang itu. Shien tak menyahutinya, gadis itu memilih untuk segera meneguk air mineral untuk melegakan kerongkongannya yang mulai terasa kering.

Suasana hening kembali mengambil alih, hanya terdengar suara kunyahan dari snack bar yang mereka makan memecah keheningan di dalam ruangan sempit itu.

Sesekali Langit melirik ke arah Shien, gadis itu tampak lucu saat pipinya yang gendut kerena penuh dengan snack bar tampak naik turun seiring dengan kerjaan giginya mencacah makanan.

“Cantik.” Batinnya dengan kedua sudut bibir tertarik membentuk senyum lebar. Langit buru-buru memalingkan wajahnya saat ia tersadar. Apa ia baru saja memuji cantik pada seorang gadis? Ia tidak pernah memuji gadis manapun selama ini selain Jingga.

“Eung . . . , nama kamu siapa?” Tanya Langit memberanikan diri menanyakan nama gadis itu. Lagipula ia sangat bosan diam-diaman seperti ini.

Shien yang masih asyik dengan snacknya menoleh dan menatapnya tanpa ekspresi. “Langit . . . .” Langit mengulurkan tangannya untuk berkenalan, tak lupa seulas senyum manisnya ia sunggingkan pada Shien.

“Shien.” Balas Shien datar, tak menyambut uluran tangan Langit dan malah kembali mengalihkan pandangannya. Sejenak Langit menatap Shien bingung, lalu menarik uluran tangannya.

“Oke, Shien. Semoga kita ketemu lagi.” Gumam Langit pelan, sangat pelan hingga Shien tak mendengarnya dengan jelas. Namun, gadis itu tak tertarik untuk bertanya.

“Huuft . . . .” Langit menghembuskan napas kasar. Ia sangat bosan. Gadis di sampingnya ini benar-benar seperti mannequin cantik, enak dipandang tapi tidak bisa diajak bicara. Walaupun Langit berusaha mengajaknya berbicara, gadis itu hanya membalasnya singkat-singkat. Benar-benar membosankan.

“Apa pekerjaan kamu, Shien?” Langit kembali mencoba mengajak Shien berbicara. Ahh, ia tak tahan dengan suasana bosan ini. Keluarkan Langit dari dalam lift ini sekarang juga, ia tidak mau mati karena bosan.

“Kita gak tertalu dekat buat berbagi hal seperti itu.” Sahut Shien, tak ada niatan untuk menceritakan mengenai pekerjaannya pada Langit.

“Kalau gitu, ayo mendekatkan diri. Ayo kita berteman, teman baik.” Seru Langit berbinar seolah ia memiliki celah. “Aku gak tertarik buat berteman sama siapapun.” Shien kembali menanggapinya dengan wajah tanpa ekspresi dan tanpa menoleh ke arah Langit sedikitpun.

Langit mendengus kesal. Oke. Langit menyerah untuk mengajak patung es di sebelahnya ini berbicara.

Memalingkan wajahnya, lantas Langit mengambil earphone dari dalam tas kerja. Setidaknya, mendengarkan musik lebih baik dan menyenangkan.

Benar-benar tidak ada percakapan lagi diantara mereka setelah itu. Shien asyik dengan diamya, sementara Langit larut dalam alunan musik yang didengarnya hingga terkantuk-kantuk dan tanpa sadar kepalanya terjatuh tepat di pundak Shien.

“Aiish, bisa-bisanya dia tidur di situasi kayak gini.” Shien menggerutu dalam hati melihat kepala Langit yang bersandar di pundaknya. Ia berniat menyingkirkan kepala Langit, namun diurungkan karena tak tega saat mendengar napas teratur laki-laki itu.

Shien bingung sendiri, sejak kapan ia menjadi manusia tak tegaan? Bahkan ia tega-tega saja membangunkan Fina di tengah malam untuk memintanya membelikan sesuatu.

Tak ingin terlalu memikirkannya. Shien tetap membiarkan Langit menyandarkan kepala di pundaknya, sementara ia mendongakkan kepala mengawasi tanda lift sembari berdoa agar lift kembali berfungsi.

“Jingga . . . .” Shien menurunkan pandangannya ke arah Langit saat mendengar laki-laki itu mengigau.

“Wahh . . . .” Mulut Shien menganga, ia menatap Langit takjub. Dalam situasi terjebak seperti ini, bisa-bisanya dia tertidur sampai mengigau. Shien yakin, seandainya lift ini terjun bebas sampai ke lantai dasar, Langit tak akan menyadarinya. Mungkin sadar-sadar sudah di alam kubur.

“Jingga . . . .” Langit terus menggumamkan nama Jingga dalam tidurnya. Shien mengernyit begitu melihat raut wajah Langit yang berubah sedih.

Kening laki-laki itu berkerut. Entah dorongan darimana, tangan Shien tiba-tiba terulur dan menyentuh kening itu dengan telunjuknya. “Don’t be sad.” Lirih Shien menggerakkan jari telunjuknya secara horizontal di kening Langit.

“Jingga . . . .” Mendengar Langit yang terus mengigau menyebut nama seseorang, lantas Shien tergelitik untuk menyahutinya. “Here i am.” Bisik Shien di telinga Langit seraya melepaskan sebelah earphonenya, lalu meletakannya di telapak tangan laki-laki itu. Sumpah demi apapun, selama dua puluh lima tahun hidupnya, Shien tak pernah berbuat jahil pada orang. Ahh, mungkin ini efek bosan karena ia sudah terjebak dalam lift lebih dari satu setengah jam.

“Jangan pergi . . . .” Racau Langit kemudian. Raut wajahnya terlihat sendu, helaan napasnya tampak berat, dan itu mengganggu perasaan Shien yang melihatnya.

“Ohh . . . .” Shien kembali menyahuti.

Baby mine, don’t you cry

Baby mine, dry your eyes

Rest your head, close to my heart

Never to part, baby of mine

Shien tanpa sadar menepuk-nepuk sisi kepala Langit seraya melantunkan sepenggal lagu Baby Mine, lagu pengantar tidur yang selalu ia dengar dilantunkan ibunya sewaktu kecil dulu. Tapi jelas ibunya tidak menyanyikan lagu itu untuknya, Shien mendengarnya dari kamar sebelah. Lebih tepatnya dari kamar Shanna atau kamar Shawn.

Shien tersenyum kecut mengingat itu, hatinya seketika berdenyut nyeri. Shien juga ingin ibunya menyanyikan lagu pengantar tidur untuknya, memeluk, lalu menepuk-nepuk punggungnya hingga terlelap. Ibunya selalu bisa melakukan itu untuk kedua kakaknya, tapi kenapa tidak dengan Shien? Ahh, Shien masih bertanya-tanya mengenai hal itu walaupun dirinya saat ini sudah beranjak dewasa. Kenapa orang tuanya sangat tidak adil? Apa karena ia sakit? Kalau itu alasannya, Shien juga tidak pernah meminta dilahirkan dalam keadaan seperti ini.

Menghela napasnya dalam-dalam, Shien kembali mengalihkan perhatiannya pada Langit yang kini terlihat lebih tenang. Laki-laki itu juga tidak mengigau lagi. Sudut bibir Shien tanpa sadar tertarik membentuk senyuman tipis. Senyuman yang tidak pernah ia berikan pada siapapun selama enam belas tahun belakangan ini kecuali pada tante Hilda.

Tak lama kemudian, tiba-tiba tanda lift mulai hidup dan lift kembali bergerak. Shien dengan segera mencoba membangunkan Langit. “Hei, bangun.” Shien menepuk pipi Langit berulang-ulang.

Merasakan seseorang menepuk pipinya, Langit pun terbangun. Menegrjap-erjapkan mata, lalu menjauhkan kepalanya dari pundak Shien saat tersadar.

“Ahh, maaf.” Ucap Langit tak enak hati seraya melepaskan earphone yang masih menempel pada sebelah telinganya. Shien hanya menanggapinya dengan anggukkan kecil. Gadis itu lalu beranjak dan menepuk-nepuk celananya yang sedikit kotor karena tadi ia duduk lesehan.

Lift berhenti tepat di lobby rumah sakit. Tampak beberapa petugas teknisi dan dua orang dokter menyambut mereka begitu pintu lift terbuka. Para teknisi dan dokter itu menanyakan keadaan Langit dan Shien, sebelum kemudian mereka bubar saat Langit dan Shien mengatakan bahwa keadaannya baik-baik saja.

“Shien . . . .” Panggil Langit menghentikan langkah Shien yang hendak pergi. Gadis itu lantas menoleh ke arah Langit dengan alis yang bertaut.

“See you again. Terima kasih pundaknya.” Ucap Langit tersenyum lebar. Namun, Shien kembali tak menanggapinya, gadis itu malah berbalik, lalu bergegas pergi untuk keluar dari gedung rumah sakit.

********

To be continued . . . .

Terpopuler

Comments

Kania Indah

Kania Indah

ngakak gara2 uang lima ratus

2023-01-30

0

Salsadilla

Salsadilla

haha, ngakak part 500 rupiah

2023-01-23

0

re

re

langit bingung

2021-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 EP. 1. On Your Wedding Day
2 EP. 2. Patung Es
3 EP. 3. Big LOVE
4 EP. 4. Cacingan
5 EP. 5. See You Again
6 EP. 6. Lolipop
7 EP. 07. One Night Stand
8 EP. 08. Tidak Diinginkan
9 EP. 09. Licik
10 EP. 10. Psycho
11 EP. 11. Love You More Than Anything
12 EP. 12. Dia Tersenyum
13 EP. 13. I Don't Want To See You Again
14 EP. 14. Jodoh Tak Akan Kemana
15 EP. 15. The Prince
16 EP. 16. I Fell In Love With You At First Sight
17 EP. 17. Menggali Informasi
18 EP. 18. Berdebar Terus
19 EP. 19. First Date
20 EP. 20. Dokter Cabul
21 EP. 21. Membohongi Diri Sendiri
22 EP. 22. Kecewa
23 EP. 23. Terbawa Suasana
24 EP. 24. Orang Asing
25 EP. 25. Notice Me
26 EP. 26. Closer
27 EP. 27. Menikah
28 EP. 28. Pergi
29 EP. 29. Rasa Aman
30 EP. 30. Merindukannya
31 EP. 31. Never Too Late
32 EP. 32. Three Things
33 EP. 33. Someone He Misses
34 EP. 34. Be With You
35 EP. 35. Three Magic Words
36 EP. 36. Finest Moment
37 EP. 37. Pelarian
38 EP. 38. Trust Me
39 EP. 39. Bad Day
40 EP. 40. Di Luar Dugaan
41 EP. 41. Berandal
42 EP. 42. No Comment
43 EP. 43. Bekal
44 EP. 44. Jangan Genit
45 EP. 45. Promise
46 EP. 46. Dilema
47 EP. 47. Aku Udah Gak Nahan
48 EP. 48. Kesal
49 EP. 49. Pasangan Absurd
50 EP. 50. Kucing Garong dan Tikus Mesum
51 EP. 51. Kenyataan
52 PENGUMUMAN
53 EP. 52. Terlambat
54 EP. 53. Hilang
55 EP. 54. Memaksa
56 EP. 55. Fine
57 EP. 56. Aku Mau Menikah
58 EP. 57. Makanan Pembuka
59 EP. 58. One Sided Love
60 EP. 59. Pohon Harapan
61 EP. 60. Bukan
62 EP. 61. Khilaf
63 EP. 62. Just Remember I Love You
64 63. You Love Him Too
65 EP. 64. To be Honest
66 EP. 65. Beda Bukan Berarti Tidak Cocok
67 EP. 66. We Love Each Other
68 EP. 67. Menyesal
69 EP. 68. Terlalu Baik
70 EP. 69. Mempertimbangkannya Lagi
71 EP. 70. I Hate How Much I Love You
72 EP. 71. Fortune Cookies
73 EP. 72. Luar Negeri?
74 EP. 73. Kenapa?
75 EP. 74. Mengakhiri Semuanya?
76 EP. 75. The Gift Of A Friend
77 EP. 76. Keputusan Terbodoh
78 EP. 77. Kurang Waras
79 EP. 78. See You
80 EP. 79. Let It Go
81 EP. 80. Stay With Me
82 EP. 81. Bukan Sleeping Beauty
83 EP. 82. Without You
84 EP. 83. Regret
85 EP. 84. Berapa Lama Lagi?
86 EP. 85. Scandal
87 EP. 86. Thanks For Coming Back
88 EP. 87. Terlambat Menepatinya
89 EP. 88. Where Should I Go?
90 EP. 89. Terlalu Bodoh
91 EP. 90. Tidur
92 EP. 91. Where Are You
93 EP. 92. Selamat Jalan
94 EP. 93. I'll Be Waiting
95 EP. 94. I'll Always Love You
96 EP. 95. Tunangan
97 EP. 96. Adik Ipar
98 EP. 97. Belum Punya Pengalaman
99 EP. 98. D-Day
100 EP. 99. I Want you
101 EP. 100. Bohong
102 EP. 101. Takut
103 EP. 102. Banyak Tingkah
104 EP. 103. Ngidam
105 EP. 104. Sesuatu yang Disembunyikan
106 EP. 105. Vitamin
107 EP. 106. Anak Kita
108 EP. 107. Manja
109 EP. 108. Sakit
110 EP. 109. Till Death Do Us Part
111 EP. 110. Together, Forever (END)
Episodes

Updated 111 Episodes

1
EP. 1. On Your Wedding Day
2
EP. 2. Patung Es
3
EP. 3. Big LOVE
4
EP. 4. Cacingan
5
EP. 5. See You Again
6
EP. 6. Lolipop
7
EP. 07. One Night Stand
8
EP. 08. Tidak Diinginkan
9
EP. 09. Licik
10
EP. 10. Psycho
11
EP. 11. Love You More Than Anything
12
EP. 12. Dia Tersenyum
13
EP. 13. I Don't Want To See You Again
14
EP. 14. Jodoh Tak Akan Kemana
15
EP. 15. The Prince
16
EP. 16. I Fell In Love With You At First Sight
17
EP. 17. Menggali Informasi
18
EP. 18. Berdebar Terus
19
EP. 19. First Date
20
EP. 20. Dokter Cabul
21
EP. 21. Membohongi Diri Sendiri
22
EP. 22. Kecewa
23
EP. 23. Terbawa Suasana
24
EP. 24. Orang Asing
25
EP. 25. Notice Me
26
EP. 26. Closer
27
EP. 27. Menikah
28
EP. 28. Pergi
29
EP. 29. Rasa Aman
30
EP. 30. Merindukannya
31
EP. 31. Never Too Late
32
EP. 32. Three Things
33
EP. 33. Someone He Misses
34
EP. 34. Be With You
35
EP. 35. Three Magic Words
36
EP. 36. Finest Moment
37
EP. 37. Pelarian
38
EP. 38. Trust Me
39
EP. 39. Bad Day
40
EP. 40. Di Luar Dugaan
41
EP. 41. Berandal
42
EP. 42. No Comment
43
EP. 43. Bekal
44
EP. 44. Jangan Genit
45
EP. 45. Promise
46
EP. 46. Dilema
47
EP. 47. Aku Udah Gak Nahan
48
EP. 48. Kesal
49
EP. 49. Pasangan Absurd
50
EP. 50. Kucing Garong dan Tikus Mesum
51
EP. 51. Kenyataan
52
PENGUMUMAN
53
EP. 52. Terlambat
54
EP. 53. Hilang
55
EP. 54. Memaksa
56
EP. 55. Fine
57
EP. 56. Aku Mau Menikah
58
EP. 57. Makanan Pembuka
59
EP. 58. One Sided Love
60
EP. 59. Pohon Harapan
61
EP. 60. Bukan
62
EP. 61. Khilaf
63
EP. 62. Just Remember I Love You
64
63. You Love Him Too
65
EP. 64. To be Honest
66
EP. 65. Beda Bukan Berarti Tidak Cocok
67
EP. 66. We Love Each Other
68
EP. 67. Menyesal
69
EP. 68. Terlalu Baik
70
EP. 69. Mempertimbangkannya Lagi
71
EP. 70. I Hate How Much I Love You
72
EP. 71. Fortune Cookies
73
EP. 72. Luar Negeri?
74
EP. 73. Kenapa?
75
EP. 74. Mengakhiri Semuanya?
76
EP. 75. The Gift Of A Friend
77
EP. 76. Keputusan Terbodoh
78
EP. 77. Kurang Waras
79
EP. 78. See You
80
EP. 79. Let It Go
81
EP. 80. Stay With Me
82
EP. 81. Bukan Sleeping Beauty
83
EP. 82. Without You
84
EP. 83. Regret
85
EP. 84. Berapa Lama Lagi?
86
EP. 85. Scandal
87
EP. 86. Thanks For Coming Back
88
EP. 87. Terlambat Menepatinya
89
EP. 88. Where Should I Go?
90
EP. 89. Terlalu Bodoh
91
EP. 90. Tidur
92
EP. 91. Where Are You
93
EP. 92. Selamat Jalan
94
EP. 93. I'll Be Waiting
95
EP. 94. I'll Always Love You
96
EP. 95. Tunangan
97
EP. 96. Adik Ipar
98
EP. 97. Belum Punya Pengalaman
99
EP. 98. D-Day
100
EP. 99. I Want you
101
EP. 100. Bohong
102
EP. 101. Takut
103
EP. 102. Banyak Tingkah
104
EP. 103. Ngidam
105
EP. 104. Sesuatu yang Disembunyikan
106
EP. 105. Vitamin
107
EP. 106. Anak Kita
108
EP. 107. Manja
109
EP. 108. Sakit
110
EP. 109. Till Death Do Us Part
111
EP. 110. Together, Forever (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!