Andini Maharani
Assalamualaikum lur, karya pertama telah meluncur.
Mohon dukungan nya buat si aku penulis amatiran ini..
Jangan lupa tekan 💓untuk memfavoritkan..
Happy Reading Luurr..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Andini Maharani namanya, dia adalah gadis desa yang berasal dari keluarga yang sederhana. Dia terlahir sebagai anak tunggal, ayahnya bernama pak Hendra sedangkan Ibu nya bernama Bu suci.
Andini kini berusia delapan belas tahun, dari kecil dia bercita-cita ingin menjadi dokter psikologi. Tapi takdir seakan tidak berpihak kepadanya, disaat hari kelulusannya telah tiba dia malah mendapatkan kabar buruk.
Bapak dan ibunya berkata jika dia tidak bisa melanjutkan kuliah, karena kini keadaan ekonomi keluarga mereka yang sedang tidak setabil.
Andini sangat sedih, tapi dia lebih sedih lagi saat dirinya tidak bisa memperjuangkan keinginannya. Dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya.
Padahal dia sudah berencana akan kuliah di kota B, agar dia bisa lebih dekat dengan Ridwan. Lelaki yang sudah satu tahun ini menjadi kekasih hatinya, lelaki yang selama satu tahun ini memberi warna di dalam hidup nya.
Lelaki tampan yang membuat dirinya jatuh hati, dia sangat lembut dan penyayang membuat dirinya langsung terpaut padanya .
"Ya Tuhan... kenapa nasib ku malang Sekali? Di saat yang lain sedang menikmati masa pendidikan nya, tapi aku malah sedang bersedih karna tak bisa melanjutkan kuliah." Batin Andini.
Andini mendessah pasrah, mungkin ini sudah jalan dari Tuhan, pikirnya. Walaupun terasa sakit tapi dia akan berusaha untuk menjalani nya.
"Semoga aku bisa mendapatkan pekerjaan, biar aku punya kegiatan. Aku pasti akan setres kalau hanya berdiam diri saja di rumah," ucap Andini lirih.
Karna hari sudah sangat larut, akhirnya dia pun tertidur dengan mata yang sembab karna seharian menangis.
**
Keesokan harinya Andin sedang duduk melamun depan teras rumahnya, tiba-tiba Andin di kagetkan oleh suara teguran.
"Hai, Din. Ngelamun aja. Kamu kenapa?" sapa Robi.
Robi adalah anak terkaya di kampungnya Andin, ayah nya seorang dokter dan ibunya seorang pengusaha.
"Eh, ada kak Robi. Tidak ada apa-apa Kak," sahut Andin.
"Ayolah Din, jangan sungkan kaya gitu. Cerita sama Kakak," pinta Robi.
"Eh, itu Kak. Andin lagi sedih karena tidak bisa melanjutkan kuliah," jawab Andin.
"Ooooh... kamu mau kuliah tapi gada biayanya, ya?" tanya Robi
"Iya, Kak. Ayah sudah tidak bisa lagi menanggung biaya sekolah Andin," adu Andin.
"Emang kamu mau banget ya kuliah?? tanya Robi.
"Mau banget Kak..." seru Andin penuh semangat.
"Kak Robi bisa bantu lo..." ucap Robi dengan seringai di bibirnya.
"Emang iya Kak?" tanya Andin
Wajah sendu andin berubah dengan binar bahagia, dia tak menyangka jika Robi bisa membantunya.
"Yuup... tapi ada syaratnya," ucap Robi.
"Apa Kak?" tanya Andin masih dengan binar bahagianya.
"Kalo kamu mau jadi istri Kak Robi, Kakak akan biayain semua keperluan kuliah kamu. Terus, semua hal yang kamu pengenin bakal Kakak kasih." Robi berucap dengan syarat.
"Tapi Kak--"
"Kenapa? Kamu mikirin pacar kamu yang namanya Ridwan itu? Dia itu cuma bocah, mending ama Kak Robi. Udah ganteng, kaya lagi. Kamu mau apa juga Kak Robi kasih," ucap Robi menyombongkan diri.
"Maaf, Kak. Tapi aku sayang banget sama Kak Ridwan, mungkin aku memang ngga bisa melanjutkan sekolah aku. Terima kasih Kak, untuk tawarannya," ucap Andin dengan suara lemahnya.
"Kak Robi serius, Din. Kalau kamu berubah pikiran, datang langsung aja ke rumah kakak," ucap Robi.
"Maaf, Kak. Andin ngga bisa jadi istri Kakak," ucap Andin.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Kakak pamit pulang dulu," ucap Robi.
Robi pun berjalan menuju mobilnya, saat dia hendak masuk ke dalam mobilnya Robi pun langsung berbalik kembali.
"Andin!"
"Ya, Kak," jawab Andin.
"Kalau kamu tidak keberatan, kamu kerja aja di klinik Papa aku. Kayaknya ada lowongan di bagian admin, soalnya Mba Rindu mau cuti lahiran. Lumayan gantiin 3 bulan dari pada kamu bengong di rumah," ucap Robi memberi solusi.
"Seriusan Kak?" seru Andin dengan raut wajah yg bahagia, Andin terlihat begitu antusias.
"Iya," kata Robi.
"Mau, Kak. Aku mau banget, Andin mau kerja. Tapi' kan Andin cuma lulusan SMA," ucap Andin lesu.
"Ngga apa-apa, nanti biar Kak Robi yang ngomong sama Papa," ucap Robi.
"Iya, Kak. Andin mau, kerjanya mulai kapan, Kak?" tanya Andin.
"Besok pagi jam 8 Kak Robi jemput," kata Robi.
"Iya, Kak. Terima kasih," ucap Andin.
*
Malam harinya Andin sedang rindu dengan sang pujaan hatinya, dia terlihat mondar-mandir tak tenang.
"Kak Ridwan sedang apa ya? Kalau aku telpon ganggu ngga ya? Tapi aku kangen, telepon aja deh," ucap Andin pada akhirnya.
Tut ! Tut ! Tut !
"Halo, Sayang. Kamu lagi apa?" tanya Ridwan di sebrang sana.
"Lagi kangen banget sama kamu," jawab Andin malu-malu.
"Aku juga kangen, malam minggu aku ke rumah kamu ya?" tanya Ridwan.
"Kenapa ngga sekarang aja?" tanya Andin.
"Kan kamu tahu, Yang. Selain kuliah, aku juga kerja paruh waktu. Aku sibuk, Sayang." Jelasnya pada Andin.
"Iya-iya, aku ngerti. Aku bobo aja kalau gitu," ucap Andin pasrah.
"Ya," jawab Ridwan.
...****************...
Pagi-pagi Andin pun sudah terlihat rapi, dia sudah bersiap untuk bekerja di tempat Papanya Robi.
"Wah... anak ibu cantik sekali, mau kemana?" tanya Bu Suci.
"Kak Robi ngajakin aku kerja, Bu. Di klinik Papanya," jawab Andin.
"Di klinik Dr. Rio, Nak?" tanya Bu Suci.
"Iya Bu, dari pada aku bengong. Ngga apa-apa ya, Bu?" tanya Andin.
"Bapak sama Ibu sih setuju aja, lagian menurut Bapak Nak Robi itu orangnya baik," ucap Pak Hendra menimpali.
"Iya Pak, Bu. Jam 8 Kak Robi jemput Andin," jawab Andin.
"Hati hati Nak, kerjanya. Pandai-pandai menjaga diri," pesan Bu Suci.
"Pasti, Bu," jawab Andin.
Tin! Tin!
"Sepertinya Kak Robi sudah datang, Bu. Andin ke depan dulu," ucap Andin.
"Kak," ucap Andin.
"Eh? Andin udah siap?" tanya Robi.
"Sudah dong Kak," ucap Andin
"Kamu semangat sekali," kata Robi.
"Harus, Kak. Ayo Kak, kita berangkat," ajak Andin.
"Tunggu dulu, Kakak pamit dulu sama Ibu dan Bapak kamu," ucap Robi.
"Bu, Pak, saya pamit dulu. Andin saya bawa kerja dulu, soalnya admin di klinik Papa lagi cuti lahiran. Ngga apa-apa'kan Bu, Pak??" tanya Robi.
"Ngga apa-apa, Nak Robi. Bapak sama Ibu titip Andin," ucap Pak Hendra.
"Iya, Bu. Saya permisi dulu," pamit Robi.
"Iya, hati-hati Nak," ucap Bu Suci.
Sesampai nya di klinik, Robi langsung mengajak Andin masuk.
"Pa, Robi bawa Andin buat gantiin Mbak Rindu,'' ucap Robi.
"Iya, Nak. Anterin ke tempat Mbak Rindu biasa kerja, skalian tolong ajarin dulu apa yang harus dikerjakan," ucap Papa Rio.
"Asiaaap!!" seru Robi.
Hari pertama bekerja terasa sangat menyenangkan, apalagi ada Robi yang selalu membantu Andin. Membuat Andin bisa dengan cepat mengerti apa yang harus dia kerjakan.
*
*
Jangan lupa tekan 💓untuk memfavoritkan, like, koment, vote dan juga hadiahnya selalu aku tunggu.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
◉‿◉♡-Ƥυтrу Ƴαѕмιη-♡◉‿◉
Di favoritekan dulu ah kayanya seru ini nanti tak baca 🤭
2022-08-07
2
Inru
Eh, bucin.
2022-07-31
2
Durga Takur
Hadiiiir ....
2021-11-25
1