Hari Sebelum Pernikahan
Beberapa hari yang lalu dibacara ulang tahun perusahaan milik Paman Citra ia tak sengaja melihat Richo beserta orang tuanya berbincang-bincang dengan sang paman bernama Bram, Bram adalah adik dari ibunya Citra, Citra sudah lama tinggal bersama sang paman dan juga bibinya, sepuluh tahun yang lalu orang tua Citra mengalami kecelakaan pesawat saat hendak pergi ke Paris untuk melakukan bisnis tapi siapa sangka perjalanan bisnis membawa kabar duka, karena paman Bram dan bibi Nisa tidak memiliki anak jadi mereka sudah mengganggap Citra sebagai anak mereka sendiri apapun yang di minta Citra pasti akan di kabulkan bahkan nyawa mereka sendiri taruhannya.
"Ayah apa kau mengenal Richo?" tanya Citra duduk di antara Bram dan Nisa.
"Ada apa? hmm, apa kau menyukainya, sayang?" tanya Nisa membelai rambut sang putri.
Bram tersenyum pada putri satu-satunya itu sekalipun bukan dari hasil biologis tapi ia begitu sayang dan sangat mencintai putrinya.
"Richo itu adalah anak dari pak Nugraha, pewaris tunggal perusahaan Nugraha" jawab Bram.
"Ma, Pa, aku sudah lama menyukainya, aku ingin menikah dengannya, apa kalian ingin membantuku?" tanya Citra dengan wajah memelas.
Bram dan Nisa saling tatap kemudian mereka membuka suara.
"Apapun untukmu sayang".
" Jika itu membuatmu bahagia, ayah sama mama pasti merestui dan mendukungmu" sahut Bram.
Citra tersenyum senang ia kemudian menyandarkan kepalanya di bahu sang bunda.
"Sayang, apa nak Richo mencintaimu?" tanya Nisa membelai rambut panjang putrinya.
"Tentu saja, Ma, dia mencintaku dan akan selalu mencintaiku". "karena kami pernah saling berjanji untuk saling mencintai apapun itu, isi hati". Jawab Citra memeluk erat pinggang sang bunda.
"Hmmm, anak Ayah yang cantik, siapa sih yang tidak terpesona" gombal Bram
"Ah, Ayah bisa aja" pipi Citra merona mendengar gombalan dari sang Ayah.
"Ayah bisakah secepatnya untuk melakukan perjodohan? tanya Citra menatap sang Ayah yang sedang tersenyum.
"Anak Ayah sudah tidak sabar yah, uumm, sama seperti Mama kamu tidak sabar jika berduaan dengan Ayah yang tampan ini, jika di ranjang, hahah, "isi hati ". sombong Bram menaikkan dua alisnya
"Narsis sekali Ayah kamu itu, hufft,... padahal Ayah kamu kalau gk di kasih jatah sehari bakalan nangis kaya bayi yang gk di kasih ASI" bisik Nisa pada Citra. Citra yang mendengar itu cekikikan sambil menggelengkan kepalanya.
Bram menatap curiga pada istrinya
"Apa yang kau katakan, sweetie?" tanya Bram dengan sorot mata minta penjelasan. Nisa tersenyum tanpa dosa lalu menaikan bahunya tanda tidak tahu.
karena tidak mendapat jawaban Bram beralih menatap sang Putri. "Sayang, apa yang Mama kamu katakan, hmmm jika kamu tidak membantu Ayah maka ayah tidak akan membantumu!" ujar Bram menyeringai menatap sang istri yang sedang cemberut.
"Ayah, ah, gk asik, baiklah Mama, bilang kalau Ayah gk di kasih jatah Ayah akan menangis seperti anak kecil, apa benar begitu Ayah?
"Anak ini gk bisa di ajak kompromi" gerutu Nisa menepuk jidatnya.
"hehehhe" Nisa hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Dasar istri kacang goreng, itu kan aib yang sangat memalukan" umpat Bram dan menatap tajam ke arah Nisa.
"Mama kamu bohong sayang, masa Ayah yang perkasa ini cengeng sih" jawab Bram masih menatap tajam ke arah sang istri.
"Gawat mode ngambek lagi on lagi" ucap Nisa dalam hati. "Sayang perjodohan kamu akan segera Mama urus yah sekarang udah malam, kamu tidur duluan yah Mama ada urusan sama Ayah" ujar Nisa pada Citra, karena jika model ngambek udah on bisa gawat nih solusinya hanya satu yaitu bergoyang di atas ranjang dengan tujuh ronde bisa mati nih.
"Iya Ma, kalau gitu Citra duluan yah, Ma, Pa".
"Iya sayang" jawab Bram dan Nisa.
kini tinggal dua sejoli yang sedang ngambek-ngambekan
"Mas, aku tidak bermaksud untuk untuk membuka aib, aku hanya bercanda lagian Citra gk mungkin percaya" ucap Nisa membelai pipi sang suami yang lagi mode ngambek.
Bram menepis tangan istrinya.
"ini kesempatan eman nih, hahaha" sisi jahat Bram.
"maaf mas, ayok ke kamar!" ajak Nisa meraih tangan suaminya namun di tepis oleh Bram, Bram membelakangi istrinya.
Nisa yang sudah putus asa dengan sekuat menahan rasa malu, membelai punggung suaminya kemudian membalikkan badan suaminya, matanya menatap sorot wajah sedih sang suami, tanpa rasa malu Nisa mendekatkan wajahnya ******* bibir suaminya itu namun tidak di balas oleh Bram.
"hari yang beruntung, tujuh ronde sedang menanti, hahaha" tawa Bram penuh kemenangan.
"ayo ke kamar!" ajak Nisa dengan menahan rasa malu yang sudah di ubun-ubun.
"Tapi kamu yang bermain, oke" jawab Bram semangat.
"Baiklah, baiklah" jawab Nisa lesu.
"*Hadeh! p*unya suami mesum tingkat dewa, bikin badan remuk semua, bisa kendor nih tubuh" isi hati Nisa.
"Mending setiap hari aja aku Ngembak, ahhaha" isi hati Bram.
mereka menuju ke kamarnya dan terjadilah yang harusnya terjadi wkwkw.
Hari ini baru up segini dulu yah.
jangan lupa dukungannya teman-teman
SELAMAT MEMBACA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝
mampir 🤗🤗🤗
2021-10-23
1
Mel Rezki
masih like thor.
salam dari "KARENA USTADZ AKU CACAT."
2021-07-24
2
YouTrie
Keren thor mohon Bimbingan aku langsung jatuh hati bava karyamu..mohon bimbinganya thor saling dukung karya aku yang pertama..ISTRI SANG MAJIKAN
2021-05-19
4