Awal Pertemuan

Jenny memarkirkan sepedanya yang rusak di perkarangan rumah. Dia berjalan sedikit tergesa - gesa hingga lupa akan rasa perih pada kaki dan lututnya. Jarum jam hampir mendekati angka delapan. Seharusnya jam segitu Jenny sudah selesai menyiapkan sarapan untuk ibu tiri dan saudara tirinya. Insiden terjatuh dari sepeda yang disebabkan oleh pengendara motor tadi membuat dia terlambat pulang dan menyita waktunya.

Baru beberapa langkah Jenn menjejakkan kakinya ke dalam rumah, namun dia sudah harus memaksa telinganya untuk mendengar hardikan Amber si Ibu tiri.

"Kemana saja kamu?! Jam segini belum juga menyiapkan sarapan!" seru Amber.

Tanpa menjawab seruan Amber, Jenn langsung berjalan melewatinya dengan raut muka jengah. Dengan cekatan Jenn memasukkan beberapa helai roti tawar yang sudah diolesi mentega ke dalam toaster. Kemudian mengambil beberapa butir telur untuk diolah.

"Dasar tidak punya sopan santun, aku bertanya seharusnya kamu menjawab!" seru Amber lagi.

Jenn seketika berhenti dari perkutatannya dengan alat dapur. Sekali lagi dia memasang muka jengah lalu memutar tubuhnya ke arah Amber yang tidak jauh dari meja makan.

"Aku tadi terjatuh waktu perjalanan pulang, sepedaku juga rusak, jadi aku sedikit terlambat," Jenn menjawab protes dari Ibu tirinya.

"Pintar sekali beralasan," cebik Amber seraya mendudukkan tubuhnya di bangku meja makan lalu mulai memainkan ponselnya.

Ella saudara tiri Jenny yang sudah terlihat rapi dengan seragam sekolahnya terlihat keluar dari kamar dan langsung bergabung dengan Mamanya.

"Mana sarapannya? Aku harus segera berangkat sekolah. lagi - lagi kamu membuatku kesal!" kini ganti Ella yang protes dengan nada kesalnya.

"Ini hampir selesai," saut Jenny santai.

Tidak butuh waktu lama, 2 porsi roti panggang dan omelet telur serta 2 gelas jus jeruk sudah tersaji di atas meja makan. Kenapa Jenny hanya membuat dua porsi? Alasannya adalah, dia terlalu malas makan bersama sepasang anak dan ibu yang selalu melontar kalimat pedas kepadanya tersebut. Jenny lebih memilih menyantap sarapan paginya disela perjalanannya menuju sekolah.

"Puih! kenapa rasanya sangat tidak enak?! Kau mau membunuhku?!" seru Ella seraya melepeh makanan dari dalam mulutnya.

"Sayang apa kamu tidak apa - apa?" tanya Amber ke Ella.

"Apa yang kamu lakukan? bisa masak atau tidak?!" bentak Amber kepafa Jenny.

Jenny menaruh kembali peralatan dapur kotor yang hendak dicuci. Rasanya dia sudah tidak tahan mendengar kedua orang yang berhubungan darah tersebut terus mengoceh sesuka hatinya.

"Jangan memulainya lagi, aku yakin kalau aku sudah memasaknya dengan benar. Aku sangat tahu, ketika aku pergi kalian menghabiskan semua makanan yang sudah aku buat. Kenapa kalian masih selalu mencari alasan untuk memarahiku?" saut Jenny yang juga mulai dongkol, namun sebisa mungkin dia tahan emosinya agar tidak melampaui skala kesabarannya. Untuk saat ini, dia masih sangat membutuhkan tempat tinggal untuk melanjutkan sekolahnya.

"Kamu mulai berani menjawab hah?!" seru Amber.

Jenny menghela napas panjang.

"Kenapa kalian selalu bersikap buruk kepadaku? pernahkah kalian berpikir? mungkin kalau orang lain yang menggantikan posisiku saat ini, sudah pasti makanan kalian sudah dicampur racun karena sikap kalian yang menyebalkan itu," timpal Jenny dengan muka datarnya dan nada bicara yang terdengar tenang.

Ella tiba - tiba menggebrak meja kemudian beranjak dari duduk. Dengan emosi yang mulai tersulut.

"Kamu?! kalau bukan kami sedang berbaik hati, kamu sudah kami usir dari rumah ini," geram Ella seraya menunjuk tepat di depan muka Jenny.

"Ayolah, kenapa kamu mudah sekali tersulut emosi? lagian ini rumah peninggalan papa kandungku, bukan papa tiri, jadi tidak ada yang berhak mengusirku," tandas Jenn yang diselingi sindiran kepada Ella.

"Kamu itu hanya anak tiri Papaku. Apa pantas kamu mengusirku yang merupakan anak kandungnya? Sebenarnya kemana letak urat malumu itu?" batin Jenn berkata.

Ella tidak terima dengan perkataan Jenn. Sedari tadi dia sudah mengepal kedua tangannya yang kini sudah mulai terasa panas. Dengan secepat kilat Ella melayangkan tangannya ke arah muka Jenn, namun tindakannya terhenti karena pemilik muka yang bakal jadi sasaran tamparannya menangkap tangannya dengan tepat waktu.

"Sayangilah tanganmu Ella. Kenapa kamu suka sekali memukul orang?" ucap Jenn santai dengan posisi tangannya masih mencengkram pergelangan tangan Ella.

Ella langsung menarik tangannya.

"Mama, kenapa kamu hanya diam saja? Bantu aku kasih pelajaran ke cewek burik sialan ini," Ella mencoba mencari dukungan dari Amber.

"Sudah..sudah. Cukup berdebatnya," Amber mencoba menengahi.

"Kamu, bukannya juga akan pergi ke sekolah?" Amber mengingatkan Jenny.

Jenny melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya. Matanya sedikit membulat setelah menyadari jam masuk sekolah tinggal beberapa menit lagi. Tanpa menghiraukan Amber dan Ella, gadis itu langsung bergegas menuju kamarnya untuk bersiap - siap.

"Kenapa Mama tadi tidak membelaku? Anak itu akan semakin besar kepala kalau kita terlalu lembek kepadanya Ma," protes ella kepada Amber setelah Jenny sudah menghilang dari hadapannya.

"Sayang, kamu tenanglah. Sebentar lagi kamu akan mengadakan acara ulang tahun," ucap Amber dengan raut muka penuh makna.

"Terus apa hubungannya dengan anak burik itu Ma?"

"Kita masih membutuhkan tenaganya sayang, kalau ada dia pengeluaran kita lebih hemat," jawab Amber.

"Mama juga nggak perlu membayar pembantu untuk melakukan pekerjaan rumah," tambahnya lagi.

"Ella lebih suka kalau Mama mengambil pembantu dari pada harus serumah dengannya. Lagian Ma, bukankah pemasukan uang dari toko ritel suamimu yang telah meninggal itu bisa untuk membayar pembantu?" ucap Ella dengan raut muka cemberut.

"Apa kamu lupa? Kebiasaanmu yang suka berfoya - foya dan menghamburkan banyak uang buat Mama memikirkan ulang untuk mengambil pembantu," cibir Amber.

"Bukankah Mama juga sama sepertiku?" cebik Ella tidak mau kalah.

"Kamu bersabarlah, nanti akan ada saatnya dia kita tendang dari rumah ini," Amber berusaha menyenangkan hati putrinya.

"Benarkah? Aku sangat senang Ma. Aku sudah nggak sabar ingin melihat Jenny menangis seraya memohon kepada kita agar tidak di usir," ucap Ella dengan senyum menyeringai.

"Ngomong - ngomong sudah jam segini pacarmu kok belum datang menjemputmu?" tanya Amber ke Ella.

Tin. Tin. Tiba - tiba terdengar suara klakson mobil dari luar rumah.

"Itu dia Ma, Diven sudah datang," ucap Ella setelah mengintip luar rumah dari jendela.

"Ya sudah aku berangkat sekolah dulu Ma,"

Ketika Ella hendak menuju pintu keluar ternyata Jenny sudah membuka daun pintu duluam. Dia juga sudah terlihat rapi dengan seragam sekolahnya.

"Selamat pagi Jenn," sapa Diven kepada Jenny dari dalam mobil.

Tanpa menjawab sapaan Diven, Jenny berlalu begitu saja. Selama ini Jenny selalu merasa risih jika Diven datang ke rumah. Cowok itu sering sekali menggodanya tanpa sepengetahuan Ella.

"Jenn kenapa kamu tidak berangkat bersama kami saja?" teriak Diven yang mengeluarkan setengah badannya dari jendela mobil. Namun Jenny tak bergeming.

"Kenapa kamu selalu bersikap baik dengannya Honey?" tanya Ella yang sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku penumpang sebelah Diven. Ella terlihat tidak senang dengan raut muka Diven yang terlihat senang jika bertemu dengan saudara tirinya itu.

"Memang apa salahnya jika aku bersikap baik dengannya sweety? bukankah dia saudara tirimu?" jawab Diven santai seraya menghidupkan starter mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

"Jalan terus saja, jangan menawarkan tumpangan ke dia," sungut Ella kepada Diven ketika jarak mobil yang mereka tumpangi sudah tidak jauh dengan Jenny yang sedang berjalan kaki.

Menanggapi pinta Ella, Devin hanya menghela napas seraya menggeleng kecil kepalanya.

"Sial! Padahal tujuan utamaku berpacaran dengannya agar aku bisa mendekati Jenny. Aku tahu di balik penampilannya yang berantakan Jenny adalah cewek cantik. Aku juga bisa membayangkan bentuk tubuhnya yang sangat sexy," batin Devin yang penuh maksut.

Jenny melirik ke arah mobil yang ditumpangi Ella dan Devin saat melewatinya.

"Hish! aku sangat tidak suka dengan cowok itu," gerutu Jenny, lalu dia melirik ka arah jam tangan yang meliliti tangan kirinya.

"Astaga sudah jam segini, aku harus berlari supaya tidak ketinggalan bus,"

Jenny pun berlari menuju halte bus. Dari jauh terlihat transportasi umum tersebut sudah berhenti di depan halte. Beberapa orang tampak masuk ke dalam bus. Jenny semakin menambah kecepatan langkahnya sebelum sopir melajukan kembali bus bawaannya.

Napasnya masih tersengal - sengal ketika dia hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam bus. Namun tiba - tiba badannya terhentak ke samping dengan sedikit kasar karena ada seorang cowok menyelonong masuk ke dalam bus begitu saja.

Ella, saudara tiri Jenny.

Diven, pacar Ella yang sebenarnya ada ketertarikan dengan Jenny.

Image source : Pinterest, Instagram

Terimakasih sudah mampir ke karyaku ya. Jangan lupa tekan gambar ♥️ agar masuk dalam rak buku kalian. Like, coment, vote, dan rate kalian sangat beharga bagi Author🤗

Semoga kalian bahagia selalu🙏

Terpopuler

Comments

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

Udah mulai mengikat neh cerita.
tp aku suka

2022-06-12

0

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

Sekilas Efek ngantuk aku baca tuh lbu tiri Ember 🤣🥱

2022-06-12

0

Senajudifa

Senajudifa

halo thor salken dr kutukan cinta y mampirlah jika berkenan

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Sudah Revisi)
2 Awal Pertemuan
3 Cowok Menyebalkan
4 First Kiss
5 Balas Dendam Dimulai
6 Menggencarkan Rencana
7 Nasib Si Telur Kembar
8 Masih Seputar Telur
9 Jangan Membenci Terlalu Dalam
10 Acara Ulang Tahun Ella
11 Terpojokkan
12 Di Usir
13 Makan Malam
14 Menolong Briana
15 Kenyataan Tentang Jenny
16 Bertemu Sahabat Lama
17 Persahabatan Jeff Dan Sean
18 Tahun Ajaran Baru
19 Satu Universitas
20 Penutupan Ospek
21 Dua Lubang Mata Air Susu
22 Kenakalan Jeffrey
23 Jenny dan Jeffrey Basah
24 Kebusukan Veronica
25 Menonton
26 Ungkapan Cinta Sean
27 Perjodohan
28 Ancaman Darwin
29 Menerima Perjodohan
30 Jenny dan Jeffrey Setuju Menikah
31 Hari Pernikahan
32 Insiden Di Kamar Mandi
33 Perjanjian
34 Rasa Bersalah
35 Mengobati Luka
36 Sammy dan Alvin
37 Tertangkap Basah
38 Bakti Sosial
39 Tertangkap Basah lagi
40 Perkelahian Jeff dan Sean
41 Sakit
42 CD Belalai Gajah
43 Kissing Course
44 Kissing Course 2
45 Mata Mata
46 Dilabarak Veronica
47 Tidak Pulang
48 Tuduhan Menyakitkan
49 Menolong Jenny
50 Meluruskan
51 Akhirnya Putus
52 Ciuman Basah
53 Canggung
54 Ingatan Samar Samar
55 Memalukan
56 Hanya Sekedar Istri Kontrak
57 Gagal Malam Pertama
58 Mengetahui Kebenaran
59 Pesta Barbeque
60 Lagi Lagi Terganggu
61 Honey Moon
62 Kanal Air Amsterdam
63 Insiden Tenggelam
64 Aksi Licik Duo Penguntit
65 Kembali Ke Inggris
66 Alun Alun Kota
67 Bertemu Ella
68 Calon Malaikat Kecil
69 Rencana Jahat Diven
70 Ancaman Veronica
71 Mulai Terbongkar
72 Kemana Jenny Pergi?
73 Penculikan Jenny
74 Akankah Baik Baik Saja? Janinku.
75 Kehilangan
76 Tolong Hargai Aku
77 Aku Mencintaimu
78 Mendambakan Anak
79 Belajar Menyetir Mobil
80 Bentuk Asli Darren.
81 Karena Kau Putraku
82 Aksi Nekat Alesya
83 Kenyataan Yang Menyakitkan, Darren.
84 Akankah Maut Memisahkan?
85 Cepatlah Pulang.
86 Menolak Kenyataan.
87 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama.
88 Karma Masih Berlaku
89 Keputusan Darren
90 Salam Rinduku
91 Melepas Rindu
92 Pengakuan Dan Penyesalan
93 Penyakit Darren
94 Bertemu Para Sahabat
95 Kembalinya Ingatan
96 Panas!
97 Gadis Bar Bar
98 Bertambahnya Kebahagiaan
99 Menebus Kesalahan
100 Menebus Kesalahan
101 Seblak Ceker
102 Sekretaris Baru
103 Kekuatan Jenny
104 Aku Bukan Pelakor
105 Melahirkan
106 Bayi Jeaven
107 2 Pria Kelimpungan
108 Kebahagiaan Pasangan Kekasih Halal
109 Akhir Bahagia
110 Ucapan Terima Kasih dan curhatan Author
111 BONCHAP + Pengumuman Karya Terbaru
112 Karya Baru
113 Karya Ke 5
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Prolog (Sudah Revisi)
2
Awal Pertemuan
3
Cowok Menyebalkan
4
First Kiss
5
Balas Dendam Dimulai
6
Menggencarkan Rencana
7
Nasib Si Telur Kembar
8
Masih Seputar Telur
9
Jangan Membenci Terlalu Dalam
10
Acara Ulang Tahun Ella
11
Terpojokkan
12
Di Usir
13
Makan Malam
14
Menolong Briana
15
Kenyataan Tentang Jenny
16
Bertemu Sahabat Lama
17
Persahabatan Jeff Dan Sean
18
Tahun Ajaran Baru
19
Satu Universitas
20
Penutupan Ospek
21
Dua Lubang Mata Air Susu
22
Kenakalan Jeffrey
23
Jenny dan Jeffrey Basah
24
Kebusukan Veronica
25
Menonton
26
Ungkapan Cinta Sean
27
Perjodohan
28
Ancaman Darwin
29
Menerima Perjodohan
30
Jenny dan Jeffrey Setuju Menikah
31
Hari Pernikahan
32
Insiden Di Kamar Mandi
33
Perjanjian
34
Rasa Bersalah
35
Mengobati Luka
36
Sammy dan Alvin
37
Tertangkap Basah
38
Bakti Sosial
39
Tertangkap Basah lagi
40
Perkelahian Jeff dan Sean
41
Sakit
42
CD Belalai Gajah
43
Kissing Course
44
Kissing Course 2
45
Mata Mata
46
Dilabarak Veronica
47
Tidak Pulang
48
Tuduhan Menyakitkan
49
Menolong Jenny
50
Meluruskan
51
Akhirnya Putus
52
Ciuman Basah
53
Canggung
54
Ingatan Samar Samar
55
Memalukan
56
Hanya Sekedar Istri Kontrak
57
Gagal Malam Pertama
58
Mengetahui Kebenaran
59
Pesta Barbeque
60
Lagi Lagi Terganggu
61
Honey Moon
62
Kanal Air Amsterdam
63
Insiden Tenggelam
64
Aksi Licik Duo Penguntit
65
Kembali Ke Inggris
66
Alun Alun Kota
67
Bertemu Ella
68
Calon Malaikat Kecil
69
Rencana Jahat Diven
70
Ancaman Veronica
71
Mulai Terbongkar
72
Kemana Jenny Pergi?
73
Penculikan Jenny
74
Akankah Baik Baik Saja? Janinku.
75
Kehilangan
76
Tolong Hargai Aku
77
Aku Mencintaimu
78
Mendambakan Anak
79
Belajar Menyetir Mobil
80
Bentuk Asli Darren.
81
Karena Kau Putraku
82
Aksi Nekat Alesya
83
Kenyataan Yang Menyakitkan, Darren.
84
Akankah Maut Memisahkan?
85
Cepatlah Pulang.
86
Menolak Kenyataan.
87
Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama.
88
Karma Masih Berlaku
89
Keputusan Darren
90
Salam Rinduku
91
Melepas Rindu
92
Pengakuan Dan Penyesalan
93
Penyakit Darren
94
Bertemu Para Sahabat
95
Kembalinya Ingatan
96
Panas!
97
Gadis Bar Bar
98
Bertambahnya Kebahagiaan
99
Menebus Kesalahan
100
Menebus Kesalahan
101
Seblak Ceker
102
Sekretaris Baru
103
Kekuatan Jenny
104
Aku Bukan Pelakor
105
Melahirkan
106
Bayi Jeaven
107
2 Pria Kelimpungan
108
Kebahagiaan Pasangan Kekasih Halal
109
Akhir Bahagia
110
Ucapan Terima Kasih dan curhatan Author
111
BONCHAP + Pengumuman Karya Terbaru
112
Karya Baru
113
Karya Ke 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!