Surat Kontrak Menikah
Larasati adalah gadis cantik berusia 25 tahun, lulusan ekonomi meskipun dari beasiswa. Sebelumnya dia tinggal di sebuah panti, dan semenjak dia kuliah. Tidak tinggal lagi di panti, tapi di sebuah kontrakan. Karena dia kuliah sambil berkerja juga. Sampai akhirnya dia lulus dengan predikat lulusan terbaik, di kampusnya.
Setelah lulus! Laras adalah panggilan sehari-harinya, dia bekerja di salah satu BANK namun hanya bertahan beberapa bulan dengan alasan tidak nyaman.
Kemudian Laras bekerja di salah satu Super market daerah Depok hingga akhirnya dia bertemu Dian, dialah istri pertama dari Malik Ibrahim seorang CEO muda. Berusia 35 tahun, namun sudah sukses memimpin beberapa perusahaan. Yang diantaranya bidang tekstil. Bahkan cabangnya hampir ada di setiap wilayah di Negeri ini guys.
Suatu hari Dian berbelanja di tempat Laras bekerja. Dian kehilangan sebuah cincin berlian miliknya, dan menuduh Laras yang mencuri berlian tersebut. Padahal Laras sama sekali tidak tau menahu soal itu. Dian meminta ganti rugi pada Laras sebesar satu M, Laras punya uang dari mana! uang sebanyak itu? pendapatannya dalam satu bulan hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakan saja.
Dian terus mendesak Laras agar membayarnya. Jelas lah Laras tak sanggup, hingga akhirnya Dian menawarkan menikah kontrak dengan suaminya. Sampai Laras memberikan seorang anak untuk sang suami, dan tugas Laras akan selesai. Namun kalau Laras tak menyanggupi juga dengan syarat yang dia ajukan. Akan dengan mudahnya Dian menjebloskan Laras ke penjara atas tuduhan pencurian sebuah berlian mahal.
Mau tidak mau Laras harus mau, dari pada dia masuk penjara! akan kesalahan yang tidak pernah di lakukan nya.
CEO Ibra punya istri tiga! namun tak satu pun memberikan dia anak. Usia istri-istrinya masih muda juga seumuran dengan Laras, berarti kalau Laras menikah dengan sang CEO tersebut adalah istri ke empat, dasar ... sultan mah bebas mau apa juga ya guys ....
Suatu hari rencana pernikahan berjalan lancar. Dengan wali hakim Laras di nikahkan dengan seorang suami tiga istri, tambah lagi satu. Ya itu dirinya, menjadi empat.
Tak ada satu pun kerabat yang menghadiri pernikahan Laras. Sang Ibu panti pun tidak mengetahui hal tersebut. Karena memang Laras tidak memberi tahu, toh ini hanya sementara pikirnya.
Ijab kabul selesai. Laras di boyong ke sebuah rumah super mewah berlantai empat, dan di sana semua istrinya tinggal. Aneh gak tuh? tiga, empat istri satu atap? tapi ... biar satu atap, setiap ruangan sangat kedap udara jadi jika ada yang berteriak sekalipun tak akan terdengar.
Laras di tempatkan di sebuah kamar mewah di lantai empat, dan setiap mau naik ke lantai atas tidak harus capek-capek naik tangga. Karena sudah disediakan lift untuk ke setiap lantai. Waw author hanya bisa menganga.
Dian, Yulia dan Mery istri sang CEO mengantar Laras ke kamar tersebut. Sementara sang suami entah kemana perginya, tak satupun istrinya yang tahu pergi ke mana.
"Laras, ini kamar milikmu. Jaga sikapmu, dan rawatlah tubuhmu. Agar penampilan dirimu lebih menarik, jangan seperti ini. Sangat kucel, tidak enak di pandang mata," ucapnya Dian.
Yulia mengangguk dengan menatap tajam ke arah Laras yang masih mengenakan kebaya pengantin. "Kalau penampilan dirimu kurang menarik, mana mungkin tuan Ibra tertarik pada dirimu."
"Iya benar? bisa-bisa kau tidak bisa memberi kami anak, kan itu. Tujuan kami menikahkan kalian, ih siapa yang sudi berbagi suami dengan wanita lain," sambung Mery.
"I-iya baik Bu." Laras mengangguk sangat hormat.
Dian berkata. "Jangan panggil kami Ibu."
"Tapi ... panggil kami Kakak," sambung Yulia dengan seutas senyum sinis.
"Benar. Panggil kami Kakak," tambah Mery dengan angkuhnya.
"Ya sudah! kau istirahat lah," lanjut Dian lalu meninggalkan mereka semua. Namun di ikuti oleh Mery dan Yulia, ketiga wanita yang berpenampilan elegan itu meninggalkan Laras sendiri di kamar mewahnya.
Laras jalan-jalan memutari semua sudut ruangan. Melihat-lihat kamar mandi yang lengkap dengan asesorisnya. Berjalan membuka pintu, menginjakkan kaki di balkon. Laras menghirup udara di atas balkon, sampai terdengar suara helaan napas dari Laras.
Kemudian, Laras merasa capek. Tertidur dengan masih mengenakan baju kebayanya, begitu lelapnya Laras di atas kasur empuk ukuran king size. Beralaskan kain putih bersih serasa di sebuah hotel bintang lima.
Tidak jauh dari pintu, sedang berdiri seorang pria berwajah sangat tampan. Bertubuh tinggi dada bidang, perut rata. Terlihat dari penampilan pun dia suka nge-gyme. Dia berdiri dekat ranjang, yang di tempati gadis cantik yang masih berkebaya itu.
Mata pria tersebut menatap tajam pada Laras, dari kepala sampai ujung kaki tak luput dari pandanganya. Kemudian dia mengedarkan pandangan pada sebuah tas berisi pakaian, ya, itu milik Laras yang tergeletak di lantai.
Kemudian dia duduk di sofa dengan laptop di tangan, lalu dia sibuk memainkan jari jemarinya di papan laptop yang berada dalam pangkuannya.
Sesekali matanya, melirik orang yang tengah tidur pulas. "Gadis yang polos, aku tahu permainan istri yang pertamaku. Dian."
Ibra tahu kalau Laras di jebak oleh Dian agar masuk dalam perangkapnya.
Ibra sudah tahu kalau laras menandatangani sebuah surat dengan Dian, ya itu surat kontrak menikah dengan Malik Ibrahim. Agar bila nanti Laras sudah memberikan Ibra seorang anak, istri pertamanya. Dian, akan membuang Laras begitu saja. Tapi sang CEO tidak akan membiarkannya. Apa lagi kalau salah satu istrinya memberikan keturunan. Pasti akan Ibra lebih perhatikan.
"Saya akan melihat siapa yang lebih baik istriku," menyeringai, lalu matanya fokus kembali pada layar laptop miliknya.
Sore-sore Laras baru terbangun, ia mengucek matanya. "Pukul berapa nih?"
Dia melirik sebuah jam dinding, sudah menunjukkan pukul 16.40 wib, Laras buru-buru ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Karena belum melaksanakan ashar. Laras mandi dengan terburu-buru.
Selepas dari kamar mandi Laras segera mengenakan pakaian dan berdandan dengan sederhana, lantas sholat. Setelah itu dia keluar dari kamar tak lupa menutup pintu, berjalan mendekati sebuah lift. Ting ... pintu lift terbuka dan jari lentiknya menekan no dua maksudnya mau ke lantai dua.
Seingat Laras, ruang makan adanya di lantai dua. Karena lantai dasar khusus buat tamu, bila ada pertemuan. Kalau tidak salah tadi cerita Dian.
Sampai lah dia di lantai dua. Laras melihat-lihat sekitar, ada dapur tempat masak berdampingan dengan meja makan yang panjang, ada juga yang bundar. Mungkin kalau meja makan yang panjang buat menjamu tamu, dan yang bundar buat keluarga.
Waktu itu, Laras melihat pelayan tidak cuma dua tiga. Tapi sekaligus ada lima berjejer di dapur, yang satu mungkin kepala asistennya. Mengangguk dan menyapa. "Met sore Nyonya muda?"
,,,,
Hi...perkenalkan ini novel yang ke tiga ceritanya sih, hi..hi..hi.. semoga kalian suka, jangan lupa lake, komen, kasih star dan vote nya, terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Irma Malini
kayaya asik jga ni Thor bacaya
2023-02-05
1
Whita Secha Wiraguna
dah lm ga baca2 novel, sepertinya ini menarik
2022-12-11
1
Jupilin Kaitang
isteri2 yang tidak mau mengandung sangup cari kan suami ke4 hebat ,bagus juga menolong orang susah kurang juga pengemis 😂😂
2022-06-17
1