CHAPTER 1 - TEMPAT BEKERJA

Risha sudah kelelahan berjalan kaki karena kehabisan ongkos. Uang yang ia pegang hanya tinggal berapa puluh ribu saja untuk ia makan malam nanti. Sambil beristirahat di sebuah taman, Risha juga mengistirahatkan badannya agar sanggup melanjutkan perjalanan yang entah sampai dimana ia akan berhenti.

Saat sedang memperhatikan anak-anak yang bermain di taman, ia teringat dengan perkataan sang mama dua hari yang lalu.

"Sayang mau nggak dijodohin sama anak teman papa?"

Dan saat itu juga Risha menjawab dengan tegas, "Risha belum selesai kuliah ma, Risha mau kerja dulu, mau gapai cita-cita Risha"

Dan jawaban mamanya yang menohok juga masih terngiang di kepalanya, "Sayang mau setinggi apapun cita-cita kamu nanti calon kamu tidak akan membatasinya Nak. Tapi asal kamu tahu cita-cita mulia seorang wanita yaitu menjadi ibu rumah tangga yang baik, menjadi sekolah dan madrasah pertama anak-anaknya, tempat dimana suami berpulang setelah lelah seharian"

"Pikirkan lah lagi Risha sayang. Ingat Nak belum tentu yang baik untuk kita bisa jadi sebenarnya tidak baik buat kita, begitu juga sebaliknya. Kamu sudah dewasa, mama yakin kamu pasti tahu apa yang harus kamu lakukan" sambung mama Risha, Rini Wardani.

Dan disinilah jawaban Risha sekarang, ia memilih kabur dari rumahnya karena belum mau dinikahkan. Bukan ingin membangkang namun hatinya masih belum terima, sebenarnya ia hanya butuh ketenangan namun kalau tetap di rumah ia tidak bisa. Menjalani rumah tangga belum ada dipikirannya, walaupun ia pasti nanti akan menikah, tapi nanti bukan sekarang.

Dengan berbekal uang tabungan yang dimilikinya, beberapa baju yang dibawa dalam satu tas, dan laptop yang ia bawa untuk menyelesaikan skripsinya ia langsung pergi meninggalkan rumahnya tanpa pamit dan hanya meninggalkan pesan di atas nakas di dalam kamarnya untuk orang tuanya.

Mama dan Papa

Maafin Icha ma, pa...

Icha belum siap untuk memenuhi keinginan mama dan papa saat ini. Icha mau selesaikan kuliah dulu.

Jika suatu saat nanti Icha berubah pikiran, Icha tahu kemana akan pulang.

Icha akan jaga diri baik-baik, Icha sayang mama papa

Icha

Risha adalah anak yang sangat bisa diandalkan dikeluarganya jika pelayan mereka sedang ambil cuti serempak. Ia biasa bersih-bersih kamar sendiri. Membantu pelayan dirumahnya juga kadang memasak untuk keluarganya atau membantu sang mama. Walaupun ia dari keluarga berada ia selalu membiasakan dirinya untuk mandiri, hanya satu yang ia tak bisa, yaitu jauh dari keluarganya. Dan saat ini hal itulah yang sedang dilakukannya.

Risha adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak Risha bernama Ridwan, biasa dipanggil Iwan. Sedang bekerja di negeri orang untuk memperkaya pengalaman di bidang bisnis yang ia tekuni, dan tentu saja untuk membantu sang ayah di kantor nantinya. Sedangkan sang adik, Riziq biasa di panggil Iki, masih di bangku menengah pertama ajaran akhir, beberapa bulan lagi ia akan menginjakkan kakinya di sekolah menengah atas. Dan Risha sendiri sedang kuliah semester akhir, biasa dipanggil Icha.

Mereka adalah kakak beradik yang saling menyayangi satu sama lain, namun dengan permintaan sang mama membuat Risha mengambil keputusan gegabah tanpa dirundingkan dan dipikirkan lebih matang terlebih dahulu.

Sebenarnya Risha sudah tidak kuat jauh dari orang tuanya, karena ia tidak pernah berpisah lama dengan orang tuanya. Baru dua hari ia berpisah tapi rasa rindu dengan orang tuanya apalagi sang mama sudah sangat membuncah. Risha sudah terlanjur maju, untuk mundur lagi ia akan malu, begitu pikirnya.

Setelah dirasa cukup istirahat Risha melanjutkan lagi perjalanannya. Baru beberapa langkah dari pintu taman tempat ia beristirahat tadi, ia melihat brosur lowongan pekerjaan.

Di sinilah ia sekarang, di depan rumah bercat putih dengan pagar yang menjulang hampir sama tingginya dengan pepohonan yang berjajar disebelahnya. Rumah inilah yang sedang mencari seorang asisten rumah tangga. Ya, pekerjaan itulah yang akan Risha coba peruntungannya. Mungkin saja dengan keahlian yang ia miliki akan memudahkannya untuk bisa bekerja disana.

"Permisi pak" sapa Risha sopan kepada security yang ada di pos jaga rumah ini

"Iya dek, ada apa?" tanya salah satu security yang bernama Ujang

"Maaf Mang, disini lagi butuh asisten rumah tangga ya?" tanya Risha lagi

"Iya dek, adek mau nyoba ya?" tanya security tadi

"Iya Mang, boleh ya?" mata Risha kini berbinar karena seperti memiliki harapan

"Boleh dek, ayo masuk" security yang bernama Imin mempersilakan Tari dan membukakan pintu gerbang kecil yang ada di samping gerbang besar, karena mereka sedari tadi mengobrol dibatasi oleh pagar.

"Ayo saya antar ketemu Ibu" ucap Mang Imin lagi kemudian mereka berjalan beriringan ke rumah utama.

Rumah yang dituju oleh Risha sangatlah besar. Terdapat enam pilar sebagai penopang rumah depan tersebut yang sangatlah kokoh. Di samping kanandan kiri terdapat pepohonan rimbun yang ditanam di dalam pot dengan ukuran cukup besar. Pintu yang tinggi dan menjulang memiliki dua daun pintu, cat rumah dengan dominan putih yang menambah kesan elegan dari rumah tersebut.

Ting Tong...

Bel ditekan oleh Mang Imin, menandakan sedang ada tamu diluar sini. Mang Imin kemudian mendekat ke arah layar dekat pintu tersebut dan bicara dengan orang yang berada diseberang layar tersebut.

"Ada tamu, mau ketemu Ibu Bi" ucap Mang Imin lembut, sekilas Risha melihat diseberang sana adalah wanita paruh baya yang terlihat rapi, mungkin kepala asisten rumah tangga, pikir Risha.

"Iya, masuk aja Mang" ucap orang diseberang layar, Mang Imin menganggukkan kepalanya tanda patuh.

"Ayo Dek masuk" Mang Imin mengajak Risha memasuki rumah yang begitu besar meurutnya.

Saat pintu dibuka Risha kembali dibuat kagum dengan isi dari rumah tersebut. Terdapat dua ruang tamu yang berbeda dengan bentuk leter L. Ditengah ruang tamu utama terdapat sebuah foto dengan bingkai besar, ada empat orang yang berpose didalamnya, mungkin merekalah Nyonya, Tuan juga Nona dan Tuan Muda rumah ini. Sofa yang berada di ruang tamu utama pun terlihat sangat mewah, namun elegan. Tak kalah dengan sofa di ruang tamu kedua. Terdapat pajangan juga ornamen yang unik juga menarik di setiap sudut dinding. Banyak juga kerajinan tangan yang dipajang disana, entah buatan sendiri atau bukan namun semua sangatlah indah walau hanya terbuat dari tali temali.

Risha dipersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu utama, namun rasa enggan menghampiri Risha merasa tak pantas duduk di sana karena ia hanya ingin melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, bukan tamu.

Kepala asisten memperkenalkan diri kepada Risha dan tetap memaksa Risha untuk duduk sambil menunggu yang empunya rumah. Bi Zah, itulah nama panggilan kepala asisten rumah tangga di rumah ini. Ia tetap mendampingi Risha di ruang tamu tersebut walaupun hanya berdiri di sisi Risha. Dan tak berapa lama datang seorang asisten rumah tangga yang membawa sebuah nampan berisi minuman untuk Risha.

Akhirnya yang ditunggu datang, wanita yang masih terlihat cantik walau mungkin usianya kini sekitar kepala empat. Menggunakan dress berwarna peach dengan panjang di bawah lutut, membuatnya terkesan lebih fresh, dibanding usianya kini.

"Bu ini yang tadi di bilang Mang Imin mau melamar sebagai asisten rumah tangga disini" ucap Bi Zah sambil membungkukkan badannya

Yang di ajak bicara kemudian tersenyum ramah, mendudukkan dirinya di sofa berseberangan dengan Risha. Kemudian menatap Risha dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sudah punya pengalaman sebagai asisten rumah tangga?" tanya yang empunya rumah ramah

"Belum Nyonya" jawab Risha sopan

"Namanya siapa Nak?" wanita itu memanggil Risha dengan kata Nak, memang ia merasa Risha lebih pantas menjadi anaknya dari pada jadi asisten rumah tangga di rumahnya.

"Risha Nya" jawabnya singkat

"Lalu kamu bisa apa saja?" tanyanya lagi

"Saya sudah biasa bersih-bersih kamar sendiri Nya, saya bisa masak juga buat kue" ucap Risha mantap karena memang ia ahli dalam bidang tersebut.

"Bisa saya coba masakan kamu?" masih dengan senyum mengembang dari bibirnya

"Bisa Nyonya" jawab Risha lagi

"Bi Zah, biar dia buat satu menu untuk makan siang. Kebetulan nanti siang Ray pulang untuk makan" ucap wanita itu lagi

"Baik Bu" ucap Bi Zah kemudian mengajak Risha untuk mengikutinya.

Saat sedang berjalan ke ruang dapur Risha kembali kagum dengan semua ornamen, hiasan ataupun pernak pernik yang berada di dinding atau ruangan lainnya. Saat melewati ruang makan Risha melihat meja makan yang panjang, terbuat dari kayu jati asli tanpa memotong menjadi sebuah meja pada umumnya. Seperti hanya sebuah batang pohon yang dibelah menjadi dua dan menjadikan bagian yang datar untuk menjadi bagian atas meja makan tersebut.

Dan saat sampai di ruang dapur Risha kembali disuguhkan dengan pemandangan yang asri di belakang dapur tersebut. Di sana terdapat taman dan ada kolam ikan kecil juga sedang di kedua sisinya. Isi dari ruangan dapur sendiri sangatlah lengkap, mulai dari peralatan masak sampai peralatan pendukung memasak sepeprti microwave, oven listrik, pemanggang roti otomatis dan masih banyak lainnya. Benar-bemar bak dapur seorang chef ternama.

"Risha" suara Bi Zah memecah lamunan Risha yang masih sibuk dengan pikirannya.

"Iya Bu" ucap Risha sedikit terkejut karena twguran dari Bi Zah

"Ini dapurnya, kamu mau masak apa biar disiapkan" ucap Bi Zah ramah

"Aku siapin sendiri aja Bu--" belum selesai Risha bicara Bi Zah sudah memotong ucapannya

"Bi Zah aja panggilnya, yang lain juga gitu" lanjut Bi Zah dan hanya dijawab anggukkan oleh Risha

"Mau masak apa?" tanya Bi Zah lagi

"Masak capcay aja ya Bi sama ayam kecap" jawab Risha semangat

"Kata Ibu satu menu aja, memang kalau dua waktu kamu cukup?" tanya Bi Zah khawatir, karena sekarang sudah pukul 10.45

"Cukup Bi, ya udah Risha ambil bahan dulu ya. Ayam sama sayurnya dimana Bi?" tanya Risha dengan semangat yang sudah berkobar karena ini adalah penentuan diterima tidaknya ia bekerja di rumah ini

"Ayam ada di chiller, sayuran ada di kulkas yangada di sebelah chiller" Bi Zah menunjuk sebuah dua kulkas dua pintu yang tingginya melebihi Risha. Kulkas yang pertama di tuju Risha adalah yang berisi daging, ayam, ikan dan lain-lain, dan Risha mengambil ayam. Kemudian kulkas kedua berisi sayur mayur segar, segala jenis macam sayuran ada disini. Risha mengambil wortel, sawi putih, pakcoy, putren, brokoli juga kembang kol sebagai bahan cap cay.

Dengan cekatan dan sangat telaten Risha mengerjakan semua sendiri, dari menyiapkan bumbu ayam juga bumbu capcay, dari yang dihaluskan sampai yang di rajang. Setelah selesai dengan bumbu Risha memotong ayam untuk di rebus dahulu. Kemudian beralih ke sayuran yang akan di olah.

Satu jam sudah Risha memasak dan berhasil menyelesaikan kedua masakan yang Risha pilih tadi. Risha yang melihat hasil masakannya tersenyum puas. Namun ia baru menyadari sesuatu.

"Eh Bi, di keluarga ini suka pedas atau ga ya?" tanyanya padaBi Zah yang sedari tadi memperhatikan pekerjaannya

"Bapak cukup suka, kalau Ibu suka pedas. Tapi Mas Ray kurang begitu suka pedas beda dengan adiknya yang memang hobi pedas" ucap Bi Zah menerangkan satu persatu kesukaan di keluarga ini

"Memang kenapa Sha?" tanya Bi Zah kali ini

"Ayam kecapnya pedas Bi, kebiasaan di rumah" Tari menggaruk tengkuknya seraya tersenyum kecut

"Ga apa, nanti Mas Ray suruh minum aja yang banyak kalau kepedasan" jawab Bi Zah asal, tapi setelah dipikir memang benar juga.

Tari sudah membawa makanan hasil masakannya ke meja makan, sepiring capcay dan juga sepiring ayam kecap. Jika dilihat hasilnya tidak cukup buruk, malah sangat menggiurkan membuat siapapun yang mencium aromanya pasti akan langsung keroncongan perutnya.

Tiba-tiba dari arah depan terdengar seseorang bicara dengan keras,

"Bi Zah, masak apa ini wangi banget. Perut aku jadi lapar" ucap seorang perempuan dengan seragam sekolah putih abu-abu yang masuk ke ruang makan sambil mengelus perutnya yang rata.

"Adek ganti pakaian dulu sambil tunggu Mas Ray" ucap Bi Zah sopan

"Tapi aku udah lapar Bi. Masak apa sih Bi?" tanya perempuan itu lagi

"Capcay, ayam kecap dan beberapa menu lain Dek" jawab Bi Zah

"Ya udah aku ke atas dulu ya. Tunggu aku ya" ucapnya sambil mengacungkan jari telunjuknya

"Iya Adek pasti ditungguin" ucap Bi Zah lagi sambil mengangkat ibu jarinya ke arahperempuan tadi

Kemudian perempuan itu kembali ke ruang depan dan menaiki tangga menuju lantai dua tempat kamarnya berada. Setelah itu Risha bertanya tentang perempuan itu kepada Bi Zah.

"Itu siapa Bi?" tanya Risha hati-hati

"Itu Nona muda di sini, adiknya Mas Ray. Revina Khanza Kusuma" jelas Bi Zah

"Kelas berapa Bi Zah? Aku jadi ingat masa-masa SMA" ucap Risha terkekeh

"Kamu sekarang masih pendidikan Risha?" Bi Zah balik bertanya

"Masih Bi, aku kuliah semester akhir. Tapi ga tau nih bisa nerus apa ga" jawab Risha memelas

"Kalau Nona itu kelas dua belas Sha. Kamu berdoa saja bisa diterima disini terus bisa lanjut kuliah lagi" Bi Zah memberi dukungannya kepada Risha

Bi Zah sebenarnya sudah tahu dengan hasil masakan Risha pasti ia diterima bekerja di rumah ini. Namun ia tidak mau mendahului keputusan Nyonyanya. Apalagi saat tadi ia mencicipi rasanya, tidak kalah dengan masakan yang di masak oleh chef ternama.

"Kamu belajar masak dari mana Sha?" tanya Bi Zah penasaran karena dilihat dari penampilannya Risha tidak seperti orang dari kalangan ekonomi sulit

"Dari mamaku Bi, sama ada kursus waktu ikut program pemerintah" jawabnya sedikit berbohong, karena ia ikut kursus memasak dan buat kue bukan program dari pemerintah tapi atas keinginannya sendiri

Bi Zah hanya menganggukkan kepalanya seolah percaya dengan perkataan Risha, padahal dalam hatinya ia tersenyum karena Risha tidak pandai berbohong. Bi Zah semakin penasaran dengan Risha sebenarnya namun ia tidak mau sampai terlihat terang-terangan sangat ingin tahu tentangnya.

Terpopuler

Comments

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

fany hadir kak

2021-04-27

1

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

Nice thor,, moga sehat dan sukses selalu menyertaiMu

2021-03-29

1

🌷Srie❤💋🍆

🌷Srie❤💋🍆

lanjut nie

2021-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 CHAPTER 1 - TEMPAT BEKERJA
3 CHAPTER 2 - TEMPAT TINGGAL
4 CHAPTER 3 - HARI PERTAMA KERJA
5 CHAPTER 4 - PERTEMUAN SAHABAT
6 CHAPTER 5 - PINDAH TUGAS
7 CHAPTER 6 - DAY 1
8 CHAPTER 7 - MASIH DAY 1
9 CHAPTER 8 - MISI BU DIAN
10 CHAPTER 9 - PETANGNYA DAY 1
11 CHAPTER 10 - MEMULAI MISI
12 CHAPTER 11 - BERTEMAN
13 CHAPTER 12 - MAKAN SIANG
14 CHAPTER 13 - PRIA BLASTERAN ITU...
15 CHAPTER 14 - TENTANG RAYHAN, ESA DAN ADRIAN
16 CHAPTER 15 - KISAH DIBALIK RAYHAN
17 CHAPTER 16 - SARAPAN BERSAMA
18 CHAPTER 17 - KE TAMAN
19 CHAPTER 18 - PANGGIL AKU
20 CHAPTER 19 - IZIN RAYHAN
21 CHAPTER 20 - GADIS DI FOTO
22 CHAPTER 21 - KE BANDUNG
23 CHAPTER 22 - JATUH SAKIT
24 CHAPTER 23 - BERTEMU KELUARGA
25 CHAPTER 24 - PULANG KE RUMAH
26 CHAPTER 25 - PERMINTAAN
27 CHAPTER 26 - MUSIBAH DATANG
28 CHAPTER 27 - SIAPA
29 CHAPTER 28 - PERSIAPAN
30 CHAPTER 29 - HARI BAHAGIA
31 CHAPTER 30 - KHAWATIR
32 CHAPTER 31 - RISHA DAN MARKO
33 CHAPTER 32 - PERTEMUAN ESA-ANDINI
34 CHAPTER 33 - LUKA HATI
35 CHAPTER 34 - RAYHAN DAN INGGIT
36 CHAPTER 35 - RESTU RAYHAN
37 CHAPTER 36 - REVINA KHANZA KUSUMA
38 CHAPTER 37 - PERNIKAHAN
39 CHAPTER 38 - DIA DATANG LAGI
40 CHAPTER 39 - TRAUMA RISHA
41 CHAPTER 40 - WISUDA
42 CHAPTER 41 - MASIH DI WISUDA
43 CHAPTER 42 - MENEPATI JANJI
44 CHAPTER 43 - KEKHAWATIRAN KELUARGA
45 CHAPTER 44 - MISI PENYELEMATAN
46 CHAPTER 45 - PERTOLONGAN PERTAMA
47 CHAPTER 46 - SADAR
48 CHAPTER 47 - HUKUMAN
49 CHAPTER 48 - FITTING
50 CHAPTER 49 - KONFERENSI PERS
51 CHAPTER 50 - HARI PENTING (EPILOG)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
PROLOG
2
CHAPTER 1 - TEMPAT BEKERJA
3
CHAPTER 2 - TEMPAT TINGGAL
4
CHAPTER 3 - HARI PERTAMA KERJA
5
CHAPTER 4 - PERTEMUAN SAHABAT
6
CHAPTER 5 - PINDAH TUGAS
7
CHAPTER 6 - DAY 1
8
CHAPTER 7 - MASIH DAY 1
9
CHAPTER 8 - MISI BU DIAN
10
CHAPTER 9 - PETANGNYA DAY 1
11
CHAPTER 10 - MEMULAI MISI
12
CHAPTER 11 - BERTEMAN
13
CHAPTER 12 - MAKAN SIANG
14
CHAPTER 13 - PRIA BLASTERAN ITU...
15
CHAPTER 14 - TENTANG RAYHAN, ESA DAN ADRIAN
16
CHAPTER 15 - KISAH DIBALIK RAYHAN
17
CHAPTER 16 - SARAPAN BERSAMA
18
CHAPTER 17 - KE TAMAN
19
CHAPTER 18 - PANGGIL AKU
20
CHAPTER 19 - IZIN RAYHAN
21
CHAPTER 20 - GADIS DI FOTO
22
CHAPTER 21 - KE BANDUNG
23
CHAPTER 22 - JATUH SAKIT
24
CHAPTER 23 - BERTEMU KELUARGA
25
CHAPTER 24 - PULANG KE RUMAH
26
CHAPTER 25 - PERMINTAAN
27
CHAPTER 26 - MUSIBAH DATANG
28
CHAPTER 27 - SIAPA
29
CHAPTER 28 - PERSIAPAN
30
CHAPTER 29 - HARI BAHAGIA
31
CHAPTER 30 - KHAWATIR
32
CHAPTER 31 - RISHA DAN MARKO
33
CHAPTER 32 - PERTEMUAN ESA-ANDINI
34
CHAPTER 33 - LUKA HATI
35
CHAPTER 34 - RAYHAN DAN INGGIT
36
CHAPTER 35 - RESTU RAYHAN
37
CHAPTER 36 - REVINA KHANZA KUSUMA
38
CHAPTER 37 - PERNIKAHAN
39
CHAPTER 38 - DIA DATANG LAGI
40
CHAPTER 39 - TRAUMA RISHA
41
CHAPTER 40 - WISUDA
42
CHAPTER 41 - MASIH DI WISUDA
43
CHAPTER 42 - MENEPATI JANJI
44
CHAPTER 43 - KEKHAWATIRAN KELUARGA
45
CHAPTER 44 - MISI PENYELEMATAN
46
CHAPTER 45 - PERTOLONGAN PERTAMA
47
CHAPTER 46 - SADAR
48
CHAPTER 47 - HUKUMAN
49
CHAPTER 48 - FITTING
50
CHAPTER 49 - KONFERENSI PERS
51
CHAPTER 50 - HARI PENTING (EPILOG)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!