Walaupun murid baru di SMA BhinaBakti Ara sudah mendapatkan banyak teman , kini Ara sudah berada di perpustakaan untuk mengejar pelajaran yang tertinggal ditemani oleh Thalita dan beberapa teman yang lainnya
"Maaf ya sudah merepotkan kalian semua"ucap Ara
"Nyantai aja kali Ra , kita kan teman"jawab Puji yang tak lain juga teman sekelasnya
"Makasih ya"ucap Ara kembali
Hanya butuh setengah jam bagi Ara untuk menyalin catatan milik teman-teman nya , dan kini Ara sedang merapikan kembali buku-buku nya kedalam tas
"Udah ?"tanya Thalita yang dijawab dengan anggukan oleh Ara
"Kalau gitu ayo kita pulang"ajak Thalita
Ara beserta teman-teman satu kelasnya pun melangkahkan kaki menuju ke parkiran . Ada yang membawa kendaraan sendiri , ada juga yang menunggu taksi online dan ada yang dijemput seperti Ara yang setiap harinya di jemput oleh sang supir
"Ara duluan ya , makasih semuanya"ucap Ara melambaikan tangan pada teman-temannya
"Hati-hati dijalan Ra"ucap Thalita
"Kalian juga ya"balas Ara ya g dijawab dengan acungan jempol oleh teman-temannya
Mobil yang di tumpangi Ara berjalan meninggalkan area sekolahan , menyusuri setiap jalan , melewati setiap pepohonan . Sudah lama Ara tak menginjakkan kaki di bangku sekolahan umum sejak Allah berikan dia penyakit yang membuat Omanya selalu khawatir untuk melepaskannya bersekolah
"Gimana hari pertama sekolahnya neng ?"tanya mang Ujang
"Alhamdulillah menyenangkan mang"jawab Ara
"Syukurlah , mau langsung pulang neng ?"tanya mang Ujang
"Iya mang , Ara udah lapar pengen makan masakan bi Narti"Ara membayangkan bi Narti yang sedang menyusun makan siangnya di meja makan
"Haha , tenang neng bi Narti mah udah masakin makanan kesukaan nya neng Ara"ucap mang Ujang
"Wah , beneran mang ?"tanya Ara tak percaya
Mang Ujang hanya menjawab dengan anggukan disertai senyuman tulusnya . Selama ini Ara hanya tinggal dengan mang Ujang dan bi Narti . Bukan berarti Ara tak punya keluarga , Ara masih mempunyai Oma yang selalu sibuk dengan pekerjaannya demi membiayai sang cucu semata wayang . Kedua orangtua Ara sudah meninggal dalam tragedi pesawat jatuh saat Ara masih duduk di bangku sekolah dasar
Semenjak saat kepergian kedua orangtuanya Ara berlarut dalam kesedihannya , hingga suatu hari Ara dinyatakan mengidap penyakit leukimia stadium awal . Dan saat mengetahui hal tersebut sang Oma tak mengizinkan Ara untuk menginjakkan kaki di sekolah umum karena takut sewaktu-waktu penyakit Ara kambuh
Sampainya dirumah kepulangan Ara sudah dinantikan oleh bi Narti yang sudah berdiri di depan pagar
"Neng Ara nya bibik akhirnya pulang"ucap bi Narti seraya mengambil tas sekolah Ara
"Ara kangen sama bibik , sejam aja Ara nggak ketemu bibik rasanya udah kayak setahun"ucap Ara bercanda
"Iih , Eneng mah bisa aja"bi Narti malu mendengar ucapan Ara
Ara masuk kedalam rumahnya diikuti oleh bi Narti dan mang Ujang dari belakang . Ara sudah duduk dimeja makan menanti kedatangan bik Narti dan mang Ujang
"Mamang , bibik ayo buruan Ara nungguin nih"ucap Ara
"Ada apa atuh neng ?"tanya mang Ujang
"Ayo makan siang bareng"ajak Ara seraya mengangkat sendok dan garpu nya
Mang Ujang hanya terdiam sambil sesekali melirik pada sang istri
"Neng makan aja , bibik sama mang Ujang tadi udah makan siang neng"jawab bik Narti
"Jangan bohong , inget kata Oma kalau bohong itu dosa . Kalau dosa entar masuk neraka lho , emang bibik sama Mamang mau masuk neraka ?"tanya Ara menyelidik
"Ya enggak atuh neng , ih amit-amit"ucap bi Narti
"Ya udah kalau gitu ayo buruan , Ara udah lapar ni"ajak Ara kembali
"Gimana ?"bisik mang Ujang pada sang istri namun belum sempat bik Narti menjawab Ara sudah menarik mereka ke meja makan
"Udah nggak usah diskusi dulu langsung aja duduk , kita makan bareng . Lagian Ara juga nggak akan sanggup ngabisin makanan sebanyak ini , kalau nggak di habiskan mubazir namanya"ucap Ara dengan polosnya
Ara memang selalu banyak akal , kadang kecerdasan Ara tersembunyi di balik sifat polosnya
"Kenapa bengong , ayo dimakan bik , mang entar keburu dingin makanan nya"Ara kembali angkat bicara setelah cukup lama dia melihat sepasang suami istri ini tak kunjung mengambil makan siangnya
"Neng , bibik sama mang Ujang makannya di dapur aja ya . Bibik nggak enak neng"ucap bi Narti
"Eeeh , jangan dong . Makan di sini aja , kalau nggak enak kasih kucing biar kucingnya ikutan kenyang juga . Hahaha"bukan Ara namanya jika tak mendapatkan apa yang dia mau
"Udah santai aja , lagian Oma juga nggak ada dirumah kan . Kalaupun ada Oma juga nggak akan marah"tambah Ara
"Tapi neng"ucapan mang Ujang terpotong oleh tangan Ara yang mengisyaratkan untuk berhenti bicara
"Ara nggak suka penolakan , kalau Mamang sama bibik mau makan di dapur ya udah nggak apa-apa . Tapi Ara akan mengadakan mogok makan mulai sekarang sampai Oma pulang , biar Mamang sama bibik dimarahin sekalian"ancam Ara
"Jangan atuh neng , iya bibik sama mamang makan siang disini aja"ucap bi Narti
"Nah gitu dong , kan enak"Ara penuh dengan aura kemenangan
"Ma , pa Ara kangen . Ara kangen saat kita makan bersama di meja makan , Ara kangen masakan mama , Ara kangen dijemput papa pulang sekolah"batin Ara dan tanpa disadari air mata sudah berhasil terjun dari tempatnya
"Ya Allah neng Ara kenapa nangis ? Makan siangnya nggak enak ya ? Bibik buatin yang baru ya , neng Ara jangan nangis"betapa terkejutnya bik Narti melihat Ara yang sudah berderai air mata
Bik Narti langsung berdiri mengambil makan siang Ara untuk dibuang namun belum sempat piring terangkat Ara sudah menahan tangan bik Narti
"Jangan bik , jangan dibuang"ucap Ara
"Tapi neng makanannya nggak enak , biarkan bibik membuatkan yang baru untuk neng Ara"mang Ujang membujuk Ara
"Nggak usah mang , makan siangnya enak kok"ucap Ara seraya mengusap air matanya
"Lalu kenapa neng Ara nangis ?"tanya mang Ujang
"Ara kangen mama papa mang"Ara kembali menitikkan air matanya , tak mampu menahan rasa kangennya
Bik Narti langsung memeluk Ara dengan penuh kasih sayang , menguatkan Ara dengan sebuah ketulusan
"Bik Ara pusing"keluh Ara
Mendengar ucapan Ara mang Ujang langsung berlari mengambil obat Ara agar segera diminum . Setelah meminum obatnya Ara diantar oleh bik Narti ke kamar untuk beristirahat
"Neng Ara jangan banyak fikiran , kalau neng Ara sedih nanti mama sama papa juga sedih disyurga sana"ucap bik Narti menenangkan Ara
"Iya bik maafin Ara ya"Ara begitu menyesal dengan sifat ke kanak-kanaknya ini
"Neng Ara istirahat ya . Bibik kebawah dulu , kalau butuh apa-apa telfon saja bibik atau Mamang juga bisa"ucap bik Narti yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Ara
Bik Narti pun langsung menyelimuti Ara setelah itu baru keluar kamar , walau masih ada rasa khawatir saat meninggalkan Ara bik Narti selalu meyakinkan dirinya bahwa Ara anak yang kuat
"Ya Allah berikanlah anak ini kekuatan dan ketabahan , lindungilah dia ya Allah"batin bik Inah sebelum benar-benar menutup pintu kamar Ara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
NaNa
siapa yg naruh bawang di sini 😢 duh thor bikin mewek bacanya 😢
2021-08-20
0
Rhiedha Nasrowi
belum-belum kok udh nyesek bacanya 😭😭😭
2021-07-31
0
Rosehelty4
Ara harus ketemu amanda!!!
2021-05-23
0