masalah di kantor

Tok... tok... tok...

sebuah ketukan di pintu membuyarkan lamunan Tara. Ivan masuk sembari menyeret seorang kepala Devisi di bagian gudang.

Dimana pria itu bertugas sebagai penanggung jawab keluar masuknya suplai barang produksi dan kesediaan bahan mentah.

Seketika bersimpuh dengan kepala tertunduk, manakala sorot mata Tara menghunus santai kepadanya. Ia beranjak meraih berkas yang di sodorkan Ivan, membaca untuk beberapa saat.

Terlihat jelas ketegangan di wajah pria yang di seret sekertaris Ivan tadi.

Tara geleng-geleng kepala, "luar biasa, lebih dari dua puluh gulungan kain hilang setiap minggunya?"

"Sa...saya?" Plaaaaaaakkk! Tara melempar berkas itu ke wajah yang masih menunduk dengan keringat dingin bercucuran.

"Kau bisa diam saja? Jangan pernah membuka mulut-mu ketika Tuan Leonard tengah berbicara, selagi penjelasan-mu belum kami butuhkan!" sergah sang sekertaris dengan nada menekan. Pria itu pun langsung bungkam.

"Jelaskan apa saja yang Dia kerjakan, Ivan?"

"Baik Tuan..." membuka map di tangannya, "baru-baru ini scurity menangkap seorang petugas kebersihan yang membawa troli sampah besar keluar dari gudang. Dan, setelah di periksa, didalamnya terdapat lima gulungan kain super premium yang berada di bawah tumpukan sampah kain sisa produksi tersebut." Ivan membuka lembaran kedua. "Lagi sudah berjalan dua bulan belakangan ini, pak Hendrik mulai menghentikan suplayer utama PT. Dewantara garment Indonesia, di mana kita sudah memakai bahan mentah dari mereka bertahun-tahun lamanya, dan mengganti dengan bahan berkualitas lima tingkat di bawahnya, yang sudah pasti harganya lebih murah dari bahan sebelumnya.

Namun catatan yang masuk malah justru data keluarnya uang jauh lebih tinggi.

Dan setelah di telusuri, akhir-akhir ini beliau melakukan pencucian uang dengan beberapa pihak terkait hingga kerugian perusahaan akibat perbuatan Tuan Hendrik dan komplotannya memasuki angka milyaran rupiah, Tuan."

Tara berjongkok dengan satu kaki di tekuk. "Jadi selama ini, aku tengah membayar seorang pengawas yang yang malah justru menjadi maling itu sendiri?"

"Maafkan saya, Tuan Leon. Saya benar-benar tidak berniat melakukannya. Saya hanya coba-coba karena saat itu saya sedang membutuhkan banyak biaya, namun akhirnya saya menikmati itu maafkan kekhilafahan saya."

Tersenyum sinis. "Kau sudah kenyang Sekarang. Jadi menetap lah di rutan, dan bayar semua denda mu itu," ucap Tara sembari beranjak.

Pria itu pun memegangi kakinya, memelas. "Tuan, saya mohon Tuan. Tolong jangan penjarakan saya."

sraaakkk...! Ivan melemparkan sekotak tissue ke arah Hendrik.

"Lepaskan kaki Tuan Leonard jika kau masih ingin kedua tangan mu itu utuh," titah Ivan. Hendrik pun melepaskannya.

Tara sendiri melanjutkan langkahnya menuju kursinya. "Urus dia Ivan. Pastikan pihak kepolisian membuatnya membayar semua perbuatannya itu."

"Baik Tuan!"

Hendrik menggeleng cepat. "Tidak Tuan, tidak! Tolong jangan penjarakan saya Tuan!!! Tolong ampuni saya—" di seret lah pria itu oleh Sekertaris Ivan keluar dari ruangan Presdir Leonard Dewantara, dengan terus berteriak dan menangis.

sembari memijat batang hidung di dekat keningnya menghalau pening yang ia rasakan, akibat memikirkan banyaknya kerugian yang di akibatkan oleh salah satu karyawannya.

Di luar hujan turun, Tara memutar kursinya menatap lurus ke arah dinding kaca mengamati hujan gerimis yang tengah turun.

Tiba-tiba ia mengingat sang penjual kopi itu. "Kinara, sedang apa ya dia?" menilik ke arah jam tangannya lalu tersenyum.

"Dia pasti tengah sibuk melayani pelanggan kopinya." Lagi, dia tiba-tiba mengingat senyum bulan sabit yang sering tersungging di bibir Kinara, bibir tipis berwarna pink alami itu memang benar-benar manis, tunggu! manis? ya itu yang ada di pikiran Tara.

'Mas Tara, minggu besok libur, 'kan…?' mengingat kata-kata Kinara tadi pagi.

"Oh iya... dia tadi bilang mau ajak aku jalan-jalan, besok?" Tersenyum lagi. "Jalan-jalan ya? Dia mau ajak saya kemana, ya?? Mungkin kah ini bisa di bilang kencan?" Terkekeh kemudian, karena memang seperti itulah namanya jika dua sejoli pergi bersama.

"Kok kencan, sih? Mikir apa kau ini Leon? Hahaha." Entahlah pria itu.

Baru saja dia stres akibat menemukan pegawainya yang korupsi namun tiba-tiba kembali berbunga-bunga akibat mengingat Kinara, sepertinya wajah itu mengandung sihir, sehingga sekilas keraguan yang muncul dalam benaknya seolah perlahan-lahan terkikis menjadi sebuah penasaran dalam hatinya.

ia ingin tahu, apa Kinara mampu membuatnya jatuh cinta?

Di beberapa menit kemudian....

Sudah selesai dengan urusan Hendrik, Ivan kembali menemui Tuannya, dan mendapati Tara tengah duduk menyandar sembari memejamkan mata dengan bibir tersungging senang.

'Lah, dia sudah senyum-senyum aja? Padahal Sempat ngeri masuk ke sini. Takut beliau bertanduk gara-gara Hendrik tadi.'

Ivan menatap bosnya bingung.

"Ivan!" Panggil Tara masih memejamkan mata.

"Besok saya free, 'kan?"

"Emmm... sebenarnya besok ada acara bersama Tuan Dirga di pulau seribu. Namun jika Tuan ingin saya menolaknya...."

"Tolak saja–" potongnya cepat. ia tidak ingin berfikir panjang lagi.

'Apa! di tolak beneran? Tuan Dirga kan salah satu kolega beliau yang paling sering ia sanggupi jika ingin menghabiskan waktu akhir pekan–'

"Anda yakin, Tuan?" Ivan memastikan, karena Tuannya ini mudah sekali berubah fikiran.

"Yakin, aku akan pergi dengan Kinara besok."

"Kinara?" Maksudnya sekertaris Ivan itu Bertanya, siapa itu Kinara? hanya saja ia lebih memilih menggantungkan ucapannya.

"Kau lupa ya... aku sudah beristri?"

Sekertaris Ivan Diam saja, sekilas bibirnya membulat. mungkin dia berkata dalam hati 'oh istrinya namanya Kinara?' hahaha, baru tahu ya, Ivan?

Dan terlihat dari rona wajahnya yang memerah saat menyebut jalan-jalan dengan Kinara sudah membuktikan kalau bos nya itu benar-benar menganggap wanita kelas rendahan itu adalah istrinya.

Suasana hati Tata pun lain Sekarang, Beliau sudah tidak emosian seperti sebelumnya. Setidaknya energi positif Tuan mudanya itu mampu membuat Ivan tenang. Karena tidak menjadi sasaran kekesalan sang Presdir.

Tara menghela nafas. "Hei, kau tahu tidak? style kaum menengah kebawah itu seperti apa?" Bertanya sembari memainkan ujung dasinya. Tanpa melihat ke arah Ivan.

'style menengah kebawah? Saya rasa tuan mau pakai stelan yang terbuat dari karung goni juga Tuan tetep terlihat Tuan muda, tidak ada bedanya.'

"Apa, ya? Mungkin baju tipe kaos oblong biasa dan jaket bahan dengan harga di bawah lima ratus ribu, Tuan," jawabnya.

"Carikan itu. Pilih yang cocok untuk ku,"

"Maaf Tuan, boleh saya memberi saran?" Tanya Ivan.

"Apa?"

"apakah anda yakin, masih mau berpura-pura sebagai pria sederhana. Tidakkah, sebaiknya anda jujur saja pada Nona Kinara. Siapa anda sebenarnya. Lalu menikahi Nona muda secara resmi?" Tingkat keberanian Ivan yang sangat di paksa untuk tinggi. Walaupun dengan kedua tangan yang saling meremas, ia takut jika tiba-tiba sang bos mengerang kesal lalu melemparinya dengan benda-benda yang ada di dekatnya.

Tara beranjak dari kursinya lalu berdiri di depan dinding kaca, menangkap View pemandangan kota yang padat.

"Kau tahu aku masih belum percaya akan cinta kan?"

Ivan diam saja, ia paham sekali sakit hatinya Tuan Leonard saat di tinggal Viona dulu. Ya gadis itu lah yang membuat Ivan kelimpungan, dimana Tuannya jadi seperti pria yang tak berselera lagi dengan hidupnya.

Karena dia juga lah, Ivan menjadi sasaran empuk kemarahan Tuan besar Baskhara Dewantara ayah kandung dari Tara itu sendiri. Karena perusahaan jadi tidak kondusif, semua sebab Tara yang tidak serius memimpin perusahaannya. Dan memilih untuk keluar masuk Club.

Ya itu dulu, tepatnya dua tahun yang lalu. Sekarang dia sudah jauh lebih baik walaupun sifat emosionalnya masih ada. Namun sepertinya karena nona Kinara kini Tara jadi lebih baik lagi, dan menaruh harap agar gadis itu tak menoreh luka baru untuk Tuannya.

Terpopuler

Comments

Dian Gavril

Dian Gavril

cerita nya bagus..aku suka banget

2024-02-27

2

Soelaksono Herini

Soelaksono Herini

bagus ceritanya . . .aku suka

2024-01-29

1

Thirza Adja

Thirza Adja

hmm ..suka sama ceritanya..🥰

2023-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 pria asing
2 mendadak menikah
3 hari yang baru
4 Sang Presiden Direktur, Leonard
5 saudara laki-laki songong
6 Tuan baik hati
7 ngopi bersama di teras
8 plakor dadakan
9 sarapan pagi bersama
10 kegundahan hati mas Tar
11 masalah di kantor
12 mengagumi bos Dewantara
13 bukan kriteria mas Tara
14 jalan-jalan part 1
15 jalan-jalan part 2
16 jalan-jalan part 3
17 siapa gadis itu?
18 kau bukan milik ku
19 yang terjadi sebenarnya
20 Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21 pinjam uang
22 getaran di hati
23 cinta dalam hati
24 hari yang cerah
25 Viona
26 perbincangan Kinar Dan Viona.
27 Suami ku bukanlah Leonard.
28 rahasia yang masih aman.
29 cinta yang sempat tertuda
30 mentari di langit yang mendung
31 mencari komik.
32 cinta semanis Durian.
33 lamunan Cinta
34 izin tidak pulang.
35 sertifikat yang di jual
36 kabar dari Ivan
37 kedatangan Tuan Bhaskara.
38 surat untuk istri ku
39 mas Ezra si pelanggan kopi
40 aku bukan janda bodong.
41 permainan di belakang mereka.
42 bertemu wanita aneh.
43 teman baru.
44 perbincangan antar dua laki-laki
45 rasa yang sama
46 dering cinta
47 mengunjungi kantor Dewantara
48 gadis baik hati
49 membuang permata yang kotor.
50 Fitnah yang kembali datang
51 puncak kekejaman mereka.
52 hukuman untuk para Durjana
53 hal yang tidak di inginkan
54 mengetahui jati diri sang suami
55 si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56 kembali ke masa lalu
57 sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58 setelah lamunan panjang Dayu.
59 hukuman untuk sang Dalang
60 keputusan ayah Viona.
61 kehidupan baru Kinara
62 kedatangan Kinara ke rumah utama
63 datangnya Tuan Bhaskara
64 tamu tak di undang
65 kekhawatiran.
66 membuat Panna cotta
67 hasilnya
68 tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69 cincin yang di wariskan
70 pria yang bersama Dayu
71 makan siang bersama Kak Dayu
72 sebuah janji
73 musuh dalam selimut di masa lalu
74 hari bahagia
75 gara-gara Insomnia.
76 (bukan) memancing keributan 1.
77 (bukan) Memancing keributan 2
78 gara-gara kuda
79 gara-gara kuda 2
80 akhir dari sebuah penantian panjang.
81 keanehan.
82 jangan pernah tinggalkan aku
83 akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84 (bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85 terimakasih
86 hanya promosi Novel baru
87 promosi karya baru
88 hanya Promosi novel baru
89 Bonus chapter 1
90 Bonus chapter 2
91 Bonus chapter 3
92 bonus chapter 4
93 bonus chapter 5
94 bonus chapter 6
95 bonus chapter 7
96 bonus chapter 8
97 Info Novel baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
pria asing
2
mendadak menikah
3
hari yang baru
4
Sang Presiden Direktur, Leonard
5
saudara laki-laki songong
6
Tuan baik hati
7
ngopi bersama di teras
8
plakor dadakan
9
sarapan pagi bersama
10
kegundahan hati mas Tar
11
masalah di kantor
12
mengagumi bos Dewantara
13
bukan kriteria mas Tara
14
jalan-jalan part 1
15
jalan-jalan part 2
16
jalan-jalan part 3
17
siapa gadis itu?
18
kau bukan milik ku
19
yang terjadi sebenarnya
20
Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21
pinjam uang
22
getaran di hati
23
cinta dalam hati
24
hari yang cerah
25
Viona
26
perbincangan Kinar Dan Viona.
27
Suami ku bukanlah Leonard.
28
rahasia yang masih aman.
29
cinta yang sempat tertuda
30
mentari di langit yang mendung
31
mencari komik.
32
cinta semanis Durian.
33
lamunan Cinta
34
izin tidak pulang.
35
sertifikat yang di jual
36
kabar dari Ivan
37
kedatangan Tuan Bhaskara.
38
surat untuk istri ku
39
mas Ezra si pelanggan kopi
40
aku bukan janda bodong.
41
permainan di belakang mereka.
42
bertemu wanita aneh.
43
teman baru.
44
perbincangan antar dua laki-laki
45
rasa yang sama
46
dering cinta
47
mengunjungi kantor Dewantara
48
gadis baik hati
49
membuang permata yang kotor.
50
Fitnah yang kembali datang
51
puncak kekejaman mereka.
52
hukuman untuk para Durjana
53
hal yang tidak di inginkan
54
mengetahui jati diri sang suami
55
si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56
kembali ke masa lalu
57
sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58
setelah lamunan panjang Dayu.
59
hukuman untuk sang Dalang
60
keputusan ayah Viona.
61
kehidupan baru Kinara
62
kedatangan Kinara ke rumah utama
63
datangnya Tuan Bhaskara
64
tamu tak di undang
65
kekhawatiran.
66
membuat Panna cotta
67
hasilnya
68
tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69
cincin yang di wariskan
70
pria yang bersama Dayu
71
makan siang bersama Kak Dayu
72
sebuah janji
73
musuh dalam selimut di masa lalu
74
hari bahagia
75
gara-gara Insomnia.
76
(bukan) memancing keributan 1.
77
(bukan) Memancing keributan 2
78
gara-gara kuda
79
gara-gara kuda 2
80
akhir dari sebuah penantian panjang.
81
keanehan.
82
jangan pernah tinggalkan aku
83
akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84
(bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85
terimakasih
86
hanya promosi Novel baru
87
promosi karya baru
88
hanya Promosi novel baru
89
Bonus chapter 1
90
Bonus chapter 2
91
Bonus chapter 3
92
bonus chapter 4
93
bonus chapter 5
94
bonus chapter 6
95
bonus chapter 7
96
bonus chapter 8
97
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!