Keributan di Alam Merah (1)

Pertarungan yang sengit dimulai. Zack menyerang lagi dan mulai mengayunkan palunya ke sebelah kanan sisinya.

Tranggg.... Palu Zack dan iblis yang dipukulnya saling membentur. Selagi palu mereka menempel satu sama lain, iblis yang ada di belakang mulai maju dan mengayunkan palunya mengarah ke samping kepala Zack.

Dengan sigap Salsa langsung membuka portal persegi di tanah dan di samping wajah Zack untuk mencegah tumbukan palu ke arah wajah Zack. “Awas, Den! Palunya akan mengarah ke sini.”

“Ho. Jadi kau tidak hanya sendirian ya.” Ditariklah kembali palu yang gagal menghantam wajah Zack.

“Kau cukup pintar juga ya bagi seekor binatang.” Singgung Zack.

“Aku tak peduli dengan sebutan apa yang kau berikan. Tetapi aku merasa telah dihina olehmu.” Iblis yang tadi mengadu palunya mulai mengayunkan lagi palunya dari arah bawah untuk menghantam Zack.

Begitu pula dengan Zack yang ikut mengayunkan palunya dari arah sebaliknya. Mereka mulai saling mengadu kekuatan palu mereka. ‘Dua lawan satu. Berasa tidak adil’ pikirku sambil membuat tameng hexagon di lengan kananku.

“Hei, Saa. Buatin portal ke belakang iblis yang satunya. Kan kuhajar dia.” Ucapku.

“Sudah kubilang jangan memanggilku dengan sebutan itu!” Mungkin dia marah dengan sebutannya. Meskipun begitu dia tetap mengikutiku untuk membuatkan portalnya.

Kuberlari ke arah portal sembari berancang-ancang untuk memukulnya dengan tamengku. Ujung tamengnya menusuk punggung iblis itu hingga membuatnya berdarah.

“Apa-apaan lagi ini! Ada yang menyerangku dari belakang!” teriaknya.

“Tentu saja kejutan.” Kuubah model tameng itu menjadi sebuah pedang dengan mempertahankan ujungnya yang lancip sebagai ujung bilah pedang. Kutekan pedangnya agar menusuk lebih dalam.

“Aarrrgghhh....” Banteng itu meringis kesakitan.

“Oh, sakit ya? Biar kucabut lagi.” Remehku.

“Sialan! Kubunuh kau!” amarahnya mulai menguasai dirinya.

Ia menoleh ke belakang dan mulai menghantamkan palunya ke arahku. Dengan sigap aku langsung merubah kembali pedangku menjadi tameng lalu menahan palunya.

Yah. Aku lupa jika aku memasang tanengnya di lengan kananku, maka aku tidak bisa memukulnya dengan pedang menggunakan tangan kiriku. Maka dari itu aku segera menangkis palu itu dan mulai mundur masuk ke dalam portal.

Portal pun menghilang agar aku bersiap terlebih dahulu dengan situasi yang lebih menguntungkan. Tamengnya kupindahkan ke lengan kiriku dan tangan kananku kupakaikan sarung tangan berbahan titanium. Ini cukup ringan jika dibandingkan dengan sarung tangan besi.

“Saa, buat portal di atas banteng itu terus tutup lagi portalnya biar ga kena ledakannya.” Pintaku.

“Haaah.... Baiklah, jangan berlebihan dalam menggunakannya.” Salsa menurut.

“Tenang aja. Ada Zack yang siap membantu.” Aku tersenyum ke arahnya sambil mengacungkan jempol. Aku segera melompat ke bawah portal dan menginjakkan kakiku di atas pundak iblis itu lalu meletakkan telapak tanganku di lehernya.

Aku menyuruh Zack untuk menjauh karena akan terjadi ledakan di tanganku. “Zack, mundur! Kayanya bakalan panas ini.” Aku mengeluarkan butiran amonium nitrat dari tangan kananku dengan jumlah yang cukup banyak untuk membanjiri lehernya. Setelah itu kusulut api untuk meledakkannya.

BOOM! Lehernya putus bagaikan sedotan yang meleleh saat dibakar di tengah-tengah batangnya.

“Ehehe.... Ehehehehe.” Aku tertawa dengan nada bercandaku seolah ini hal yang lucu. Aku menoleh ke arah iblis satunya yang sedang melawan Zack.

Tapi sebelum itu. Aku harus cepat melepaskan sarung tangannya karena panasnya mulai terasa sama ke kulitku. Aku lupa untuk memasangkan karet di dalamnya. Aku tidak ingin menyerap kembali energi yang tersisa dari tangannya karena takut natergy asal dengan natergy panasnya saling gaduh.

Kali ini aku tidak akan bertarung secara sembunyi-sembunyi. Karena kami lebih unggul dalam jumlah. Hal yang tadinya kubenci kini menjadi kusenangi. Aku tertawa jahat di dalam hatiku.

Kali ini aku tidak mengeluarkan senjata apa-apa selain tameng yang masih menempel di lengan kiriku. Tetapi aku memasukkan tanganku ke dalam saku celanaku dan mengambil kain merah. “Sini banteng ramah. Aku punya kain nih.” Aku mengatakannya sambil tertawa sedikit karena ini akan lucu.

“Jangan kau pikir aku ini bodoh, dasar manusia!” iblis itu mulai marah dan kemudian mengambil palu milik rekannya. Ia berjalan ke arahku. Napasnya mulai mengeluarkan hawa panas. Mulutnya mengeluarkan percikan api. Palu yang dia pegang mengeluarkan api. Sudah pasti dia sedang marah.

Dia mulai mengayunkan palu kanannya ke arah lengan kiriku. Sepertinya ini tidak akan lucu seperti yang kupikirkan. Untung saja aku menyiapkan tameng di tangan kiriku lalu kutahan serangannya dan lumayan berefek pada lenganku. Ini sakit, pikirku. Tak berhenti disitu, dia mengayunkan palu yang satunya lagi ke arah lengan kananku. Kubuat satu lagi tameng di tangan kananku untuk menahannya. Tapi itu sia-sia. Palunya terlalu cepat sehingga tanganku yang terlebih dulu terkena hantaman.

Selagi terpukul mundur, aku menjaga jarak dengannya. “Sekarang bagaimana rasanya tersiksa, manusia?!” nampaknya iblis itu sudah sepenuhnya termakan oleh emosi. “Sekarang matilah!” dia mengayunkan lagi palu yang di tangan kanannya ke arahku. Untung saja tamengku tidak rusak hingga aku masih bisa menahannya. Mungkin rasanya akan lebih sakit dari sebelumnya.

Ternyata rasanya lebih menyakitkan dari hantaman yang sebelumnya. Kurasa setelah ini dia akan menyerangku dengan senjata yang satunya.

Apakah aku bisa menahannya? Apakah aku bisa menghindarinya? Apakah aku akan mati jika tidak bisa menahan atau menghindar? Jangan berpikir bodoh dulu. Lihatlah siapa yang akan menyerang yang ada di hadapanku.

 Bukk...

“Bodoh kali ni banteng malah puter balik padahal lagi ada lawan di depannya.” Zack menghantam tepat pada kepala iblis itu.

Aku tersenyum sedikit atas fakta yang diucapkan Zack. Selagi iblis itu terdiam, kurombak lagi tamengku menjadi belati. Kutancapkan di dagunya dari bawah lalu kupanjangkan ukuran belatinya dan kudorong sekuat tenaga hingga menembus kepalanya.

Sudah dipastikan kalau dia mati. Berakhir sudah pertarungan ini.

...~Π~...

Zack sedang mencari kunci dari sel tempat domba-domba dikurung di mayat iblis yang tadi kami lawan. “Yang ini kan kuncinya?” nampaknya dia telah menemukannya.

“Coba masukin aja dulu.” Ucapku yang sedang duduk beristirahat meringankan luka yang kuterima.

“Sip kebuka.” Nampaknya kuncinya benar. “Tapi gimana caranya kita nganter domba-domba ini balik ke luar portal? Kan disini banyak banteng yang lagi kerja.”

“Kalau itu, aku bisa melakukannya kan?” ucap Salsa.

“Eh iya ya. Kan ada Salsa tadi tuh.” Balas Zack.

“Kau pikir aku ini apa, hah?! Hama?!” yah, wajar kalau dia marah. Dari tadi Salsa hanya beraksi di belakang panggung membantuku dan Zack tidak menerima bantuan apapun.

Zack menggelengkan kepala. “Ish, ish, ish.... Cewe kok gini amat kelakuannya. Yaudah sekarang anter ni domba balik ke asalnya.”

“Iya, iya! Tanpa kau suruh pun aku akan melakukannya.” Lalu Salsa membuat portal di dinding menuju ke lapangan luas dimana seharusnya domba itu hidup. Setelah domba yang terakhir keluar, Salsa ikut keluar juga dan portalnya mulai mengecil.

“Oi, oi. Kok portalnya jadi kecil? Kau mau ninggalin kita ya?! Terus kita baliknya gimana?!” teriak Zack.

“Lewat portal biasa saja kan bisa.” Salsa memalingkan wajahnya dan matanya menoleh ke arah kami sambil tersenyum jahat. Portal pun menghilang meninggalkan kami yang masih di dalam.

“Tu anak ngapain sih. Ikut gebugin aja kaga. Malah kabur sendiri.” Zack kesal dengan tingkah Salsa yang mengejutkan itu.

“Udahlah. Mendingan kita cari aja jalan keluarnya.” Aku berdiri untuk beranjak pergi dari sini.

Tetapi, tanpa diduga segerombolan iblis yang serupa datang menyergap kami. Mungkin mereka terpancing ke arah sini karena suara ledakan yang kubuat. Sepertinya ini akan lebih merepotkan dibanding yang sebelumnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!