Saat berkeliling di sekitar kampus Jessie, Ryan diberikan tatapan yang biasa Ia dapatkan dari orang-orang disekitar. Ryan diberikan tatapan kagum dari para wanita. Bagaimana tidak, Ryan memiliki wajah yang rupawan. Bahkan ada beberapa mahasiswi yang langsung datang kepadanya dan langsung meminta nomor dan media sosialnya. Tentu saja Ryan langsung menolaknya. Pertama Ia sedang bekerja dan tentu saja Ryan tidak akan memberikan informasi pribadinya dan kedua Ryan sudah dijodohkan, jadi Ia tidak akan melirik wanita lain. Ya, walaupun belum ada rasa diantara mereka berdua.
Setelah sudah berkeliling cukup lama, Ryan langsung melihat ke arah jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan waktunya Jessie untuk pergantian pelajaran. Ia tidak menyangka bahwa Ia sudah berkeliling cukup lama. Ia langsung kembali ke kelas Jessie. Ia tahu jadwal pelajarannya karena mendapatkannya dari Alex.
Saat Jessie keluar dari kelasnya bersama Alexa, Ia melihat Ryan sudah berdiri di depan kelasnya dan semua orang mencuri pandang kepada Ryan. Saat melihat Jessie, Ryan berjalan ke arah Jessie. Semua langsung menatap dengan tatapan yang membuat orang menjadi tidak nyaman. Jessie sudah terbiasa dengan tatapan itu sedangkan Ryan melihat Jessie yang sudah terbiasa itu merasa prihatin. Tidak ada yang bisa mengerti perasaan gadis itu.
"Ayo nona, kita ke kelas selanjutnya."
"Iya aku tau. Tidak usah memanggilku dengan nama. Kita sudah kenal lama. Panggil nama saja."
"Aku harus menjaga ke profesionalitas. Tapi kau boleh memanggilku dengan nama."
"Terserah kau saja."
"Ryan, apakah kau tau bahwa kau memiliki wajah yang rupawan?"tanya Alexa. Jessie hanya memutar bola matanya dan Ryan tetap diam mengikuti mereka.
"Aku akan menganggap itu sebagai pujian. Terima kasih,"ucap Ryan dengan senyuman tipis. Mereka sampai ke kelas mereka dan langsung masuk kelas, sedangkan Ryan melanjutkan keliling kampusnya. Ia juga memberitahukan keadaan Jessie kepada Alex karena Ia sendiri yang minta.
...***...
Sekarang adalah waktunya makan siang. Jessie dan Alexa langsung pergi ke kantin sekolah dan diikuti oleh Ryan tentunya. Saat sampai di kantin mereka langsung membeli makan siang dan duduk di meja paling pojok. Ryan hanya duduk di sebelah mereka sambil menatap sekitar. Karena Ryan duduk di sebelah Alexa, Alexa langsung mengambil kesempatan untuk senderan di bahu Ryan.
"Kau tau Ia sedang bekerja,"cap Jessie kepada Alexa. Alexa langsung cemberut dan melanjutkan makannya. Saat mereka sedang makan Michelle dan teman-temannya datang menghampiri mereka.
"Apa yang kalian mau?"tanya Alexa tanpa basa-basi.
"Kami ingin minta maaf,"ucap Michelle dan juga teman-temannya. Alexa langsung tertawa sinis.
"Kalau kalian ada maksud lain bilang saja. Aku tebak kau hanya ingin mendekati Ryan,"ucap Alexa sambil menatap ke arah mereka. Ia tidak mempunyai rasa takut karena jika mereka berani membullynya maka Ia tidak segan untuk membalasnya. Mereka tidak tau saja siapa dirinya.
"Sudahlah jangan bertengkar dilihat banyak orang,"ujar Ryan melerai mereka. Michelle langsung mengambil kesempatan ini untuk berkenalan dengan Ryan.
"Jadi namamu Ryan. Perkenalkan namaku Michelle Ziudith,"ucap Michelle dengan senyum dan tatapan yang menggoda. Ryan hanya diam dan mengangguk.
"Kau tidak banyak bicara rupanya. Tidak apa, hal itu sengat cocok dengan penampilanmu." Michelle kemudian ingin memegang pipi Ryan namun langsung di tangkis Ryan.
"Apa kau selalu bersikap seperti itu? Lebih baik kau pergi saja dari sini daripada merusak moodku untuk makan,"ucap Alexa.
"Bagaimana kalau aku tidak mau? Lagian kau punya hak apa untuk mengusirku?"
"Aku kembali ke kelas,"ucap Jessie yang tidak ingin berlama-lama disana. Ia bangkit dan pergi karena sudah tidak tahan dengan keadaan ini. Ryan langsung bangkit sehingga Michelle langsung menggeser tubuhnya. Ryan menyusul Jessie yang sudah jauh didepannya. Alexa yang masih ada di sana langsung tersenyum mengejek ke Michelle dan gengnya
"Good bye,"ucap Alexa lalu mengejar sahabatnya. Michelle hanya bisa menatap kepergian mereka dengan marah. Usahanya mendekati Ryan sia-sia. Tapi tenang saja Ia mempunyai banyak rencana lain.
Mereka hanya berdiam di kelas. Waktu istirahat tinggal 15 menit lagi. Jadi mereka hanya mengobrol.
"Jadi, aku tau kau dan ayah Jessie mempunyai suatu rencana. Apa itu?"ucap Alexa kepada Ryan. Ryan yang sudah terbiasa dengan tipe Pertanyaan seperti itu hanya memberikan muka datarnya.
"Tidak ada rencana apapun."
Jessie hanya menatap Ryan sambil meminta penjelasan juga. Namun tetap saja Ryan tidak memberitahukannya. Jessie hanya menghela napasnya dan kemudian mereka melanjutkan obrolan mereka. Karena sebentar lagi waktu istirahat akan selesai, maka Ryan langsung keluar dari kelas mereka. Jessie dan Alexa langsung mengambil buku pelajaran dan membacanya sebentar sebelum kelas dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yani Yani
seru cuman bacanya aga gimna gitu ya ,,,,,
2021-05-10
3
Epi Martini
zemungut...
2021-04-26
2