The Perfect Bodyguard

The Perfect Bodyguard

prolog (revisi)

"Selamat pagi putriku,"ucap Alex kepada putrinya yang masih tertidur pulas. Walaupun tertidur tapi Jessie gadis berusia 18 tahun itu menunjukan raut muka yang muram. Ayahnya sedikit menggoyangkan tubuh putrinya. Jessie tampak sedikit terganggu.

Jessie yang terganggu kemudian membuka matanya. Kedua matanya perih karena masih menyesuaikan dengan cahaya yang masuk. Jessie mengubah posisinya menjadi terduduk di kasurnya.

Alex yang melihat itu mencium kening anaknya. Jessie yang melihat ayahnya langsung mengucapkan selamat pagi. Walaupun tidak ada emosi yang ditunjukkan.

"Selamat pagi dad,"ucap Jessie sambil mengucek matanya.

"Selamat pagi Jessie. Hari ini kau harus bantuin daddy bikin sarapan,"ucap Alex sambil mengajak putrinya membuat sarapan. Terkadang putrinya tidak mau membantunya sehingga Ia harus masak sendiri. Walaupun mempunyai banyak pelayan tapi Ia ingin Jessie juga tau caranya memasak.

Jessie yang mendengar ajakan daddynya hanya mengangguk. Ia bahkan belum membuka matanya. Jessie masih sangat mengantuk karena semalam Ia tidur larut.

"Daddy tunggu di dapur ya. Kamu mandi dan siap-siap dulu hari ini kamu ada jadwal kuliah kan?" Ucap Alex yang dibalas dengan anggukan Jessie.

Alex keluar dari kamar putrinya. Sedangkan Jessie pergi ke kamar mandi membawa handuk dan pakaiannya untuk kuliah nanti. Jessie langsung pergi mandi karena Ia tidak ingin ayahnya menunggu kelamaan dan menjadi menunda sarapan.

Selesai mandi, Jessie berjalan ke arah meja riasnya dan langsung mengeringkan rambutnya. Jessie menguncir rambutnya menjadi ponytail dan memakai bedak tipis dan lipbalm. Jessie mengecek buku dan peralatan yang harus Ia bawa untuk kuliahnya. Ia tidak mau kelupaan barang karena akan sangat merepotkan.

Setelah Jessie memastikan bahwa Ia sudah membawa semua peralatan dan bukunya, Jessie berjalan untuk keluar dari kamarnya. Tapi sebelum Ia keluar Ia melihat satu foto yang sangat Ia sayangi dan Ia rawat. Foto terakhir mommynya dan dia. Saat itu Jessie yang masih berusia 14 tahun terlihat sangat senang dilihat dari senyuman lebarnya. Ia mengambil foto itu lalu mengecupnya.

"I Miss you, mom,"ucap Jessie yang tanpa disadari setetes air mata keluar dari matanya.

Jessie pergi ke dapur dan melihat daddynya sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk dimasak menjadi sarapan hari ini. Sepertinya hari ini mereka akan memasak nasi goreng.

"Kita akan masak nasi goreng. Nanti kamu yang goreng dan menambah bumbu sedangkan Daddy akan memotong bahannya,"ucap Alex. Jessie lagi-lagi hanya mengangguk. Ia sudah biasa masak nasi goreng.

Jessie mulai memasak. Alex hanya memotong daging dan sayuran sisanya dikerjakan oleh putrinya. Alex tersenyum melihat putri semata wayangnya itu.

Kematian istrinya memang membuat Jessie menjadi berbeda. Apalagi kematian istrinya disebabkan oleh rival pekerjaannya. Suasana rumah juga menjadi sangat berbeda.

Selesai masak Jessie memindahkan nasi goreng itu ke piring. Dan membawanya ke ruang makan.

Jessie dan Daddynya kemudian berdoa dan makan nasi goreng tersebut. Selesai makan Jessie pun pamit ke ayahnya untuk pergi kuliah.

"Dad, Jessie pergi dulu. Nanti Daddy pergi kerja jangan mengebut saat berkendara. Hati-hati,"ucap Jessie yang kemudian mencium pipi Alex.

Jessie mengambil kunci mobilnya lalu pergi ke tempat kuliahnya.

...***...

Dilain tempat seorang pria dengan postur tubuh tegak dan gagah sedang mengawasi sekitar dan memastikan bahwa kliennya aman.

Pria itu adalah Ryan yang sedang bertugas melindungi seorang politikus. Ia di pekerjakan untuk melindungi politikus itu selama seminggu dan hari ini adalah hari terakhir.

Ryan adalah seorang bodyguard profesional yang sangat terlatih di berbagai bidang. Ia bekerja dibawah agency milik ayahnya sendiri. Yang suatu saat ia akan mewarisinya.

Di balik kacamata hitamnya Ryan melihat keadaan sekitar dengan serius. Seketika ia melihat ada pria yang melakukan gerak mencurigakan. Ryan pun langsung mengubah posisi tubuhnya menjadi lebih waspada dan benar saja sesaat kemudian orang itu hendak menyerang politikus itu namun mampu di halangi oleh Ryan.

Pria itu langsung diamankan oleh polisi disekitar. Politikus itu menghela napas lega karena ia hampir saja diserang oleh orang asing.

Sesaat setelah kejadian itu. Politiku itu mengucapkan terima kasih kepada Ryan. "Terima kasih atas perlindunganmu tugas mu hanya sampai sini saja mulai sekarang aku sudah lebih aman."

Ryan hanya mengangguk. Ia kemudian membukakan pintu mobil sehingga kliennya bisa masuk. Setelah itu, Ia meminta anak buahnya untuk menggantikannya.

Ryan menghela napas. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai bodyguard Ia selalu mendapat waktu istirahat selama seminggu.

Ia memanggil orang untuk menjemputnya. Setelah orang suruhannya datang. Ia meminta untuk diantar kerumahnya. Setelah sampai Ia langsung pergi mandi.

Setelah selesai mandi Ryan melihat bahwa ada notifikasi masuk dari handphonenya. Ryan mengecek notifikasi itu yang ternyata pesan dari ayahnya.

Daddy

Ryan datanglah malam ini kita akan makan malam bersama dengan uncle Alex. Jam 7 malam. Jadi jangan sampai telat.

Ryan hanya menghela napas nya dan langsung merebahkan diri di kasur mengumpulkan tenaga untuk nanti malam. Ryan langsung tertidur dan pergi ke alam mimpinya.

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

myimakk kskk

2023-07-21

0

Nurul Hidayati

Nurul Hidayati

banyak "setelah" nya....

2021-05-09

1

Vela Gia Gia

Vela Gia Gia

dari awal baca nya cerita nya seru kayak nya ya..

2021-05-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!