Ai To Shiawase
...“Aku tak menginginkan harta ataupun barang mewah lainnya, yang kuinginkan hanyalah satu, yaitu … kebahagiaan …”...
...<><><><>...
Aku adalah Ai Mizhunashi. ‘Ai’ dalam Bahasa Jepang memiliki arti ‘cinta’. Mungkin orangtuaku menamaiku seperti ini karena ingin aku menjadi gadis yang tumbuh dengan cinta. Namun ternyata, itu semua salah.
Hari ini adalah hari Minggu. Matahari mulai bersinar dengan terik, menandakan bahwa hari sudah memasuki waktu siang. Aku baru saja selesai mengepel lantai rumah. Kini, aku sedang beristirahat sejenak karena lelah.
Tiba-tiba, aku mendengar seorang wanita paruh baya sedang berteriak menegurku dengan suara lantang.
“Hei! Kenapa kau malah bersantai-santai? Cepat cuci piring-piring kotor itu!" perintah Anna Mizhunashi—ibu kandung yang terasa seperti pembunuh bagiku.
“Tapi, Bu … aku lelah. Biarkan aku beristirahat, sebentar … saja!" Aku memohon kepada ibu untuk memberikanku keringanan.
“Tidak! Kamu sudah tidur kemarin malam. Lagipula, hari ini sudah siang, kenapa kamu mau tidur lagi?!" bentak Ibu yang seakan menginginkanku untuk mati kelelahan.
Dengan raut wajah yang ketakutan, aku menganggukan kepala, mengiyakan perintah Ibu. Lebih baik aku menuruti permintaannya daripada tubuhku dipenuhi luka cambuk lagi.
Aku beranjak dari sofa yang tadi aku gunakan untuk beristirahat. Langkah demi langkah aku berjalan menuju dapur untuk mencuci piring.
Saat sampai di dapur, mataku langsung membola saat melihat ada sekitar lima tumpukan piring kotor yang harus aku cuci. Ya, kemarin orang tuaku mengadakan acara ulang tahun untuk Miku—adikku.
Hah … dia yang ulang tahun tetapi aku yang harus mencuci piring kotornya. Ingin rasanya aku memberontak dan menginjak-nginjak harga diri mereka. Namun, tampaknya itu adalah hal yang mustahil.
Setelah cukup lama berkutek di dapur untuk mencuci piring, akhirnya aku pun selesai. Aku mengusap keningku dengan menggunakan lengan bajuku.
“Akhirnya selesai juga," ucapku sambil menghela napas lega karena telah menyelesaikan pekerjaan berat ini.
Aku membilas tanganku dengan air keran untuk membersihkan sisa-sisa busa dari sabun cuci piring. Setelah selesai, aku pun berjalan masuk ke dalam kamar untuk merebahkan diri.
Saat baru memegang pintu kamar, tiba-tiba saja seorang gadis yang kira-kira berusia 10 tahun, datang menghampiriku. Ya … dia tak lain dan tak bukan adalah Miku, adik kandungku yang selalu diperlakukan baik.
“Onee-san, tolong belikan Miku coklat!" Gadis mungil itu meminta tolong kepadaku untuk membelikan coklat untuknya.
Aku tersenyum dan berjongkok untuk menyamakan tinggi dengannya. Kemudian, aku membelai rambut hitamnya yang terurai dengan lembut.
“Maaf, ya. Kakak sedang lelah, Miku. Nanti kalau kakak sudah selesai beristirahat sebentar saja, kakak akan membelikan coklatnya," ujarku untuk menjelaskan.
Setelah mendengar penjelasanku, mendadak raut wajah Miku berubah. Dia tampak cemberut dengan bibir yang maju dan pipi menggembung. Tak mengucap sepatah kata pun, Miku langsung berjalan pergi meninggalkanku. Hhhh … syukurlah dia mengerti dengan keadaanku.
Aku mengubah posisiku menjadi berdiri lagi. Aku hendak melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar. Namun, tiba-tiba, aku merasa ada yang mencengkram tanganku dengan sangat erat.
“Awhhh …" Aku merintih kesakitan karenanya.
Aku pun berbalik dan melihat siapa yang mencengkram tanganku. Mendadak, tubuhku menjadi merinding saat mengetahui bahwa orang yang mencengkram tanganku adalah ibuku sendiri. Sorot matanya tampak tajam bagaikan elang yang ingin memangsa. Oh Tuhan … penderitaan apa lagi yang harus aku rasakan kali ini …?
“Ngg … ke-kenapa, Bu?" tanyaku dengan tubuh gemetaran.
Sesaat setelah aku bertanya, tiba-tiba saja ibuku semakin menguatkan cengkaramannya.
“Awwwhh …" Rintihan kesakitanku menggema sekali lagi.
“Jangan pura-pura bodoh kamu, ya! Adikmu sedang minta tolong. Bukannya diturutin, malah mau tidur. Sana, cepet beli!" pekik ibuku sembari menyodorkan uang.
Haah … tidak ada pilihan lain. Aku pun mengambil uang yang diberikan oleh ibudan pergi ke toko untuk membeli coklat yang diminta oleh Miku. Aku berjalan dengan langkah kaki yang berat. Rasa lelah telah menguasai diriku.
“Kenapa … kenapa … kenapa … harus aku? Kenapa harus aku yang selalu disuruh? Kenapa harus aku yang selalu merasakan pahit dibalik manisnya kehidupan keluargaku … kenapa?!" umpatku dalam batin yang sudah muak dengan semua ini.
Namun, kembali lagi, aku hanyalah gadis lemah yang tidak memiliki kelebihan apapun. Aku memang ditakdirkan untuk menderita. Ah … sudahlah.
Singkat cerita, aku telah sampai di toko. Aku berjalan mengitari rak-rak makanan untuk mencari coklat yang diinginkan oleh Miku. Setelah cukup lama mencari, akhirnya aku menemukan coklatnya. Tapi sayangnya, coklat itu berada di rak yang sangat tinggi.
Aku tidak bisa meraihnya, karena tinggi badanku terlalu pendek. Hhhh … kenapa aku harus selalu sial?
Aku mencoba bermacam-macam cara. Pertama, aku berjinjit untuk membuat badanku sedikit lebih tinggi. Tapi sayangnya, aku tidak berhasil. Kedua, aku melompat-lompat layaknya kelinci. Tapi, sayangnya aku tidak berhasil lagi.
“Duh … kok susah banget, sih!" Aku mendongak, menatap coklat yang berada di rak tertinggi tersebut.
Tak lama kemudian, seorang laki-laki tampan datang dan mengambilkan coklatnya untukku.
“Ini. Lain kali, kalau kamu butuh bantuan, bilang saja, ya!" ucapnya sambil memberikan coklat tadi.
“A-arigatou Gozaimasu!" Aku mengambil coklatnya dan membungkukkan badan untuk berterima kasih.
Dia tersenyum kepadaku seraya berkata, “Iya, tidak usah dipikirkan. Ngomong-ngomong, aku Rey Tachibana. Kamu bisa memanggilku Rey. Namamu, siapa?" Laki-laki tampan yang ternyata bernama Rey itu menjulurkan tangannya.
Aku menggerakkan tanganku dan menjabat tangan Rey.
“A-aku Ai Mizhunashi," ucapku memperkenalkan diri.
“Wah… kalau begitu aku memanggilmu Ai saja, ya. Boleh, 'kan?" Dia tersenyum ramah.
“Ngg… Boleh, kok. Semua orang memang memanggilku begitu hehe …," kataku dengan diselingi tawa kecil di akhir.
“Baiklah kalau begitu, Ai. Aku pergi dulu, ya. Ini sudah sore, aku sudah terlambat untuk jadwal les," ujar Rey sembari tersenyum ramah.
Aku menganggukan kepala. Sementara itu, Rey berbalik dan hendak berjalan.
“Rey-kun!" seruku memanggil nama Rey.
Rey langsung memberhentikan langkahnya dan berbalik menatapku.
“Hm? Ada apa, Ai?"
“A-anu … sekali lagi, arigatou gozaimasu!" Aku membungkukan badan untuk berterima kasih sekali lagi.
“Ahaha … iya, sama-sama. Baiklah, aku pergi dulu, ya! Sayonara!" Rey melambaikan tangannya sambil tersenyum, kemudian berbalik dan kembali berjalan.
Aku juga tersenyum dan mengibaskan tanganku ke arah kiri dan kanan. Terima kasih, Tuhan. Engkau telah membuatku bahagia—meski … hanya sesaat.
...💓💓💓...
Karena hari sudah mulai petang, aku bergegas berlari menuju rumah.
“Aduh … gara-gara coklat yang berada di rak atas tadi—aku jadi terlambat. Semoga ibu tidak marah,” batinku dengan perasaan khawatir.
Aku sampai di halaman depan rumah. Sebelum masuk, aku membuka sepatu terlebih dahulu. Kemudian, dengan langkah tergesa-gesa—aku masuk ke dalam rumah. Saat sampai di dalam, aku dikejutkan dengan ibu yang sedang bersandar di tembok dengan mata terpejam.
“Dari mana saja, kau?!" tanya ibu dengan nada membentak.
Aku meneguk salivaku, karena aku tahu bahwa akan terjadi sesuatu yang menyakitkan untukku. “A-aku membeli coklat seperti yang diminta oleh Miku," terangku.
Ibuku merubah posisinya yang mulanya bersandar menjadi berdiri. Ibu lalu berjalan mendekatiku. “Lantas, KENAPA KAU BARU PULANG SEKARANG?!" hardik Ibu mencengkram tanganku dengan sangat kuat. Seperti bayanganku, ibu pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.
“Ta-tadi coklatnya berada di rak paling atas … Jadi, aku kesulitan saat ingin—"
Plakk!!
Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, tiba-tiba saja tamparan ibu mendarat dengan sangat kasar di pipiku.
“Jangan banyak alasan, kamu!" ketus ibu dengan mata melotot karena marah.
Aku menatap wajah ibuku dengan mata berkaca-kaca. Sungguh … nasibku memang menyedihkan.
...💓💓💓...
Note : Author menggunakan latar Jepang Modern.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Riou
wibunya kerasa banget /Smile//Smile/
2025-02-21
0
@Kristin
Sudah Favoritnya Thor 🤗
2023-02-27
0
☬Wil-kun
Oke oke, cukup sudah dengan nama Ray Riy Ruy Rey Roy. Kenapa pada suka kali dah sama nama yang kayak gini?🗿
2022-12-25
0