Jangan lupa untuk VOTE dan KIRIM HADIAH yaa😘!!!
Author sayang Readers🥰!!!
Happy Reading!!!
*****
Masih di Ruangan Presdir
"Mami, Zelo mau mimi"
ucap Zero saat dirinya sudah selesai makan
"Sebentar ya Sayang, dibuka dulu"
ucap Arra lembut lalu membuka kotak susu Zero dan memberikannya
"Ah Zelo mau bobo, Mami puk puk ya"
pinta Zero lalu menatap Arra
"Sayang, setelah makan tidak baik langsung tidur. Duduk dulu ya beberapa menit"
"Hu'm othey, Mami"
jawab Zero tersenyum
Sedangkan Arra dan Andra kembali melanjutkan makan yang sempat tertunda dalam keadaan membisu hingga Andra membuka suara
"Arra, kau kelas berapa?"
"Saya siswa tingkat akhir, Pak"
"Lalu mengapa kau tidak sekolah? Padahal ini kan jam sekolah"
"Ehm, saya di skors Pak" jawab Arra seraya menunduk tanpa berani menatap Andra
"Uang sekolahmu menunggak?" tanya Andra yang membuat Arra mengangkat kepala dan menatapnya
"Bapak tau dari mana?"
"Kau tidak mungkin di skors karena nakal di sekolah, Arra" jawab Andra yang membuat Arra hanya diam tanpa berani menjawab Andra
"Dimana kedua orang tuamu?"
"Di sana, Pak" ucap Arra seraya menunjuk awan
"Maafkan saya, Arra" ucap Andra yang merasa bersalah
"Tidak masalah Pak, mereka sudah tenang" jawab Arra tersenyum tipis lalu kembali memakan makanannya
"Ehm, Arra?"
"Iya, Pak ada apa?"
"Kau mau bekerja?"
"Mau Pak mau banget, bekerja sebagai apa ya?"
"Ibu sambung Zero" ucap Andra menahan tawa
Plakkk
Tiba-tiba Arra menampar pipi Andra dengan cukup keras
"Aw" ringis Andra lalu mengusap pelan wajahnya membuat Arra tersadar bahwa sudah kurang ajar terhadap lelaki dihadapannya
"Astaga Bapak, maafkan saya. Pak, mana yang sakit? Aduh maaf banget ya Pak" ucap Arra heboh lalu mengusap pelan wajah Andra bekas tamparannya membuat Andra tertawa seketika
"Pak? Bapak masih waras, kan?" tanya Arra lalu tanpa sadar menempelkan tangannya di kening Andra
"Saya hanya bercanda tapi kenapa kamu malah menampar saya?" tanya Andra disela-sela gelak tawanya
"Ish si Bapak aneh. Bapak mau bikin saya mati muda ya? Bisa jantungan saya Pak, mana saya lagi makan diajak bercanda" gerutu Arra yang membuat Andra terkekeh pelan
"Hanya kamu yang berani menampar wajah saya dan ini tamparan pertama yang saya dapat dari gadis SMU"
"Aduh maaf banget ya Pak. Ehm ada bagusnya juga sih Pak bisa dijadikan sejarah bahwa Pak Andra pernah ditampar" ucap Arra menahan tawa
"Saya tadi hanya bercanda karena melihat Zero yang sangat akrab denganmu padahal Zero tipe anak yang tidak pernah bisa akrab dengan orang asing. Tapi denganmu berbeda, Zero bahkan memaksa memanggilmu Mami, maafkan anak saya ya"
"Tidak masalah Pak, saya senang bertemu Zero, dia anak yang baik dan pintar" ucap Arra tersenyum tipis lalu mereka tersadar bahwa Zero sedari tadi hanya diam
"Zero?"
ucap mereka bersamaan lalu melihat Zero yang sudah tertidur ditengah keduanya dengan posisi duduk
Seketika gelak tawa memenuhi ruangan Andra karena melihat posisi tidur Zero yang sangat lucu menurut keduanya
"Kelelahan banget Pak. Ini Zero nya ditidurkan dimana Pak?" tanya Arra yang sedang memperbaiki posisi tidur Zero agar lebih nyaman
"Sebentar" ucap Andra lalu berjalan mendekati lemari buku dan membukanya
"Arra?" panggil Andra karena melihat Arra yang melamun menatap lemari yang bergerak
"Arra, lalat akan masuk ke mulutmu jika kau terus membukanya" ucap Andra yang membuat Arra tersentak lalu menutup mulutnya rapat-rapat
"Bapak, ini ruangan apa?"
"Kamar" jawab Andra singkat lalu menggendong Zero di pelukannya
"Bisakah saya minta tolong? Tolong ambilkan tas Zero dan ikuti saya" ucap Andra lalu berjalan menuju ruang rahasia bersama Arra yang dibelakangnya
Setelah menidurkan Zero dengan hati-hati, Andra pun meminta Arra untuk duduk bersamanya di pinggir tempat tidur
"Arra, bisakah saya meminta tolong?"
"Pak, kalau Bapak bercanda lagi saya tidak mau mendengarnya. Saya masih mau hidup Pak, tidak mau mati gara-gara jantungan" ucap Arra yang tanpa sadar membuat Andra tertawa
"Saya serius, Arra"
"Bapak mau minta tolong apa?"
"Tolong jaga Zero sekarang, saya harus pergi menemui Tania untuk meminta banding agar hak asuh bisa jatuh ke tangan saya"
"Pak, bagaimana bisa Bapak mempercayai saya? Bahkan kita baru bertemu hari ini"
"Saya percaya kamu, jika kamu ingin menculik dan melukai Zero, kamu tidak akan bersikap lembut kepadanya sejak tadi"
"Jadi bagaimana Arra? Bisakah saya meminta tolong jika kamu tidak keberatan?"
"Saya sih tidak keberatan Pak untuk menjaga Zero, tapi saya takut ditinggalkan di ruangan Bapak hanya berdua dengan Zero, saya takut pandangan para karyawan Bapak nantinya. Bagaimana jika ada yang masuk dan melihat saya?"
"Kamu tenanglah, tidak akan ada yang berani masuk ke ruangan tanpa seizin Leo. Dan juga jika kamu menginginkan sesuatu atau kesusahan tekan remote yang ada di meja itu, remote itu tersambung dengan ruangan Leo jadi Leo akan kemari menemui mu"
"Apa kau memiliki ponsel?" tanya Andra yang membuat Arra menggeleng pelan
"Oh baiklah, tekan saja remote itu jika kamu membutuhkan sesuatu. Dan juga ingat, jangan tinggalkan Zero kepada siapa pun, saya hanya mempercayai kamu dan Leo di kantor ini" ucap Andra tegas yang membuat Arra mengangguk cepat
"Saya titip Zero, saya harus pergi sekarang" ucap Andra berpamitan lalu mencium pucuk kepala Zero dan pergi keluar
"Mami...Mami" gumam Zero yang terbangun karena ciuman Andra di kepalanya
"Ya, Sayang, Mami disini" ucap Arra yang merasa geli mendengar dirinya menyebut kata Mami
"Puk puk Zelo, Mam" pinta Zero dengan mata yang masih tertutup dan tangan yang menepuk-nepuk pantatnya
"Baiklah, Zero tidur ya Sayang" ucap Arra lalu berbaring mendekati Zero dan mulai menepuk-nepuk pantat bocah itu hingga tertidur
Setelah selesai menidurkan Zero, Arra pun duduk di sofa yang tak jauh dari tempat tidur setelah mengelilingi Zero dengan guling
"Bagaimana ini? Apa yang harus ku katakan pada Ibu? Aku harus mencari kerja paruh waktu lagi agar bisa membayar uang sekolah dan membantu Ibu memberi makan anak-anak" ucap Arra lalu menatap Zero yang sedang tertidur
"Kasihan sekali nasibmu Nak, kau masih kecil tapi sudah merasakan perasaan ditinggal dan kekurangan kasih sayang. Berdoalah agar Papi mu bisa mendapatkan hak asuh mu" ucap Arra tersenyum tipis
Karena terlalu berpikir keras, Arra tidak menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan Andra
"Ish Andra dimana? Kenapa tidak ada di ruangannya?" ketus wanita itu hingga terdengar dari balik pintu membuat Arra tersadar bahwa ada yang masuk
Arra pun cepat-cepat mencari celah agar melihat siapa yang ada di ruangan Andra, untunglah ada sebuah lubang kecil yang mungkin memang sengaja dibuat sehingga Arra dengan mudah melihat ke luar
Terlihat seorang wanita cantik yang berjalan kesana kemari seraya sesekali memanggil nama Andra, namun yang menjadi fokus Arra adalah wanita itu tiba-tiba berjalan mendekati meja kerja dan menempelkan sesuatu di bawah laci meja Andra
Lalu wanita itu mulai mencari-cari sesuatu di tumpukan berkas hingga semua laci dibongkarnya, entah apa yang dicarinya
Mungkin karena tidak mendapat sesuatu yang diinginkan, wanita itu pergi dengan wajah kesal tak lupa membereskan berkas-berkas yang berantakan agar Andra tidak mengetahui kehadirannya.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
susi 2020
😎😎😎
2023-11-09
2
susi 2020
🤭🤭😘
2023-11-09
1
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
lucu ternyata ceritanya,biarpun masih awal tapi udah seru😁😁
2022-11-23
1