Saat sudah dibawah Khanza melihat Bi Inahya didapur sepertinya sedang memasak, Khanza pun menghampiri.
“Bi…” panggil Khanza.
“Ehh, neng Khanza. Apa atuh neng?" tanya Bi Inahya.
“Khanza bantuin masaknya ya, sekalian mau masakin makanan kesukaan Rhea." ujar Khanza menjawab pertanyaan Bi Inahya.
Bi Inahya tersenyum dan memberikan anggukan. Mereka berdua memasak bersama dan saling mengobrol, apapun topiknya mereka bahasa. Sampai tidak terasa masakan mereka sudah selasai, tinggal menghindangkan di meja makan. Khanza yang ingin menghidangkan dicegah oleh Bi Inahya.
“Aduhh si neng, gausah biar bibi aja.”
“Ga pa-pa biar Khanza bantu bi.”
“Mending si neng mandi aja, pasti neng capekan habis nenangi si cantik nangis.”
Khanza terkekeh.”Bibi tahu Rhea nangis?"
“Emm, iya neng. Bibi tadi habis dari belanja… eh ga sengaja dengar tuan bentak non cantik. Bibi kasihan sama non cantik neng.”
“Kasihan? Emangnya Rhea kenapa bi?"
Bi Inahya terdiam, bingung ingin bercerita atau tidak. Khanza yang menyadari itupun mendekat Bi Inahya dan memegang bahunya dengan kedua tanganya.
“Bi… Bibi percayakan sama Khanza,” kata Khanza membuat Bi Inahya menatap dalam matanya lalu memberi anggukan.”Jadi cerita lah bi. Walaupun Khanza sudah sangat lama kenal Rhea dan tiga tahun kita berdua sahabatan. Sedikitipun Khanza tidak pernah menyinggung sesuatu yang membuat Rhea menjadi sedih, Khanza pun tau kalau sebenarnya Rhea sangatlah kekurangan kasih sayang hanya menatap dalam dari matanya semua itu Khanza tahu tapi tidak semua orang bisa tahu itu,” setelah mengucapkan itu air mata Khanza menetas.
“Neng!"
“Engga bi, Khanza ga pa-pa, jadi bibi maukan bercerita sedikit tentang apa yang Rhea alami dan tidak Khanza ketahui.”
“Baiklah neng, bibi bakal cerita." Bi Inahya memulai ceritanya, dimana Rhea yang sering ditinggal kerja oleh kedua orangtuanya sedari ia masih kecil, sering menangis sendirian didalam kamar tidak ada yang memberinya perhatian, hanya tuan Antonio yang kadang-kadang pulang kerumah tapi hanya pulang dan tidak mau bermain setiap kali Rhea mengajak untuk ditemani bermain selalu menolaknya. Sampai suatu hari Rhea sakit terkena tifus membuat tuan Antonio dan nyonya Laura menyesal karena tidak memperhatikan anaknya, tapi penyesalan nyonya Laura hanya sebentar dan kembali lagi pada kesibukan. Tetapi tidak dengan tuan Antonio yang mulai berubah dan memperhatikan Rhea. Setiap liburan mereka akan pergi jalan-jalan bersama, tuan Antonio bener-bener berubah saat itu.
Khanza sampai tidak berhenti mengeluarkan air mata mendengar cerita demi cerita dari Bi Inahya. Pantas saja Rhea selalu menginginkan perhatian darinya, tetapi itu juga membuatnya senang karna ia juga sangat menyayanginya. Rhea sudah seperti adik bagi Khanza.
“Neng sebernarnya ini pertama kalinya bibi mendengar tuan membentak non cantik, padahal tuan walaupun dulu jarang memperhatikan non cantik saat non cantik sering merengek, tuan sama sekali tidak pernah membentaknya. Mungkin tuan melihat non cantik menarik rambut non Nasya dan menurut tuan itu kasar. Karna tuan memang tidak suka kekasaran makanya setiap tuan berdebat dengan nyonya Laura, tuan sama sekali tidak pernah memukul bahkan tuan lebih sering mengalah. Inti dari cerita bibi tuan dan non cantik kurang perhatian dari nyonya Laura yang super sibuk.” Bi Inahya mengelus dadanya setelah menceritakan semua tidak ada terlewat sedikitpun.
Sekarang Khanza memahami kenapa om Antonio membentak Rhea, karna ia tidak suka putrinya berbuat kasar dan melukai orang lain.
“Hiks… Khanza sedih dengar cerita Rhea," ujar Khanza. Entah bagaimana jika sekarang ia yang berada diposisi Rhea, mungkin ia tidak akan sekuat Rhea. Tetapi sebenarnya sahabatnya itu lebih beruntung karna masih memiliki orangtua lengkap tidak seperti anak yatim piatu yang sekalipun tidak tahu wajah orangtuanya seperti apa. Ibu panti menemukan didepan dengan surat berisikan namanya dan kalung dilehernya yang berinisial KA.
“Neng! Sebaiknya neng mandi sana. Terus sholat maghrib.” ucap Bi Inahya. Khanza mengangguk dan pamit meninggalkan dapur lalu pergi kekamarnya.
...****...
Sehabis mandi Khanza mengelar sajadah dan memakai mukena, lalu melaksanakan sholat maghrib sendiri. Selesai sholat ia mengaji sebentar karna sudah beberapa hari ia tidak mengaji melantunkan ayat-ayat suci al-quran. Usai dengan mengaji Khanza merapikan bajunya dan menyusunkan ke dalam lemari, ia tidak satu kamar dengan Bi Inahya melainkan bersebelahan saja.
Sudah dengan kegiatan Khanza keluar dari kamarnya, sebelum ia sudah berpikir ingin membangunkan Rhea atau tidak. Hati nuraninya mengatakan untuk membangunkan tapi tidak dengan pikirannya yang malah bertentangan.
Cukup lama berperang dengan hati dan pikiran akhirnya ia memutuskan akan membangunkan Rhea.
Ketika sudah berada di atas ia melihat kamar Rhea yang sedikit terbuka dan melihat kedalam. Ternyata Rhea sedang asik mengobrol dengan tante Laura dan Nasya. Khanza yang melihat itu semua ikut merasakan kebahagian Rhea, asik dengan acara mengintip Khanza kaget ketika merasa bahunya dipegang seseorang. Dengan cepat ia menoleh.
‘Siapa cowo ini.’ batin Khanza melihat intens pria didepan nya dengan mata bulatnya.
“Lo siapa dan ngapain disini?" tanya Kevin. Sedang yang ditanya malah bengong.
“Yaelah malah bengong ni cewe. Heii!. Lo ngapain disini,” bukan jawaban yang didapat Kevin malah tangannya ditarik oleh Khanza.
Segera Kevin melepaskan tangannya dengan menghempaskan tangan Khanza.”Bisa ga sih gausah tarik-tarik.”
“Hehe, maaf ya.”
“Lo tadi ngapain, ngintip-ngintip kamar Rhea. Ga sopan banget sih, lo pelayan kan disini," crocos Kevin.
“Kenalin, aku Khanza sahabatnya Rhea," Khanza malah mengenalkan dirinya.
“Apa lo bilang sahabat, bercanda lo ya.”
“Emang kenapa kalau aku sahabatan sama Rhea?" tanya Khanza
“Karna gue ga percaya sepupu gue sahabatan sama modelan kampungan kaya lo," kata Kevin menohok.
Tidak memperdulikan lagi, Khanza pun berlari menuruni tangga dan keluar dari mansion dengan air mata yang berlinang. Bi Inahya yang melihat itu ingin mencegah tapi keburu Khanza yang sangat cepat larinya.
“Neng Khanza kenapa lagi ya. Kasi-…"
“Dor!” Maman mengejutkan Bi Inahya.
“Ehh kasian kasian," Bi Inahya latah.
Maman tertawa mendengar latahan Bi Inahya.”Siapa Inah yang kamu kasiani?" tanyanya.
“Maman kamu ya," Bi Inahya ingin memukul Maman, tapi orangnya keburu pergi.
“Tunggu aja ya kamu-…”
“Tunggu! Siapa bi," sela Rhea memotong ucapan Bi Inahya.
“Ehh non cantik, ga pa-pa non biasa Maman suka usil,” jawab Bi Inahya membuat Rhea terkekeh.
“Bi makananya sudah siap?” tanya Laura.
“Sudah nyonya.”
“Yasudah. Ayo! Sayang kita ke meja makan.” Laura mengajak putrinya. Rhea mengangguk saja, lalu ibu dan anak beriringan berjalan menuju ke meja makan.
Bi Inahya yang melihat itu tersenyum, berdoa semoga hubungan anak dan ibu yang ia lihat sekarang selalu baik-baik saja. Selalu diberi kebahagiaan dan berdoa juga semoga nyonya Laura berubah.
Di meja makan mereka duduk berempat saja, saat sedang makan Rhea barulah ingat tidak adanya kehadiran Khanza. Ia ingat karna makanan yang dimakannya adalah masakan Khanza, Bi Inahya yang ingin kembali ke dapur pun tidak jadi karna Rhea menghentikannya.
“Bi, tunggu!"
“Kenapa non?"
“Khanza kemana bi?" tanya Rhea, dikamar saat ia terbangun bukannya Khanza yang dilihat disampingnya melainkan mommy nya, membuat Rhea mencari-cari keberadaan sahabatnya itu.
“I-itu non, neng Khanza tadi keluar dari mansion ga tau kemana.” jawaban Bi Inahya membuat Rhea seketika berdiri dari kursi, ingin keluar mencari keberadaan Khanza. Ia sangat khawatir dengan sahabatnya itu.
Tapi sebelum Rhea melangkahkan kakinya, tangannya sudah di pegang erat Laura duluan.
“Lepasin mom, Rhea mau cari Khanza," ujar Rhea.
“Tidak, mommy tidak megijinkan kamu keluar meninggalkan makan malam hanya untuk mencari gadis itu.”
“Mom," Rhea menatap mommy dengan tatapan memohon.
“Sayang dengerin mommy ya sekali ini aja." Laura berkata sangat lembut. Rhea pun luluh dengan kelembutan Laura.
Laura menjadi senang Rhea menurut padanya, ia akan menggunakan waktu libur satu minggu ini dengan sangat baik. Laura sudah membuat rencana mengajak Rhea liburan ke kota B, sekalian mempertemukannya dengan seseorang yang sangat ingin melihat Rhea.
***
Bersambung. . .
Follow juga ya!!
Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.
Terimakasih💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Clara Safitri
jangan2 rhea anaknya kekasih gelapnya
2022-04-22
0
Marcellina Dwi Putri
jangan bilang rhea bukan anak kandung antini tapi anak dari selingkuhan Laura
2022-03-21
0
Cici Putrahazeer
suka bgz ceritanya...
2022-01-21
0