Rhea pov
Setelah tadi mendengar bentakan dari daddy ku, membuat ku lari menaiki tangga menuju kamarku. Aku sama sekali sudah tidak mengingat lagi bahwa di mansion ini ada lift akses cepat naik keatas.
Sampai dikamarku, aku langsung mejatuhkan tubuhku diranjang dan menelungkup, menangis sejadi-jadinya. Aku memang tidak bisa dibentak sama sekali dan ini pertama kalinya daddy membentak.
Entahlah aku tidak tahu kenapa daddy membentaku, mungkin karena aku yang menjadi kasar. Sebelumnya juga aku tidak pernah sekasar itu, tapi saat Nasya mengatakan kalau baju-baju Khanza dipindahkan ke kamar pembantu membuat emosiku seketika meledak-ledak.
Aku sangat menyayangi Khanza jadi membuatku tidak terima dengan perilaku Nasya yang seenaknya saja memindahkan barang-barang sahabatku tanpa meminta ijin dulu. Akibat terlalu menangis, sampai-sampai orang masuk kekamarku pun aku tidak tahu.
“Rhea…” aku menoleh kearah suara yang memanggilku.
Khanza duduk diranjangku dan mengelus-ngelus rambutku dengan sayang. Itu membuatku sangat nyaman.
“Udah jangan nangis, aku ga pa-pa kok tidur dikamar pembantu,” ucapannya membuatku semakin menangis.
“Hiks… hikss hikks," aku bangkit dari telungkupku dan memeluk Khanza.
“Hiks… huk hiks ga terima hiks Nasya seenaknya huk hiks mindahin barang-barang kamu,”
“Udah ya ga pa-pa re, dengarin aku.” Khanza melepaskan pelukan dariku dan menangkup kedua pipiku.”Bagiku dimana pun aku tidur itu tidak masalah, tapi itu membuat ku sudah sangat bersyukur, karna masih dikasih tempat tinggal yang layak.” ucapan Khanza membuatku terharu.
Aku salut dengan Khanza, dia tidak pernah mengeluhkan sama sekali itu semua tapi aku yang tidak terima dengan semua itu. Bagiku Khanza segala-segalanya setelah daddy. Mengingat daddy membuatku menangis kembali dan memeluk Khanza tambah erat-seeratnya.
“Heii, kenapa nangis lagi,"
“Aku sedih hiks huk… karna daddy bentak aku nza. Sebelumnya daddy ga pernah sama sekali bentak aku hiks," ucapku sesegukan.
“Mungkin tadi om Antonio kelepasan bentak kamu re, jadi udah ya jangan nangis lagi. Gimana nanti makan malam aku masakin makanan kesukaan kamu,” Khanza berusaha membujukku.
“Hiks huk hiks… boleh," balasku.
“Yaudah tapi sekarang Rhea ganti baju, baru istirahat dulu ya.”
“Hiks huk tapi temani!" rengekku seperti anak kecil. Itulah aku jika sudah bersama sahabatku akan menjadi anak kecil yang ingin dimanja.
Setelah Khanza memberikan anggukan, aku pun langsung bangkit mengambil bajuku dan menuju kamar mandi mengganti baju sekolah dengan baju santai agar lebih nyaman. Selesai akupun berbaring dan meminta Khanza untuk mengelus-ngelus rambutku, dia melakukan yang aku minta.
Tidak berapa lama aku pun terlelap dalam tidurku, sangat pulas karena sentuhan tangan sahabatku yang sangat lembut dirambutku.
...****...
Khanza yang asik mengelus rambut Rhea membuat matanya juga ikut mengantuk dan akhirnya ia tertidur dengan tangan masih sesekali mengelus rambut Rhea tanpa sadar.
Di ruang tamu Laura menyuruh Nasya untuk istirahat dikamarnya, setelah Nasya menuju kamarnya. Laura pun bangkit bukan ingin menuju kamarnya melainkan kekamar putrinya yaitu Rhea.
Laura membuka pintu kamar Rhea yang tidak dikunci dan masuk kedalam, emosinya seketika memuncak saat melihat Khanza tidur di samping putrinya tapi Laura masih bisa menahanya. Karna tidak ingin sampai Rhea terbangun, dimata putrinya yang masih terlihat sisa-sisa air mata.
Lalu mendekati sebelum mengelus kepala putrinya Laura menyingkirkan dulu tangan Khanza. Barulah ia mengelus rambut Rhea dan sesekali mencium sayang.
“Maafin mommy sayang, yang tidak pernah ada waktu untukmu.”gumannya.
“Mommy ga bisa ninggalin karir yang sudah mom raih sekarang.”Laura meneteskan air mata, walaupun ia jarang bersama Rhea bahkan bisa dihitung pakai jari kebersamaan mereka. Tetapi Laura sedikitpun tidak ada dipikirannya untuk tidak menyayangi putrinya.
Tapi mau bagaimana lagi jika Rhea yang kurang perhatiin, membuat gadis itu mencari perhatian dari orang lain yang bisa memberikan kasih sayang seperti seorang ibu. Hanya sosok Khanza lah yang bisa memberikan itu semua kepada gadis itu.
Khanza tadi sempat terlelap tapi saat merasakan ada orang yang memindahkan tangannya membuatnya terbangun tapi dengan cepat pura-pura menutup mata kembali seperti orang tidur. Ia mendengarkan kalimat orang itu dibuat tertegun dengan ucapan yang terlontar dari Laura mommy dari Rhea. Khanza masih diam mendengarkan, hingga tidak sadar bahunya di toel dengan keras.
“Hoam," Khanza bangun dan berpura-pura menguap agar Laura percaya kalau baru bangun.
“Cepat keluar dari kamar anak saya," sarkas Laura tapi masih pelan mengucapkannya.
“Tapi re-…”
“Biar saya yang menemani Rhea tidur, dan cepatlah keluar karna saya semakin enek liat wajah sok polos kamu gadis kampungan." ketus Laura.
Khanza pun hanya mengangguk, lalu turun dari ranjang Rhea. Keluar meninggalkan ibu dan anak berdua didalam kamar. Mungkin Laura ingin bersama dengan Rhea, dia memahami itu. Tapi apakah tidak bisa Laura berkata baik-baik. Sungguh kalimat tadi menyayat hatinya, sempat tadi berpikir jika Laura adalah wanita yang sangat baik. Karna kebaikan Rhea membuatnya berpikir seperti demikian, tapi ternyata dipikirannya tidak sesuai ekspektasi.
Sedang didalam kamar Laura menggantikan Khanza tidur disamping Rhea, sambil memeluk putrinya dan ikut tertidur.
****
Bersambung. . .
Follow juga ya!!
Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.
Terimakasih💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
PimCherry
kali ini buah jatuh jauhh dr pohonnya 😅
2022-04-23
0
Supartini
tu mama asli pa tiri sih judes bamget kasian khansa
2021-12-20
0
you can call me cwk
kok aku yg sakit ya denger Khanza dibentak😭
2021-12-12
0