Khanza dan Rhea sudah berada di pos satpam, menunggu Antonio menjemput mereka. Tadi Antonio mengirimi pesan pada Rhea akan menjemput, sekalian pulang kantor juga. Karna perkerjaan dikantor juga sudah selesai jadi Antonio memutuskan untuk pulang saja.
Masih menunggu tiba-tiba Leo melintas depan Khanza dan Rhea yang sedang duduk dikursi pos satpam. Memang disana tersedia kursi, tapi tidak banyak. Makanya siapa yang lebih dulu di pos satpam akan mendapat tempat duduk.
Leo membuka helm full face nya.”Aku duluan ya," tukasnya.
“Iya, hati-hati leo." sahut Khanza.
Tetapi Leo masih belum menjalankan motornya, karna masih menunggu satu orang yang belum memgucapkan seperti kalimat Khanza.
“Ngapain masih disini?" tanya Rhea.
“Kamu gamau ngucapin kaya yang diucapkan Khanza ke aku," ujar Leo.
“Engga.”
“Yaudah aku bakal tetap disini.”
‘Ngapain sih ni orang minta diucapkan segala, haduhh! Mana bentar lagi daddy nyampe lagi.’ batin Rhea.
“Yaudah! Hati-hati.” ucap Rhea mengalah sebelum nanti Antonio datang.
Mendengar apa yang diucapkan Rhea, Leo segera menjalankan motornya pulang.
Tidak lama kepergian Leo, dari arah seberang Rhea melihat mobil Antonio. Mereka berdua menyebrang dengan dibantu satpam, sudah berada didalam mobil dengan Rhea duduk di samping Antonio yang menyetir dan Khanza dibelakang. Antonio segera menjalankan mobilnya menuju jalanan pulang.
“Kalian sudah makan siang belum?" tanya Antonio kepada keduanya.
“Sudah dad tapi Rhea laper lagi.” jawab Rhea.
Tatapan Antonio mengarah pada Khanza, ia menatapan lewat kaca spion tengah yang ada didalam. Khanza merasa ditatap oleh Antonio, mengeluarkan suaranya juga.
“Sa-saya terserah saja om," gugup Khanza.
“Kita makan dulu sebelum pulang.” Antonio menjalankan mobilnya menuju restoran untuk mengisi perut mereka dulu sebelum pulang ke mansion.
Sampai direstoran mereka turun dan masuk ke dalam langsung disambut pemilik restoran, memang Antonio sudah menghubungi pihak restoran untuk reservasi lebih dulu.
Mereka di sambut oleh pemilik restoran, padahal Antonio sama sekali tidak minta untuk di sambut.
"Selamat datang tuan Antonio dan nona-nona direstoran saya. Senang anda berkunjung disini." sambut pemilik restoran dengan senyuman serta keramahan.
Antonio menatap datar dan mengangguk saja. Sedang Khanza dan Rhea membalas dengan senyuman juga dan mengangguk.
"Silahkan, mari ikuti saya."
Mereka bertiga mengikuti pemilik restoran, yang akan mengarahkan dimana tempat duduk mereka.
Lalu mereka duduk lebih dahulu, dan datang salah satu pelayan membawa buku menu restoran.
"Silahkan tuan dan nona-nona ini buku menunya." ucap pemilik restoran tersebut, karna ia sendiri yang akan melayani mereka. Karna tamunya adalah tuan Antonio, sang pembisnis terkenal dan terkaya.
Antonio sudah memesan makanan nya, Rhea juga sudah memesan makanannya. Yang belum memesan hanya Khanza, karna Khanza masih melihat buku menunya bingung ingin memesan apa karna makanannya serba mahal dan tidak ada yang murah.
'Kenapa ini makananya mahal banget, ini uangnya cukup untuk kebutuhan ku satu minggu.' batin Khanza.
"Nza kenapa? Kamu bingung ya mau pesan apa, sini biar aku pilihkan aja," kata Rhea mengambil buku menu di tangan Khanza.
"Rhe sini deh," ucap Khanza pelan pada Rhea agar mendekat padanya.
"Kenapa nza?" tanya Rhea mendekat kearah Khanza.
"Makanannya mahal-mahal, gaada yang murah apa. Mending aku gausah makan aja ya, nanti dirumah masak aja." bisik Khanza ditelinga Rhea.
Rhea terkekeh mendengar bisikan Khanza. Memang sahabatnya ini bener-bener membuat ia speechless.
"Yaudah yah kamu tenang aja kitakan sama daddy aku juga, biar aku aja yang pesenin kamu." Rhea memesankan makanan untuk Khanza dan Khanza yang sudah dipesankan makanan tidak bisa mencegah dan menolaknya lagi.
Antonio memperhatikan kedekatan kedua gadis bersahabat. Saat makanan mereka datang Khanza hanya melihat saja dan bingung bagaimana caranya makan menggunakan sumpit dan memotong dagingnya. Takut salah dan malah mempermalukan Antonio dan Rhea.
"Silahkan dinikmati makanannya tuan dan nona-nona. Saya permisi dulu." ucap pemilik restoran. Setelah itu permisi untuk meninggalkan mereka. Karna pemilik restoran paham akan tuan Antonio yang tidak ingin diganggu saat menikmati makanan.
Antonio dan Rhea mulai menyuap makanan mereka, sedang Khanza masih mencoba memakan spaghetti pakai sumpit tapi tidak bisa lalu ia melihat steak daging yang tadi dipesankan Rhea untuknya mencoba memotongnya memakai pisau dan garfu, malah garfunya jatuh dan menimbulkan suara. sebenarnya tadi ia ingin memakan spaghetti pakai garfu, tapi garfunya sudah jatuh kebawah tidak mungkin mengambil kembali.
'Ting'(anggap saja suara jatuh sendok)
Antonio menoleh saat medengar suara sesuatu yang jatuh, melihat Khanza seperti kesusahan ingin memakan spagheti nya kembali menggunakan sumpit karna garfunya sudah jatuh, lalu melihat kearah putrinya, yang makan dengan tenang tidak tahu jika sahabatnya sedang berusaha mengambil makanan.
Dengan keinisiatifan Antonio mengambil makanan dipiring Khanza dengan sumpitnya lalu mengarahkannya ke mulut Khanza. Melihat itu Khanza bengong saja belum membuka mulutnya.
"Bukalah mulut mu, tangan saya sudah pegal menunggunya." ujar Antonio.
Refleks Khanza membuka mulutnya dan menguyah makanannya. Rhea sebenarnya tahu tapi ia berpura-pura asik dengan makanannya, sesekali juga ia menoleh. Tapi hanya sebentar dan kembali lagi dengan melanjutkan makanannya.
"Kalo tidak bisa makan pakai sumpit, dan memotong steak daging. bilang saja sama saya akan memotongkannya atau Rhea akan membantumu," kata Antonio. Khanza menunduk lalu mengangguk.
"Yasudah sini saya ajarin." Antonio mulai mengajari Khanza memotong steak daging dan makan dengan menggunakan sumpit. Khanza gugup karna Antonio memegang tangannya dan ia malah memandang wajah tampan Antonio tanpa berkedip. Antonio pun juga memandang Khanza, mereka pun bertatap-tatapan.
Rhea yang melihat daddy nya yang mengajari sahabatnya membuatnya tersenyum-senyum, apalagi mereka berdua saling menatap satu sama lain.
"EHEM." Rhea berdehem sedikit keras.
Membuat mereka yang tadi saling tatap menjadi salah tingkah. Sedang Antonio merubah raut wajahnya menjadi datar dan Khanza melihat kearah lain menormalkan wajahnya yang pasti merona.
"Apa kamu sudah bisa memakan spagheti menggunakan sumpit dan memotong steak daging?" tanya Antonio memastikan.
"Eungg, i-iya bisa om," jawab Khanza gugup.
"Coba di makan nza, aku mau lihat." timpal Rhea.
Khanza mencoba perlahan makan spaghetti menggunakan sumpit dan memotong steak daging. Akhirnya bisa dan memakan semua makanannya sampai habis karna sayangkan sudah mahal makanannya malah tidak habis, kan mubazir jadinya. Di steak daging ada kacang-kacangan, tetapi Khanza tidak memakan kacang-kacangan karna ia alergi dengan makanan itu.
"Kenapa kacangnya tidak dimakan?" tanya Antonio.
"Khanza alergi sama kacang-kacangan dad." sahut Rhea.
Antonio hanya mangut-mangut. Setelah selesai makan mereka keluar dari restoran tersebut dan masuk kedalam mobil, pulang menuju mansion.
****
Bersambung. . .
Follow juga ya!!
Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.
Terimakasih💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Jihan Hwang
kak...kenapa garfu ?, bukan garpu
2024-01-16
0
Yoana Idris
Spaghetti pake garpu kek nya bukan sumpit
2023-07-18
0
Sifera Indahyani
visual nya jgn korea ya thor, ga cocok kayanya
2022-06-15
0